Anda di halaman 1dari 1

Puasa sebagai Pembentuk Karakter Manusia Sudah banyak kisah-kisah pada jaman dahulu mengenai para keturunan raja

yang bergelimpangan harta benda dan tahta banyak yang tidak menikmati bahkan ada keinginan untuk meninggalkan semua itu. Mereka merasa tidak betah untuk tinggal di kerajaan orang tuanya tersebut. Seolah bak burung yang bersangkar dengan emas permata. Mereka dipenuhi dengan kebutuhan jasmani akan tetapi tidak diimbangi dengan kebutuhan rohani. Akibatnya banyak dari mereka yang tidak kuat dengan tekanan dalam batinnya kabur dari kerajaan. Artinya, harta benda dan kekayaan serta kedudukan belumlah cukup untuk memenuhi kebutuhan rohani. Ternyata kesemuanya itu hanya barulah kebutuhan jasmani saja. Untuk memenuhi kebutuhan rohani tentu tidak sama dengan jalan yang ditempuh pada pemenuhan bebutuhan jasmani. Puasa adalah metode yang tepat dalam melatih untuk pemenuhan kebutuhan rohani. Dengan berpuasa apalagi pada bulan Ramadhan yang diwajibkan untuk berpuasa selama sate Bulan penuh sangat dirasakan efeknya. Keberhasilan orang berpuasa dapat ditentukan dari kesabarannya. Orang berpuasa hares sabar untuk menahan lapar dan haus, sabar untuk menahan emosi, sabar untuk berhubungan sex, sabar untuk tidak mencela orang lain, dan banyak lagi kesabaran yang hares dipenuhi dalam berpuasa. Memang kunci keberhasilan orang berpuasa adalah sabar. Tanpa adanya kesabaran, puasa seseorang tanpa menghasilkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga saja. Padahal keutamaan orang yang berpuasa adalah sangat banyak sekali, yang antara lain adalah dapat mengendalikan emosi seseorang terhadap situasi yang dialaminya. Baik dalam kondisi kekurangan atau berlimpahan harta benda. Baik dalam kondisi senang atau sedih. Sehingga dengan berpuasa dapat menjadikan seseorang akan menjadi pribadi yang tangguh dalam mengarungi kehidupan. Jadi dapat dikatakan bahwa puasa dapat membentuk karakter seseorang yang berpuasa itu sendiri. Untuk membentuk karakter hares dibutuhkan tenaga yang kuat

Anda mungkin juga menyukai