Anda di halaman 1dari 19

MEKANISME KOORDINASI JARLIT PENDIDIKAN

Oleh: Ir. Nur Berlian, MSE


Disajikan pada acara: Sosialisasi Jarlit Pendidikan Bagi SKPD di Provinsi/Kabupaten/kota Hotel Grand Jayaraya, 5-8 Mei 2008

PUSAT PENELITIAN KEBIJAKAN DAN INOVASI PENDIDIKAN Badan Penelitian dan Pengembangan, Depdiknas Jakarta, 2008

Pengertian Koordinasi
(Dalam konteks Jarlit)

Upaya untuk menyatukan potensi dan gerak langkah Jarlit sehingga peran dan tugas Jarlit dapat dilaksanakan secara teratur dan terarah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Tujuan Koordinasi
Terciptanya keterpaduan kerja antara unit/instansi anggota dalam Jarlit, dan antara Jarlit satu dengan Jarlit lainnya sehingga dapat dicapai efektivitas dan efisiensi dalam merencanakan, melaksanakan dan memanfaatkan hasil-hasil kegiatan Jarlit
2

Lingkup Koordinasi
1. Lingkup Kelembagaan a. Koordinasi Internal (antar-lembaga dalam Jarlit) b. Koordinasi eksternal (antar-Jarlit) 2. Lingkup Jenis Kegiatan a. Pelatihan b. Penelitian c. Pertukaran informasi

Media Pelaksanaan Koordinasi


1. Rapat/pertemuan rutin atau sewaktu-waktu 2. Koordinasi dengan memanfaatkan media kegiatan Pelatihan 3. Koordinasi dengan memanfaatkan media kerjasama Penelitian 4. Koordinasi dengan memanfaatkan media Seminar Hasil Penelitian 5. Media lain: konvensional, dan pendayagunaan TIK
4

Pelaksanaan Koordinasi untuk Setiap Kegiatan Jarlit 1. Koordinasi kegiatan pelatihan


Tujuan: agar tercapai suatu kegiatan pelatihan yang terpadu antara Jarlit Pusat, Provinsi dan Kabupaten/kota, yaitu: a. Ada satu agenda kegiatan pelatihan antar-Jarlit b. Efisien dalam penyelenggaraan pelatihan

Koordinasi dilaksanakan sbb: a. Setiap Jarlit Kab/Kota mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan sumber daya pendukung, demikian pula dengan Jarlit Provinsi. b. Jarlit Provinsi bersama Jarlit Kab/Kota dalam wilayah provinsi ybs, memadukan agenda kebutuhan pelatihan dan sumber daya pendukung. Hasil tersebut dilaporkan ke Jarlit Pusat. c. Jarlit Pusat menyusunan agenda pelatihan dengan sasaran Jarlit provinsi dan Jarlit kab/kota yang dipadukan dengan agenda kebutuhan pelatihan yang telah dibuat oleh Jarlit provinsi bersama Jarlit kab/kota.

2. Koordinasi kegiatan penelitian


Tujuan: agar tercapai suatu kegiatan penelitian yang terpadu antara Jarlit Pusat, Provinsi dan Kabupaten/kota, yaitu: a. Ada satu agenda kegiatan penelitian antar-Jarlit b. Efisien dalam pelaksanaan penelitian c. Hasil penelitian dapat dimanfaatkan oleh semua Jarlit

Koordinasi dilaksanakan sbb: 1) Setiap Jarlit Kab/Kota mengidentifikasi topik-topik penelitian kebijakan dan sumber daya pendukung, demikian pula dengan Jarlit Provinsi. 2) Jarlit Provinsi bersama Jarlit Kab/Kota dalam wilayah provinsi ybs, memadukan agenda penelitian dan sumber daya pendukung. Hasil tersebut dilaporkan ke Jarlit Pusat. 3) Jarlit Pusat menyusunan agenda penelitian yg dapat dikerjasamakan dengan Jarlit provinsi dan Jarlit kab/kota, serta dipadukan dengan agenda penelitian yang telah dibuat oleh Jarlit provinsi bersama Jarlit kab/kota.

3. Koordinasi kegiatan pertukaran informasi


Tujuan: agar terjadi distribusi informasi antar-Jarlit secara efektif dan efisien, sehingga setiap Jarlit dapat mengetahui kegiatan yang dilakukan dan perkembangan Jarlit lain. Wahana pertukaran informasi yang tersedia adalah a. Warta Kegiatan: Buletin Jarlit, b. Majalah Ilmiah: Media Jarlit, c. Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pengembangan. d. Website www.depdiknas.go.id dan www.puslitjaknov.org

SKEMA KOORDINASI JARLIT


KOORDINASI

Internal Jarlit (antar instansi/lembaga anggota Jarlit

Antar-Jarlit (Jarlit Pusat-Prov; PusatKab/Kota; Prov-Prov; Prov-Kab/Kota; & antar Kab/Kota


Media: 1. Rapat 2. Pelatihan 3. Penelitian 4. Seminar 5. Konvensional & pendayagunaan TIK

Media: 1. Rapat 2. Pelatihan 3. Penelitian 4. Seminar 5. Konvensional & pendayagunaan TIK

KEGIATAN
1. 2. 3. Pelatihan Penelitian Pertukaran informasi

10

Terima Kasih
11

Peningkatan kemampuan SDM Jarlit Dilakukan dalam bentuk pelatihan dan workshop, a.l. Analisis Kebijakan; Metodologi Penelitian Kebijakan; Pembekalan Penelitian sesuai dengan topik yang dipilih oleh Jarlit, seperti: studi profesionalisme guru, studi mutu pendidikan, dampak ujian nasional terhadap pembelajaran, dll; Penelitian Tindakan Kelas Dokumentasi Hasil-Hasil Penelitian, Pengolahan dan Analisis Data, dll.
12

Analisis Kebijakan

Analisis kebijakan adalah suatu disiplin ilmu sosial yang mengutamakan fakta-fakta untuk menjelaskan, menilai, dan membuahkan pemikiran dalam rangka upaya memecahkan masalah publik (Duncan Mac Rae, 1976) Analisis kebijakan adalah sebuah seni di dalam memahami sebuah rencana kebijakan publik yang akan diterapkan oleh sebuah otoritas publik. Analisis kebijakan publik memerlukan sebuah uraian tentang data, informasi, dan berbagai alternatif yang mungkin ditempuh untuk menentukan sebuah kebijakan publik (Badjuri dan Yuwono, 2002)

13

Upaya memahami keadaan yang ada, dalam segala aspeknya: Dengan memanfaatkan segala data yang ada dan informasi yang terkait; Menggunakan pendekatan ilmiah; Untuk menghasilkan informasi sebagai bahan dalam menentukan kebijakan (dasar penyusunan rencana)

14

Penelitian Kebijakan
Penelitian kebijakan merupakan salah satu bentuk dari penelitian terapan. Penelitian kebijakan adalah proses penyelenggaraan penelitian atau analisis terhadap masalah yang mendasar dalam rangka memberikan rekomendasi-rekomendasi kepada penentu kebijakan dalam rangka memecahkan masalah tersebut (Majchrzak, 1990). Rekomendasi-rekomendasi yang dihasilkan oleh penelitian kebijakan harus berorientasi kepada tindakan (action-oriented).

15

Penelitian Kebijakan Pendidikan sebagai Bagian dari Penelitian Sosial


Penelitian Sosial Murni Penelitian Sosial Penelitian Sosial Terapan Penelitian Lainnya

Penelitian Kebijakan Sosial

16

Judul-Judul Penelitian dan Pengembangan tahun 2006


1. Studi Pemerataan Perguruan Tinggi, Fakultas, Program Studi Antar Wilayah di Indonesia 2. Penelitian Pentahapan Wajar Dikdas 9 Tahun yang Bermutu dan Bebas Pungutan 3. Studi Pemenuhan Kebutuhan Guru 4. Kajian tentang Pelaksanaan Pemberantasan Buta Aksara melalui KBM 5. Studi Model SMA Bertaraf Internasional 6. Pengkajian Profesionalisme Guru sesuai Standar Nasional Pendidikan 7. Pengembangan Model Pendidikan Sistem Keluar Masuk (Multy Entry Exit System) 8. Pengembangan Model Pemberdayaan Masyarakat melalui PKBM 9. Pengembangan Model Pembelajaran Baca Tulis Hitung 10. Pengembangan Model Peningkatan Mutu Pendidik pada Dikdas 11. Pengembangan Model Pembelajaran melalui ICT 12. Pengembangan Model Kreativitas Pembelajaran di Jenjang Dikdas
17

Judul-Judul Penelitian dan Pengembangan tahun 2007


1. Studi Pola Pendidikan Kelas Awal SD/MI 2. Pengkajian Profesionalisme Pendidik Pendidikan Dasar 3. Penelitian Pendidikan Dasar di Daerah yang Memerlukan Layanan Khusus 4. Pengkajian Strategi Implementasi SNP di tingkat Dikdas 5. Pengembangan Model Sekolah Rumah 6. Penelitian Kualitas PBM m.p UN dan Non UN di SMP dan MTs 7. Pengkajian Efektivitas BOS Dikdas dan Kelayakan BOS pada Dikmen 8. Penelitian Dampak Ujian Akhir Dikdasmen terhadap Perilaku Siswa, Orangtua, Guru, dan Daerah 9. Pengembangan Model Pendidikan Lintas Kultur 10. Pengkajian Pendidikan Alternatif pada Jenjang Dikdas (Akselerasi, Inklusi, SBI, Efektivitas ICT dan TVE).
18

Judul-Judul Penelitian dan Pengembangan tahun 2008


1. Pengkajian Kebijakan tentang Persiapan Wajib Belajar Tahap Berikutnya

2. Pengkajian Pembiayaan Pendidikan 3. Penelitian Pendidikan Dasar di Daerah yang Memerlukan Layanan Khusus
4. Pengkajian Pemerataan dan Perluasan Akses, serta Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing Pendidikan Tinggi

5. Pengkajian Perluasan Akses, serta Peningkatan Mutu dan Relevansi PAUD dan PNF
(termasuk Daya Saing Kursus)

6. Pengembangan Model-model Layanan Pendidikan Dasar dan Menengah untuk


Menciptakan Insan Indonesia Cerdas Komprehensif, dan Kompetitif di Masa Depan

7. Pengkajian Profesionalisme Pendidik 8. Pengkajian Kesesuaian Pendidikan Terhadap Kebutuhan Pembangunan Nasional
dan Daerah

9. Pengkajian Akuntabilitas Kinerja Pendidikan 10. Analisis Kebijakan Pendidikan


19

Anda mungkin juga menyukai