The city in its complete sense, then, is a geographic plexus [jejaring], an economic organization, an institutional process, a theatre of social actionand a symbol of collective unit. On the one hand it is a physical frame for the commonplace domestic and economic activities; on the other, it is a consciously dramatic setting for the more significant actions and more sublimated urges of human culture.
Lewis Mumford [The Culture of Cities] (Simonds, 1983)
Kota & Wilayah terdiri atas FORM, FUNGSI & NILAI (VALUE)
Kota yang hidup dapat dimisalkan sebagai sebuah komputer PC yang bekerja baik dan digunakan secara optimum : FORM NILAI : : hardware software org-ware FUNGSI :
lanjutan....
Basis hubungan: social acquaintance (saling membutuhkan bantuan atau pertolongan secara sosial) Fasilitas cluster di negeri yang maju: parkir bersama yang jauh dari jalan raya, pedestrian, taman-taman bermain skala kecil dan sebagainya. Bentuk (lay-out) cul-de-sac atau gang buntu menginduksi keakraban dan kebersamaan antar tetangga dalam cluster
3/27/2010
lanjutan....
Di Jawa dikenal istilah kampung (atau setara hamlet di Amerika dan Eropa) yang terdiri atas beberapa RT dalam suatu RW. Di negeri yang maju, ketetanggaan berada jauh dari jalan raya (jalan arteri), tetapi mempunyai akses yang baik terhadap jalan kolektor.
4. KOMUNITI (COMMUNITY)
Kumpulan dari ketetanggaan-ketetanggaan yang kira-kira setara dengan skala desa atau kelurahan hingga kecamatan Mempunyai fasilitas: sekolah dasar hingga menengah, balai pengobatan [Puskesmas], RTH berupa green belt, taman lingkungan, pertokoan, amenities, club house dan sarana peribadatan dan berbagai identitas yang menjadi kebanggaan komuniti. Komuniti biasanya dianggap sebagai satelitsatelit kota
5. KOTA
Memberikan akomodasi terhadap kegiatan ekonomi, sosial dan politik Mempunyai posisi geografi yang tertentu yang dinyatakan dengan perundangan Status kota sebagai entitas administrasi ditetapkan oleh pemerintah Form kota secara ideal merupakan ekspresi yang direncanakan dan diprogramkan secara harmoni dengan memperhatikan faktor waktu, alam dan ruang.
Form kota yang baik mengekspresikan waktu, teknologi dan idealisme (nilai atau value) penghuninya Dari sisi form, diagram suatu metropolitan biasanya terdiri sebagai berikut: a)Pusat kota (central business district, CBD) yang terdiri atas perkantoran, pusat perdagangan dengan segala sarana penunjangnya
lanjutan....
b)Pusat budaya (cultural) yang terdiri dari: pusat pendidikan, museum, teater atau gelanggang, pusat peribadatan, rumah sakit dan balai-balai pengobatan, kantor-kantor jasa profesional, apartemen, restoran, kebun raya dan sebagainya c)Pusat hunian yang terdiri atas cluster perumahan, ketetanggaan hingga komuniti yang saling terhubungkan serta sekolah dan sistem rekreasi dengan penghubung blueway dan greenway.
3/27/2010
lanjutan....
d)Ruang terbuka dan RTH seperti lahan pertanian, hutan kota, pengelolaan air (irigasi, drainase dan pengelolaan air bersih), taman kota, taman margasatwa, area cadangan untuk pengembangan satelit kota dan nodes rekreasi, resor wisata dan sebagainya. e)Jalan raya yang terdiri atas jalan raya luar kota, ring road, jalan arteri (yang berfungsi arterial), jalan kolektor (yang berfungsi collecting) dan rapid transit corridor; rest stop dan terminal
Form lanskap kota membentuk elemen mental map, yang dapat menavigasi penghuni a) Jalur (paths): jalan raya, jalur sungai untuk transportasi, jalur kereta api an sebagainya b) Sentra aktivitas (nodes): pusat-pusat keramaian seperti persimpangan jalan, pasar, plaza dan sebagainya c) Distrik: wilayah-wilayah kegiatan perkantoran, perdagangan, budaya, permukiman, pusat rekreasi
Form lanskap yang tidak diharapkan: d)Batas tepi (edges): kawasan yang biasanya tidak bisa diakses seperti ngarai, sungai, batas pantai, batas hutan dn sebaginya e)Mercu tanda (landmark): merupakan reference point, bentuknya unik berbeda dengan elemen lanskap sekitarnya. a) Kumuh (slum [slm]) ~ lanskap dengan sarana dan prasarana lingkungan yang inferior b) Squatter [skwtu(r)] ~ liar, hunian liar c) Urban sprawl [sprol] ~ menyebar tidak teratur Berakibat pada penurunan kualitas estetika dan penyediaan sarana dan prasarana (jejaring lintas wilayah, penyediaan air bersih, sanitasi lingkungan dll) menjadi tidak layak
d)Konurbasi (conurbation [knurbeyshun]) ~ agregasi atau jejaring yang kontinyu komuniti kota, tidak ada jeda kota-desa Relevan dengan efisiensi sarana dan prasarana e)Lapuk (blight [blIt]) ~ integritas lanskap rusak
6. WILAYAH
Wilayah merupakan suatu area geografik yang luas, umumnya unified tetapi agak longgar batasnya yang menyediakan dasar dukungan untuk satu atau lebih pusat-pusat konsentrasi.
3/27/2010
Wilayah dapat disebut (di-defined) atas dasar batas administrasi (kabupaten, propinsi, regional); daerah aliran sungai (DAS atau watershed); sentra pertumbuhan dan pengembangan strategis seperti Gerbangkertasusila (Gersik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo dan Lamongan), Jabotabek (Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi), Bopunjur (Bogor, Puncak dan Cianjur), Sijori (Singapura, Johor dan Riau) dan sebagainya.
Form wilayah secara garis besar terdiri atas land use dan pola-pola sirkulasi atau lalu lintas (traffic). Land use berupa antara lain penggunaan lahan untuk pertanian (sawah, lahan kering atau pertanaman campuran dan perkebunan, peternakan, perikanan), kehutanan, permukiman, area konservasi dan preservasi
Menurut Maslow (Porteous, 1977), memenuhi kebutuhan dasar: Kebutuhan fisiologis (makan, minum, hidup sehat) Kebutuhan keamanan ancaman fisik ataupun psikologis Kebutuhan afiliasi (kebersamaan) Kebanggaan (terhadap identitas, keunikan) Kebutuhan warga/penghuni untuk mengaktualisasikan diri (pengakuan kemampuan untuk bersama merencanakan lingkungan, diakomodasi kebutuhannya) Kebutuhan kognitif dan estetik
Value utopian: selalu mengajak atau menggali partisipasi warga, swa-sembada (self-suffiency), membangun social stability, memelihara kesehatan lingkungan. Value masa lalu: memelihara kenangan masa lalu (pelestarian lanskap bersejarah) Value ilmu-ilmu sosial: pembinaan ketetanggaan, membangun nilai-nilai keguyuban
3/27/2010
Value perencana dan designer: keteraturan menurut prinsip desain (order), memberikan pengalaman hidup yang terbaik atau provides the best experience of living (Simonds, 1994, Garden Cities 21), skala unit ketetanggaan yang terkelola (manageability)