Anda di halaman 1dari 2

Sasaran pembangunan pertanian Propinsi Maluku Utara ditetapkan berdasarkan program revitalisasi pertanian, meliputi kegiatan peningkatan ketahanan

pangan, pengembangan agribisnis, dan peningkatan kesejahteraan petani. Sedangkan sasaran yang ingin dicapai adalah adanya usaha di sektor hulu usahatani (on farm), hilir (agroindustri) dan usaha penunjang lainnya, peningkatan pertumbuhan PDRB sektor pertanian, peningkatan ekspor produk pertanian segar maupun olahan, peningkatan kapasitas dan posisi tawar petani, penguatan kelembagaan petani, peningkatan akses petani terhadap sumberdaya produktif; dan peningkatan pendapatan petani. Sebagai upaya mendukung sasaran pembangunan pertanian, maka tujuan dan sasaran kegiatan penelitian dan pengembangan di Badan Litbang Pertanian dan jajarannya dalam lima tahun ke depan difokuskan pada eksplorasi, karakterisasi, konservasi dan peningkatan manfaat potensi sumberdaya domestik melalui inovasi teknologi tinggi strategis dan spesifik lokasi. Selain itu Badan Litbang Pertanian juga diharapkan mampu berperan dalam memberikan rekomendasi kebijakan sosial, ekonomi dan rekayasa kelembagaan serta menghasilkan model pengembangan agribisnis berbasis komoditas, agroekosistem, dan atau wilayah. Untuk mewujudkan peran diatas, maka telah dilaksanakan upaya peningkatan kapasitas kinerja melalui peningkatan profesionalisme sumberdaya manusia, kualitas dan ketersediaan sarana/prasarana serta budaya kerja inovatif dan berorientasi bisnis. http://malut.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=category&id=38&Itemid= 44

EBIJAKAN

PEMBANGUNAN

PERTANIAN

DALAM

ERA

REFORMASI

Pada era reformasi, paradigma pembangunan pertanian meletakkan petani sebagai subyek, bukan semata-mata sebagai peserta dalam mencapai tujuan nasional. Karena itu pengembangan kapasitas masyarakat guna mempercepat upaya memberdayakan ekonomi petani, merupakan inti dari upaya pembangunan pertanian/pedesaan. Upaya tersebut dilakukan untuk mempersiapkan masyarakat pertanian menjadi mandiri dan mampu memperbaiki kehidupannya sendiri. Peran Pemerintah adalah sebagai stimulator dan fasilitator, sehingga kegiatan sosial ekonomi masyarakat petani dapat berjalan dengan sebaik-baiknya. Berdasarkan pada paradigma tersebut maka visi pertanian memasuki abad 21 adalah pertanian modern, tangguh dan efisien. Untuk mewujudkan visi pertanian tersebut, misi pembangunan pertanian adalah memberdayakan petani menuju suatu masyarakat tani yang mandiri, maju, sejahtera dan berkeadilan. Hal ini akan dapat dicapai melalui pembangunan pertanian dengan strategi
1. Optimasi pemanfaatan sumber daya domestik (lahan, air, plasma nutfah, tenaga kerja, modal dan teknologi) 2. Perluasan spektrum pembangunan pertanian melalui diversifikasi teknologi, sumber daya, produksi dan konsumsi 3. Penerapan rekayasa teknologi pertanian spesifik lokasi secara dinamis, dan 4. Peningkatan efisiensi sistem agribisnis untuk meningkatkan produksi pertanian dengan kandungan

IPTEK dan berdaya saing tinggi, sehingga memberikan peningkatan kesejahteraan bagi petani dan masyarakat secara berimbang. Salah satu langkah operasional strategis yang dilakukan dalam rangka mencapai sasaran tersebut di atas adalah Gerakan Mandiri (Gema) yang merupakan konsep langkah-langkah operasional pembangunan pertanian, dengan sasaran untuk meningkatkan keberdayaan dan kemandirian petani dalam melaksanakan usaha taninya. Mulai TA 1998/1999 telah diluncurkan berbagai Gema Mandiri termasuk Gema Hortina untuk peningkatan produksi hortikultura. Gerakan Mandiri Hortikultura Tropika Nusantara menuju ketahanan hortikultura (Gema Hortina), dilaksanakan untuk mendorong laju peningkatan produksi hortikultura. Melalui gerakan ini komoditas hortikultura yang dikembangkan adalah sayuran, buah-buahan, tanaman hias dan tanaman obat unggulan. Komoditas yang diutamakan adalah yang bernilai ekonomi tinggi, mempunyai peluang pasar besar dan mempunyai potensi produksi tinggi serta mempunyai peluang pengembangan teknologi. Adapun upaya yang dilaksanakan untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya hortikultura unggulan tersebut meliputi penumbuhan sentra agribisnis hortikultura dan pemantapan sentra hortikultura yang sudah ada. Komoditas unggulan yang mendapat prioritas adalah : Sayuran : kentang, cabe merah, kubis, bawang merah, tomat dan jamur Buah-buahan : pisang, mangga, jeruk, nenas dan manggis Tanaman hias : anggrek Tanaman obat : jahe dan kunyit. http://id.shvoong.com/exact-sciences/agronomy-agriculture/1880506-kebijakan-pembangunanpertanian-dalam-era/ Beberapa rumusan kebijakan pembangunan sektor pertanian yang penting selama empat tahun terakhir yang disusun berdasarkan hasil kajian sebagai berikut: (1) Kebijakan Pengendalian Konversi Lahan Sawah ke Penggunaan Non Pertanian; (2) Kebijakan Reservasi Lahan Sawah di Jawa; (3) Kebijakan Kemandirian Pangan Nasional; (4) Kebijakan Penentuan Harga Dasar Pembelian Gabah; (5) Kebijakan Peningkatan Tarif Gula untuk Meningkatkan Pendapatan Petani Tebu; (6) Kebijakan Harga Air Irigasi; (7) Kebijakan Tarif Impor Paha Ayam dalam Melindungi Industri Perunggasan Nasional; (8) Kebijakan Tata Niaga dan Distribusi Pupuk Bersubsidi di Indonesia; (9) Kebijakan Percengkehan Nasional. http://www.litbang.deptan.go.id/kebijakan/one/6/

Lebih lanjut tentang: Kebijakan PEMBANGUNAN PERTANIAN DALAM ERA REFORMASI

Anda mungkin juga menyukai