Anda di halaman 1dari 5

BAB I ISI

1.1 Foraminifera Foraminifera adalah salah satu organisme dari kingdom protista dengan pseudopodia atau yang sering disebut dengan rhizopoda (kaki semu). Foraminifera biasanya termasuk dalam kingdom Protozoa meskipun beberapa taksonomi menempatkan mereka di setara Protoctista atau Protista. Posisi taksonomi Foraminifera telah bervariasi sejak pengakuan mereka sebagai protozoa (protista) oleh Schultze pada 1854. Foraminifera merupakan organisme bersel satu yang telah mampu membangun cangkang kalsit yang sangat kompleks. Cangkang foraminifera terbuat dari kalsium karbonat (CaCO 3) atau partikel sedimen agglutinated. Sekitar 275.000 spesies diakui, baik yang hidup dan fosil . Foraminifera hampir sama denga amoeba, bedanya pada foraminifera terdapat cangkang yang dapat melindungi protoplasmanya. Cangkang dari foraminifera tersebut biasanya dijadikan sebagai penunjuk dalam pencarian sumberdaya minyak,gas alam atau mineral. 1.2 Klasifikasi Taksonomis Foraminifera Taksonomi adalah pengelompokan organisme berdasarkan kesamaan ciri fisik tertentu. Dalam penyebutan organisme sering dipergunakan istilah taksa apabila tingkatan taksonominya belum diketahui. Unit terkecil dalam taksonomi adalah spesies, sedangkan unit tertinggi adalah kingdom. Diantara unit-unit baku dapat ditambahkan super jika terletak diatas unit baku, contoh: super kingdom, merupakan unit yang lebih tinggi dari kingdom. Jika ditambahkan sub terletak di bawah unit baku, contoh: subfilum, terdapat di bawah unit filum. Klasifikasi umum diterima dari foraminifera ini didasarkan pada Loeblich dan Tappan (1964). Orde Foraminifera (informal foraminifera) milik Kerajaan Protista, Protozoa Subkingdom, Sarcomastigophora Filum, Subphylum Sarcodina, Superkelas Rhizopoda, Kelas Granuloreticulosea. Dalam nomenklatur ini memberitahu kita bahwa foraminifera adalah pewaris (yang memiliki shell),

protozoa, (organisme bersel tunggal yang dicirikan oleh tidak adanya jaringan dan organ), yang memiliki granuloreticulose pseudopodia (ini seperti benang ekstensi ektoplasma sering termasuk biji-bijian atau partikel kecil dari berbagai bahan). Foraminifera biasanya dimasukkan dalam kerajaan Protozoa , meskipun beberapa taksonomi menempatkan mereka dalam setara Protoctista atau Protista. Ada juga bukti yang kuat, terutama didasarkan pada bukti molekuler, untuk mereka milik kelompok utama dalam Protozoa dikenal sebagai Rhizaria. Sebelum pengakuan dari Rhizaria sebagai takson, Foraminifera umumnya ditempatkan di kelas Granuloreticulosa, filum Rhizopodea (atau Sarcodina ). Para Foraminiferida namanya berasal dari foramen, lubang yang menghubungkan melalui dinding (septa) antara ruang masing-masing. Klasifikasi foraminifera ini terutama didasarkan pada komposisi dan testnya. Tiga komposisi dinding dasar diakui, organik (mukopolisakarida protinaceous yaitu allogromina itu), agglutinated dan disekresikan kalsium karbonat (atau lebih jarang silika). Dari komposisi yang terkandung tersebut disekresikan ke test, komposisi yang terkandung pada foraminifera ini lah yang mengklasifikasikan takson nya. Seperti misalnya pengsekresian test foraminifera yang dibagi menjadi tiga kelompok besar, microgranular (yaitu Fusulinina), porcelaneous (yaitu Miliolina) dan hialin (yaitu Globigerinina). Bentuk berdinding Microgranular (umumnya ditemukan di Paleozoikum akhir) yang terdiri dari butiran subspherical equidimensional kristal kalsit. Bentuk Porcelaneous memiliki dinding yang terdiri dari veneer dalam dan luar yang tipis melampirkan lapisan tengah tebal laths kristal, mereka imperforata dan terbuat dari kalsit magnesium tinggi. Para foraminifera hialin menambahkan lamella baru untuk seluruh tes setiap kali sebuah ruang baru terbentuk, berbagai jenis struktur dinding lamelar telah diakui, dinding ditembus oleh pori-pori halus dan karenanya disebut perforasi. Beberapa "keanehan" yang juga layak disebut, yang Spirillinina subordo memiliki uji terbuat dari kristal optik tunggal kalsit, yang Silicoloculinina subordo seperti namanya memiliki test terdiri dari silika. Kelompok lain (yang Involutina subordo) memiliki uji dua bilik terdiri dari aragonit. Para Robertinina juga memiliki test terdiri dari aragonit dan subordo Carterina diyakini untuk

mengeluarkan spikula kalsit yang kemudian lemah disemen bersama-sama untuk membentuk test. Filum ini terdiri dari banyak sekali individu yang tersebar didalam klas, ordo, famili sampai kepada spesiesnya sehinggal para ahli paleontologi butuh waktu yang cukup lama untuk mengklasifikasikannya. Cara yang ditemukan oleh para ahli paleontologi ini menggunakan morfologi foraminifera yang dalam hal ini merupakan test. Morfologi tes foraminifera sangat bervariasi, tetapi dalam hal klasifikasi dua fitur penting. Kamar pengaturan dan gaya aperture, dengan banyak variasi halus sekitar tema dasar. Klasifikasi takson foraminifera pun berahir pada pemberian nama spesiesnya. Spesies merupakan bagian unit terkecil pada sebuah takson. Didalam paleontologi pengelompokan spesies ini didasarkan pada kesamaan ciri fisik dan keseluruhan. Dalam foraminifera ini telah kita ketahui bahwa pengklasifikasianya didasarkan pada komposisi dan test nya.

1.3 Klasifikasi Berdasarkan Test Seperti yang sudah dikatakan diatas bahwa komposisi cangkang (test) dijadikan dasar, berdasarkan tipe dan komposisi dinding cangkang Foraminifera dibagi menjadi 3 yaitu cangkang pasiran (Aranaceous), gampingan pori dan gampingan tanpa pori. Jenis bercangkang pasiran biasa ditemukan dilingkungan yang ekstim seperti perairan air payau atau laut dalam. Disebut pasiran karena kenampakan permukaan cangkang sepertin taburan gula pasir. Jenis gampingan tanpa pori biasanya hidup soliter dan membenambakn cangkangnya kedalam sedimen kecuali bagianaperture yang muncul kepermukaan sedimen. Pada cangkang dewasa terlihat seperti jenis porcelleneous. Jenis gampingan berpori memiliki variasi bentuk cangkang yg banyak dan ornamen sulit,bening berkilau. Komposisi dinding sangat penting karena komposisi tersebut menjadi faktor dasar pembeda ordo foram dengan subordonya. Dalam sistematika yang telah disusun oleh Loeblich dan Tappan (1964),ordo Foraminifera dibagi menjadi 5 ordo yang berdasarkan karakteristik

dinding cangkang, pembatasan antar kamar (septasi) dan arsitektur kamar dan letak apertire(mulut). Kelima subordo tersebut yaitu Subordo Allogromina, Textularina, Miliolina, Fussulina dan Rotaliina. 1.4 Spesifikasi Nama Spesies Dalam pemberian nama spesies foraminifera inipun memiliki spesifikasi sehingga pengklasifikasian nya memiliki kesamaan dengan penamaan mahluk hidup lainnya secara resmi. 1.Deskriptif, pemberian nama di dasarkan pada ciri fisik, dapat berupa: a. Bentuk tubuh:Orbulina bilobata, memperlihatkan bentuk tubuh bulat dan terdiri dua buah. b. Struktur:Globorotalia multicamerata, memperlihatkan struktur tubuh terputar dengan jumlah kamar yang banyak. 2.Geografis, pemberian nama yang didasarkan pada lokasi dimana fosil tersebut pertama kali diketemukan. Contoh:Fussulina sumatrensis, Fussulina yang diketemukan di sumatera. 3.Personal, dengan mencantumkan nama penemunya. Contoh:Discoatermartinii, Martini adalah penemu fosil tersebut

Dapus http://www.ucl.ac.uk/GeolSci/micropal/foram.html http://en.wikipedia.org/wiki/Foraminifera http://www.eforams.icsr.agh.edu.pl/index.php/TAXONOMY#SUBORDER_Allo gromiina_Loeblich_and_Tappan.2C_1961 http://www.scribd.com/doc/30192714/Mikropaleontologi www.enotes.com/topic/Foraminifera

Anda mungkin juga menyukai