Anda di halaman 1dari 25

BIDANG MEKANIKA BAHAN

USUL PENELITIAN DOSEN MUDA

Pengaruh Tekanan Kompaksi dan Suhu Sintering terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Keramik Lumpur Lapindo

Oleh: Muh Amin, ST, MT RM. Bagus Irawan, ST, MSi

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2008


1

HALAMAN PENGESAHAN USULAN PENELITIAN 1. 2. 3. JUDUL PENELITIAN : Pengaruh Tekanan Kompaksi dan Suhu Sintering Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Keramik Lumpur Lapindo BIDANG PENELITIAN KETUA PENELITI a. Nama b. Jenis Kelamin c. NIP d. Disiplin Ilmu e. Pangkat/Golongan f. Jabatan Fungsional g. Fakultas/Jurusan h. Alamat Kantor i. Telepon/Fax j. Alamat Rumah k. 4. 5. 6. Telepon : Mekanika Bahan : Muh Amin, S. T, M. T. : Pria :: Teknik Mesin/Mekanika Bahan : Penata Muda/III-A : Asisten Ahli : Teknik/Teknik Mesin : Jl. Kasipah 12 Semarang : (024) 8445768 / (024) 8452660 : Klampok Rt.2 / Rw.2 Godong Grobogan Purwodadi : Hp. 081 567 19114 : 1 Orang : RM. Bagus Irawan, ST, MSi : Lab. Teknik Mesin UNIMUS & Teknik Bahan UGM : : Rp. 90.995.000,00 (Sembilan Puluh Juta Sembilan Ratus Sembilan Semarang, 16 Mei 2008 Mengetahui: Dekan FT UNIMUS Ketua Peneliti

JUMLAH TIM PENELITI a. Nama Anggota LOKASI PENELITIAN BIAYA PENELITIAN a. Sumber dari Depdiknas

Puluh Lima Ribu Rupiah)

Ir. Dwi Basuki W, M. S. NIP. 131 668 505 Menyetujui: Ketua LP3M UNIMUS

Muh Amin, S. T., M. T.

Dra. Sri Darmawati, M.Si

A. Pendahuluan Limbah yang ditimbulkan akibat semburan lumpur panas di Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo yang selanjutnya disebut sebagai Lumpur Lapindo berlangsung sejak 29 Mei 2006 lalu sangat melimpah sehingga sangat meresahkan masyarakat sekitar jika limbah tersebut tidak dikelola dengan baik. Menurut hasil penelitian awal yang sudah dilakukan oleh beberapa peneliti bahwa Lumpur Lapindo dapat dimanfaatkan sebagai bahan keramik dan bahan pengganti semen untuk pembuatan paving dan beton (Diah N, 2007). Material limbah (lumpur) yang berasal dari Porong (Lumpur Lapindo) ini memiliki kandungan senyawa-senyawa (SiO2= 57, 14 %; NaCl= 11,68 %; FeSi= 9,15 %; Al 2O3= 9,09 %; CaAlF5= 4,5 % dan Mg 3SiO3(OH)4= 8,44 %) sehingga dapat berpotensi sebagai material pembuat keramik (Aristianto,2006). Lumpur Lapindo ini dapat dipergunakan sebagai material keramik karena memiliki kandungan senyawa-senyawa yang dapat dimanfaatkan sebagai material pembuatan keramik, (Lily P, 2006). Keramik merupakan salah satu jenis material teknik yang terus menerus dikembangkan, yang merupakan prospek cerah dalam pengembangan dibidang teknik. Produk keramik telah banyak diaplikasikan dibidang teknik terutama dipermesinan seperti: alat potong, nosel, katup, turbin, ball bearing (Barsoum, 1997). Keunggulan keramik secara umum adalah titik cair tinggi, tahan terhadap temperatur tinggi, tahan terhadap gesekan, tahan korosi, daya hantar panas rendah, densitas relatif rendah dan koefisien muai panas rendah (Barsoum, 1997). Namun demikian, keramik juga mempunyai kelemahan yaitu bersifat getas (brittle) (Green, 1998) dan ketangguhan retak (fracture toughness) yang rendah (Chawla, 1993). Pemanfaatan Lumpur Lapindo sebagai material keramik masih belum dioptimalkan penggunaannya dibidang teknik. Hal ini dapat dilihat masih sedikitnya penelitian yang dilakukan dibidang keramik teknik yang berbahan dasar Lumpur Lapindo. Sehingga perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang Lumpur Lapindo sebagai material keramik teknik agar dapat dioptimalkan penggunaannya. B. Rumusan Masalah Perkembangan material keramik di Indonesia masih sangat sedikit hal ini terbukti dengan masih sedikitnya penelitian di bidang keramik, apalagi keramik yang berbahan dasar dari Lumpur Lapindo. Lumpur Lapindo merupakan suatu limbah yang sangat mengganggu keberadaan masyarakat setempat dan aplikasi dari lumpur tersebut masih 3

dalam taraf penelitian awal sehingga nilai jual dari limbah tersebut masih sangat rendah. Agar Lumpur Lapindo dapat diaplikasikan sebagai material keramik teknik maka harus diketahui terlebih dahulu sifat fisis dan mekanis yang dimilikinya agar dalam penggunaannya dapat dioptimalkan. Oleh sebab itu perlu adanya suatu penelitian yang simultan untuk mengetahui sifat fisis dan mekanis dari keramik Lumpur Lapindo sebelum diaplikasikan di beberapa industri maju. Pada penelitian ini ada hipotesis yang akan diuji yaitu dengan adanya penambahan tekanan kompaksi dan suhu sintering dalam pembuatan green body yang dilanjutkan dengan proses Pressureless Sintering dapat meningkatkan kekerasan Keramik Lumpur Porong sedangkan harga densitas dan fracture toughness juga akan meningkat tetapi akan diikuti penurunan jika sudah melewati batas suhu optimum. C. Tinjauan Pustaka Penelitian yang dilakukan oleh TIM Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya menyimpulkan bahwa material Lumpur Lapindo yang berasal dari Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo ini mengandung senyawa-senyawa (SiO2= 57, 14 %; NaCl= 11,68 %; FeSi= 9,15 %; Al2O3= 9,09 %; CaAlF5= 4,5 % dan Mg3SiO3(OH)4= 8,44 %) (Aristianto,2006) yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan keramik (Diah N, 2007). Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Aristianto, 2006) menunjukkan bahwa Kekuatan Bending dari material keramik dari Lumpur Lapindo adalah sebesar 3,81 MPa. Lumpur Lapindo memiliki kandungan senyawa yang sama dengan fly ash (limbah dari hasil pembakaran batu bara) (Januarti J. E, 2007). Cheng, dkk (2002) melakukan penelitian tentang glass ceramics dari fly ash dengan menggunakan tekanan kompaksi sebesar 150 MPa pada spesimen dengan ukuran (4x1,5x0,7) cm. Sintering dilakukan dengan variasi suhu (850, 900, 950, 1000 dan 1050) oC dengan holding time selama 2 jam, setelah itu didinginkan pada temperatur ruang. Hasil dari pengujian menunjukkan kekuatan bending maksimum dicapai pada suhu (850-900)oC. Cheng dan Chen (2004) meneliti karakterisasi glass-ceramics dari fly ash dengan ukuran partikel (0,2-500) m yang dicetak dengan ukuran (4x1,5x0,7) cm dengan tekanan kompaksi sebesar 118 MPa. Sintering dilakukan dengan divariasi suhu (850, 900, 950, 1000 dan 1050)oC dengan holding time selama 2 jam. Pada suhu 850oC dan 900oC terjadi peningkatan laju pengintian dan pertumbuhan kristal. Sedangkan suhu diatas 1000 oC, porositas dan laju penyerapan air terjadi penurunan yang signifikan sehingga density dan compressive strength terjadi peningkatan. 4

D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: a. Memanfaatkan limbah Lumpur Lapindo sebagai bahan keramik. b. Meneliti pengaruh tekanan kompaksi dan suhu sintering terhadap densitas, kekerasan, kekuatan bending dan fracture toughness dari Keramik Lumpur Lapindo. c. Meneliti pengaruh tekanan kompaksi terhadap struktur mikro dari Keramik Lumpur Lapindo. E. Kontribusi penelitian Penelitian ini dilakukan untuk memberikan solusi dalam penanganan limbah Lumpur Lapindo yang mendesak keberadaan warga setempat dengan memanfaatkan bahan limbah sebagai pembuatan produk berupa material keramik. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan data tambahan mengenai material baru terutama dibidang keramik teknik sebagai material refraktori (material tahan terhadap suhu tinggi) yang berasal dari limbah Lumpur Lapindo (material lokal /Indonesia). Sehingga material lokal tersebut dapat dioptimalkan dalam penggunaannya. F. Metode Penelitian F.1. Bahan penelitian Lumpur Lapindo yaitu bahan lumpur dari semburan lumpur panas di Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo dengan ukuran partikel rata-rata 325 mesh (45 m). Resin untuk mounting spesimen. Kertas ampelas (ukuran 120, 220, 400, 600, 800 dan 1000) untuk menghaluskan permukaan spesimen. F.2. Alat penelitian serbuk Lumpur Lapindo dan untuk pengujian densitas keramik Lumpur Lapindo. 5 Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Timbangan digital (Sartorius Type LC 1201 S) digunakan untuk menimbang

2. Cetakan (bentuk silindris) digunakan untuk pembuatan spesimen uji densitas dan kekerasan. 3. Cetakan (bentuk balok) dipergunakan untuk pembuatan spesimen uji kekuatan bending dan fracture toughness. 4. Mesin tekan (Tarno Grocki type UPHG20 Japan) digunakan untuk penekan (press) dalam pembuatan green body. 5. Dapur pemanas digunakan untuk proses sintering. 6. Alat uji kekerasan Vickers (Hardness Tester type 38505) digunakan untuk pengujian kekerasan. 7. Microskop optik (Olympus Japan) digunakan untuk pengamatan struktur mikro, menentukan panjang diagonal Injakan Vickers dan bentuk permukaan patah. 8. XRD (X-Ray Diffraction) digunakan untuk analisa fasa. F.3. Sifat Penelitian Experiment Laboratories F.4. Metode Pengumpulan Data Pra penelitian Penelitian : Tinjauan pustaka, jurnal penelitian. : Data yang diperoleh dari hasil pengukuran saat pengujian berlangsung di laboratorium. F.5. Variabel Data Variabel tetap yaitu: Spesifiksi serbuk Lumpur Lapindo, proses pembuatan keramik, bentuk dan ukuran spesimen. Variabel berubah yaitu: tekanan kompaksi dan temperature sintering. Variabel respon yaitu: harga densitas, kekerasan, ketangguhan retak dan kekuatan bending dari berbagai tekanan kompaksi. F.6. Analisa Data Data yang diperoleh dari hasil pengujian akan dianalisa secara statistik untuk mengetahui sifat fisis dan mekanis dari Lumpur Lapindo yang dibuat

keramik yaitu mengenai komposisi kimia, densitas, kekerasan, kekuatan bending, fracture toughness dan sturtur mikro. F.7. Persiapan Penelitian Pada persiapan penelitian dilakukan: o Mempersiapkan bahan uji berupa Lumpur Lapindo o Pembuatan cetakan spesimen (silindris dan balok) seperti pada Gambar 1 dan 2. o Mempersiapkan kertas ampelas (ukuran 120, 220, 400, 600, 800 dan 1000). o Menyediakan resin untuk mounting spesimen. F
punch die serbuk Lumpur

lapindo
punch

F Gambar 1. a. Cetakan spesimen silindris

(Somiya, 1991)

15 mm 15 mm

Gambar 1. b. Bentuk spesimen silindris F


punch

retak awal

serbuk punch

F Gambar 2. a. Cetakan spesimen balok

8 mm

10 mm Gambar 2. b. Bentuk spesimen untuk pengujian Kekuatan Bending 3 mm 8 mm 10 mm Gambar 2. c. Bentuk spesimen untuk pengujian fracture toughnes dengan Metode SENB

20 mm

F.8.

Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan sesuai dengan diagram alir pada gambar 3, dengan mempersiapkan serbuk Lumpur Lapindo dengan ukuran rata-rata partikel 325 mesh. Pembuatan sepesimen pertama kali dilakukan dengan pembuatan green body dengan uniaxial pressing pada sebuah cetakan (Gambar 2.a dan 2.b) yang hasilnya seperti tampak pada (Gambar 3.a, 3. b. dan 3.c) dan selanjutnya dilakukan proses pressureless sintering. Tetapi sebelum dilakukan proses sintering terlebih dahulu dilakukan percobaan pendahuluan untuk mendapatkan specimen pada sintering yang tepat. Variasi spesimen pada penelitian ini yaitu seperti terlihat pada Tabel 1 berikut:
Spesimen Uji Densitas dan Kekerasan Vickers (Silindris) Spesimen Uji K IC Spesimen Uji (Balok) Bending (Balok) Jumlah Temperatur terbaik 6 6 6 30 30 30 90

Tekanan Kompaksi (MPa)

Temperatur Sintering (o C ) 1000 1100 6 6 6 1200 6 6 6 Total Spesimen Temperatur terbaik 6 6 6

100 110 120

6 6 6

Tabel 1. Variasi pengujian dan jumlah spesimen 8

Mulai Meshing Serbuk Lumpur Lapindo (ukuran partikel 325 mesh)

Uji komposisi kimia dan X-Ray Diffraction Cetak spesimen dengan uniaxial-pressing dengan variasi tekanan kompaksi (100, 110 dan 120) MPa

Spesimen silindris (d=15 mm dan t=5 mm

Spesimen balok (10x8x40) mm3

Suhu sintering (1000, 1100 dan 1200)oC


Uji densitas dan tentukan temperatur terbaik X-Ray Diffraction (temperatur terbaik) Spesimen di-mounting didalam resin Polishing Pengamatan struktur mikro (Microscope Optic) Uji kekerasan Vickers Pengamatan retak bekas injakan Vickers Penghitungan fracture toughness dengan Indentasi Vickers

Sintering (temperatur terbaik) Uji Bending dan Fracture Toughness dengan SENB Pengamatan permukaan patah

Analisis/Pembahasan Kesimpulan

Selesai

Gambar 3. Diagram alir penelitian F.9. Review Hasil Pengujian densitas spesimen dilakukan dengan teori Archimedes dimana spesimen ditimbang di udara dan ditimbang di dalam air murni. Akibat penimbangan spesimen didalam air maka beratnya akan berkurang sebesar berat fluida (air) yang dipindahkan. Pengujian kekerasan menggunakan uji kekerasan Vickers dengan alasan bekas dari injakan Vickers dapat dipergunakan untuk menghitung harga fracture toughness. Sedangkan pengujian kekuatan bending dilakukan dengan four point bending. Harga fracture toughness yang dicari dari Metode Indentasi Vicker akan diperbandingkan dengan harga yang diperoleh dari pengujian fracture toughness dengan Metode Single Edge Notch Beam (SENB). Bentuk permukaan spesimen disajikan dalam bentuk foto mikro yang diambil dengan mikroskop optik yang dipergunakan untuk mengamati porositas keramik Lumpur Lapindo. Sedangkan XRD (X-Ray Diffraction) dipergunakan untuk analisa fasa yang terjadi pada spesimen dengan suhu sinter dan tekanan kompaksi yang terbaik. Hasil penelitian juga akan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel Pengujian Densitas:
Tekanan Kompaksi No. 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 Berat spesimen di udara (gr) w1 w2 w3 w4 w5 w6 w1 w2 w3 w4 w5 w6 w1 w2 w3 w4 w5 w6 Berat spesimen di air (gr) a1 a2 a3 a4 a5 a6 a1 a2 a3 a4 a5 a6 a1 a2 a3 a4 a5 a6 Densitas Aktual (gr/cm3) DENS-1 DENS-2 DENS-3 DENS-4 DENS-5 DENS-6 DENS-1 DENS-2 DENS-3 DENS-4 DENS-5 DENS-6 DENS-1 DENS-2 DENS-3 DENS-4 DENS-5 DENS-6 Densitas Aktual RataRata + Standar (Densitas Aktual RataRata + Standar Deviasi)

100

110

(Densitas Aktual RataRata + Standar Deviasi)

120

(Densitas Aktual RataRata + Standar Deviasi)

Keterangan: - Densitas aktual dapat dicari dengan Metode Archimedes sebagai berikut:

10

aktual =

Wudara (Barsoum, 1997) (Wudara Wair ) / air

Tabel Pengujian Kekerasan Vickers:


Tekanan Komp aksi (Mpa) No. 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 a1 (strip) a1.1 a2.1 a3.1 a4.1 a5.1 a6.1 a1.1 a2.1 a3.1 a4.1 a5.1 a6.1 a1.1 a2.1 a3.1 a4.1 a5.1 a6.1 (mm) a1.1 a2.1 a3.1 a4.1 a5.1 a6.1 a1.1 a2.1 a3.1 a4.1 a5.1 a6.1 a1.1 a2.1 a3.1 a4.1 a5.1 a6.1 (strip) a1.2 a2.2 a3.2 a4.2 a5.2 a6.2 a1.2 a2.2 a3.2 a4.2 a5.2 a6.2 a1.2 a2.2 a3.2 a4.2 a5.2 a6.2 a2 (mm) a1.2 a2.2 a3.2 a4.2 a5.2 a6.2 a1.2 a2.2 a3.2 a4.2 a5.2 a6.2 a1.2 a2.2 a3.2 a4.2 a5.2 a6.2 P (N) P1 P2 P3 P4 P5 P6 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P1 P2 P3 P4 P5 P6 d (mm) d1 d2 d3 d4 d5 d6 d1 d2 d3 d4 d5 d6 d1 d2 d3 d4 d5 d6 Hv (Mpa) Hv1 Hv2 Hv3 Hv4 Hv5 Hv6 Hv1 Hv2 Hv3 Hv4 Hv5 Hv6 Hv1 Hv2 Hv3 Hv4 Hv5 Hv6 Hv + Standard Deviasi

100

(Hv + Standard Deviasi)

110

(Hv + Standard Deviasi)

120

(Hv + Standard Deviasi)

Keterangan: Bentuk penampang bekas injakan Vickers adalah: a2

a1 Gambar 4. Bekas Injakan Vickers a1 a2 d = diagonal akibat pembebanan Vickers (mm) = diagonal akibat pembebanan Vickers (mm) (perbesaran mikroskop)
( a1 + a 2) 2

1 mm = .. strip

= diagonal rata-rata akibat pembebanan Vickers (mm)


d=

P Hv -

= pembebanan Vickers (N) = angka kekerasan Vickers (MPa)

Angka kekerasan Vickers dicari dari persamaan berikut:

11

Hv = 1,8544

P d2

(Somiya, 1984)

Tabel Pengujian Fracture Toughness dengan Metode Indentasi Vickers:


a2 (strip) a1.2 a2.2 a3.2 a4.2 a5.2 a6.2 a1.2 a2.2 a3.2 a4.2 a5.2 a6.2 a1.2 a2.2 a3.2 a4.2 a5.2 a6.2 KIC + P l d Hv KIC Standard (mm) (strip) (mm) (strip) (mm) (N) (mm) (mm) (Mpa) (Mpa.m0,5) Deviasi a1.2 b1.1 b1.1 b1.2 b1.2 P1 l1 d1 Hv1 KIC 1 a2.2 b2.1 b2.1 b2.2 b2.2 P2 l2 d2 Hv2 KIC 2 (KIC + a3.2 b3.1 b3.1 b3.2 b3.2 P3 l3 d3 Hv3 KIC 3 Standard a4.2 b4.1 b4.1 b4.2 b4.2 P4 l4 d4 Hv4 KIC 4 Deviasi) 40 a5.2 b5.1 b5.1 b5.2 b5.2 P5 l5 d5 Hv5 KIC 5 a6.2 b6.1 b6.1 b6.2 b6.2 P6 l6 d6 Hv6 KIC 6 a1.2 b1.1 b1.1 b1.2 b1.2 P1 l1 d1 Hv1 KIC 1 a2.2 b2.1 b2.1 b2.2 b2.2 P2 l2 d2 Hv2 KIC 2 (KIC + a3.2 b3.1 b3.1 b3.2 b3.2 P3 l3 d3 Hv3 KIC 3 Standard a4.2 b4.1 b4.1 b4.2 b4.2 P4 l4 d4 Hv4 KIC 4 Deviasi) 45 a5.2 b5.1 b5.1 b5.2 b5.2 P5 l5 d5 Hv5 KIC 5 a6.2 b6.1 b6.1 b6.2 b6.2 P6 l6 d6 Hv6 KIC 6 a1.2 b1.1 b1.1 b1.2 b1.2 P1 l1 d1 Hv1 KIC 1 a2.2 b2.1 b2.1 b2.2 b2.2 P2 l2 d2 Hv2 KIC 2 (KIC + a3.2 b3.1 b3.1 b3.2 b3.2 P3 l3 d3 Hv3 KIC 3 Standard a4.2 b4.1 b4.1 b4.2 b4.2 P4 l4 d4 Hv4 KIC 4 Deviasi) 50 a5.2 b5.1 b5.1 b5.2 b5.2 P5 l5 d5 Hv5 KIC 5 a6.2 b6.1 b6.1 b6.2 b6.2 P6 l6 d6 Hv6 KIC 6 b1 b2

Tekanan a1 Kompaksi No. (strip) (mm) (Mpa) 1 a1.1 a1.1 2 a2.1 a2.1 3 a3.1 a3.1 100 4 a4.1 a4.1 5 a5.1 a5.1 6 a6.1 a6.1 1 a1.1 a1.1 2 a2.1 a2.1 3 a3.1 a3.1 110 4 a4.1 a4.1 5 a5.1 a5.1 6 a6.1 a6.1 1 a1.1 a1.1 2 a2.1 a2.1 3 a3.1 a3.1 120 4 a4.1 a4.1 5 a5.1 a5.1 6 a6.1 a6.1

Keterangan: Bentuk penampang bekas Injakan Vickers dengan adanya retak adalah: retak a2 b2

a1 b1 Gambar 5. Bekas Injakan Vickers untuk pengujian fracture toughness (KIC) a1 = diagonal akibat pembebanan Vickers (mm) a2 = diagonal akibat pembebanan Vickers (mm) 12

1 mm = .. strip

(perbesaran mikroskop)

d = diagonal rata-rata akibat pembebanan Vickers (mm) P = pembebanan Vickers (N) l = panjang retak (mm)
l= (b a) 2

Mencari angka fracture toughness (KIC): Angka fracture toughness (KIC) dapat dicari setelah ditentukan bentuk crack dari bekas injakan vikers hardness diketahui. Ada dua macam bentuk crack yaitu: 1. Median crack

d dipolish

Setelah dipolish (Barsoum, 1997)

Gambar 6. Bentuk Median Crack Metode yang dipergunakan untuk mencari harga fracture toughness adalah menggunakan Metode Anstis yaitu: KIC = 0,016 (E/H)0,5 (P/c1,5) 2. Palmqvist crack (Roger, 1987)

(Barsoum, 1997) Gambar 7. Bentuk Palmqvist Crack Setelah dipolish d

Metode yang dipergunakan untuk mencari harga fracture toughness dipolish adalah menggunakan Metode Shetty yaitu: 13

K IC

H .P = 0,0889 V 4.l

0,5

(Roger, 1987)

Catatan: Tabel densitas, kekerasan Vickers dan fracture toughness (KIC) dengan Metode Indentasi Vickers masing-masing dibuat 3 tabel untuk temperatur sintering (1000, 1100 dan 1200) oC. Tabel Pengujian Kekuatan Bending:

14

Tekanan Kompaksi (Mpa)

No.

B B rata-rata W (mm) (mm) (mm) a1.1 a1.2 a1.3 a2.1 a2.2 a2.3 a3.1 a3.2 a3.3 a.4.1 a4.2 a.4.2 a5.1 a5.2 a5.3 a6.1 a6.2 a6.3 a1.1 a1.2 a1.3 a2.1 a2.2 a2.3 a3.1 a3.2 a3.3 a.4.1 a4.2 a.4.2 a5.1 a5.2 a5.3 a6.1 a6.2 a6.3 a1.1 a1.2 a1.3 a2.1 a2.2 a2.3 a3.1 a3.2 a3.3 a.4.1 a4.2 a.4.2 a5.1 a5.2 a5.3 a6.1 a6.2 a6.3 a1 b1.1 b1.2 b1.3 b2.1 b2.2 b2.3 b3.1 b3.2 b3.3 b4.1 b4.2 b4.3 b5.1 b5.2 b5.3 b6.1 b6.2 b6.3 b1.1 b1.2 b1.3 b2.1 b2.2 b2.3 b3.1 b3.2 b3.3 b4.1 b4.2 b4.3 b5.1 b5.2 b5.3 b6.1 b6.2 b6.3 b1.1 b1.2 b1.3 b2.1 b2.2 b2.3 b3.1 b3.2 b3.3 b4.1 b4.2 b4.3 b5.1 b5.2 b5.3 b6.1 b6.2 b6.3

W ratarata (mm) b1

L ( mm ) L1

P (kg) P1

P (N) N1

MOR
(Mpa) MOR1

MOR + Standard Deviasi

a2

b2

L2

P2

N2

MOR2

3 100 4

a3

b3

L3

P3

N3

MOR3

a4

b4

L4

P4

N4

MOR4

(MOR + Standard Deviasi)

a5

b5

L5

P5

N5

MOR5

a6

b6

L6

P6

N6

MOR6

a1

b1

L1

P1

N1

MOR1

a2

b2

L2

P2

N2

MOR2

3 110 4

a3

b3

L3

P3

N3

MOR3

a4

b4

L4

P4

N4

MOR4

(MOR + Standard Deviasi)

a5

b5

L5

P5

N5

MOR5

a6

b6

L6

P6

N6

MOR6

a1

b1

L1

P1

N1

MOR1

a2

b2

L2

P2

N2

MOR2

3 120 4

a3

b3

L3

P3

N3

MOR3

a4

b4

L4

P4

N4

MOR4

(MOR + Standard Deviasi)

a5

b5

L5

P5

N5

MOR5

a6

b6

L6

P6

N6

MOR6

Keterangan: Pengujian Kekuatan Bending akan dilakukan dengan Metode Three Point Bending sebagai berikut: P W L B 15

Gambar 8. Bentuk spesimen untuk pengujian Kekuatan Bending Angka Kekuatan Bending dicari dari persamaan berikut: 3PL MOR = 2BW2 (Somiya, 1984) Dengan: P = Gaya pembebanan (N) L = Jarak antar tumpuan (mm) B = Lebar spesimen (mm) W = Tinggi spesimen (mm) Tabel Pengujian Fracture Toughness dengan Metode Single Edge Notch Beam (SENB): S2 c W S1 B (Barsoum, 1997) Gambar 9. Bentuk spesimen untuk pengujian fracture toughnes

16

Tekanan Kompaksi (Mpa)

No.

B (mm) a1.1 a1.2 a1.3 a2.1 a2.2 a2.3 a3.1 a3.2 a3.3 a4.1 a4.2 a4.3 a5.1 a5.2 a5.3 a6.1 a6.2 a6.3 a1.1 a1.2 a1.3 a2.1 a2.2 a2.3 a3.1 a3.2 a3.3 a4.1 a4.2 a4.3 a5.1 a5.2 a5.3 a6.1 a6.2 a6.3 a1.1 a1.2 a1.3 a2.1 a2.2 a2.3 a3.1 a3.2 a3.3 a4.1 a4.2 a4.3 a5.1 a5.2 a5.3 a6.1 a6.2 a6.3

Brata-rata W W rata-rata c rata-rata S1 S2 Ffail c (m) (mm) (mm) (mm) (m) (mm) (mm) (kg) a1 b1.1 b1.2 b1.3 b2.1 b2.2 b2.3 b3.1 b3.2 b3.3 b4.1 b4.2 b4.3 b5.1 b5.2 b5.3 b6.1 b6.2 b6.3 b1.1 b1.2 b1.3 b2.1 b2.2 b2.3 b3.1 b3.2 b3.3 b4.1 b4.2 b4.3 b5.1 b5.2 b5.3 b6.1 b6.2 b6.3 b1.1 b1.2 b1.3 b2.1 b2.2 b2.3 b3.1 b3.2 b3.3 b4.1 b4.2 b4.3 b5.1 b5.2 b5.3 b6.1 b6.2 b6.3 b1 c1.1 c1.2 c1.3 c2.1 c2.2 c2.3 c3.1 c3.2 c3.3 c4.1 c4.2 c4.3 c5.1 c5.2 c5.3 c6.1 c6.2 c6.3 c1.1 c1.2 c1.3 c2.1 c2.2 c2.3 c3.1 c3.2 c3.3 c4.1 c4.2 c4.3 c5.1 c5.2 c5.3 c6.1 c6.2 c6.3 c1.1 c1.2 c1.3 c2.1 c2.2 c2.3 c3.1 c3.2 c3.3 c4.1 c4.2 c4.3 c5.1 c5.2 c5.3 c6.1 c6.2 c6.3 c1 P1 Q1 d1

Ffail (N) Hv1

KIC (Mpa.m0,5) KIC 1

KIC + Standard Deviasi

a2

b2

c2

P2

Q2

d2

Hv2

KIC 2

3 100 4

a3

b3

c3

P3

Q3

d3

Hv3

KIC 3

a4

b4

c4

P4

Q4

d4

Hv4

KIC 4

(KIC + Standard Deviasi)

a5

b5

c5

P5

Q5

d5

Hv5

KIC 5

a6

b6

c6

P6

Q6

d6

Hv6

KIC 6

a1

b1

c1

P1

Q1

d1

Hv1

KIC 1

a2

b2

c2

P2

Q2

d2

Hv2

KIC 2

3 110 4

a3

b3

c3

P3

Q3

d3

Hv3

KIC 3

a4

b4

c4

P4

Q4

d4

Hv4

KIC 4

(KIC + Standard Deviasi)

a5

b5

c5

P5

Q5

d5

Hv5

KIC 5

a6

b6

c6

P6

Q6

d6

Hv6

KIC 6

a1

b1

c1

P1

Q1

d1

Hv1

KIC 1

a2

b2

c2

P2

Q2

d2

Hv2

KIC 2

3 120 4

a3

b3

c3

P3

Q3

d3

Hv3

KIC 3

a4

b4

c4

P4

Q4

d4

Hv4

KIC 4

(KIC + Standard Deviasi)

a5

b5

c5

P5

Q5

d5

Hv5

KIC 5

a6

b6

c6

P6

Q6

d6

Hv6

KIC 6

Keterangan: Angka fracture toughnes (KIC) dicari dari persamaan berikut: 3.c0.5 (S1-S2).Ffail KIC = 2BW
2

(Barsoum, 1997) Dengan: 17

c = Panjang crack (m) S1 = Jarak antar tumpuan (mm) S2 = Jarak antar tumpuan (mm) Ffail = Gaya pembebanan (N) B = Lebar spesimen (mm) W = Tinggi spesimen (mm) Grafik Pengujian Densitas:
GRAFIK DENSITAS
Densitas (gr/cm )
3

10 8 6 4 2 0 100 110 Tekanan Kompaksi (MPa) 120

Sintering 1000C

Sintering 1100C

Sintering 1200C

Grafik Pengujian Kekerasan Vickers:


GRAFIK KEKERASAN 12 Kekerasan (Hv) 10 8 6 4 2 0 100 110 Tekanan Kom paks i (MPa) Sintering 1000 C Sintering 1100 C Sintering 1200 C 120

Grafik Pengujian Fracture Toughness dengan Metode Indentasi Vickers: 18

12
0,5 K (Mpa.m ) IC

GRAFIK KIC DENGAN M ETODE INDENTASI VICKERS

10 8 6 4 2 0 100 110 Sintering 1000 Te kanan C Kom Sintering paksi 1100 (MPa) C 120 Sintering 1200 C

Grafik Pengujian Kekuatan Bending:


12 MOR (Mpa ) 10 8 6 4 2 0 100 110 Sintering 1000 Sintering C Te kC anan Kom pak s i 1100 (MPa) 120 Sintering 1200 C GRAFIK KEKUATAN BENDUNG (m or)

Grafik Pengujian Fracture Toughness dengan Metode SENB:


12 10 8 6 4 2 0 100 GRAFIK KIC

0,5 K (Mpa.m ) IC

110

120 Sintering 1200 C

Te k anan Kom pak s i (M Pa) Sintering 1000 C Sintering 1100 C

Grafik XRD
GRAFIK XRD
I (Counts) 500 400 300 200 100 0 1 6 Theta-2Theta (deg) 11

G. Jadual Pelaksanaan 19

No 1 2 3 4 5 6

Kegiatan Persiapan material Pembuatan cetakan Pembuatan green body (compacting) Sintering dan pengujian Analisa data hasil pengujian Penyusunan laporan dan seminar Total

Waktu (Bulan ke-) 11 2 3 4 5 6 7 8

8 Bulan

H. Personalia Peneliti 1. Ketua a. Nama b. Pangkat/Golongan c. Jabatan Fungsional d. Bidang Keahlian e. Perguruan Tinggi 2. Anggota a. Nama b. Pangkat/Golongan c. Jabatan Fungsional d. Bidang Keahlian e. Perguruan Tinggi : RM. Bagus Irawan, ST, MSi : Penata Muda/III-A : Asisten Ahli : Teknik Mesin dan Teknik Lingkungan : UNIMUS : Muh Amin, ST, MT : Penata Muda/III-A : Asisten Ahli : Teknik Mesin/Mekanika Bahan : UNIMUS

I. Perkiraan Biaya Penelitian

20

No Mata Anggaran 1 Bahan dan peralatan a) Lumpur Lapindo b) Biaya pembuatan cetakan silindris c) Biaya pembuatan cetakan balok d) Resin e) Ampelas f) Biaya meshing partikel f) Biaya pembuatan green body g) Biaya sintering h) Biaya Foto mikro spesimen i) Uji komposisi kimia j) Uji XRD 2 Pelaporan a) Penulisan dan penggandaan b) Pengolahan data c) Pemuatan Jurnal Traksi ISSN No. 1693-3453 d) Pengiriman e) Biaya seminar TOTAL

Volume

Biaya Satuan

Jumlah Rp500,000.00 Rp300,000.00 Rp300,000.00 Rp90,000.00 Rp40,000.00 Rp160,000.00 Rp1,600,000.00 Rp3,600,000.00 Rp500,000.00 Rp800,000.00 Rp800,000.00

1 kg Rp500,000.00 1 buah Rp300,000.00 1 buah Rp300,000.00 1 kg Rp90,000.00 1 Rp40,000.00 8 jam Rp20,000.00 32 jam Rp50,000.00 6 xSintering Rp600,000.00 1 rol film+biaya sewa alat 2x Rp400,000.00 2x Rp400,000.00

4 exemplar 1x 1 edisi 3 exemplar 1

Rp100,000.00 Rp130,000.00 Rp200,000.00 Rp25,000.00 Rp500,000.00

Rp400,000.00 Rp130,000.00 Rp200,000.00 Rp75,000.00 Rp500,000.00 Rp9,995,000.00

J. Lampiran-Lampiran J.1.. Daftar Pustaka Aristianto, 2006, Pemeriksaan Pendahuluan Lumpur Panas Lapindo Sidoarjo untuk Produk Keramik, Handouts. Barsoum, M. W., 1997, Fundamental of Ceramics, McGraw-Hill Book Company, Inc., New York. Chawla, K.K., 1993, Ceramic Matrix Composites, University Press, Cambridge, Great Britain. Cheng, T. W, Ueng, T. H., Chen. Y. S. and Chiu, J. P., 2002, Production of GlassCeramics from Incinerators Fly Ash, Journal Ceramics international 28, 779-783. Cheng, T. W. and Chen, Y. S., 2004, Characterization of Glass-Ceramics Made From Incinerators Flay Ash, Journal Ceramics international 30, 343-349. Diah N., 2007, Penelitian Awal Pemanfaatan Lumpur Porong Kab. Sidoarjo untuk Komponen Bangunan, Balai Teknologi Pemukiman. Green, D. J., 1998, An Introduction to the Mechanical Properties of Ceramic , University Press, Cambridge, Great Britain. 21

Januarti, J.E., 2007, Lumpur Lapindo Untuk Semen, ITS, Surabaya. Lily P, 2006, Karakteristik Fisik Kimia Lumpur Panas Porong Sidoarjo, ITS Surabaya, Handouts. Roger, L. K. M., 1987, Evaluation of Fracture Toughness Determination Methods as Applied to Ceria-Stabilized Tetragonal Zirconia Polycrystal, Journal American Ceramic Society 70(12) C-366-C-368. Somiya, S, 1984, Advanced Technical Ceramics, Academic Press. Inc, Tokyo. J.2. Daftar Riwayat Hidup Ketua Peneliti 1. Nama Lengkap 2. Pangkat/Golongan 3. Jabatan Fungsional 4. Asal Perguruan tinggi 5. Fakultas/Jurusan 6. Bidang Keahlian 7. Alamat Rumah :Muh Amin, ST, MT : Penata Muda/III-A : Asisten Ahli : Universitas Muhammadiyah Semarang : Teknik/Teknik Mesin : Mekanika Bahan : Mulungan Rt. 3/ Rw. 3 Jatilor Godong Grobogan Purwodadi Hp. 081 567 19114 8. Riwayat Pendidikan Macam S1 S2 Tempat UMS UGM : : Th. Selesai 2000 2005 Titel S.T M.T Bidang Teknik Mesin Mekanika Bahan

9. Riwayat Pekerjaan 10. Pengalaman Penelitian

: Bekerja di UNIMUS sejak 2006 sampai sekarang

Desain Rangka Sepeda dengan Pemodelan Elemen Batang dan Shell dengan Bantuan CATIA-Elfini Pengaruh Tekanan Kompaksi dan Suhu Sintering Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Kaolin Pengaruh Tekanan Kompaksi Terhadap Karakterisasi Keramik Kaolin yang dibuat dengan Proses Pressureless Sintering :

11. Tulisan Publikasi

22

Pengaruh Tekanan Kompaksi dan Suhu Sintering Terhadap Densitas dan Kekerasan Kaolin (Pembicara Seminar Nasional). Ketua Peneliti

(Muh Amin, S.T., M.T)

Anggota Peneliti 1. Nama : RM. Bagus Irawan, ST, MSi : Penata Muda Tk I /III-B : Asisten Ahli : Universitas Muhammadiyah Semarang : Teknik/Teknik Mesin Lingkungan 7. Alamat Rumah : Jl. Gedawang Permai K-15 Banyumanik Semarang Hp. 081 5665 6581 / 081 5777 0971 8. Riwayat Pendidikan Macam S1 S2 Tempat UNDIP UNDIP : Th. Selesai 1996 2003 Titel S.T M.Si Bidang Teknik Mesin Tek. Rekayasa Lingkungan 2. Pangkat/Golongan 3. Jabatan Fungsional 4. Asal Perguruan tinggi 5. Fakultas/Jurusan

6. Bidang Keahlian : Teknik Mesin Konversi & Master Teknik

9. Riwayat Pekerjaan

: Bekerja di UNIMUS sejak 1999 sampai sekarang

10. Pengalaman Penelitian

Analisis Kerusakan Sistem Rem ABS pada Mazda 626 Cronos. Studi Pengaruh Bentuk Body Muka Daihatsu Espass Terhadap Koefisien Tahanan Aerodinamika. Unjuk kerja Catalytic Converter Untuk Mereduksi Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor. 23

Rancang Bangun Modifikasi Catalytic Converter dengan Material Substrat Tembaga Cu dan Nikel Ni untuk Mereduksi Emisi Gas Carbon Monoksida. Pengaruh Pemakaian Catalytic Converter Terhadap Performance Mesin Standart Kendaraan Bermotor.

11. Tulisan publikasi

Artikel Andai Rob Melanda Balaikota Artikel Green Hotel Mungkinkah/ (kasus gumaya Palace Hotel) Artikel Semarang Zero Waste Artikel Pengelolahan sampah Terpadu Artikel Rumah Umum Rakyat Artikel Green Hotel (Berwawasan Lingkungan), Suara Merdeka 22 Maret 2005 Artikel Green Hospital, Alih Fungsi Mall Yogya (Berwawasan

Lingkungan) Artikel Kendaraan Pribadi, Kemacetan dan Emisi Artikel Wisata Sejarah, Suara Merdeka 26 April 2005 Artikel Sekolah Asing Tantangan Atau Ancaman?, Suara Merdeka 7 Juni 2005 Artikel Mengembangkan Wisata Sejarah, Seputar Semarang, 6 Juli 2005 Artikel Kekerasan Dalam Kelas, Seputar Semarang, 14 September 2005 Artikel Kembang Kempis Ngesti Pandowo Artikel Pengendalian Polusi Udara, Jawa Post, 16 Oktober 2003 Artikel Revitalisasi Ngesti Pandowo, SS, November 2005 Artikel Museum Sebagai Daya Tarik Kota, SM, 21 Desember 2995 Artikel PTS Sulit Menjadi Periset, SM, 19 Januari 2006 Pengasuh tips Seputar Otomotif di Semarang Post Pembicara Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian PTN dan PTS SeIndonesia

24

Penyampaian Pidato Ilmiah dalam Rangka Dies Natalis UNIMUS dihadapan bapak Gubernur, Walikota dan pejabat pemerintah dan militer serta para Rektor PTS

Bahaya Timbal Mengancam Warga Kota, Bulletin UNIMUS Hujan Asam Mengancam Warga Kota Semarang, Bulletin UNIMUS Anggota Peneliti

(RM. Bagus Irawan, S. T., M. Si.)

25

Anda mungkin juga menyukai