Anda di halaman 1dari 11

Laporan Praktikum Farmakologi

Anestesi Lokal Fakultas Kedokteran Ukrida Kelompok C8 : Wilda A. (102008152) Rosalita (102008153) Samuel W.A (102008154) Shinta P. (102008155) Shelvy T. (102008156) Yuliyati M. (102008157)

PENDAHULUAN
Anastesi lokal ialah obat yang menghambat hantaran saraf bila dikenakan secara lokal pada jaringan saraf dengaan kadar cukup. Obat ini bekerja pada tiap bagian susunan saraf. Pemberian anestetik lokal pada batang saraf menyebabkan paralisis sensorik dan motorik di daerah yang dipersarafinya. Banyak macam zat yang dapat mempengaruhi haantaran saraaf, tetapi umumnya tidak dapat dipakai karena menyebabkan kerusakan permanen pada sel saraf. Paralisis saraf oleh anestetik lokal bersifat reversibel, tanpa merusak serabut atau sel saraf. (Farmakologi dan terapi, 2007) Pada praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu mempelajari teori farmakoloigi obat-bat anestesi lokal, yang dipandang perlu untuk memeperlihatkan bagaimana efek anestesi lokal, misalnya mula kerja (nset of actin), hilangnya rasa nyeri atau rasa sentuhan halus, serta lama kerja (duration of action) dari berbagai obat anestesi lokal, serta mempraktekkan sendiri cara pemberian anestesi lokal, misalnya anestesi permukaan, anestesi infiltrasi, anestesi blk, dan anestesi spinal. Tentunya tidak semua pengamtan ni dapat dilakukan pada manusia, dalam hal ini rang percbaan, maka dipakilah hewan coba , seperti kodok. Dalam praktek sehari-hari nanti, sering kita temui kondisi atau penyakit yang memerlukan tindakan pembedahan. Dalam hal tindakan pembedahan besar, kita memerlukan anestesi menyeluruh, yang dilakukan denganpemberian anestesi umum. Namun untuk melakukan
1

tindakan pembedahan minor : seperti ekstirpasi kista, kuku atau tindakan eksisi, cukup dilakukan dengan pemberian obat-obat anestesi lokal, yang akan menghilangkan rasa nyeri secara lokal, pada tempat yang akan dilakukan bedah minor saja.

Dasar Teori Prokain Sebagai anestetik lokal, prokain pernah digunakan untuk anestesia infiltrasi, blok saraf, spinal, epidural dan kaudal. Meskipun dulu prokain banyak digunakan, sekarang penggunaannya dibatasi pada anastesi infiltrasi dan kadang-kadang untuk blokade saraf diagnostik. Hal ini disebabkan oleh potensinya rendah, onsetnya lama, dan durasi kerjanya singkat. (Farmakologi dan terapi, 2007) Lidokain (xilokain) Adalah anestetik lokal kuat yang digunakan secara luas dengan pemberian topikal dan suntikan. Anestesia yang terjadi lebih cepat, lebih kuat, lebih lama dan lebih luas daripada prokain dengan konsentrasi yang sama. Tidak sseperti prokain , senyawa ini merupakan suatu senyawa aminoetilamida dan merupakan anggota prototipikal golongan anestetik lokal amida. Lidokain merupakan pilihan individu yang sensitif terhadap anestetik lokal tipe ester. Anatettik ini efektif bila digunakan tanpa vasokontriktor. Efek samping lidokain biasnaya berhubungan dengan efeknya terhadap SSP, misalnya mengantuk, mual, pusing, paresteia, kedutaan otot, gangguan mental, koma dan bangkitan. Lidokain dosis berlebihan dapat menyebabkan akibat fibrilasi ventrikel atau oleh henti jantung. Lidokain juga sering digunakan untuk anestesi infiltrasi, blokade saraf, anestesi spinal, anestesia epidural maupun anestesi kaudal dan secara setempat untuk anestesia selaput lendir. Lidokain juga dapat menurunkan fibrilitas jantung karena itu digunakan sebagai obta antiaritmia. (Farmakologi dan terapi, 2007)

ISI
A. Sasaran belajar
2

1. Mampu melakukan tindakan anestesi permukaan pada orang percobaan 2. Mampu melakukan tindakan anestesi infiltrasi pada orang percobaan 3. Mampu melakukan tindakan anestesi blok pada N.Ischiadicus kodok, dengan pengalaman dan pengamtan ini, kemudian dapat mengerti cara melakukan dan bagaimana kerjanya anestesi blok pada saraf tertentu pad amanusia 4. Mampu melakukan tindakan anestesi spinal pada kodok, sehingga mahasiswa juga akhirnya dapat mengerti dan menjelaskan kerja anestesi spinal pada manusia.

B. Alat dan Bahan

1. Hewan coba Orang percobaan


2. Alat-alat :

: tiap kelompok atau meja mendapat 2 ekor kodok Rana : tiap meja menyiapkan 2 orang percobaan, tidak perlu puasa

a. Tensimeter, stetoskop b. Alat penggantung kodok dan alat pengrusak orak kodok c. Papan fiksasi kodok dan jarum pentul
3. Obat :

d. Minor set, gunting, pinset, dan lain-lain e. Gelas beaker 400 ml dan 25 ml f. Semprit steril 1 ml, kapas

a. Larutan prokain steril 0.5% dan 1% b. Larutan lidokain steril 0.5% dan 1% c. Adrenalin 0.1% dalam ampul 4. Zat : a. Larutan alcohol 70%
3

b. Larutan ringer
c. Larutan HCL 1N (HCl dilutus)

C. Tatalaksana 1. Anestesi Permukaan pada Orang Percobaan Cara kerja a. Orang percobaan diminta untuk mengeringkan lidah, serta dijulurkan lidahnya keluar dengan ditahan oleh gigi geliginya b. Kemudian dilakukan penggoresan dengan kapas dan ujung jarum steril pada lidah sebelah kiri sebanyak lima kali untuk menguji rasa raba dan nyeri. Agar lebih obyektif diminta orang percobaan menutup matanya selagi dilakukan penggoresan dan diberi tanda bahwa ia merasa adanya rasa raba halus dan nyeri. Dilakukan hal ini 2 kali dan diambil rata-ratanya sebgai nilai parameter dasar. c. Dengan menggunakan pipet bersih diteteskan satu tetes larutan prokain 1% pada lidah sebelah kiri tadi, kemudian dilakukan perbaan dengan kapas atau sentuhan jarum sebanyak 5 kali, tiap 2 menit d. Dicatat waktu penetesan dan waktu dimana 3 dari 5 goresan tidak dirasa oleh orang percobaan, ini adalah waktu mulai kerja obat (onset of action) kemudian percobaan diteruskan sampai ke-5 goresan tidak terasa, dilanjutkan sampai dari lima goresan terasa kembali 3. Waktu dari mulai kerja sampai 3 dari 5 goresan terasa kembali adalah lama kerja (duration of action) obat anestesi (dalam hal ini prokain)
e. Dilakukan seluruh prosedur tadi pada lidah sebelah kanan, yang ditetestkan

larutan lidokain 1%. Dibandingkan mula kerja dan lama kerja antara prokain dan lidokain
4

Hasil Pengamatan Tabel 1. Percobaan prokain

Waktu
0 2 4 6 8 10 12 14

Jumlah goresan
Mulai penetesan 5 3 2 0 0 3 5 Keterangan :waktu dalam menit

Tabel 2. Percobaan lidokain

Waktu
0 2 4 6 8 10 12 14

Jumlah goresan
mulai penetesan 3 0 0 0 3 3 5

Keterangan :waktu dalam menit

peng aruh lidokain dan prokain pada anes i tes perm ukaan
jum g lah ores an

6 4 2 0 2 4 6 8 10 12 14
waktu (m enit)
Grafik percobaan anestesi permukaan pada lidah

prokain lidokain

Pembahasan Pada percobaan anestesi permukaan, sesuai data dari hasil percobaan di atas didapatkan bahwa onset of action dari lidokain lebih cepat daripada prokain. Begitu pula duration of action dari lidokain yang lebih lama daripada prokain. Kedua hal tersebut digambarkan dari grafik 1 percobaan anestesi permukaan pada lidah.

2. Anestesi Infiltrasi pada Orang Percobaan Cara kerja


a. Dilakukan pengukuran tekanan darah, dan denyut adi orang percobaan yang dipilih,

kemudian lengan kiri bagian voler dibersihkan dengan kapas yang dibasahi dengan lakohol 70%, ditunggu sampai kering.

b. Dilakukan penggoresan dengan ujung jarum yang steril sebanyak 5 kali dan diminta orang percobaan ditutup mata untuk memastikan bahwa ia mersakan ke-5 goresan tadi bukan melihat c. Kemudian ada derah yang tidak dekat dengan pembuluh darah suntikkan 0.25ml larutan prokain 0.5% secara intradermal d. Diberi tanda dengan ballpoint atau spidol pada gelembung yang terjadi akibat suntikkan intradermal tadi e. Digores diatas gelembung tadi 5 kali, dan diminta orang percobaan menghitung berapa goresan yang ia rasakan, biasanya orang percobaan segera tidak merasakan ke-5 goresan tadi, jadi dicatat ini sebgai mula kerja obat, dilakukan hal yang sama setiap 2 menit, sampai orang percobaan member tanda bahwa ia merasakan 3 dari ke-5 goresan, dan ini menandakan berakhirnya kerja anestesi lokal, dalam hal ini prokain. f. Dilakukan hal yang sama pada lengan bagian voler kanan, dengan larutan lidokain 5%, dicatat hasilnya g. Dibandingkan mula kerjaa dan lama kerja kedua jenis obat ini , dan ditanyakan apakah OP mengalami efek samping seperti pusing, gatal,-gatal, dan lain-lain

Hasil pengamatan Tabel 1. Percobaan lidokain pada anestesi infiltrasi Waktu penetesan Jumlah goresan

Sebelum penetesan 0 2 4 8 10 12 14

5 2 0 0 0 0 2 3

peng aruh lidokain pada anestesi infiltrasi


4 jum g lah ores an 3 2 1 0 0 2 4 6 8 10 12 14 waktu (m enit) lidokain

Grafik Percobaan anestesi infiltrasi

Pembahasan Tujuan teknik anestesi infiltrasi yaitu untuk menimbulkan anestesia ujung saraf melalui kontak langsung dengan obat. Larutan ini disuntikkan secara intradermal atau subkutan. Cara anestesi infiltrasi yang sering digunakan yaitu dengan teknik blokade lingkar (ring block). Dengan cara ini obat disuntikkan SK mengelilingi daerah yang akan dioperasi, terjadi blokade saraf sensorik secara efektif di daerah yang akan dioperasi. Dari hasil yang
8

digambarkan pada table dan grafik diatas,lidokain memiliki onset of action yang cepat padaa anestesi permukaan yang digambarkan pada berkurangnya goresan yang masih dirasakan OP pada awal penyuntikan hingga tidak dirasakan lagi sama sekali. Dan durasinya yang cukup lama sampai terasanya kembali goresan pada kuliit OP.

3. Anestesi Blok pada Kodok Cara kerja a. Diambil seekor kodok Rana yang besar, dirusak otak kodok dengan alat pengrusak otak b. Difiksasi kdook dalam posisi tengkurap (prone) diatas papan fiksasi, dan dicari N.Ischiadichus pada salah satu sisi c. Setelah N.Ischiadicus dibebaskan dariu jaringan sekitarnyam ganjal dngan sedkiti kapas dibawahnya, lalu diteteskan lautan ringer secukupnya d. Digantung kodok pada rahang bawahnya pada penggantung kodok
e. Kemudian dimasukkan kaki kodok yang dibebaskan sarafnya kedalam larutan HCl

dilutes, dicatat wkatu terjadinya reflex mengangkat kakinya f. Dilakukan pada kaki yang satunya, kemudian dibilas kedua kaki dengan air tiap kali habis dicelupkan dalam HCl dilutes g. Diteteskan 1 tetes larutan Prokain 1% diatas N.Ischiadichus dan dilakukan tindakan pencelupan kaki kodok, dan dicatat waktunya
h. Pencelupan dilakukan tiap 1 menit, sampai kaki yang teranestesi tidak menunjukkan

refleks lagi, dicatat waktunya dan dibandingkan dengan kaki yang tidak teranestesi.

Hasil pengamatan Tabel 1. Percobaan penetesan lidokain N. Ischiadicus Waktu (menit) Refleks kaki
9

Sebelum penetesan lidokain 1 2 3 4 5 6 7

++++ ++++ +++ ++ -

Pembahasan Pada anestesi blok N.Ischiadicus pada kaki kodok, lidokain bekerja memblokade refleks pada kaki kodok dimana pada menit ke -2 saraf sudah mengalami pengurangan refleks. Refleks hilang pada menit ke-4 sesuai hasil yang digambarkan oleh tabel. Lama durasi baal kaki kodok menunjukkan bahwa lidokain mempunyai duration of action yang lama.

4. Anestesi Spinal pada Kodok Cara kerja a. Diambil seekor kodok, dirusak otaknya sama dengan diatas, dan dipotong (dekapitasi) pada batas mandibulanya b. Segera digantung kodok tersebut pada penggantung kodok, dan ditetapkan waktu reflex pengangkatan kaki bila kaki direndam dalam cairan dilutes HCl seperti diatas c. Disuntikkan 0.2 ml larutan prokain 1% kedalam satu sisi mendula spinalis (dpaat diraba diantara ruas tulang belakang kodok)
d. Dilakukan pencatatan waktu reflex kaki kodok dengan interval 1 menit sampai terjadi

anestesi, dimana kaki kodok tidak memperlihatkan refleks


10

e.

lagi. Diamati apakah kaki pada sisi yang disuntik prokain dan yang tidka menunjukka perbedaan waktu.

Hasil pengamatan Tabel 1. Percobaan anestesi spinal dengan lidokain Waktu (menit) Sebelum penyuntikan lidokain 1 refleks ++++ -

Pembahasan Dapat dilihat pada tabel bahwa kerja lidokain pada anestesi spinal sangat cepat dan refleks kaki negatif setelah penyuntikan lidokain.

PENUTUP
Dari percobaan-percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa prokain memiliki onset of action lambat, duration of action singkat sedangkan lidokain memiliki onset of action cepat, duration of action lambat.

11

Anda mungkin juga menyukai