DEMOKRASI :
SISTEM KUFUR
HARAM
Mengambilnya,
Menerapkannya,
dan
Menyebarluaskannya
عبد القَدي زَلّوم
HARAM
Mengambilnya,
Menerapkannya,
dan
Menyebarluaskannya
عبد القَديم زَلّوم
ًأَ َرَأيْتَ َمنِ اتَ َخذَ إِلـ َههُ َهوَاهُ أَفََأنْتَ َتكُ ْونُ عََل ْيهِ وَك ْيل
ْس َمعُ ْونَ أَو َيعْقِلُ ْونَ ِإنْ ُهمْ إلّ كَا َلنْعَام بَلْ ُهم ْ َأَمْ تَ ْحسَبُ َأنّ َأ ْكثَرَ ُهمْ ي
ًس ِب ْيل
َ َّأضَل
"Terangkanlah kepada-Ku tentang orang-orang yang
menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka
apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya ?
Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan
mereka itu mendengar atau memahami ? Mereka itu
tidak lain hanyalah seperti binatang ternak, bahkan
mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak
itu)."
(Al-Furqaan 43-44)
وَ َلنْ تَ ْرضَى َع ْنكَ ا ْليَهُودُ وَ لَ ال ّنصَارى َحتّى َتتّبعَ مِّلتَهُم قُلْ ِإ ّن
َُهدَى الِ هُوَ الْ ُهدَى وَ َل ِئنِ ا َت َبعْتَ أَهْوَآءَهُمْ َب ْعدَ اَلذِي جَـآ َءكَ ِمن
ٍصيْر
ِ ا ْلعِ ْلمِ مَا َلكَ ِمنَ الِ ِمنْ وَِليّ وَ لَ َن
"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang
kepada kamu hingga kamu mengikuti agama
mereka. Katakanlah, 'Sesungguhnya petunjuk Allah
itulah petunjuk (yang benar). Dan sesungguhnya jika
kamu (Muhammad) mengikuti kemauan mereka
setelah pengetahuan (bukti yang nyata) datang
kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung
dan penolong bagimu." (Al-Baqarah 120)
وَ مَا آتَا ُكمُ الرَسُولُ فَ ُخذُوهُ وَ مَا نَهَاكُمْ َع ْنهُ فَا ْنتَهُوْا
"Apa-apa yang diberikan/diperintahkan Rasul
kepada-mu maka terimalah/laksankanlah, dan apa
yang dila-rangnya bagimu maka tinggalkanlah." (Al-
Hasyr 7)
َْفلَ وَ َر ّبكَ لَ يُ ْؤ ِمنُونَ َحتّى يُ َحكّ ُمكَ ِف ْيمَا شَجَرَ َب ْينَ ُهم
"Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya)
tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu
(Muham-mad) sebagai hakim/pemutus terhadap
perkara yang mereka perselisihkan,..." (An-Nisaa'
65)
ِوَ مَا ا ْختَلَ ْف ُتمْ ِفيْهِ ِمنْ شَيْءٍ فَ ُح ْكمُهُ إلَى ال
"Tentang sesuatu apapun kamu berselisih, maka
putusannya (terserah) kepada Allah." (Asy-Syuura
10)
َّمنْ أَ ْحدَثَ فِيْ َأمْ ِرنَا َهذَا مَا َل ْيسَ ِمنْهُ فَهُوَ َرد
"Siapa saja yang mengada-adakan —dalam urusan
(agama) kami ini— sesuatu yang tidak berasal
darinya, maka hal itu tertolak." (HR. Bukhari)
ِأَ َلمْ تَرَوا َأنّ الَ سَخّرَ َل ُكمْ مَا فِي السّموَاتِ وَ مَا فِي الَرض
"Tidakkah kalian perhatikan sesungguhnya Allah
telah menundukkan untuk kalian apa saja yang ada
di langit dan apa yang ada di bumi." (Luqman 20)
ُح ّرمَتْ عََل ْي ُكمْ ال َم ْي َتةُ وَ ال ّدمُ وَ لَ ْحمُ ال ِخنْزِيرِ وَ مَا أُهِلّ ِل َغيْ ِر
الِ ِبهِ وَ ا ْل ُمنْ َخنِ َقةُ وَ المَ ْوقُوذَةُ وَ ال ُمتَ َر ّد َيةُ وَ النّطِي َحةُ وَ مَا
. ِسبُعُ ِإلّ مَا َذ ّك ْيتُم وَ مَا ُذ ِبحَ َعلَى ال ّنصُب ّ أَكَلَ ال
وَ نَزّ ْلنَا عََل ْيكَ ال ِكتَابَ ِت ْبيَانًا ِلكُلّ شَيْءٍ وَ ُهدًى
َسِل ِم ْين
ْ ُوَ رَ ْح َمةً وَ ُبشْرَى لِلم
"Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al-Quran)
untuk menjelaskan segala sesuatu dan sebagai
petunjuk serta rahmat dan pemberi kabar gembira
bagi orang-orang Islam." (An-Nahl 89)
ُضيْت
ِ ا ْليَ ْومَ َأكْمَ ْلتُ َلكُمْ ِد ْي َنكُمْ وَ َأ ْتمَمْتُ عََل ْيكُمْ ِن ْع َمتِي وَ َر
َلكُمُ الِس َلمَ دِينًا
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kalian
agama kalian, dan telah Kucukupkan kepada kalian
ni'mat-Ku, dan telah Kuridlai Islam itu menjadi
agama bagi kalian." (Al-Maaidah 3)
،ِ ِإذَا َأ َم ْر ُت ُكمْ ِبشَي ٍء ِم ْن َأ ْم ِر دِينِ ُكمْ َف ُخذُوا ِبه، ش ٌر ِم ْثُلكُ ْم
َ ِإ ّنمَا َأنَا َب
ٌشر
َ َوَ ِإذَا أَمَ ْر ُت ُكمْ بِشَيءٍ ِمنْ ُأمُوْرِ ُد ْنيَا ُكمْ فَِإ ّنمَا َأنَا ب
"Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kalian.
Jika aku perintahkan kepada kalian mengenai
sesuatu hal yang termasuk dalam urusan agama
kalian, maka laksanakanlah perintah itu. Tapi jika
aku perintahkan kalian mengenai sesuatu hal yang
termasuk dalam urusan dunia kalian, maka
ketahuilah aku ini hanyalah manusia biasa." (HR.
Muslim).
ْشئُوونِ ُد ْنيَاكُم
ُ َِأ ْن ُتمْ َأدْرَى ب
"Kalian lebih mengetahui urusan-urusan dunia
kalian." (HR. Muslim)
وَ مَا آتَاكُم الرّسُولُ فَ ُخذُوهُ وَ مَا نَهَا ُكمْ َع ْنهُ فَا ْنتَهُوا
"Apa saja yang diberikan/diperintahkan Rasul
kepada kalian maka terimalah/laksanakanlah
dia, dan apa yang dilarangnya bagi kalian
maka tinggalkanlah." (Al-Hasyr 7)
وَ مَا كَانَ ِلمُ ْؤ ِمنٍ وَ لَ مُ ْؤ ِمنَةٍ ِإذَا َقضَى الُ َو
َْرسُوُلهُ َأمْرًا َأنْ َيكُ ْونَ لَ ُهمْ ال ِخ َي َرةُ ِمنْ َأمْرِ ِهم
"Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min
dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu'min,
apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan
suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan
(yang lain) tentang urusan mereka."
(Al-Ahzab 36)
ْفَِإنْ َتنَا َز ْع ُتمْ فِي شَيْءٍ فَ ُردّوه إلَى الِ وَ الرّسُولِ ِإن
ُِكنْ ُتمْ تُ ْؤ ِمنُونَ بِالِ وَ ا ْليَ ْومَ الخِر
"Kemudian jika kalian (rakyat dan penguasa)
ber-lainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembali-kanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan
Rasul (Sunahnya), jika kalian memang benar-
benar beriman kepada Allah dan Hari Akhir."
(An-Nisaa' 59)
َْفلَ وَ َر ّبكَ لَ يُ ْؤ ِمنُونَ َحتّى يُ َحكّ ُمكَ فِيمَا شَجَرَ َب ْينَ ُهم
"Maka demi Tuhanmu, mereka (pada
hakekatnya) tidak beriman hingga mereka
menjadikan kamu (Muhammad) sebagai hakim
(pemutus) terhadap perkara yang mereka
perselisihkan." (An-Nisaa' 65)
ٌفَ ْليَ ْح َذرِ ال ِذ ْينَ يُخَالِفُونَ َعنْ َأمْ ِرهِ َأنْ ُتصِيبَ ُهمْ ِفتْ َنة
ٌأوْ ُيصِيبَ ُهمْ َعذَابٌ أَِل ْيم
"Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi
perintahnya (Rasul) takut akan ditimpa cobaan
atau ditimpa azab yang pedih." (An-Nuur 63)
ت َو َق ْد أ ِمرُوا
ِ ُي ِر ْيدُونَ َأنْ َي َتحَا َكمُوا ِإلَى الطَاغُو
َِأ ْن َي ْك ُفرُوا ِبه
"Mereka hendak berhakim kepada thaghut,
padahal mereka telah diperintah mengingkari
(kufur terhadap) thaghut itu." (An-Nisaa' 60)
ٌفَ ْليَ ْحذَرِ ال ِذ ْينَ يُخَالِفُونَ َعنْ َأمْ ِرهِ َأنْ ُتصِيبَ ُهمْ ِف ْت َنة
ٌأوْ ُيصِيبَ ُهمْ َعذَابٌ أَِل ْيم
"Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi
perintahnya (Rasul) takut akan ditimpa cobaan
atau ditimpa azab yang pedih." (An-Nuur 63)
َْفلَ وَ َر ّبكَ لَ يُ ْؤ ِمنُونَ َحتّى يُ َحكّ ُمكَ فِيمَا شَجَرَ َب ْينَ ُهم
"Maka demi Tuhanmu, mereka (pada
hakekatnya) tidak beriman hingga mereka
menjadikan kamu (Muhammad) sebagai hakim
(pemutus) terhadap perkara yang mereka
perselisihkan." (An-Nisaa' 65)
َوَ ا ْحذَرْ ُهمْ َأنْ يَ ْف ِت ُنكَ َعنْ َبعْضِ مَا َأنْزَلَ الُ إَِل ْيك
"Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka
(ahli kitab), supaya mereka tidak memalingkan
kamu dari sebahagian apa yang diturunkan
Allah kepadamu." (Al-Maaidah 49)
Di samping itu, Al-Quran telah mencela orang-
orang yang hendak berhakim kepada hukum
yang tidak dibawa Rasul, yakni hendak kepada
hukum-hukum kufur. Allah SWT berfirman :
َأََلمْ تَرَ إِلَى ال ِذ ْينَ يَ ْز ُعمُونَ َأنّ ُهمْ آ َمنُوْا ِبمَا ُأنْزِلَ إَِل ْيك
وَ مَا ُأنْزِلَ ِمنْ َقبِْلكَ ُي ِر ْيدُونَ َأنْ َيتَحَا َكمُوا إلَى
ُالطَاغُوتِ وَ َقدْ ُأمِرُوا َأنْ َيكْفُرُوا ِبهِ وَ يُرِيد
ُشيْطَان
َ ال
ض َللً َب ِع ْيدًا
َ َأنْ ُيضِلّهُم
"Apakah kamu tidak memperhatikan orang-
orang yang mengaku dirinya telah beriman
kepada apa yang diturunkan kepadamu dan
kepada apa yang diturunkan sebelum kamu?
Mereka hendak berhakim kepada thaghut
(hukum dan undang-undang kufur), padahal
mereka telah diperintah mengingkari thaghut
itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan
mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-
jauhnya." (An-Nisaa' 60)
وَ مَا َينْ ِطقُ َعنِ ا ْلهَوَى ِإنْ هُوَ ِإلّ وَحْيٌ يُوْحَى
"Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut hawa
nafsunya, ucapannya itu tiada lain hanya berupa
wahyu yang diwahyukan." (An-Najm 3-4)
أََلمْ تَرَ إِلَى ال ِذ ْينَ يَ ْز ُعمُونَ َأنّ ُهمْ آ َمنُوْا ِبمَا ُأنْزِلَ إَِل ْيكَ وَ مَا ُأنْزِلَ ِم ْن
َِقبِْلكَ ُي ِر ْيدُونَ َأنْ َيتَحَا َكمُوا إلَى الطَاغُوتِ وَ َقدْ أُمِرُوا َأنْ َيكْفُرُوا ِبه
ض َللً َب ِع ْيدًا
َ شيْطَانُ َأنْ ُيضِلّهُم َ وَ يُرِيدُ ال
"Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang
yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa
yang diturunkan kepadamu (Al-Quran) dan kepada
apa yang diturunkan sebelum kamu ? Mereka
hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka
telah diperintah mengingkari thaghut itu." (An-
Nisaa' 60)
ًَمنْ مَاتَ وَ َل ْيسَ فِي ُعنُ ِقهِ َب ْيعَةٌ مَاتَ ِم ْي َتةً جَا ِهِل ّية
"Dan siapa saja yang mati sedang di lehernya tidak
terdapat bai'at (kepada khalifah), berarti dia telah
mati jahiliyah."(HR. Muslim)
ًوشِرَارُ أ ِئمّ ِت ُكمْ ال ِذ ْينَ ُتبْ ِغضُ ْونَ ُهمْ وَ ُيبْ ِغضُو َنكُمْ وَ تَ ْل َعنُ ْو َن ُكمْ َو...
َ ل: َأ َفلَ ُننَا ِبذَ ُهمْ ِع ْندَ ذَِلكَ ؟ قَال:ِ قُ ْلنَا يَا َرسُولَ ال: قَال،ْيَ ْل َعنُو َنكُم
ش ْيئًا
َ ألَ َمنْ وَليَ عََل ْيهِ وَالٍ فَرآهُ يَأتِي، َص َلة َ مَا أقَامُوا فِي ُكمْ ال،
ِص َيةِ ال ِ صيَةِ الِ فَل َيكْرَههُ مَا يَأتِي ِمنْ مَ ْع ِ ِمنْ َم ْع
ٍوَ لَ َينْ ِز َعنّ َيدًا ِمنْ طَا َعة
'...sejahat-jahat pemimpin kalian adalah pemimpin
yang kalian benci sedang mereka pun membenci
kalian, kalian melaknat mereka sedang mereka pun
melaknat kalian. 'Auf bin Malik lalu berkata,"Kami
lalu bertanya, 'Wahai Rasulullah, apakah tidak kita
perangi saja mereka pada saat itu ?" Rasulullah SAW
menjawab: "Tidak, selama mereka masih mendirikan
sholat di tengah-tengah kalian, kecuali bila
seseorang —yang menjadi rakyat seorang penguasa
— menyaksikan penguasa itu mengerjakan
perbuatan ma'shiat. Maka hendaklah dia membenci
kemaksiatan yang dilakukan penguasa tersebut,
tetapi sekali-kali dia tidak boleh melepaskan
ketaatan kepadanya."
ٍش ِكلَت
ْ ُضيَةِ بِ َق ْدرِ مَا يَ ْحدُثُ ِمنْ م
ِ لِلسّلْطَانِ َأنْ يُ ْحدِثَ ِمنَ ا َل ْق
"Penguasa (khalifah) berhak mengeluarkan
keputusan-keputusan (hukum) baru, sesuai
perkembangan problem yang terjadi."
***
Adapun ide kebebasan individu, sesungguhnya
merupakan salah satu ide yang paling menonjol
dalam demokrasi. Ide ini dianggap sebagai salah
satu pilar penting dalam demokrasi, sebab dengan
ide ini tiap-tiap individu akan dapat melaksanakan
dan menjalankan kehendaknya seperti yang
diinginkannya tanpa tekanan atau paksaan. Rakyat
dianggap tidak akan dapat mengekspresikan
kehendak umumnya kecuali dengan terpenuhinya
kebebasan individu bagi seluruh rakyat.
Kebebasan individu merupakan suatu ajaran
suci dalam sistem demokrasi, sehingga baik negara
maupun individu tidak dibenarkan melanggarnya.
Sistem demokrasi kapitalis menganggap bahwa
adanya peraturan yang bersifat individualistik, serta
pemeliharaan dan penjagaan terhadap kebebasan
individu, merupakan salah satu tugas utama negara.
Kebebasan individu yang dibawa demokrasi
tidak dapat diartikan sebagai pembebasan bangsa-
bangsa terjajah dari negara-negara penjajahnya
yang telah meng-eksploitir dan merampas kekayaan
alamnya. Sebabnya karena ide penjajahan tiada lain
adalah salah satu buah dari ide kebebasan
kepemilikan, yang justru dibawa oleh demokrasi itu
sendiri.
Demikian pula kebebasan individu tidak berarti
pembebasan dari perbudakan, sebab budak saat ini
sudah tidak ada lagi.
Yang dimaksud dengan kebebasan individu
tiada lain adalah empat macam kebebasan berikut
ini :
1. Kebebasan beragama.
2. Kebebasan berpendapat.
3. Kebebasan kepemilikan.
4. Kebebasan bertingkah laku.
Keempat macam kebebasan ini tidak ada
dalam kamus Islam, sebab seorang muslim wajib
mengikatkan diri dengan hukum syara' dalam
seluruh perbuatannya. Seorang muslim tidak
dibenarkan berbuat sekehendaknya. Dalam Islam
tidak ada yang namanya kebebasan kecuali
kebebasan budak dari perbudakan, sedang
perbudakan itu sendiri sudah lenyap sejak lama.
Keempat macam kebebasan tersebut sangat
berten-tangan dengan Islam dalam segala aspeknya
sebagaimana penjelasan kami berikutnya.
***
Kebebasan beragama berarti seseorang berhak
meyakini suatu aqidah yang dikehendakinya, atau
memeluk agama yang disenanginya, tanpa tekanan
atau paksaan. Dia berhak pula meninggalkan aqidah
dan agamanya, atau berpindah kepada aqidah baru,
agama baru, atau berpindah kepada kepercayaan
non-agama (Animisme/paganisme). Dia berhak pula
melakukan semua itu sebebas-bebasnya tanpa ada
tekanan atau paksaan. Jadi, seorang muslim,
misalnya, berhak berganti agama untuk memeluk
agama Kristen, Yahudi, Budha, atau Komunisme
dengan sebebas-bebasnya, tanpa boleh ada
larangan baginya dari negara atau pihak lain untuk
mengerjakan semua itu.
Sedangkan Islam, telah mengharamkan
seorang muslim meninggalkan Aqidah Islamiyah atau
murtad untuk memeluk agama Yahudi, Kristen,
Budha, komunisme, atau kapitalisme. Siapa saja
yang murtad dari agama Islam maka dia akan
diminta bertaubat. Jika dia kembali kepada Islam,
itulah yang diharapkan. Tapi kalau tidak, dia akan
dijatuhi hukuman mati, disita hartanya, dan
diceraikan dari isterinya. Rasulullah SAW:
***
Adapun kebebasan berpendapat dalam sistem
demokrasi, mempunyai arti bahwa setiap individu
berhak untuk mengembangkan pendapat atau ide
apa pun, bagaimana pun juga pendapat atau ide itu.
Dia berhak pula menyatakan atau menyerukan ide
atau pendapat itu dengan sebebas-bebasnya tanpa
ada syarat atau batasan apapun, bagaimana pun
juga ide dan pendapatnya itu. Dia berhak pula
mengungkapkan ide atau pendapatnya itu dengan
cara apapun, tanpa ada larangan baginya untuk
melakukan semua itu baik dari negara atau pihak
lain, selama dia tidak mengganggu kebebasan orang
lain. Maka setiap larangan untuk mengembangkan,
mengungkapkan, dan menyebarluaskan pendapat,
akan dianggap sebagai pelanggaran terhadap
kebebasan.
Ketentuan ajaran Islam dalam masalah ini
sangatlah berbeda. Seorang muslim dalam seluruh
perbuatan dan perkataannya wajib terikat dengan
apa yang terkandung dalam nash-nash syara'.
Dengan demikian dia tidak boleh melakukan suatu
perbuatan atau mengucapkan suatu perkataan
kecuali jika dalil-dalil syar'i telah membolehkannya.
Atas dasar itulah, maka seorang muslim berhak
mengembangkan, menyatakan, dan menyerukan
pendapat apapun, selama dalil-dalil syar'i telah
membolehkannya. Tapi jika dalil-dalil syar'i telah
melarangnya, maka seorang muslim tidak boleh
mengembangkan, menyatakan, atau menyerukan
pendapat tersebut. Jika dia tetap melakukannya, dia
akan dikenai sanksi.
Jadi seorang muslim itu wajib terikat dengan
hukum-hukum syara' dalam mengembangkan,
menyatakan, dan menyerukan suatu pendapat. Dia
tidak bebas untuk melakukan semaunya.
Islam sendiri telah mewajibkan seorang muslim
untuk mengucapkan kebenaran di setiap waktu dan
tempat. Dalam hadits Ubadah bin Ash Shamit ra,
disebutkan :
ٍ لَ نَخَافُ فِي الِ لَ ْو َمةَ َلئِم، وَ َأنْ نَقُولَ بِال َحقّ َح ْيثُمَا ُكنّا...
"...dan kami akan mengatakan kebenaran di mana
pun kami berada. Kami tidak takut karena Allah
terhadap celaan orang yang mencela."
ُس ّيدُ الشّ َهدَاءِ َح ْم َزةُ وَ رَجُلٌ قَامَ إِلَى ِإمَامٍ جَا ِئرٍ َف َنصَ َحهُ فَ َقتََله
َ
"Pemimpin para syuhada adalah Hamzah dan
seseorang yang berdiri di hadapan Imam yang
zhalim, kemudian dia menasehati Imam itu, lalu
Imam itu membunuhnya."
***
Adapun kebebasan kepemilikan —yang telah
melahirkan sistem ekonomi kapitalisme, yang
selanjutnya melahirkan ide penjajahan terhadap
bangsa-bangsa di dunia serta perampokan kekayaan
alamnya— mempunyai arti bahwa seseorang boleh
memiliki harta (modal), dan boleh
mengembangkannya dengan sarana dan cara
apapun. Seorang penguasa dianggap berhak
memiliki harta dan mengembangkannya melalui
imperialisme, peram-pasan dan pencurian harta
kekayaan alam dari bangsa-bangsa yang dijajah.
Seseorang dianggap pula berhak memiliki dan
mengembangkan harta melalui penimbunan dan
mudlarabah (usaha-usaha komanditen/trustee)
mengambil riba, menyembunyikan cacat barang
dagangan, berlaku curang dan menipu, menetapkan
harga tinggi secara tidak wajar, mencari uang
dengan judi, zina, homoseksual, mengeksploitir
tubuh wanita, memproduksi dan menjual khamr,
menyuap, dan atau menempuh cara-cara lainnya.
Sedangkan ajaran Islam, sangat bertolak
belakang dengan ide kebebasan kepemilikan harta
tersebut. Islam telah memerangi ide penjajahan
bangsa-bangsa serta ide perampokan dan
penguasaan kekayaan alam bangsa-bangsa di dunia.
Islam juga menentang praktik riba baik yang berlipat
ganda maupun yang sedikit. Seluruh macam riba
dilarang. Di samping itu Islam telah menetapkan
adanya sebab-sebab kepemilikan harta, sebab-sebab
pengembangannya, dan cara-cara pengelolaannya.
Islam mengharamkan ketentuan di luar itu semua.
Islam mewajibkan seorang muslim untuk terikat
dengan hukum-hukum syara' dalam usahanya untuk
memiliki, mengem-bangkan, dan mengelola harta.
Islam tidak memberikan kebebasan kepadanya untuk
mengelola harta sekehendak-nya, tetapi Islam telah
mengikatnya dengan hukum-hukum syara', dan
mengharamkannya untuk memiliki dan
mengembangkan harta secara batil. Misalnya
dengan cara merampas, merampok, mencuri,
menyuap, mengambil riba, berjudi, berzina,
berhomoseksual, menutup-nutupi kecacatan barang
dagangan, berlaku curang dan menipu, menetapkan
harga tinggi dengan tidak wajar, memproduksi dan
menjual khamr, mengeksploitir tubuh wanita, dan
cara-cara lain yang telah diharamkan sebagai jalan
untuk memiliki dan mengembangkan harta.
Semua itu merupakan sebab-sebab pemilikan
dan pengembangan harta yang dilarang Islam. Dan
setiap harta yang diperoleh melalui jalan-jalan itu,
berarti haram dan tidak boleh dimiliki. Pelakunya
akan dijatuhi sanksi.
Dengan demikian jelaslah bahwa kebebasan
kepemilikan harta itu tidak ada dalam ajaran Islam.
Bahkan sebaliknya, Islam mewajibkan setiap muslim
untuk terikat dengan hukum-hukum syara' dalam hal
kepemilikan, pengembangan, dan pengelolaan harta.
Dia tidak boleh melanggar hukum-hukum itu.
***
Mengenai kebebasan bertingkah laku, artinya
adalah kebebasan untuk lepas dari segala macam
ikatan dan kebebasan untuk melepaskan diri dari
setiap nilai kerohanian, akhlak, dan kemanusiaan.
Juga berarti kebebasan untuk memporak-porandakan
keluarga dan untuk membubarkan atau melestarikan
institusi keluarga. Kebebasan ini merupakan jenis
kebebasan yang telah menimbulkan segala
kebinasaan dan membolehkan segala sesuatu yang
telah diharamkan.
Kebebasan inilah yang telah menjerumuskan
masyarakat Barat menjadi masyarakat binatang
yang sangat memalukan dan membejatkan moral
individu-individunya sampai ke derajat yang lebih
hina daripada binatang ternak.
Kebebasan ini menetapkan bahwa setiap orang
dalam perilaku dan kehidupan pribadinya berhak
untuk berbuat apa saja sesuai dengan kehendaknya,
sebebas-bebasnya, tanpa boleh ada larangan baik
dari negara atau pihak lain terhadap perilaku yang
disukainya. Ide kebebasan ini telah membolehkan
seseorang untuk melakukan perzinaan, homoseksual,
lesbianisme, meminum khamr, bertelanjang, dan
melakukan perbuatan apa saja —walaupun sangat
hina— dengan sebebas-bebasnya tanpa ada ikatan
atau batasan, tanpa tekanan atau paksaan.
Hukum-hukum Islam sangat bertentangan
dengan kebebasan bertingkah laku tersebut. Tidak
ada kebebasan bertingkah laku dalam Islam. Seorang
muslim wajib terikat dengan perintah dan larangan
Allah dalam seluruh perbuatan dan tingkah lakunya.
Haram baginya melakukan perbuatan yang
diharamkan Allah. Jika dia mengerjakan suatu
perbuatan yang diharamkan, berarti dia telah
berdosa dan akan dijatuhi hukuman yang sangat
keras.
Islam telah mengharamkan perzinaan,
homoseksual, lesbianisme, minuman keras,
ketelanjangan, dan hal-hal lain yang merusak. Untuk
masing-masing perbuatan itu Islam telah
menetapkan sanksi tegas yang dapat membuat jera
pelakunya.
Islam memerintahkan muslim berakhlaq mulia
dan terpuji, juga menjadikan masyarakat Islam
sebagai masya-rakat yang bersih dan sangat
memelihara kehormatannya serta penuh dengan
nilai-nilai yang mulia.
***
Dari seluruh penjelasan di atas, nampak
dengan sangat jelas bahwa peradaban Barat, nilai-
nilai Barat, pandangan hidup Barat, demokrasi Barat,
dan kebebasan individu, seluruhnya bertentangan
secara total dengan hukum-hukum Islam.
Seluruhnya merupakan ide-ide, peradaban,
peraturan, dan undang-undang kufur. Oleh
karenanya adalah suatu kebodohan dan upaya
penyesatan kalau ada yang mengatakan demokrasi
itu adalah bagian dari ajaran Islam. Juga suatu
kebodohan dan penyesatan kalau dikatakan
demokrasi itu identik dengan sistem syura
(permusyawaratan) itu sendiri, atau identik dengan
amar ma'ruf nahi munkar, dan atau mengoreksi
tingkah laku penguasa.
Syura, amar ma'ruf nahi munkar, dan
mengoreksi penguasa, adalah hukum-hukum syara',
yang telah ditetapkan Allah SWT. Kaum muslimin
telah diperintahkan untuk mengambil dan
melaksanakannya dengan anggapan bahwa semua
itu adalah hukum-hukum syara'.
Sedangkan demokrasi bukanlah hukum-hukum
syara' dan tidak berasal dari peraturan Allah.
Demokrasi adalah buatan manusia dan peraturan
buatan manusia.
Demokrasi bukan syura, karena syura artinya
adalah memberikan pendapat. Sedangkan
demokrasi, sebenarnya merupakan suatu pandangan
hidup dan kumpulan ketentuan untuk seluruh
konstitusi, undang-undang, dan peraturan, yang
telah dibuat oleh manusia menurut akal mereka
sendiri. Mereka menetapkan ketentuan-ketentuan itu
berdasarkan kemaslahatan yang dipertimbangkan
menurut akal, bukan menurut wahyu dari langit.
Maka dari itu, kaum muslimin haram
mengambil dan menyebarluaskan demokrasi serta
mendirikan partai-partai politik yang berasaskan
demokrasi. Haram pula bagi mereka menjadikan
demokrasi sebagai pandangan hidup dan
menerapkannya; atau menjadikannya sebagai asas
bagi konstitusi dan undang-undang atau sebagai
sumber bagi konstitusi dan undang-undang; atau
sebagai asas bagi sistem pendidikan dan penentuan
tujuannya.
Kaum muslim wajib membuang demokrasi
sejauh-jauhnya karena demokrasi adalah najis dan
merupakan hukum thaghut.
Demokrasi adalah sistem kufur, yang
mengandung berbagai ide, peraturan, dan undang-
undang kufur. Demokrasi tidak ada hubungannya
dengan Islam sama sekali.
Demikian pula kaum muslimin wajib
menerapkan dan melaksanakan seluruh ajaran Islam
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
س ِبيْ ِل
َ ََو َمنْ ُيشَا ِققِ الرّسُولَ ِمنْ َب ْعدِ مَا َت َب ّينَ َلهُ ال ُهدَى وَ َي ّتبِعْ َغيْر
صيْرًا ِ المُ ْؤ ِم ِنيْنَ نُ َوّلهِ مَا تَوَلّى وَ ُنصِْلهِ جَ َه ّنمَ وَ سَاءَتْ َم
"Dan siapa saja yang menentang Rasul sesudah jelas
kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan
jalan orang-orang mu'min, Kami biarkan mereka
berkuasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya
itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan
Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali." (QS.
An Nisaa' : 115)