Assalammualaikum Wr.Wb. Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga saya mampu menyelesaikan sebagian tanggung jawabnya dalam menyusun makalah ini. Makalah berisi struktur,fungsi,dan sirkulasi tali pusat serta sirkulasi darah fetus. Makalah ini penting untuk mahasiswa sebagai panduan dalam mengikuti pembelajaran pada prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De kock Bukittinggi. Kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, kami harapkan untuk demi perbaikan dimasa yang akan datang. semoga panduan ini bermanfaat bagi mahasiswa sekalian. Wassalamualaikum Wr.Wb.
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Plasenta merupakan organ yang luar biasa. Plasenta berasal dari lapisan trofoblas pada ovum yang dibuahi, lalu terhubung dengan sirkulasi ibu untuk melakukan fungsi-fungsi yang belum dapat dilakukan oleh janin itu sendiri selama kehidupan intra uterin. Keberhasilan janin untuk hidup tergantung atas keutuhan dan efisiensi plasenta.Plasenta sebagian berasal dari janin dan sebagian lagi dari ibu. Kontribusi janin berasal dari korion, sedangkan kontribusi ibu berasal dari desidua (endometrium) di tempat implantasi. Plasenta adalah akarnya janin untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam rahim. Karena itu plasenta sangat penting artinya untuk menjamin kesehatan janin dalam rahim. Bagi janin, plasenta sangat penting artinya untuk menjamin kesehatan janin dalam rahim. Plasenta berfungsi sebagai alat nutritif yaitu alat untuk menyalurkan bahan nutrisi dari ibu ke janin. Pada saat bayi lahir, paru berfungsi, sirkulasi plasenta berhenti. Fungsi vaskularisasi paru mulai berlangsung, tahanan sirkulasi paru-paru berkurang. Kadar oksigen meninggi suplai oksigen pada seluruh tubuh. Tidak ada sirkulasi silang di antrium kanan foramen ovale, ductus batalli dan ductus venosus menutup. 1.2 Tujuan makalah 1. Untuk mengetahui fungsi plesenta bagi janin 2. Mengetahui struktur dari plasenta 3. Untuk mengetahui bagaimana sirkulasi darah pada fetus sebenarnya
BAB II ISI
2.1. Struktur Plasenta Plasenta merupakan salah satu sarana yang sangat penting bagi janin karena merupakan alat pertukaran zat antara ibu dan anak dan sebaliknya, berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15-20 cm dan tebal lebih kurang 2,5 cm. Beratnya rata-rata 500 gram. Letak plasenta umumnya di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke atas ke arah fundus uteri. Hal ini adalah fisiologis karena permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas sehingga lebih banyak tempat untuk melakukan implantasi. Permukaan fetal ialah yang menghadap ke janin, warnanya keputihputihan dan licin karena tertutup oleh amnion, di bawah nampak pembuluhpembuluh darah. Permukaan maternal yang menghadap dinding rahim, berwarna merah dan terbagi-bagi oleh celah-celah/sekat-sekat yang berasal dari jaringan ibu. Oleh sekat ini, plasenta dibagi menjadi 16-20 kotiledon. Pada penampang sebuah plasenta,yang masih melekat pada dinding rahim nampak bahwa plasenta terdiri dari dua bagian yaitu bagian yang dibentuk oleh jaringan anak dan bagian yang dibentuk oleh jaringan ibu. Bagian yang terdiri dari jaringan anak disebut piring penutup (membrana chorii), yang dibentuk oleh amnion, pembuluh-pembuluh darah janin, chorion dan villi. Bagian yang terbentuk dari jaringan ibu disebut piring desidua atau piring basal yang terdiri dari desidua compacta dan sebagian dari desidua spongiosa, yang kelak ikut lepas dengan plasenta. a. Ultrastruktur trofoblas dipermukaan sinsitium tampak jelas mikrofilus, setara dengan bushborder yang terlihat pada mikroskop cahaya. Keberadaan vesikel dan fakuol pinositotik berkaitan dengan fungsi absorbsi dan sekretorik placenta. Lapisan dalam vilus-sitrotofoblas, menetap sampai kehamilan aterm, walaupun sering tertekan ke lamina basalis trofoblas dan mempertahankan ultrastrukturnya
b.Vilikorionik. Vilus pertama kali dapat dikenali dengan mudah pada placenta manusia dapat dikenali setelah hari ke 12 setelah fertilisasi. Saat korda mesenkim yang berasal dari sitotrofoblas menginfasi kolom trofoblas padat terbentuk vilus sekunder. Setelah terjadi angiogenesis dari inti mesenkim insitu, vilus yang terbentuk disebut vilus terseir. Sinus-sinus vena ibu telah terbuka pada awal proses inplantasi tetapi sampai hari ke 14 15 setelah fertilisasi darah arteri ibu belum masuk ke ruang antar vilus. Pada sekitar hari ke 17 pembuluh darah janin sudah berfungsi dan telah terbentuk sirkulasi placenta. Sirkulasi janin placenta terbentuk sempurna saat pembuluh darah janin sudah berfungsi, dan telah terbentuk sirkulasi placenta. Sirkulasi janin placenta terbentuk sempurna saat pembuluh darah mudigah bertemu dengan pembuluh darah korion. Pada awal kehamilan vilus tersebar diseluruh perifer membran korion. Vilus yang berkontak dengan desidua basalis berproliferasi untuk membentuk korion frondosum yang merupakan komponen janin placenta. Vilus yang berkontak dengan desidua kapsularis akan berhenti tumbuh dan mengalami degenerasi menjadi korion leave. Sampai menjelang akhir bulan ke 3 korion leave akan dipisahkan oleh rongga eksosoelum. Setelah itu korion dan amnion akan berkontak secara erat. c. Kotiledon Placenta Beberapa vili di korion frondosum meluas dari lempeng korionik ke desidua dan berfungsi sebagai vilus penambat. namun sebagian besar vilus membentuk percabangan dan berakhir secara bebas di ruang antar vilus tanpa mencapai desidua. ketika placenta matang, vilus muda yang pendek dan tebal mengalami percabangan yang ekstensif, membentuk subdifisi-subdifisi yang semakin banyak. Setiap kotiledon placenta diperdarahi oleh cabang arteri korionik dan untuk setiap kotiledon terdapat sebuah vena, yang membentuk rasio arteri terhadap vena terhadap kotiledon yaitu sebesar 1:1:1 d. Ukuran Dan Berat Placenta Jumlah total kotiledon tidak bertambah sepanjang gestasi. masing-masing kotiledon terus tumbuh walaupun tidak terlalu aktif pada minggu-minggu terakhir. Berat placenta cukup bervariasi bergantung pada bagaimana placenta
dipersiapkan. Menurut Boed dan Hamilton (2) placenta pada kehamilan aterm memiliki ukuran rata-rata bergaris tengah 185 mm dan ketebalan 23 mm dengan volume 497 ml dan dan berat 508 gr tetapi ukuran sangat berfariasi. 2.2 Fungsi plasenta Fungsi plasenta ialah mengusahakan janin tumbuh dengan baik. Salah satu fungsi plasenta adalah untuk perfusi dan transfer nutrisi, yaitu sebagai tempat pertukaran zat dan pengambilan bahan nutrisi untuk tumbuh dan berkembangnya janin di dalam rahim, berupa penyaluran zat asam, asam amino, vitamin dan mineral dari ibu ke janin, dan pembuangan karbondioksida dan sampah metabolisme janin ke peredaran darah ibu. Fungsi lain dari plasenta adalah : 1. Nutrisi 2. Ekskresi 3. Respirasi 4. 5. Endrokin Imunologi : berikan bahan makanan pada janin : mengalirkan keluar sisa metabolisme janin : memberikan o2 dan mengeluarkan co2 janin : menhasilkan hiomon-hormon : hCG, HPL, estrigen, progerteron. : menyalurkan sebagian besar komponen entibodi kejanin. : barrier terhadap infeksi bakteri dan virus, zza-zat toksin 6. Farmokologi : menyalurkan obat-obatan yang mungkin diperlukan janin. 7. Proteksi
Diperkirakan pula memiliki peranan sebagai barier imunologis yang melindungi janin dari reaksi penolakan oleh sistem imunologi maternal. Transportasi bahan melalui plasenta berlangsung melalui Transportasi pasif :
Transportasi aktif:
Mekanisme diatas memerlukan energi dan kecepatan metabolisme plasenta sebanding dengan yang terjadi pada hepar atau ginjal.
FUNGSI RESPIRASI Vaskularisasi yang luas didalam villi dan perjalanan darah ibu dalam ruang intervilus yang relatif pelan memungkinkan pertukaran oksigen dan CO2 antara darah ibu dan janin melalui difusi pasif. Pertukaran diperkuat dengan saturasi dalam ruang intervilus sebesar 90 100% dan PO2 sebesar 90 100 mmHg. Setelah kebutuhan plasenta terpenuhi, eritrosit janin mengambil oksigen dengan saturasi 70% dan PO2 30 40 mmHg, sudah memadai untuk memenuhi kebutuhan janin. CO2 melewati plasenta dengan difusi pasif. Ion Hidrogen, bicarbonate dan asam laktat dapat menembus plasenta melalui difusi sederhana sehingga status keseimbangan asam-basa antara ibu dan anak sangat berkaitan erat. Oleh karena transfer berlangsung perlahan, janin dapat melakukan buffer pada kejadian penurunan pH, kecuali bila asidosis maternal diperberat dengan dehidrasi atau ketoasidosis sebagaimana yang terjadi pada partus lanjut dimana janin dapat mengalami asidosis. Efisiensi pertukaran ini tergantung pada pasokan darah ibu melalui arteri spiralis dan fungsi plasenta. Bila pasokan darah ibu terbatas seperti yang terjadi pada penyakit hipertensi dalam kehamilan, penuaan plasenta sebelum saatnya , kehamilan
postmatur, hiperaktivitas uterus atau tekanan talipusat, maka ketoasidosis pada janin dapat terjadi secara terpisah dari asidosis maternal. TRANSFER NUTRIEN Sebagian besar nutrien mengalami transfer dari ibu ke janin melalui metode transfer aktif yang melibatkan proses enzymatik. Nutrien yang komplek akan dipecah menjadi komponen sederhana sebelum di transfer dan mengalami rekonstruksi ulang pada villi chorialis janin. Glukosa sebagai sumber energi utama bagi pertumbuhan janin (90%), 10% sisanya diperoleh dari asam amino. Jumlah glukosa yang mengalami transfer meningkat setelah minggu ke 30. Sampai akhir kehamilan, kebutuhan glukosa kira-kira 10 gram per kilogram berat janin, kelebihan glukosa dikonversi menjadi glikogen dan lemak. Glikogen disimpan di hepar dan lemak ditimbun disekitar jantung, belakang skapula. Pada trimester akhir, terjadi sintesa lemak 2 gram perhari sehingga pada kehamilan 40 minggu 15% dari berat janin berupa lemak. Hal ini menyebabkan adanya cadangan energi sebesar 21.000 KJ dan diperlukan untuk fungsi metabolisme dalam regulasi suhu tubuh janin pada hari-hari pertama setelah lahir. Pada bayi preterm atau dismatur, cadangan energi lebih rendah sehingga akan menimbulkan permasalahan. Lemak dalam bentuk asam lemak bebas sulit untuk di transfer. Lemak yang mengalami proses transfer di resintesa kedalam bentuk fosfat dan lemak lain dan disimpan dalam jaringan lemak sampai minggu ke 30. Setelah itu, hepar janin memiliki kemampuan untuk sintesa lemak dan mengambil alih fungsi metabolisme. TRANSFER OBAT Transfer obat melalui plasenta tidak berbeda dengan nutrien lain pada umumnya. Kecepatan transfer dipengaruhi oleh kelarutan dari molekul ion didalam lemak dan ketebalan trofoblas. Pada paruh kedua kehamilan, trofoblas menjadi
tipis dan area plasenta bertambah luas sehingga transfer obat dapat berlangsung lebih mudah. Obat ilegal (narkotika, cocain dan marihuana) yang dikonsumsi oleh ibu hamil dapat melewati plasenta dan dapat mengganggu perkembangan janin. Dampak dari hal ini sulit ditentukan oleh karena selain obat ilegal, pasien biasanya juga adalah perokok atau peminum alkohol. Pertumbuhan janin cenderung terhambat dan mengalami kelainan kongenital tertentu, Seringkali mengakibatkan terjadinya persalinan preterm dan anak yang dilahirkan dapat menunjukkan sindroma withdrawal. FUNGSI ENDOKRIN PLASENTA Sejumlah besar hormon dihasilkan oleh plasenta. Termasuk diantaranya hormon yang analog dengan hormon hipotalamus dan hipofisis serta hormon steroid. Sejumlah produk juga dihasilkan oleh plasenta. Beberapa diantaranya adalah glikoprotein seperti misalnya Pregnancy Associated Protein A B C dan D, Pregnancy Specific Glycoprotein (SP1) dan Placental Protein 5 (PP5) . Peran dari bahan ini dalam kehamilan masih belum jelas. Hormon Properti Human Chorionic Somatotropin Serupa dengan Growth Hormon dan hCS Prolaktin Human Chorionic Gonadotropin Stimulasi steroidogenesis adrenal dan hCG plasenta. Analog LH Human Chorionic Gonadotropin Analog dengan Thyrotropin hCT Corticotropin Releasing Hormon Seperti pada dewasa CRH Komplek. Stimulasi aliran darah dan Estrogen pertumbuhan uterus Progestogen Implantasi dan relaksasi otot polos Adrenocorticoid Induksi sistem ensim dan maturasi janin Sejumlah produk plasenta dan metabolisme janin dapat digunakan untuk skrining penyakit janin. Pengukuran alfafetoprotein yang dihasilkan oleh hepar,usus dan yolc sac janin dapat digunakan untuk deteksi sejumlah kelainan
anatomi . Bersama dengan penentuan serum hCG maternal, dapat diperhitungkan terjadinya trisomi. 2.3 Sirkulasi plasenta a. Sirkulasi Fetal Darah janin yang terdeoksigenasi, atau darah yang menyerupai darah ibu mengalir ke placenta melalui 2 arteri umbilikalis. Pada taut antara tali pusat dan placenta, pembuluh-pembuluh umbilikus bercabang berkali-kali dibawah amnion dan bercabang kembali didalam vilus yang terpecah-pecah, dan akhirnya membentuk jaringan kapiler pada percabangan terakhir. Darah dengan kandungan oksigen yang jelas lebih tinggi kembali dari placenta ke janin melalui sbuah vena umbilikalis. Cabang-cabang pembuluh umbilikalis yang berjalan disepanjang permukaan fetal placenta disebut sebagai pembuluh permukaan placenta atau pembuluh korion. Kedua arteri umbilikalis berpisah di lepeng korion untuk mendarahi cabang-cabang kotiledon. Terdapat dua pola percabangan arteri korion yang berlainan. satu menyebar : pada tipe ini adalah pola jaringan pembuluh halus yang berjalan dari tempat insersi tali pusat ke berbagai kotiledon. Tipe magistral ditandai oleh arteri-arteri yang berjalan ke tepi placenta tanpa banyak mengalami penyusutan diameter. Arteri-arteri ini merupakan end-arteri dan mendarahi satu kotiledon sewaktu percabangan membelok ke bawah untuk menembus lempeng korion. Pada minggu ke 10 pasca konsepsi, pola kecepatan aliran darah, tali pusat yang berbentuk gelombang mendadak berubah. Sebelum waktu ini tidak dijumpai frekuensi akhir diastol. Pada masa gestasi yang lebih lanjut akan dianggap abnormal. b. Sirkulasi Maternal Homeostatis janin tergantung pada sirkulasi ibu placenta yang efisien oleh karena itu para peneliti mencoba mendefinisikan faktor-faktor yang mengendalikan aliran darah ke dan dari ruang antar vilus. Detil-detil fisiologis yang terdapat pada sirkulasi placenta ibu adalah sebagai berikut : darah ibu masuk melalui lempeng basal dan terdorong keatas lempeng korion oleh puncak tekanan arteri ibu sebelum terjadi dispersi ke lateral. Setelah membasahi permukaan
mikrovilus eksterna vilus korion, darah ibu mengalir kembali melalui lubanglubang vena dilempeng basal dan masuk ke vena-vena uterus. Dengan demikian, darah ibu melintasi placenta secara acak tampa melalui saluran-saluran yang sudah ada. Secara umum arteri spiralis berjalan tegak lurus, tetapi vena berjalan sejajar terhadap dinding uterus membentuk suatu tatan yang mempermudah vena menutup saat uterus berkontraksi dan mencegah terperasnya darah ibu ke ruang antar vilus. Ramsay dan Donner menyajikan sebuah ringkaran tentang studi anatomis pembuluh darah uteroplacenta. lemen-elemen sitotropoblastik mula-mula terbatas dibagian terminal arteri utero placenta. Pada minggu ke 16 sitotropoblas ditemukan pada banyak arteri dilapisan dalam miometrium. Pada beberapa pembuluh, penumpukan tropoblas dapat menyebabkan berhentinya sirkulasi. Jumlah saluran arteri ke ruang antar vilus secara bertahap dikurangi oleh sitotropoblas dan oleh penetrasi dalam tropoblas terhadap dinding arteri bagian proksimal. Setelah minggu ke 30 terbentuk fleksus vena prominen yang memisahkan desidua basalis dari miometrium yang ikut membentuk bidang pembelahan. 2.4 Sirkulasi darah fentus Sirkulasi darah janin dalam rahim tidak sama dengan sirkulasi darah pada bayi, anak dan orang dewasa. Pada janin organ vital untuk metabolisme masih belum berfungsi. Organ tersebut adalah paru janin dan alat gastrointestinal yang seluruhnya diganti oleh plasenta. Dengan tidak berfungsinya mekanisme tersebut,harus terdapat mekanisme yang berfungsi sebagaialat ganti untuk : 1. Paru Janin Terjadi pergantian O2 dengan CO2 melalui plasenta sehinggga paru-paru tidak memerlukan aliran darah 2. Gastro intestinal Gastro ientestinal yang belum berfungsi sebagaia alat penyerapan nutrisi,maka pembuluh darahnaya belum berfunngsi, kecuali pada janin digunakan untuk tumbuh kembang sendiri.
Perbedaan antara sirkulasi darah janin intra uterine dan ekstra uterine antara lain adalah : 1. Aliran darah arteri pulmonalis dari ventrikel kanan,darahnya akan dialirkan menuju aorta melalui erteria duktus Bothaki 2. Darah dari vena umbilikal melalui liver langsung menuju vena cava inferior melalui duktus venous aranthi 3. Darah dari vena cava inferior menuju jantung sebagian langsung menuju atrium kiri melalui foramen ovale 4. Sebagian menuju ventrikel kiri dan selanjutnya ke aorta sebagian besar digunakan untuk konsumsi O2 dan nutrisi susunan saraf pusat jantung .
Faktor-faktor yang Mentukan Sirkulasi Darah Janin a.Foramen Ovale Lubang antara atrium kana dan atrium kiri Aliran darahnya : antrium kanan dan antrium kiri Setelah jalan lahir akan menitup Pembuluh yang menghubungkan arteri pulmonalis dan aorta menitup setelah lahir c. Duktus venousus Aranthii Pembuluh yang berada dalam heper menuju vena cava inferior menitup seteah lahir
d. Vena Umbilcalis
Berjumlah dua buah Membawa zat makanan dan o2 ddari sirkulasi darah ibu ( plasenta ) keperedaran darah janin
e. Arteri Umbilicalis Berjumlah dua buah Membawa sisa zat makanan dan co2 dari janin kesirkulasi darah ibu Pembuluh darah yang menghubungkan vna umbilikalis dengan vena cava inferior f. Palsenta Jaringan yang menempel pada endometrium Tempat pertukaran antara darah janin dan darah ibu.
Proses Sirkulasi Darah Janin ( Fetus ) 1. Darah janin dialirkan ke plasenta melalui aa umbilicaliesyang membawa bahan makanan ang berasal dari ibu . 2. Darah ini akan masuk ke badan janin melalui vena umbilikacalis yang bercabang dua setelah memasuki dinding perut janin . 3. Cabang yang kecil akan bersatu dengan vena porta,darahnya akan beredar dalam hati dan kemudian dianggkut melalui vena cava hepatica kedalam vena cava inferior. Dan cabang satu lagi ductus venusus aranthii,akhirnya masuk ke vena cava inferior. Sebagian O2 dalam darah vena umbilikalis akan direabsorbsi sehingga konsentrasi O2 menurun . 4. Vena cava inferior, langsung masuk ke atrium kanan, darah ini merupakan darah yang berkonsentrasi tinggi nutrisi dan O2 yang sebahagian menuju ventrikel kanan dan sebahagian besar menuju atrium kiri melalui foramen ovale.
5. Dari ventrikel kanan masuk ke paru-paru,tetapi karena paru-paru belum
berkembang maka darah yang tredapat pada arteri pulmonalis dialirkan menuju aorta melalui ductus arteriosus Bothalli. Darah yang ke paru-paru bukan untuk pertukaran gas tetapi untuk memberi makanan kepada paruparu yang sedang tumbuh.fadlie.web.id
6. Darah ynag berda di aorta disebarkan ke alat-alat badan,tetapi sebelumnya darah menuju ke aa.hypogastricae ( cabang dari arteri iliaca comunis ) lalu ke aa. Umbilicalles dan selanjutnya ke plasenta. 7. Selanjutnya sirkulasi darah janin akan berulang kembali. Menerima nutrisi dan O2 dari plasenta melalui ductus venousus aranthii, menuju vena cava inferior yang kaya akan O2 dan nutrisi
DAFTAR PUSTAKA Gary F Cunningham, etc. 2005. Obstetri Williams . Jakarta : EGC. S. A Goeslan. 1990. Ilmu Kebidanan . Jakarta : Balai Pustaka. Farrer Helen. 1999. Perawatan Maternitas . Jakarta : EGC. Henderson, Christine. 2005. Konsep Kebidanan . Jakarta : EGC. Salmah, etc. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal . Jakarta : EGC. http://www.kompas.co.id/ver1/Kesehat/17/085333.htm. Rachmawati. Keajaiban dari Darah Tali Pusat . . Tabloid Ibu Anak. Mother And Baby . Update : Monday, 07 Feb 2005 Pukul 14:10:00 WIB. Bari Abdul Saifuddin, Noroyono Wibowo. 2008. Plasenta, Tali Pusat, Selaput Janin dan Cairan Amnion . Kuliah Obstetri Ginekologi. Jakarta : FKUI. Mochtar Rustam. 1998. Sinopsis Obsetri . Jakarta : EGC. Verralls Sylvia. 1997. Anatomi & Fisiologi Terapan dalam Kebidanan . Jakarta :EGC. Salmah, etc. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal . Jakarta : EGC. http://www.kompas.co.id/ver1/Kesehat/17/085333.htm. Penulis : Evy Penulis : Evy