Anda di halaman 1dari 4

SEBIBIT POHON UNTUK MASA DEPAN BUMI

Ketika isu lingkungan hidup mulai menjadi perhatian dunia ini, istilah green (hijau) menjadi simbol keprihatinan tersebut. Hampir setiap kali saya bertemu dengan beberapa kalangan masyarakat mengeluh atas suhu, dan musim hujan yang tidak menentu akhir-akhir ini, suhu daerah di siang hari mencapai 320 C bahakan lebih, suhu ini sudah melebihi batas dari suhu ratarata daerah . Petani juga sulit menentukan musim tanam yang tepat karena iklim sekarang sudah tidak seperti dulu lagi, akibatnya petani mengalami gagal panen karena musim kemarau yang berkepanjangan dan ledakan hama penyakit oleh lingkungan yang tidak stabil, dengan demikian pasokan pangan Nasional menurun, hal ini menyebabkan pemerintah harus mengimpor bahan pangan dari luar negeri, yang mana mengeluarkan uang Negara yang besar. Secara langsung maupun tidak langsung pengaruh lingkungan sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Melihat beberapa fenomena tersebut di atas maka saya teringat Firman Allah pada Manusia pertama (Adam dan Hawa) mengenai tanggung jawab akan pengelolaan sumber daya alam, dalam kisah penciptaan (Kej 1: 1-31) Allah menciptakan langit bumi dan segala isinya itu indah, salah satu karya ciptaan Tuhan adalah Tumbuh tumbuhan (ayat 24a) yang berfungsi untuk menyediakan oksigen (O2) mengikat karbondioksida (C02) menghijaukan bumi, menyimpan air melalui perakaran, dan menyediakan makanan bagi seluruh ciptaan Tuhan, baik itu manusia, hewan di darat dan burung-burung di udara, melihat fungsi Tumbuhan khususnya pohonpohonan maka sangat penting peranannya dalam keberlangsungan Ekosistem yang diciptakan oleh Tuhan. Seiring dengan perkembangan zaman, populasi manusiapun meningkat seperti yang difirmankan Allah pada (ayat 28) Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: Beranak cuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan tahlukanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi selanjutnya pada ayat 29 Berfirmanlah Allah: Lihat, aku memberikan kepadamu segala Tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. Ketika saya merenungkan ayat-ayat ini, saya berfikir banyak orang Kristen salah menafsirkan tentang kata : KUASAILAH BUMI entah karena dengan penafsiran yang salah atau tidak mengerti tentang kata ini, sehingga dalam tindakan pengelolaan alam ini sering kita melakukan tindakan tidak bijaksana, tindakan tersebut dapat kita lihat penebangan hutan, pencermaran air dengan limbah industri, pencemaran udarah dengan gas-gas yang
LPPTM WANABAKTI MANUNGGAL DS. PAPRINGAN RT 02 RW 4 KALIWUNGU KUDUS JAWA TENGAH INDONESIA

mengandung racun, akibatnya perubahan iklim global yang mempengaruhi suhu, iklim dan curah hujan yang abnormal. Untuk menanggulangi perubahan iklim global yang semakin lama semakin memanas ini, maka sejak tahun 70an Prof. Jimly menuliskan bahwa manusia mulai di sadarkan akan pentingnya menjaga lingkungan hidup, maka sejak itu upaya untuk melegalisasi di dalam hukum Negara sudah muncul. Indonesia pada tahun 1997 sudah mengeluarkan undang-undang tentang lingkungan hidup (UU No. 23 tahun 1997). Bagaimanapun juga kepedulian masyarakat tentang kepedulian masyarakat tentang lingkungan hidup akan menjadi action yang rapuh tanpa di topang hukum yang kuat. Sekalipun hukum Negara kita telah mengatur namun faktanya kesadaran masyarakat tetap saja kurang oleh karena itu sebagai Anak-anak Tuhan kita wajib memelihara lingkungan tempat di mana kita hidup, mulai dari hal yang kecil seperti membuang sampah anorganik pada tempatnya, mengurangi penggunaan AC yang berlebihan karena gas CFC (Cloro Floro Carbon) yang dihasilkanya turut meningkatkan suhu iklim secara global karena itu sebagai Anak Tuhan kita juga turut mensukseskan program pemerintah ONE MAN ONE TREE dan Penanaman pohon di lahan kritis, karena sebibit pohon yang saudara tanam pada tanah pekarangan atau halaman rumah saudara akan memberikan sumbangan berupa oksigen pada bumi tempat dimana kita hidup, dan pohon yang saudara tanam akan berfungsi juga untuk menyerap atau menyimpan Carbon, menyimpan air tanah, mengikat gas-gas beracun, menyaring partikel-partikel debu dan memfillter hujan asam, serta menyediakan makanan bagi hewan ciptaan Tuhan lainya, sehingga dengan jalanya fungsi Ekologi yang harmonis akan membentuk Ekosistem yang saling menguntungkan diantara sesama mahluk dan benda ciptaan Tuhan, pada akhirnya akan memberikan keuntungan secara Ekologi, Ekonomi dan Sosial budaya, serta iman yang kuat Pada Tuhan.

LPPTM WANABAKTI MANUNGGAL DS. PAPRINGAN RT 02 RW 4 KALIWUNGU KUDUS JAWA TENGAH INDONESIA

Satu Kendaraan Satu Pohon


Aktivis Resto Verso Institute mengimbau pemilik kendaraan menanam sebatang pohon untuk mencegah penyebaran polusi udara yang dikeluarkan dari knalpot kendaraan. KAMI mengimbau pengguna kendaraan bermotor menanam minimalnya sebatang pohon," kata Aktivis Resto Verso Institute, Isra usai menghadiri obrolan santai di RSPD di Sukabumi, Minggu. Menurut hasil penelitian pihaknya, daerah rawan kemacetan di Sukabumi polusi udaranya cukup tinggi, pasalnya daerah tersebut jarang sekali ditemukan pohon dan udaranya pun cukup gersang. "Dari hasil penelitian kami beberapa tahun ke belakang daerah rawan kemacetan di Sukabumi tingkat polusi udaranya cukup tinggi," ujar Isro. Tingginya polusi udara di daerah ini karena setiap kendaraan akan menggunakan gigi kecil sehingga pembakaran bahan bakar akan menjadi tidak sempurna dan asapnya yang dikeluarkan dari knalpot kendaraan akan berdampak kepada udara sekitar. "Dengan pembakaran tidak sempurna, maka kendaraan akan mengeluarkan gas karbondioksida (CO2) secara berlebih," jelasnya. Jika tidak ada pepohonan maka gas tersebut tidak terserap. Untuk itu, pihaknya menginginkan ada ruang terbuka hijau di daerah rawan kemacetan. Pohon akan berfungsi sebagai alat penetralisir karondioksida, sebutnya. Isro menambahkan, selain menanam pohon pihaknya juga mengimbau kepada pemilik kendaraan khususnya roda empat dan angkutan umum selalu melakukan uji emisi secara berkala. "Dengan dilakukannya uji emisi secara berkala akan diketahui kondisi kendaraan, apakah tingkat pengeluaran gas hasil pembakaran bahan bakar berlebih atau tidak yang akan berdampak kepada pencemaran udara, tambahnya. Namun, dari penelitian pihaknya secara global, Sukabumi adalah salah satu daerah yang tingkat pencemaran udaranya rendah. Pasalnya masih banyak ruang terbuka hijau, tetapi di beberapa titik kemacetan tingkat polusi udaranya cukup tinggi. "Jika dibandingkan dengan daerah lain Sukabumi adalah salah satu daerah yang pencemaran udaranya sangat rendah," tarldas Isro. Sementara itu Ketua Dewan Kehutanan Nasional Agus Setyarso beberapa waktu lalu mengatakan gerakan dan budaya menanam pohon harus dimulai dengan 3M. Dengan komitmen tersebut semua masyarakat akan berpartisipasi dalam upaya penanaman untuk perbaikan lingkungan. "Insya Allah melalui 3M masyarakat Indonesia akan berpartisipasi dalam upaya penanaman dan pemeliharaan pohon serta perbaikan lingkungan," katanya.
LPPTM WANABAKTI MANUNGGAL DS. PAPRINGAN RT 02 RW 4 KALIWUNGU KUDUS JAWA TENGAH INDONESIA

Gerakan menanam pohon merupakan komitmen. Sebab, gejala pemanasan global dan isu perubahan iklim semakin dirasakan akibat berkurangnya pohon dan tanaman. Pohon dan tanaman mempunyai arti penting yang perannya sangat vital dalam kehidupan sehari-hari dan masa depan Bumi. Gerakan menanam pohon telah dimulai sejak 2007 yaitu sebanyak 79 juta bibit pohon dengan realisasi 86,9 juta pohon. Pada 2008 sebanyak 100 juta bibit pohon realisasi 109 juta pohon. Puncak penanaman 2009 pada "Hari Menanam Pohon Indonesia* pada 28 November dan setiap Desember menjadi Bulan Menanam Pohon Nasional. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menargetkan pada 2009 bersamaan dengan momentum dilaksanakannya Pemilihan Umum (Pemilu) yang berlangsung dengan asas One Man One Vote, bangsa Indonesia harus dapat menanam One Man One Tree. Jadi, jika penduduk Indonesia berjumlah 230 juta jiwa, pada 2009 ini kita harus dapat menanam sebanyak 230 juta pohon. Penanaman One Man One Tree dimulai sejak awal Februari 2009. Untuk dapat memenuhi target tersebut, menurut Agus, kemudian, dibutuhkan kerja keras dan maksimal serta harus melibatkan partisipasi masyarakat. "Agar masyarakat mau berpartisipasi, kita harus memberikan contoh. Oleh karena itu Iata harus mulai dari diri sendiri, mulai dari sekarang dan mulai dari unit yang paling kecil di lingkungan kita," ujar Agus. ta/Ant

LPPTM WANABAKTI MANUNGGAL DS. PAPRINGAN RT 02 RW 4 KALIWUNGU KUDUS JAWA TENGAH INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai