Anda di halaman 1dari 1

Pasal 142 ayat 3 menyebutkan, calon suami yang berkewarganegaraan asing harus membayar uang jaminan kepada calon

istri melalui bank syariah sebesar Rp 500 juta. Pasal 143, setiap orang yang dengan sengaja melangsungkan perkawinan tidak di hadapan pejabat pencatat nikah dipidana dengan ancaman hukuman bervariasi. Mulai dari enam bulan hingga tiga tahun dan denda mulai dari Rp 6 juta hingga Rp 12 juta. Selain kawin siri, draf RUU juga menyinggung kawin mutah atau kawin kontrak. Pasal 144, setiap orang yang melakukan perkawinan mutah dihukum penjara selamalamanya 3 tahun dan perkawinannya batal karena hukum. RUU itu juga mengatur soal perkawinan campur (antardua orang yang berbeda kewarganegaraan). Analisis: Disebutkan dalam pasal 142 ayat 3 bahwa calon suami yang berkewarganegaraan asing harus membayar uang jaminan kepada calon istri melalui bank syariah sebesar 500 juta ini dimaksudkan agar uang tersebut dapat dipergunakan istri jikalau suami yang berkewarganeraan asing kembali ke Negara asalnya tanpa meninggalkan apa-apa maka uang tersebut yang dipakai untuk membiayai hidupnya maupun anak dari suami yang berkewarganeraan asing tersebut Dalam pasal 143 setiap orang yang dengan sengaja melangsungkan perkawinan tidak dihadapan pejabat pencatat nikah dipidanakan dengan ancaman hukuman bervariasi.Mulai dari enam bulan hingga tiga tahun dan denda mulai dari Rp 6 juta hingga Rp 12 juta.Maksudnya perkawinan tersebut memang sah secara agama namun secara hukum perkawinan tersebut belum disahkan Negara.Dalam hal ini wanita yang dirugikan jika sang suami pergi meninggalkan istrinya tanpa meninggalkan apa-apa.Alasan utama membuat pasal ini karena wanita yang selalu dirugikan. Pasal 144 disebutkan setiap orang yang melakukan perkawinan mutah dihukum penjara selama-lamanya 3 tahun dan perkawinannya batal secara hukum.Mutah dalam bahasa Indonesia nya adalah kawin kontrak.Jadi perkawinan yang didasarkan pada jangka waktu tertentu dan dalam keadaan tertentu.Hal ini merugikan wanita karena dianggap alat pemuas nafsu saja.Setelah kontrak habis wanita diceraikan.Perbuatan tersebut merusak sucinya perkawinan karena hubungan antara Tuhan dan Manusia.Jadi Cuma dianggap sebagai perkataan saja bukan janji kepada Tuhan untuk menjaga mempelai wanita selamanya

Anda mungkin juga menyukai