Anda di halaman 1dari 5

KONSEP KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN

Kepemimpinan merupakan seni untuk meminta seseorang melakukan sesuatu yang Anda yakini sebaiknya dikerjakan (Kouzes dan Posner, 1990 dalam Potter Perry, 2005). Atau dapat juga diartikan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar tujuan dapat tercapai. Manajemen berkaitan erat dengan kepemimpinan. Organisasi yang sukses membutuhkan kepemimpinan dan manajemen. Seorang penulis telah membuat konsep tentang kedua fungsi dengan menyatakan bahwa manajemen mendorong ketepatan dan menaiki tangga kesuksesan; kepemimpinan menentukan apakah tangga yang dinaiki bersandar pada dinding yang kokoh. Proses manajemen terdiri dari POSDCORB (planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting, budgeting). Menurut Swanburg (2000), ketrampilan manajemen dapat diklasifikasikan dalam tiga tingkatan yaitu: 1) Keterampilan intelektual, yang meliputi kemampuan atau penguasaan teori, keterampilan berfikir. 2) Keterampilan teknikal meliputi: metode, prosedur atau teknik. 3) Keterampilan interpersonal, meliputi kemampuan kepemimpinan dalam berinteraksi dengan individu atau kelompok. Ada 3 syarat pemimpin yaitu: 1. Kekuasaan: merupakan legalitas yang memberikan wewenang kepada pemimpin untuk memimpin suatu kelompok 2. Kewibawaan: merupakan kelebihan, keunggulan yang dimiliki seseorang yang membuat orang lain bersedia melakukan perbuatan-perbuatan tertentu. 3. Kemampuan: merupakan segala kesanggupan, kecakapan yang dianggap melebihi kemampuan anggota kelompok lainnya. Ada 3 peran utama pemimpin menurut Mintzberg, yaitu : 1. Interpersonal role: Peranan hubungan antar pribadi. 2. Informational role: Peranan yang berhubungan dengan informasi 3. Decisional role: Peranan membuat keputusan Asas kepemimpinan 1. Asas Kemanusiaan; memperhatikan bawahan dan memandang mereka sebagai manusia. 2. Asas Efisiensi; dengan sumber daya yang terbatas, pemimpin dapat mengefisiensikan sumberdaya tersebut untuk kepentingan kelompoknya

3. Asas Kesejahteraanyang lebih merata; pemimpin mengurangi kesenjangan dan konflik yang dapat mengganggu jalannya organisasi

Fungsi kepemimpinan (Sanusi, 2009) dibagi atas dua macam yaitu: 1. Berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai a. Memikirkan, dan merumuskan dengan teliti tujuan organisasi b. Memberi dorongan kepada anggota organisasi, menganalisis situasi rencana kegiatan kepemimpinan yang dapat memberi harapan baik. c. Membantu anggota organisasi dalam mengumpulkan berbagai informasi yang diperlukan sehingga dapat mempertimbangkan dengan sehat. d. Memberi kepercayaan dan menyerahkan tanggung jawab kepada anggota dalam melaksanakan tugas. e. Memberi dorongan kepada anggota organisasi sehingga melahirkan perasaan dan pikirannya dan memilih pemikiran yang baik dan berguna dalam pemecahan masalah yang dihadapi organisasi. 2. Berkaitan dengan penciptaan suasana pekerjaan yang sehat dan menyenangkan a. Memupuk dan memelihara kebersamaan di dalam organisasi agar mempermudah pencapaian tujuan. b. Mengusahakan suatu tempat bekerja yang menyenangkan sehingga dapat dipupuk kegembiraan dan semangat bekerja dalam pelaksanaan tugas. c. Menanamkan dan memupuk perasaan para anggota bahwa mereka termasuk dalam organisasi dan bagian dari organisasi. Gaya kepemimpinan merupakan faktor penting dalam menentukan keefektifan. Gaya mengacu pada pendekatan atau cara yang digunakan oleh seorang pemimpin untuk mempengaruhi perilaku orang lain dalam berbagai situasi. Di bawah ini merupakan teori gaya kepemimpinan yang umum digunakan, yaitu 1. Teori bakat: Great Man Theory Teori bakat muncul karena adanya keyakinan bahwa kemampuan pemimpin hanya dimiliki oleh orang yang dilahirkan dengan bakat tersebut. Tetapi teori ini tidak sepenuhnya benar karena setiap orang bisa menjadi pemimpin dengan mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan. Walaupun begitu, teori ini telah diidentifikasi bahwa bakat intelegensi, kepribadian, dan kemampuan ada pada pemimpin yang baik. 2. Teori perilaku

Mc. Gregor menggambarkan karakteristik kepemimpinan dari dua pandangan yang berbeda, Teori X dan Teori Y Teori X 1.Menghindari Pekerjaan 2.Tidak Senang Bekerja 3.Harus diarahkan 4.Sedikit Ambisi 5.Menghindar -> tanggung jawab 6.Memerlukan ancaman -> motivasi 7.Memerlukan supervisi yang ketat 8.Termotivasi oleh hukuman dan hadiah Teori Y 1.Senang bekerja 2.Mandiri 3.Tanggung jawab 4.Kreatif dan Berkembang 5.Pendekatan Ilmiah 6.Supervisi seperlunya 7.Berminat menyelesaikan masalah organisasi

Model teori Ohio State. Ada 2 komponen, yaitu: Struktur Prakarsa a. Upaya pemimpin untuk mengorganisir dan mendefinisikan peran-peran serta kegiatan anggota kelompok. b. Unsur ini menyatakan suatu tujuan dan menggambarkan apa yang harus dilakukan , bagaimana melakukannya, kapan akan dilakukan, di mana akan dilakukan dan siapa yang bertanggung jawab untuk tugas-tugas tertentu. c. Komunikasi satu arah -> pemimpin mengarahkan bawahan tentang apa yang harus dilakukan dalam rangka mencapai suatu tujuan. Struktur Pertimbangan a. Melibatkan komunikasi dua arah, b. Menjawab kebutuhan-2 kelompok -> meminta pendapat, keyakinan, keinginan c. Membuat kegiatan -2 kelompok dan diskusi d. Menciptakan suasana saling percaya antar dan di antara anggota kelompok, menunjukkan rasa hormat dan kehangatan e. Menciptakan hubungan interpersonal yang efektif

Kurt Lewin (1960) Autokratik

Pemimpin autokratik mempertahankan seluruh autoritas dan tanggung jawabnya serta perhatian utamanya pada pencapaian tugas dan tujuan. Tipe pemimpin seperti ini membuat uraian tugas secara rinci, menegakkan komunikasi satu arah dengan kelompoknya, dan pembuat keputusan mutlak. Sifat pemimpin ini kaku, tetap, dan dominan. Selalu menekankan ketepatan, bekerja sesuai prosedur, dan menggunakan kekuasan untuk mengintimidasi mereka yang gagal untuk mempertahankan keberhasilan. Hal ini menyebabkan inisiatif dan kreativitas individu terabaikan. Dalam situasi di mana tindakan segera dibutuhkan dan tidak ada waktu untuk menentukan keputusan kelompok, pemimpin autokratik dapat mengambil tindakan yang cepat. Laissez Fair Tipe pemimpin seperti ini melepaskan sepenuhnya kendali dan memilih untuk menghindari tanggung jawab dengan melimpahkan seluruh pengambilan keputusan pada kelompok. Tipe ini sangat sesuai diterapkan pada kelompok professional yang memiliki motivasi yang sangat tinggi. Demokratik Penekanan gaya ini berada pada pengembangan tim dan keinginan untuk berkolaborasi melalui upaya bersama dari semua anggota tim. Pemimpin hanya memfasilitasi pencapaian tujuan sambil menekankan nilai dari masing-masing individu dalam upaya peningkatan pertumbuhan dan perkembanagn staf. Gaya ini dapat diterapkan pada karyawan yang mampu bekerja dengan baik secara bersama-sama sebagai suatu kelompok. Teori Situasional Pemimpin berubah dari satu gaya ke gaya lainnya sesuai dengan perubahan situasi yang terjadi. Seseorang pemimpin yang efektif pada situasi tertentu belum tentu mampu besikap dan bertindak efektif pada situasi yang lain. Pemimpin perlu memahami karakteristik dirinya dan bawahannya agar dalam menyelesaikan masalah pemimpin dapat mengambil keputusan yang tepat. Teori ini mengidentifikasi empat tipe gaya pemimpin dan meyatakan bahwa pemimpin menggunakan gaya kepemimpinan ini dalam mengakomodasi kebutuhan tenaga kerjanyadan situasi, yaitu: a. Directing (mengarahkan). Pemimpin memberikan instruksi spesifik dan mensupervisi penyelesaian tugas.

b. Coaching (melatih). Pemimpin memantau pencapaian tugas sekaligus juga melatih keputusan, meminta umpan balik atau saran dan mengetahui penampilan kerja yang baik. c. Supporting (mendukung). Pemimpin mendukung usaha rekan yang lain, memfasilitasi pencapaian tujuan dan membagi tanggung jawab untuk pengambilan keputusan. d. Delegating (mendelegasikan). Pemimpin memberikan tanggung jawab untuk pembuatan keputusan dan penyelesaian masalah pada staf dewasa yang mampu memperlihatkan kemmpuannya.

Model-model kepemimpinan Model Pemimpin yang Efektif (Model of Effective Leaders) Pemimpin yang dapat menangani kedua aspek organisasi dan manusia sekaligus dalam organisasinya. Kriteria pemimpin yang efektif diantaranya berfikir kritis, menyelesaikan masalah. menghormati individu, mendengarkan orang lain dan mempunyai keterampilan berkomunikasi, menyusun tujuan dan mempunyai pandangan jauh ke depan, mengembangkan diri, dan memiliki kewaspadaan diri (self awarness), Model Kepemimpinan Kontingensi (Contingency Model) Memfokuskan perhatiannya pada kecocokan antara karakteristik watak pribadi pemimpin, tingkah lakunya dan variabel-variabel situasional Model Kepemimpinan Transformasional (Model of Transformational Leadership) Menekankan seorang pemimpin perlu memotivasi para bawahannya untuk melakukan tanggung jawab mereka lebih dari yang mereka harapkan Model Kepemimpinan Visioner (Sanusi, 2009). Pola kepemimpinan yang ditujukan memberi arti pada kerja dan usaha yang perlu dilakukan bersama-sama oleh para anggota organisasi dengan cara memberi arahan dan makna pada kerja dan usaha yang dilakukan berdasarkan visi yang jelas Model Kepemimpinanyang Melayani(Servant Leadership) Pemimpin-pelayan(Servant Leader)mempunyai kecenderungan lebih mengutamakan kebutuhan, kepentingan dan aspirasi orang-orang yang dipimpinnya diatas dirinya

Anda mungkin juga menyukai