Anda di halaman 1dari 1

Christin Viesta Nonitehe 0806383176 Ekstensi Perbandingan Politik 2008 Tugas review mata kuliah Perempuan dan Politik

Wanita di Malaysia di Akhir Abad ke 20 Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas mengenai artikel yang berjudul: Becoming modern in Malaysia: women at the end of the twentieth century yang terdapat dalam buku Perempuan, Politik dan Negara yang disusun oleh Ibu Chusnul Mariyah, Ph.D dan Nur Alia Pariwita, S.Sos. isi dalam artikel tersebut membahas peranan wanita di Malaysia yang semakin lama semakin berkembang, dan digambarkan tidak lagi hanya sebagai pekerja buruh pabrik maupun penjaga keluarga. Wanita di Malaysia memiliki peranan yang cukup kuat di akhir abad ke 20, bahkan tidak sedikit dari mereka yang juga menduduki posisi atas seperti misalnya manajer atau direktur. Pernyataan yang ada dalam artikel ini diperkuat ketika saya membaca artikel yang ada di BBC News (tertanggal 8 Maret 2006) mengenai Marina Mahathir (anak perempuan dari Mahathir Muhammad). Beliau berani menelontarkan kecaman pedas bahwa perempuan muslim di Malaysia sering sekali diberikan aturan yang diskriminatif, karena seolah-olah laki-laki muslim di Malaysia boleh memiliki istri banyak. Berbeda dengan perempuan non-muslim di Malaysia yang tidak mendapat perlakuan seperti itu. Keberanian Marina Mahathir untuk bersuara memperkuat bahwa di Malaysia, meskipun masih terikat aturan agama dan keluarga, wanitanya sudah mulai bisa unjuk gigi dan tidak kalah dengan laki-laki. Perubahan yang terjadi dalam porsi perempuan ini bukannya semakin meniadakan porsi perempuan dalam keluarga, tapi hanya membentuk kembali, sesuai dengan keadaan modern yang sekarang terjadi. Menurut saya, masa depan yang demokratis sudah jelas terlihat dalam rolemodel wanita Malaysia yang semakin bertambah baik, dan bisa saja suatu saat ada seorang wanita yang berperan sangat penting di Malaysia.

Anda mungkin juga menyukai