Anda di halaman 1dari 21

COMMUNITY HEALTH NURSING 2 TRIGGER 2

Disusun oleh: Intan Dyah Ayuningtyas 0810720039

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2011

TRIGGER 2 Seorang perawat memiliki satu daerah binaan. Secara rutin perawat melakukan survey pada daerah tersebut untuk mendapatkan data status kesehatan. Selanjutnya perawat menganalisis data yang telah terkumpul untuk mengetahui diagnosis komunitas. Berdasarkan diagnosis tersebut perawat menyusun rencana kerja. SLO 1. Konsep daerah binaan Definisi Kriteria Definisi Jenis data Instrumen pengumpulan data Cara mengumpulkan data

2. Data status kesehatan

3. Prosedur analisa data 4. Prosedur survey 5. Tugas perawat komunitas dan ruang lingkupnya 6. Diagnosa komunitas Langkah membuat diagnosa Diagnosa yang muncul di komunitas

7. Prosedur penyusunan rencana kerja

1. Konsep daerah binaan A. Definisi Daerah binaan adalah suatu daerah yang menjadi sorotan untuk dibina dengan ciri status kesehatan yang lebih rendah dibandingkan daerah lainnya, dimana masyarakatnya beresiko tinggi terhadap penyakit. B. Kriteria Status kesehatan rendah Pengetahuan masyarakat tentang kesehatan rendah Latarbelakang pendidikan masyarakat kebanyakan rendah Sarana sanitasi jelek Jauh dari pusat pelayanan kesehatan Kebutuhan biologis, psikologis, sosial dan lingkungan tidak terpenuhi dengan baik Status imunisasi tidak lengkap

2. Data status kesehatan A. Definisi Menurut Webster New World Dictionary, data adalah things known or assumed, yang berarti sesuatu yang diketahui atau dianggap. Diketahui berarti data tersebut adalah fakta (bukti), dianggap berarti persepsi. Data juga bisa diartikan sebagai sekumpulan informasi atau nilai yang diperoleh dari pengamatan (observasi) suatu objek, dapat berupa angka dapat pula berupa lambang atau sifat. Pada dasarnya kegunaan data sebagai dasar yang objektif didalam proses pembuatan keputusan-keputusan/kebijakan dalam rangka untuk memecahkan masalah persoalan. Data status kesehatan adalah sekumpulan informasi terkait status kesehatan individu, kelompok atau masyarakat yang termasuk didalamnya: Data Geografi Uraikan alamat lengkap daerah yang dijadikan binaanb. Selanjutnya uraikan batas-batas wilayah yang menjadi target pengkajian, contoh : Sebelah Uatra dibatas oleh Parit Sebelah Selatan dibatasi oleh sawah

Sebelah Timur dibatasi oleh Sawah Sebelah Barat dibatasi oleh Gang Identifikasi aktivitas rutin yang dilakukan oleh individu, kelompok atau masyarakat ; misalnya pengajian rutin, kegiatan arisan, yasinan, dsb. Data Demografi Jumlah KK Jumlah jiwa Distribusi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin Distribusi penduduk berdasarkan pendidikan Distribusi rumah berdasarkan tipe rumah Kepemilikan rumah Distribusi jenis lantai rumah Distribusi data sosial ekonomi Distribusi status gizi Distribusi system ventilasi Distribusi luas ventilasi rumah Apakah jedela di buaka setiap hari Distribusi pencahayaan rumah disiang hari Distribusi luas kamar tidur Distribusi kebersihan dalam rumah Distribusi jenis kotoran Distribusi letak rumah dengan tetangga Distribusi sumber air bersih Distribusi sistem pengelolahan air minum Distribusi sumber air untuk mandi dan mencuci Distribusi kondisi tempat penampungan air Distribusi kondisi air Distribusi kebiasan menguras air Distribusi tempat pembuangan sampah Distribusi kondisi tempat penampungan sampah sementara Distribusi kebiasaan keluarga BAB

Distribusi kepemilikan jamban Distribusi kondisi jamban warga Binatang yang banyak berkeliaran disekitar sampah Distribusi kejadian banjir Distribusi kepemilikan hewan ternak dirumah Distribusi letak kandang ternak Distribusi kondisi kandang Distribusi sarana kesehatan terdekat Distribusi Pemanfaatan sarana kesehatan Distribusi tempat berobat warga Distribusi pendanaan kesehatan Distribusi keluarga yang menderita penyakit dalam 6 bulan terakhir Distribusi anggota keluarga yang meninggal dalam 1 tahun terakhir Dstribusi kematian Distribusi apakah ada usia remaja Distribusi jumlah pasangan usia subur Distribusi tempat pertolongan persalinan Distribusi kebiasaan yang dilakukan Distribusi adakah usia lanjut

B. Jenis data (klasifikasi) Data diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Berdasarkan sifatnya Data kualitatif, yaitu data yang tidak berbentuk angka. Misalnya: hasil pertanyaan tentang suasana kerja, kualitas pelayanan dan sebagainya. Data kuantitatif, yaitu data berbentuk angka. Misalnya: harga saham, besarnya pendapatan dan sebagainya. 2. Berdasarkan sumber datanya Data internal, yaitu data yang berasal dari dalam organisasi jumlah karyawan, jumlah modalnya, jumlah yang menggambarkan keadaan organisasi tersebut. Misalnya suatu perusahaan: produksinya.

Data eksternal, yaitu data yang berasal dari luar suatu

organisasi yang dapat menggambarkan factor-faktor yang mungkin mempengaruhi hasil kerja suatu organisasi. Misalnya daya beli masyarakat mempengaruhi hasil penjualan suatu perusahaan.

3. Berdasarkan cara memperolehnya Data primer, yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan/suatu organisasi secara langsung dari objek yang diteliti dan untuk kepentingan studi yang bersangkutan yang dapat berupa interview, observasi. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh/dikumpulkan oleh studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain. Biasanya sumber tidak langsung berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi. 4. Berdasarkan waktu pengumpulannya Data cross section, yaitu data yang dikumpulkan dalam satu waktu tertentu (at a point of time) untuk menggambarkan keadaan dan kegiatan pada waktu tersebut. Data berskala (time series data), yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk melihat perkembangan suatu kejadian/kegiatan selama periode tersebut. Misalnya menilai perkembangan harga 9 bahan pokok. C. Instrumen pengumpulan data 1. 2. 3. 4. 5. Quesioner Rekam medis Tape recorder Catatan dinas kesehatan setempat Buku kuning tentang status imunisasi

D. Cara pengumpulan data Menurut Nan Lin terdapat 8 tahap dalam proses pengumpulan data, yaitu: 1. Tinjauan literatur dan konsultasi dengan ahli.

Pengumpulan data biasanya diawali dengan mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan masalah penelitian. Informasi-informasi tersebut dapat diperoleh melalui peninjau literatur yang relevan dan konsultasi dengan para ahli. Melalui usaha-usaha ini peneliti berusaha memahami benar-benar isu penelitian, konsep, dan variable-variabel yang dipergunakan oleh peneliti lain dalam mempelajari hal yang serupa di masa lalu, dan hipotesis-hopotesis yang pernah diteliti pada waktu lalu. 2. Mempelajari masyarakat. Maksudnya supaya peneliti memahami berbagai kebiasaan yang berlaku di dalamnya. 3. Membina hubungan yang baik dengan responden dan lingkungannya. 4. Uji coba atau pilot study Pengumpulan data didahului dengan uji coba instrumen penelitian pada sekelompok masyarakat yang merupakan bagian dari populasi yang bukan sample. Maksudnya untuk mengetahui apakah instrument tersebut cukup handal atau tidak, komunikatif, dapat dipahami, dan sebagainya. 5. Merumuskan dan menuyusun pertanyaan Setelah hasil uji coba instrumen dipelajari, disusunlah pertanyaanpertanyaan yang relevan dengan tujuan penelitian, sehingga mengandung makna yang signifikan dan substansif. 6. Mencatat dan memberi kode (recording and coding) Melalui instrumen penelitian yang telah dipersiapkan, dilakukan pencatatan terhadap data yang dibutuhkan dari setiap responden. Informasi-informasi yang diperoleh dari pencatatan ini diberi kode guna memudahkan proses analisis. 7. Cross checking, validitas, dan reliabilitas Tahap ini terdiri atas cross checking terhadap data yang masih diragukan kebenarannya, serta memeriksa validitas dan reliabilitasnya. 8. Pengorganisasian dan kode ulang data yang telah terkumpul supaya dapat dianalisis. dan melakukan pendekatan terhadap kelompok

Setelah proses pengumpulan data dilakukan, baru melakukan metode atau teknik untuk mendapatkan data, yaitu: 1. Pengumpulan Data dengan Metode Tes untuk memperoleh informasi tentang berbagai aspek dalam tingkah laku Adapun jenis-jenis tes, yaitu: a. Tes Intelegensi Mengukur taraf kemampuan berpikir, terutama berkaitan dengan potensi untuk mencapi taraf prestasi tertentu dalam belajar. Jenis data yang dapat diambil dari tes ini adalah kemampuan intelektual atau kemampuan akademik. b Tes Bakat Tes kemampuan bakat, mengukur taraf kemampuan seseorang untuk berhasil dalam bidang studi tertentu, program pendidikan vokasional tertentu atau bidang pekerjaan tertentu, lingkupnya lebih terbatas dari tes kemampuan intelektual (Test of Specific Ability; Aptitude Test ). c Tes Minat Tes minat, mengukur kegiatan-kegiatan macam apa paling disukai seseorang. Tes macam ini bertujuan membantu orang muda dalam memilih macam pekerjaan yang kiranya paling sesuai baginya (Test of Vocational Interest). d Tes Kepribadian Tes kepribadian, mengukur ciri-ciri kepribadian seperti sifat karakter, sifat temperamen, corak kehidupan emosional, kesehatan mental, relasi-relasi social dengan orang lain, serta bidang-bidang kehidupan yang menimbulkan kesukaran dalam penyesuaian diri. e Tes Perkembangan Vokasional Tes vokasional, mengukur taraf perkembangan orang muda dalam hal kesadaran dalam menyusun rencana pembangunan masa depannya sendiri. f Tes Hasil Belajar (Achievement Test)

Tes yang mengukur apa yang telah dipelajari pada berbagai bidang studi, jenis data yang dapat diambil menggunakan tes hasil belajar (Achievement Test) ini adalah taraf prestasi dalam belajar. 2. Pengumpulan Data dengan Metode Non Tes a. Observasi Observasi diartikan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Keunggulan metode ini adalah hasilnya lebih akurat dan sulit dibantah, kejadian yang serempak dapat diamati dan dan dicatat serempak pula dengan memperbanyak observer. Kelemahan metode ini adalah kelemahan observer dalam pencatatan, pengamatan dan mengingat. b. Angket atau kuesioner (questionnaire) Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertnyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden. keuntungannya adalah pertanyaan yang akan diajukan pada responden dapat distandarkan, responden dapat menjawab kuesioner pada waktu luangnya, pertanyaan yang diajukan dapat dipikirkan terlebih dahulu sehingga jawabannya dapat dipercaya dibandingkan dengan jawaban secara lisan, serta pertanyaan yang diajukan akan lebih tepat dan seragam. Kuesioner dapat dibagi menjadi empat, yaitu: 1. Kuesioner tertutup Setiap pertanyaan 2. Kuesioner terbuka Dimana tidak terdapat pilihan jawaban sehingga responden haru memformulasikan jawabannya sendiri. 3. Kuesioner kombinasi terbuka dan tertutup Dimana pertanyaan tertutup kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka. 4. Kuesioner semi terbuka telah disertai sejumlah pilihan jawaban. Responden hanya memilih jawaban yang paling sesuai.

Pertanyaan yang jawabannya telah tersusun rapi, tetapi masih ada kemungkinan tambahan jawaban. c. Wawancara Merupakan salah satu metode pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi secara lisan. Proses wawancara dilakukan dengan cara tatap muka secara langsung. Selama proses wawancara petugas bimbingan mengajukan pertanyaan, meminta penjelasan dan jawaban dari pertanyaan yang diberikan dan membuat catatan mengenai hal-hal yang diungkapkan kepadanya. Secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara, yaitu: 1. Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. 2. Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai check-list. d. Studi Dokumenter (documentary sudy) Studi dokumenter merupakan merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,gambar maupun elektronik. e. Sosiometri Sosiometri merupakan suatu metode untuk memperoleh data tentang jaringan sosial dalam suatu kelompok, fungsi-fungsi individu dalam kelompoknya yang berukuran kecil antara 10-50 orang, data diambil berdasarkan preferensi pribadi antara anggota kelompok. 3. Prosedur analisa data Analisa data adalah mengelompokkan, membuat suatu urutan, memanipulasi serta menyingkatkan data sehingga mudah untuk dibaca. Terdapat beberapa langkah dalam melakukan analisa data, yaitu: 1. Menentukan masalah (untuk menjadi objek pengamatan/penelitian) Menentukan masalah dalam sebuah keadaan sebagai titik pandang masalah, sehingga mampu bekerja efektif saat mengumpulkan data dan memberikan akurasi yang tinggi. Karena kesulitan akan banyak muncul bila tidak ada definisi yang jelas tentang masalah yang ingin diketahui.

2. Mengumpulkan data Faktor penting dalam pengumpulan data adalah populasi dan sampel. Pada bagian ini digunakan statistik inferensial agar memperluas informasi dari populasi atau sampel. 3. Membagi data atas kategori-kategori Beberapa cirri dalam membuat kategori adalah: Kategori harus dibuat berdasarkan masalah dan tujuan penelitian Kategori harus lengkap Kategori harus bebas dan terpisah Tiap kategori harus berasal dari satu kaidah klasifikasi Tiap kategori harus dalam satu level

4. Melakukan analisa Didalam melakukan analisa, terdapat 2 metode kategori yaitu: Metode explanatory: untuk menentukan apakah data yang ada dapat disajikan mengalami angka aritmetika sederhana dan mudah dimuat dengan grafis sebagai ringkasan data. Metode confirmatory: memanfaatkan ide teori probabilitas sebagai upaya menjawab pertanyaan-pertanyaan khusus diluar ringkasan yang mudah diperoleh. 5. Menyajikan hasil Setelah data dianalisa, hasil disajikan dalam bentuk table atau grafik atau berupa nilai presentase tertentu. Hasil pengamatan dan analisa dituntut mampu menunjukkan kemungkinan keterlibatan sampel berdasarkan penggunaan teori probabilitas dan nilai interval. 4. Prosedur survey 1. Surat ijin survey Tim leader mengajukan ijin pelaksanaan survey pendahuluan kepada pemberi tugas berikut tanggal dan waktu pelaksanaannya.

Setelah disetujui, selanjutnya membuat surat pemberitahuan kepada instansi yang terkait dengan pelaksanaan survey yang akan dibawa oleh tim leader.

2. Pelaksanaan survey Pendahuluan Menetapkan jenis survey yang akan dilakukan Survey lingkungan/tempat Survey populasi Survey adat/kebiasaan diwilayah tersebut Survey iklim, agar tepat dan lancer saat melakukan kegiatan Terkait hasil survey pendahuluan berupa dokumentasi

3. Pelaporan hasil survey

5. Tugas perawat komunitas dan ruang lingkupnya Tugas perawat Komunitas Sebenarnya tugas perawat komunitas tidak dapat dipisahkan dari peran dan fungsinya di dalam komunitas. Oleh karena itu, disini terdapat beberapa uraian tentang tugas-tugas perawat komunitas. Tugas perawat komunitas berdasarkan perannya: 1. Peran kepada individu dan keluarga Pelaksana promotif mortality kegiatan dan rate, kesehatan, agar tugasnya tercipta memberikan tujuan dalam pelayanan kesehatan untuk individu, keluarga dan kelompok dalam upaya infant preventif serta meningkatkan kesehatan, menurunkan morbiditas, menurunkan mencegah terjadinya gangguan kesehatan. Sebagai pendidik, tugasnya memberikan pendidikan dan pemahaman kepada individu, keluarga dan kelompok baik dirumah, puskesmas dalam rangka menanamkan perilaku sehat, pengaturan diet dan peningkatan tentang nutrisi, proses olahraga, penyakit, manajemen pendidikan stress, tentang pendidikan

penggunaan obat dan tentang perawatan mandiri.

Sebagai administrator, tugasnya perawat komunitas mengelola kegiatan yang pelayanan diberikan. kesehatan sesuai dengan dalah mengelola Tanggungjawabnya keputusan,

berbagai mengelola

tanggungjawab

permasalahan,

mengambil

tenaga, membuat mekanisme kontrol, kerjasama lintas sektoral serta bersosialisasi dengan masyarakat. Sebagai konselor, tugasnya perawat sebagai konselor Sebagai peneliti, tugasnya perawat mengidentifikasi terhadap

fenomena yang terjadi yang dapat mempengaruhi status kesehatan individu, keluarga, kelompok. 2. Peran manajerial Mengambil keputusan Memikul tanggungjawab Mengerahkan semua sumber daya untuk mencapai tujuan Pemikir konseptual Bekerjasama Mediator, politikus dan diplomat Perawat melakukan tugas: Screening Penemuan kasus Surveilance status imunisasi Pengelolahan keluhan ringan Pemberian obat Perawat bertugas memberikan pelayanan langsung dan

3. Peran terhadap kesehatan masyarakat sekolah

4. Peran dalam bidang kesehatan kerja pengelolaan layanan kesehatan kepada masyarakat kerja. 5. Peran kesehatan dirumah Perawat bertugas meningkatkan, memelihara dan memulihkan penyakit guna memaksimalkan kesehatan. Sedangkan tugas perawat berdasarkan fungsinya adalah: 1. Fungsi I

Perawat bertugas mengakaji kebutuhan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat akan pelayanan keperawatan serta sumber-sumber yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan tersebut 2. Fungsi II Perawat bertugas merencanakan 3. Fungsi III Perawat bertugas melaksanakan rencana keperawatan dalam upaya memenuhi kebutuhan manusiawi klien (bio, psiko, sosial, spiritual) dan meningkatkan kesehatan. 4. Fungsi IV Mengevaluasi hasil asuhan keperawatan 5. Fungsi V Mendokumentasikan proses keperawatan 6. Fungsi VI Perawat bertugas mengidentifikasi dan hal-hal yang perlu untuk praktek meningkatkan keperawatan. 7. Fungsi VII Perawat bertugas ikut serta dalam melaksanakan penyuluhan kesehatan 8. Fungsi VIII Perawat bertugas melakukan kerjasama dengan profesi lain yang terlibat dalam memberikan pelayanan kesehatan. 9. Fungsi IX Perawat bertugas mengelola perawatan klien 10. FungsiX Perawat bertugas mengelola institusi pendidikan keperawatan 11. Fungsi XI Perawat bertugas merumuskan kebijakan perencanaan pelaksanaan pelayanan keperawatan kesehatan primer. Ruang lingkup praktek perawat komunitas 1. Perawatan dirumah: menekankan keluarga sebagai background pengetahuan keterampilan dalam tindakan dan tujuan asuhan keperawatan sesuai diagnosis keperawatan.

2. Praktek mobile: contoh: nursing home untuk paliative care pada kasusu-kasus terminal, setingnya seperti di RS tetapi tempatnya di rumah 3. Praktek di sekolah: bekerja di UKS atau klinik sekolah dalam upaya penemuan dini masalah kesehatan dan pemeliharaan kesehatan 4. Praktek di tempat kerja: memberikan pelayanan kepada tenaga kerja atau kelompok kerja. 5. Bekerja pada institusi yang membawahi wilayah tertentu: seperti dinas kesehatan dan puskesmas. 6. Diagnosa komunitas A. Langkah membuat diagnosa keperawatan Diagnosa keperawatan komunitas adalah pernyataan dari populasi mengenai kondisi, trend, masalah-masalah potensial, kekuatan dan situasi laten (Watson, 1984 dalam Frvin,2002). Dalam penyusunan diagnosa keperawatan komunitas sama seperti diagnosa keperawatan pada umumnya, yang terdiri dari deskripsi masalah, identifikasi etiologi, tanda dan gejala. Problem (P/masalah), merupakan gambaran keadaan klien yang seharusnya tidak terjadi dimana tindakan keperawatan dapat diberikan. Tujuan: menjelaskan status kesehatan klien atau masalah kesehatan klien secara jelas dan sesingkat mungkin. Diagnosis keperawatan disusun dengan menggunakan standart yang telah disepakati (NANDA, Doengoes, Carpenito, Gordon, dll), supaya : a. Perawat dapat berkomunikasi dengan istilah yang dimengerti secara umum b. Memfasilitasi dan mengakses diagnosa keperawatan c. Sebagai metode untuk mengidentifikasi perbedaan masalah keperawatan dengan masalah medis d. Meningkatkan kerjasama perawat dalam mendefinisikan diagnosis dari data pengkajian dan intervensi keperawatan, sehingga dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan. Etiologi (E/penyebab), keadaan ini menunjukkan penyebab keadaan atau masalah kesehatan yang memberikan arah terhadap terapi keperawatan.

Penyebabnya meliputi : perilaku, lingkungan, interaksi antara perilaku dan lingkungan. Unsur-unsur dalam identifikasi etiologi : a. Patofisiologi penyakit : adalah semua proses penyakit, akut atau kronis yang dapat menyebabkan / mendukung masalah. b. Situasional : personal dan lingkungan (kurang pengetahuan, isolasi sosial, dll) c. Medikasi (berhubungan dengan program pengobatan/perawatan) : keterbatasan institusi atau rumah sakit, sehingga tidak mampu memberikan perawatan. d. Maturasional : Adolesent : ketergantungan dalam kelompok Young Adult : menikah, hamil, menjadi orang tua Dewasa : tekanan karier, tanda-tanda pubertas. Sign & symptom (S/tanda & gejala), adalah ciri, tanda atau gejala, yang merupakan keperawatan. Jadi rumus diagnosis keperawatan adalah : PE / PES. Selanjutnya proses penyusunan diagnosis keperawatan: 1. Klasifikasi & Analisis Data Mengelompokkan data-data klien atau keadaan tertentu dimana klien mengalami permasalahan kesehatan atau keperawatan berdasarkan kriteria permasalahannya. Pengelmpkkan data dapat disusun berdasarkan pola respon manusia (taksonomi NANDA) dan/atau pola fungsi kesehatan (Gordon, 1982); Respon Manusia (Taksonomi NANDA II) : a. Pertukaran b. Komunikasi c. Berhubungan d. Nilai-nilai e. Pilihan f. Bergerak g. Penafsiran h. Pengetahuan informasi yang diperlukan untuk merumuskan diagnosis

i. Perasaan Pola Fungsi Kesehatan (Gordon, 1982) : a. Persepsi kesehatan : pola penatalaksanaan kesehatan b. Nutrisi : pola metabolisme c. Pola eliminasi d. Aktivitas : pola latihan e. Tidur : pola istirahat f. Kognitif : pola perseptual g. Persepsi diri : pola konsep diri h. Peran : pola hubungan i. Seksualitas : pola reproduktif j. Koping : pola toleransi stress k. Nilai : pola keyakinan 2. Mengindentifikasi masalah klien Identifikasi masalah klien dibagi menjadi : pasien tidak bermasalah, pasien yang kemungkinan mempunyai masalah, pasien yang mempunyai masalah potensial sehingga kemungkinan besar mempunyai masalah dan pasien yang mempunyai masalah aktual. a. Menentukan kelebihan klien Apabila klien memenuhi standar kriteria kesehatan, perawat kemudian menyimpulkan bahwa klien memiliki kelebihan dalam hal tertentu. Kelebihan tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan atau membantu memecahkan masalah yang klien hadapi. b. Menentukan masalah klien Jika klien tidak memenuhi standar kriteria, maka klien tersebut mengalami keterbatasan dalam aspek kesehatannya dan memerlukan pertolongan. c. Menentukan masalah yang pernah dialami oleh klien Pada tahap ini, penting untuk menentukan masalah potensial klien. Misalnya ditemukan adanya tanda-tanda infeksi pada luka klien, tetapi dari hasil test laboratorium, tidak menunjukkan adanya suatu kelainan. Sesuai dengan teori, maka akan timbul adanya infeksi. Perawat kemudian menyimpulkan bahwa daya tahan tubuh klien tidak mampu melawan infeksi.

d. Penentuan keputusan Tidak ada masalah, tetapi perlu peningkatan status dan fungsi (kesejahteraan) : tidak ada indikasi respon keperawatan, meningkatnya status kesehatan dan kebiasaan, serta danya inisiatif promosi kesehatan untuk memastikan ada atau tidaknya masalah yang diduga. Masalah kemungkinan (possible problem) : pola mengumpulkan data yang lengkap untuk memastikan ada atau tidaknya masalah yang diduga. Masalah aktual, resiko, atau sindrom : tidak mampu merawat karena klien menolak masalah dan pengobatan, mulai untuk mendesain perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi untuk mencegah, menurunkan, atau menyelesaikan masalah. Masalah kolaboratif : konsultasikan dengan tenaga kesehatan profesional yang ompeten dan bekerja secara kolaboratif pada masalah tersebut. Masalah kolaboratif adalah komplikasi fisiologis yang diakibatkan dari patofisiologi, berhubungan dengan pengobatan dan situasi yang lain. Tugas perawat adalah memonitor, untuk mendeteksi status klien dan kolaboratif dengan tenaga medis guna pengobatan yang tepat. 3. Memvalidasi diagnosis keperawatan Adalah menghubungkan dengan klasifikasi gejala dan tanda-tanda yang kemudian merujuk kepada kelengkapan dan ketepatan data. Pada tahap ini, perawat memvalidasi data yang ada secara akurat, yang dilakukan bersama klien/keluarga dan/atau masyarakat. Validasi tersebut dilaksanakan dengan mengajukan pertanyaan atau pernyataan yang reflektif kepada klien/keluarga tentang kejelasan interpretasi data. Begitu diagnosis keperawatan disusun, maka harus dilakukan validasi. 4. Menyusun diagnosis keperawatan sesuai dengan prioritasnya Setelah perawat mengelompokkan, mengidentifikasi, dan memvalidasi datadata yang signifikan, maka tugas perawat pada tahap ini adalah merumuskan suatu diagnosis keperawatan. Diagnosa keperawatan dapat bersifat aktual, resiko, sindrom, kemungkinan dan wellness.

Menyusun diagnosis keperawatan hendaknya diurutkan menurut kebutuhan yang berlandaskabn hirarki Maslow (kecuali untuk kasus kegawat daruratan menggunakan prioritas berdasarkan yang mengancam jiwa) : Berdasarkan Hirarki Maslow: fisiologis, aman-nyaman-keselamatan, mencintai dan memiliki, harga diri dan aktualisasi diri. Griffith-Kenney Christensen: ancaman kehidupan dan kesehatan, sumber daya dan dana yang tersedia, peran serta klien, dan prinsip ilmiah dan praktik keperawatan. Terdapat keperawatan: 1. Perumusan harus jelas dan singkat dari respon klien terhadap situasi atau keadaan yang dihadapi 2. Spesifi dan akurat (pasti) 3. Dapat merupakan pernyataan dari penyebab 4. Memberikan arahan pada asuhan keperawatan 5. Dapat dilaksanakan oleh perawat 6. Mencerminan keadaan kesehatan klien. Selanjutnya hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan diagnosis keperawatan adalah: 1. Berorientasi kepada klien, keluarga dan masyarakat 2. Bersifat aktual atau potensial 3. Dapat diatasi dengan intervensi keperawatan 4. Menyatakan masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat, serta faktor-faktor penyebab timbulnya masalah tersebut. B. Diagnosa yang muncul di komunitas Menurut Yoyok bekti prasetyo: 1. Tingginya kematian bayi b.d: Inadekuat sumber untuk perawatan kebutuhan antepartum Keterbatasan akses terhadap pelayanan antepartum Kurangnya praktisi obstetri Kurangnya pengkajian dan penanganan gigi di klinik kesehatan beberapa persyaratan dalam penyusunan diagnosis

2. Tingginya prevalensi dari gigi karies b.d:

Kurangnya jadar flourida dalam air Rendahnya perkapita masyarakat Tidak pernah ada pendidikan kesehatan gigi

Menurut Fallen dan Budi, 2005: 3. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada komunitas b.d kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tubuh 7. Prosedur penyusunan rencana kerja Merupakan penyusunan rencana yang akan menjadi acuan dalam bekerja. Menyusun rencana kerja sangat bergantung pada penjabaran tujuan pada tingkat tertentu. Adapaun prosedurnya sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi dan merumuskan semua kegiatan secara jelas. 2. Merumuskan pendekatan yang akan digunakan pada setiap kegiatan. 3. Membuat daftar kebutuhan semua sumber daya yang akan digunakan termasuk besar/jumlah dan lokasinya. 4. Mendefinisikan tanggungjawab fungsional menurut setiap hierarki pelaksana. 5. Mengadakan hubungan timbal balik setiap kegiatan.

Referensi 1. Digilib.unimus.ac.id/download.php?id=2634 2. Aneka-usaha.com/dnl/SOP/02.SurvaiPendahuluan.pdf 3. Yoyokbektiprasetyo.staff.umm.ac.id/.../Diagnosa-KeperawatanKomunitas4. staff.undip.ac.id/psikfk/.../files/2010/.../proses-keperawatankomunitas1.pdf 5. www.tkplb.org/documents/etraining%20-%20KTI/analisisdata.pdf 6. blog.binadarma.ac.id/ilmanzuhriyadi/wpcontent/uploads/2010/.../MPI6. pdf... 7. yenibeth.wordpress.com/2008/06/01/diagnosis-keperawatan-4/

Anda mungkin juga menyukai