Anda di halaman 1dari 4

ASUHAN KEPERAWATAN I. Pengkajian 1.

Identitas Klien Nama Umur Jenis Kelamin Alamat Agama : Bayi Bari : 6 bulan : Laki-laki ::-

Tanggal Pengkajian : Pemberi Informasi : Ibu klien Diagnosa Medis : Hirschsprung

2. Keluhan Utama Menurut Ibu klien, klien mengalami sulit BAB dan muntah-muntah. 3. Riwayat Kesehatan Sekarang Klien didiagnosa hirschsprung dengan keluhan mengalami sulit BAB dan muntah-muntah. Jika BAB selalu dirangsangdengan pencahar dan feses yang keluar kadang-kadang mencret, kadang sedikit-sedikit dengan bentuk seperti pita. 4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu Klien mengalami sulit BAB sudah berlangsung sejak lama. Bahkan menurut Ibu klien, saat klien dilahirkan mekonium baru keluar setelah 2 hari dan itu pun sedikit-sedikit. 5. Riwayat Nutrisi Menurut Ibu klien, klien belum diberi makanan lain selain ASI. 6. Riwayat Psikologis Tidak diketahui karena klien masih berusia 6 bulan. 7. Riwayat Kesehatan Keluarga Pada kasus tidak diketahui ada anggota keluarga lain yang menderita hirschsprung. 8. Riwayat Tumbuh Kembang Saat klien dilahirkan, mekonium baru keluar setelah 2 hari dan itu pun sedikit-sedikit. Karena klien sulit BAB, Ibu klien memberikan pencahar untuk merangsang BAB, namun feses yang keluar pun kadang-kadang mencret, kadang sedikit-sedikit dengan bentuk seperi pita. 9. Riwayat Ibu saat Hamil

Kemungkinan saat Ibu klien sakit, seperti sakit batuk atau influenza, Ibu klien mengkonsumsi obat warung dan tanpa resep dokter. Dan mungkin kadang- kadang Ibu klien sering meminum jamu apabila ibu klien merasa pegal dan merasa lelah. II. Pemeriksaan Fisik 1. Antropometri BB : 5,1 Kg (BB sebelumnya 5,5 Kg) Normal = TB : Umur (bulan) 6 + 4 = + 4 = 7 Kg 2 2

2. Tanda-tanda Vital TD : HR : RR : T :Normal = 95/65 mmHg Normal = 120-160 x/m Normal = 30-50 x/m Normal = 36-37,5 oC

3. Head to Toe a. Kulit Turgor menurun, kelembaban kering, suhu kulit hangat. b. Kepala c. Mata Kelopak mata normal tidak ada oedem, konjungtiva anemis, sklera ikterik. d. Hidung Tidak ada pernafasan cuping hidung, passage udara ada antara kanan dan kiri. e. Telinga f. Mulut Mukosa kering, tidak terdapat lesi. g. Leher Peningkatan h. Dada Bentuk dada simetris antara kanan dan kiri atau tidak, pengembangan dada simetris (seimbang) atau tidak. i. Jantung JVP, pembesaran kelenjar tiroid, peningkatan kelenjar getah bening.

Pengembangan dada yang simetris antara kanan dan kiri, bunyi jantung SI di Trikuspid dan mitral (Dub), dan terdengar S2 di aorta dan Pulmonal (lub ) dan ada atau tidak bunyi tambahan, bunyi jantung saat diperkusi Dullness atau tidak disetiap ICS. j. Paru- paru Pengembangan dada simetris antara kanan dan kiri sama atau tidak, frekuensi pernafasan 26x/ menit, irama paru dan suara paru-paru vesikuler, bunyi nafas normal atau tidak, terdengar suara perkusi pada dada resonan atau tidak dan simetris antara kanan dan kiri. k. Abdomen Distensi abdomen, terdapat nyeri tekan di abdomen kuadran kanan dan kiri atas, serta abdomen teraba keras, hepar dan ginjal teraba atau tidak, bising usus, suara abdomen hipertimpany. l. Punggung m. Genitalia n. Anus Intak anus, pada anak yang lebih besar terdapat diare kronik, pada colok anus jari akan merasakan jepitan dan pada waktu ditarik akan diikuti dengan keluarnya udara dan mekonium atau tinja yang menyembur. o. Ekstremitas 1. Ekstremitas atas CRT menurun. 2. Ekstremitas bawah Turgor menurun, 4. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Laboratorium Kimia Darah : Pada kebanyakan pasien temuan elektrolit dan panel renal biasanya dalam batas normal. Anak dengan diare memiliki hasil yang sesuai dengan dehidrasi. Pemeriksaan ini dapat membantu mengarahkan pada penatalaksanaan cairan dan elektrolit. Darah Rutin : Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui hematokrit dan platelet preoperatif. Profil Koagulasi : Pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan tidak ada gangguan pembekuan darah yang perlu dikoreksi sebelum operasi dilakukan. Pemeriksaan Radiologi

1. Foto Polos Abdomen dapat menunjukkan adanya loop usus yang distensi dengan adanya udara dalam rektum 2. Barium enema a. Jangan membersihkan kolon bagian distal dengan enema sebelum memasukkan kontras enema karena hal ini akan mengaburkan gambar pada daerah zona transisi. b. Kateter diletakkan didalam anus, tanpa mengembangkan balon, untuk menghindari kaburnya zona transisi dan beresiko terjadinya perforasi. c. Foto segera diambil setelah injeksi kontras, dan diambil lagi 24 jam kemudian. d. Colon bagian distal yang menyempit dengan bagian proksimal yang mengalami dilatasi merupakan gambara klasik penyakit Hirschsprung. Akan tetapi temuan radiologis pada neonatus lebih sulit diinterpretasi dan sering kali gagal memperlihatkan zona transisi. e. Gambaran radiologis lainnya yang mengarah pada penyakit Hirschsprung adalah adanya retensi kontras lebih dari 24 jam setelah barium enema dilakukan. Pemeriksaan lainnya Manometri anorektal Manometri anorektal mendeteksi refleks relaksasi dari internalsphincter setelah distensi lumen rektal. Refleks inhibitorik normal ini diperkirakan tidak ditemukan pada pasien penyakit Hirschsprung. Swenson pertama kai menggunakan pemeriksaan ini. Pada tahun 1960, dilakukan perbaikan akan tetapi kurang disukai karena memiliki banyak keterbatasan. Status fisiologik normal dibutuhkan dan sedasi seringkali penting. Hasil positif palsu yang telah dilaporkan mencapai 62% kasus, dan negatif palsu dilaporkan sebanyak 24% dari kasus. Karena keterbatasan ini dan reliabilitas yang dipertanyakan, manometri anorektal jarang digunakan di Amerika Serikat. Karena malformasi kardiak (2-5%) dan trisomy 21 (5-15%) juga terkait dengan aganglionosis kongenital, pemeriksaan kardiologis dan genetik dianjurkan.

Anda mungkin juga menyukai