Naaahhh

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 9

CANANG adalah sebuah hasil karya budaya dalam keagaaman sebagai suatu sarana persembahyangan yang harus ada

dalam kegiatan keagamaan di Bali. Kata Canang berasal dari bahasa Jawa Kuno atau bahasa Kawi yang berarti sirih, yang disuguhkan pada tamu yang di hormati. Jadi, oleh karena itu canang di jadikan suatu sarana yang harus ada karena di persembahkan kepada Tuhan atau Ida Sang Hyang Widhi dalam ajaran agama Hindu di Bali .

Dalam ajaran agama Hindu di Bali canang menagndung beberapa makna, yaitu : *Sebagai lambang perjuangan hidup manusia dengan selalu memohon perlindungannya untuk dapat menciptakan, memelihara dan meniadakan yang berhubungan dengan hidup manusia. *Sebagai lambang menumbuhkan keteguhan, kelanggengan dan kesucian pikiran *Sebagai lambang suatu usaha uamat manusia untuk menerapakan ajaran agama Hindu dalam bentuk banten yang memberikan keterangan tentang arti dan makna hidup. Canang pada umunya berbentuk persegi, namun di setiap daerah di Bali memiliki bentuk canang yang bebeda, ada yang bulat ada yang beberbentuk segitiga, namun perbedaan bentuk tersebut tidak menghilangkan makna dari canang tersebut.

Canang terbuat dari janur ( daun kelapa yang masih muda ) dan daun pohon jaka sebagai alasnya, kemudian dibentuk sedemikian rupa dan dijarit dengan menggunkan batang bambu yang telah dipotong dan kemudian dihiasi dengan bungabungaan yang berwarna-warni . Dalam pembentukannya harus memperhatikan arah-arah yang dianggap baik atau suci oleh umat Hindu. Canang terdiri dari beberapa unsur pembentukannya yaitu sebagai berikut : 1.Porosan Porosan melambangkan Tuhan/ Ida Sang Hyang Widhi dalam manifetasinya sebagai Tri Murti 2.Plawa/ daun-daunan Melambangkan tumbuhnya pikiran suci dan hening 3.Tetuesan / Jejaitan Lambang keteguhan atau kelanggengan umat manusia 4.Bunga Melambangkan keikhlasan 5.Uras Sari Dibuat dari garis silang yang menyerupai tanda tambah yang merupakan bentuk sederhana dari Swastika

Fungsi utama canang adalah :

1.sebagai sarana persembahyangan di Bali 2.sebagai alat konsentrasi dalam melaksanakan persembahyangan
Selain fungsi tadi, canang juga dapat menciptakan suatu keindahan karena wujudnya yang indah yang dihiasi bunga yang berwarna-warni dan canang juga menjadi sebuah mata pencaharian masyarakat di Bali.

Canang sari umum dipakai sebagai persembahan sehari-hari. Sedangkan pada hari-hari besar keagamaan, canang sari hanya dipakai sebagai pelengkap saja. Pada harihari tersebut, masyarakat Bali memakai berbagai jenis sesajen dalam tingkat yang lebih tinggi, yang pembuatan dan aturan isinya jauh lebih rumit daripada canang sari.

Canang sari sangat mudah didapatkan di pasar-pasar tradisional di Bali. Harganya beraneka ragam, namun umumnya tidak terlalu mahal. Untuk daerah Denpasar dan sekitarnya, harga 25 buah canang sari dipatok Rp 6.000 Rp 7.000 rupiah. Pada hari-hari tertentu, terutama pada hari-hari raya besar, canang sari mengalami pelonjakan harga. Bisa mencapai Rp 9.000 Rp 10.000 per 25 buah.

Jenis Canang Banten 1. Canang Genten Alasnya memakai sebuah ceper, taledan kecil, itukituk atau yang sejenis dengan itu. Diatasnya secara berturut-turut diisi perlengkapan berupa Plawa, porosan, wadah lengis/sampian uras sari, bunga, rampe/pandan harumdiiris-iris tipis, wangi-wangian, boreh miyik, minyak harum. Penggunaannya sebagai pelengkap tatandingan banten Segeha, Canang Merakadn lain sebagainya. 2. Canang Burat Wangi Lenge Wangi Pada dasarnya sama dengan Canang Genten, hanya saja ditambahi lagi dua buah tangkih atau celemik masing-masing berisi Burat wangi dan Lenge Wangi. Penggunaanya : Pada hari-hari khusus pada purnama, Tilem, Saraswati dan juga merupakan pelengkap dalam tetandingan banten lainnya seperti Sasayut, Prayascita, Byakala dan lain sejenisnya. 3.Canang Sari Alasnya memakai sebuah ceper, taledan atau bundaran yang pinggirnyadihiasi dengan Trikona atau plekir, diatasnya berisi Plawa, porosan, tebu, kekiping, pisang emas, beras kuning dialasaitangkih atau celemik, burat wangi dan lenge wangi,. Diatasnya diisi sampian uras sari, bunga, rampe, miyik-miyikan dan uang sesari.

Perlengkapan menyusun (nanding) Canang


Untuk nanding banten canang, biasanya saya selalu siap dengan perlengkapan seperti janur, ental, pisau, kacip dan isinya, serta semat. Adapun perlengkapan lainnya adalah sebagai berikut: 1. Daun Janur: daun kelapa yang muda untuk membuat ceper (alas canang) 2. Pelawa: berupa daun kayu seperti andong, pandan harum, puring dan lain sebagainya 3. Porosan: terbuat dari daun sirih, pinang dan kapur yang dilipat sedemikian rupa. Porosan ada dua macam, yakni porosan biasa dan porosan silih asih yang digunakan untuk melengkapi Kewangen. 4. Tebu diiris-iris 5. Kekiping adalah jajan yang terbuat dari tepung beras yang digoreng. 6. Pisang Mas 7. Bunga, Kembang Rampe, Boreh Miyik dan Lengis Canang

Anda mungkin juga menyukai