Anda di halaman 1dari 14

A. Teori Dasar Sel merupakan penyusun dasar setiap makhluk hidup, demikian halnya dengan hewan.

Hewan tersusun atas organ-organ. Organ pada hewan tersusun atas jaringan-jaringan yang saling berkoordinasi. Demikian halnya dengan jaringan juga tersusun atas sel-sel dengan berbagai bentuk dan fungsi yang saling bekerja sama. Junquiera ddk. (1982) menyatakan bahwa jaringan hewan tersusun oleh tiga komponen, yakni sel, zat intersel, dan cairan jaringan. Sel yang ada pada hewan tidak hanya melakukan satu kegiatan saja. Peranan antara sel satu dengan yang lainnya tentunya berbeda. Hal ini seperti apa yang diungkapkan oleh Junqueira dkk. (1982), sel -sel tidak selalu dibatasi untuk melakukan satu fungsi sel saja, tetapi sel dapat melakukan dua fungsi atau lebih. Ada berbagai macam jaringan yang menyusun organ pada hewan. Ahira (tanpa tahun) menyatakan jaringan hewan dapat dikelompokkan menjadi lima kelompok, yakni jaringan epithelium, jaringan meristematik, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. 1. Jaringan Epithelium Jaringan epithelium atau jaringan epitel merupakan jaringan pelindung. Jaringan epitel terdiri atas satu atau banyak sel yang menyusunnya. Ryan (2008), jaringan hewan terdiri atas satu atau banyak lapis sel yang menutupi permukaan dalam dan luar suatu organ. Secara embriologi, jaringan ini berasal dari lapisan ektoderm, mesoderm, atau endoderm. Selain itu, di bagian luar tubuh, epitel membentuk lapisan pelindung, sedangkan pada bagian dalam tubuh, jaringan epitel terdapat di sepanjang sisi organ. Jaringan epitel terdiri atas beberapa jenis. Ahira (tanpa tahun) menyatakan bahwa jaringan epitel terdiri atas dua bagian, yaitu jaringan epitel sederhana dan jaringan epitel berlapis. Jaringan epitel sederhana adalah jaringan epitel yang hanya terdiri atas satu lapis sel. Contohnya adalah jaringan epitel pipa bagian dalam. Sedangkan jaringan epitel berlapis adalah jaringan epitel yang terdiri atas beberapa lapisan sel. Contohnya adalah epitel usus dan saluran pernapasan.

Jenis jaringan epitel juga dapat dilihat dari kepemilikan silia pada jaringan epitel. Ahira (tanpa tahun) menyatakan bahwa jaringan epitel ada yang memiliki silia dan ada yang tidak memiliki silia. Contoh jaringan epitel bersilia adalah saluran pernapasan. Silia berfungsi untuk merespon atau menerima rangsangan dari luar.

2. Jaringan Meristematik Jaringan meristematik adalah jaringan yang aktif membelah. Ahira (tanpa tahun) menyatakan bahwa jaringan meristematik atau jaringan meristem merupakan jaringan tubuh yang sel-selnya selalu membelah. Jaringan meristematik ditemukan saat fase embrio. Letak jaringan meristematik pada hewan maupun manusia hanya ada pada bagian-bagian tertentu. Contohnya, pada ujung tulang pipa muda serta sumsum tulang belakang yang berfungsi membentuk sel darah.

3. Jaringan Ikat Jaringan ikat adalah jaringan penghubung jaringan yang satu dengan jaringan yang lainnya. Menurut Junqueira dkk. (1982), jaringan pengikat disebut juga jaringan penyambung. Jaringan ini bertanggung jawab untuk memberikan dan mempertahankan bentuk tubuh. Karena mempunyai fungsi mekanis, jaringan ini terdiri dari suatu matriks yang berfungsi

menghubungkan dan mengikat sel dan organ dan akhirnya bisa menyokong tubuh. Selain berperan sebagai penghubung antarjaringan, jaringan ikat memiliki fungsi tambahan. Ahira (tanpa tahun) menyatakan bahwa selain berfungsi sebagai pengikat jaringan yang satu dengan lainnya, jaringan ikat juga berfungsi sebagai pembungkus organ, pengisi rongga antarorgan, jaringan pengangkut oksigen serta makanan ke jaringan lain, pengangkut sisa metabolisme tubuh ke alat pengeluaran, dan penghasil kekebalan.

Jaringan ikat diklasifikasikan dalam beberapa macam. Menurut Ryan (2008), jaringan ikat terdiri atas jaringan ikat longgar, jaringan ikat padat, jaringan lemak, jaringan darah, kartilago, dan tulang. a. Jaringan ikat longgar Jaringan ikat longgar paling banyak ditemukan di dalam tubuh kita. Di dalam matriks jaringan ikat longgar hanya sedikit ditemukan adanya serabut. Serabut penyusun jaringan ikat longgar berupa kolagen. Fungsi utama jaringan ikat longgar adalah pengikat dan pengepak material tulang (Ryan, 2008 dalam Campbell et al, 1999). b. Jaringan ikat padat Jaringan ikat padat mempunyai maktriks yang banyak

mengandung serabut kolagen. Jaringan ini membentuk tendon sebagai tempat perlekatan otot dengan tulang, dan ligamen sebagai tempat persendian tulang dengan tulang (Ryan, 2008 dalam Campbell et al, 1999). c. Jaringan lemak Jaringan lemak disebut juga jaringan adiposa. Jaringan lemak merupakan suatu jenis jaringan penyambung dimana sel-sel adiposa menonjol. Jaringan adiposa, sedikit banyak, merupakan bagian terbesar dalam tubuh kita. Pada pria dengan berat badan normal, jaringan lemak merupakan 15-20% berat tubuhnya, sedangkan pada wanita dengan berat bdan normal, 20-25% berat tubuhnya (Junqueira dkk., 1982). Jaringan lemak memiliki peranan yang besar bagi tubuh hewan dan manusia. Ryan (2008) menyatakan bahwa jaringan lemak digunakan sebagai bantalan, dan melindungi tubuh, serta sebagai penyimpan energi. Anonim (tanpa tahun) menambahkan bahwa lemak tubuh dalam jaringan lemak (jaringan adipose) mempunyai fungsi sebagai insulator untuk membantu tubuh mempertahankan temperaturnya, sedangkan pada wanita dapat memberikan kontur khas feminim seperti jaringan lemak di bagian bokong dan dada. Selain itu, lemak tubuh dalam jaringan lemak juga berperan sebagai bantalan yang melindungi organ-organ seperti bola mata, ginjal, dan organ lainnya.

Jaringan adiposa terdiri atas dua jenis, yaitu jaringan adiposa unilokular dan multilokular. Jaringan adiposa unilokular adalah jaringan adiposa dengan warna putih ke kuning tua, tergantung pada karotenoid yang ada di dalam butir lemak tersebut. Hampir semua jaringan adiposa orang dewasa adalah jenis adiposa ini. Jaringan ini ditemukan pada seluruh tubuh manusia, kecuali kelopak mata, penis, skrotum, dan lobulus daun telinga. Kepadatan lapisan adiposa ditentukan oleh usia dan jenis kelamin. Jaringan adiposa multilokular disebut juga jaringan adiposa coklat, karena warnanya yang khas yang disebabkan oleh tingginya kandungan sitokrom di dalam mitokondria sel-selnya. Jaringan adiposa jenis ini memiliki distribusi yang lebih sempit jika dibandingkan dengan jaringan adiposa unilokular. Jaringan ini biasanya ditemukan pada binatang yang berhibernasi (Junqueira dkk., 1982). d. Jaringan darah Darah adalah jaringan ikat yang tersusun sebagian besar cairan. Matriks darah disebut plasma yang tersusun oleh air, garam mineral dan protein terlarut. Bagas (2008) menyatakan bahwa jaringan darah adalah jaringan yang berfungsi mengedarkan zat makanan dan oksigen ke seluruh tubuh. Plasma darah adalah komponen darah yang berupa cairan. Susunan plasma biasanya merupakan indikator susunan rata-rata cairan ekstrasel pada umumnya. Protein-protein plasma dapat dipisahkan dengan elektroforesis. Elektroforesis adalah pemisahan komponenen berdasarkan muatannya (Junqueira dkk., 1982). Selain plasma, darah tersusun atas beberapa komponen, yaitu basofil, trombosit. eritrosit, monosit, limfosit, leukosit, eosinofil, dan neutrofil. Basofil berjumlah 0-1% dari jumlah leukosit darah. Sitoplasma basofil terisi oleh granula-granula yang lebih besar daripada granula di dalam granulosit lainnya. Seringkali granula menutupi inti. Granula pada basofil dibatasi oleh unit membran. Akibat kerja antigen tertentu, basofil dapat melepaskan granulanya. Trombosit atau keping darah adalah sel yang tak berinti berbentuk cakram. Keping darah berasal dari sel

megakariosit di dalam sumsum tulang. Tiap keping darah mempunyai zona perifer transparan yang berwarna biru muda, hialomer, dan zona sentral padat yang mengandung granula ungu yang dinamakan granulomer. Eritrosit adalah komponen darah yang sangat fleksibel sehingga memungkinkan eritrosit beradaptasi terhadap bentuk irreguler dan garis tengah kapiler yang kecil. Karena kaya akan hemoglobin, eritrosit adalah asidofilik. Selain mengandung hemoglobin, eritrosit mengandung stroma lipoprotein. Eritrosit dibuat di sumsum tulang. Eritrosit yang baru dikeluarkan dari sumsum tulang ke aliran darah mengandung RNA atau disebut retikulosit. Monosit adalah komponen darah yang bisa ditemukan di dalam darah, jaringan penyambung., dan rongga tubuh. Mereka tergolong sistem fagositik mononuklear dan mempunyai reseptor di membrannya untuk imunoglobulin dan komplemen. Monosit beredar melalui aliran darah dan mampu menembus dinding kapiler, masuk ke dalam jaringan penyambung, dan berdiferensiasi menjadi sel fagositik sistem makrofag. Limfosit adalah komponen darah yang merupakan sel heterogen. Limfosit memiliki dua jenis ukuran, yaitu kecil dan besar. Kriteria ukuran ditentukan oleh faktor-faktor, yakni banyaknya sitoplasma dan piliribosom, jumlah heterokromatin, anak inti, serta ukuran mitokondria dan badan Golgi. Leukosit disebut juga sel darah putih. Leukosit digolongkan dalam dua kelompok, yaitu granulosit dan agranulosit. Granulosit memiliki inti tidak teratur, sedangkan agranulosit memiliki inti yang teratur. Eosinofil adalah komponen yang jumlahnya lebih sedikit jika dibandingkan dengan neutrofil. Inti dari eosinofil berlobus dua. Sifat identifikasi utama dari eosinofil adalah adanya granula ovoid yang diwarnai oleh eosin atau granula asidofilik. Neutrofil memiliki jumlah yang lebih banyak jika dibandingkan dengan eosinofil. Neutrofil mempunyai inti yang tak bersegmen. Inti semua granulosit mengikuti bentuk kromatin yang sama di mana massa heterokromatin yang padat tersebar di tepi inti. Zona yang kromatinnya jarang berada di tengah inti (Junqueira dkk., 1982). e. Kartilago

Kartilago disebut juga jaringan tulang rawan. Bagas (2008) menyatakan bahwa kartilago disusun oleh sel-sel tulang rawan atau disebut dengan kondrosit. Selaput pembungkus tulang rawan disebut perikondrium yang berfungsi untuk membentuk tulang rawan pada orang dewasa.

Sedangkan pada janin, tulang rawan terdapat pada jaringan ikat embrional. Tulang rawan terdapat pada persendian dan daun telinga. Smartlearner (2010) menambahkan bahwa Jaringan tulang rawan mempunyai matriks yang mirip dengan jaringan ikat fibrosa tetapi lebih tegap dan keras, elastis yang disebut kondrin, yang dihasilkan kelompokan-kelompokan kecil sel-sel kartilago yang berbentuk bulat, yang terdapat di dalamnya. Zat dasarnya mengandung sejumlah besar kompleks karbohidrat khusus yang disebut kondroitin yang menutupi serabut kolagen. Memperoleh nutrisi secara difusi melalui matriks. Fibroblas yang mengalami modifikasi disebut sel tulang rawan yang menghasilkan matriks terjerat didalamnya, tetapi sel-sel ini masih hidup, tetap membelah dan menghasilkan matriks. Tulang rawan dapat timbul dari dalam dan tidak mengalami proses remodeling seperti pada tulang dan karena itu merupakan tulang kerangka embrio yang ideal. Meskipun tulang rawan tidak tahan akan penekanan dan ketegangan seperti tulang, tetapi lebih elastic dan licin. Pada vertebrata dewasa tulang rawan terdapat pada bagian yang memelukan elastisitas seperti pada sambungan tulang dada dan tulang rusuk atau yang memerlukan baik elastisitas maupun pergesekan halus seperti ujung-ujung tulang yang bergerak. Jaringan tulang rawan ini diselubungi oleh perikondrium yang tipis. Ada tiga jenis kartilago, yaitu: Kartilago Hyalin Warnanya putih kebiru-biruan, jernih dan homogen. Kartilago ini terdapat pada permulaan-permulaan persendian, ujung-ujung tulang rusuk, hidung dan annulus trachealis (cincin-cincin tulang rawan yang menyusun saluran pernapasan). Kartilago hyaline merupakan kartilago skelet pada tulang embrio. Semua vertebrae, ada yang tetap sampai dewaasa misalnya pada Squalus dan Raya.

Jaringan ini dapat diinfiltrasi dan dipadati oeh garam-garam Ca, tetapi tidak akan berubah menjadi tulang. Kartilago elastik Mengandung banyak serabut elastik berwarna kuning, terdapat misalnya pada cuping mammalia. Kartilago fibrosa Sebagian besar terdiri dari serabut-serabut, sehingga sel-sel maupun matriksnya sangat sedikit. Kartilago ini terdapat misalnya sebagai bantalan-bantalan diantara vertebra mammalia

(Smartlearner, 2010).

f. Tulang Di dalam matriks sel tulang terdapat kalsium yang dapat bergerak dan diserap oleh darah. Hal ini merupakan peran penting tulang dalam proses homeostasis kadar kalsium dalam darah. Sel tulang (osteosit) terdapat di dalam ruang yang disebut lakuna. Lakuna ini mengandung satu atau beberapa osteosit. Penjuluran yang keluar dari osteosit disebut kanalikuli. Kanalikuli dari satu sel berhubungan dengan sel lainnya, sebagai bentuk komunikasi sel. Satu osteon terdiri dari sejumlah lamela konsentris yang mengelilingi kanal sentral (kanalis Haversi). Pada individu yang masih hidup, kanal sentral ini berisi pembuluh darah (Ryan, 2008). Smartlerner (2010) menambahkan bahwa sel-sel tulang (osteosit) terdapat di dalm ruangan-ruangan kecil yang disebut lakuna, yang terdapat diantara lamella yang saling berhubungan satu sama lain dengan

perantaraan kanalikuli radial yang dialui processus protoplasmatis. Sel tulang mendapat oksigen dan bahan baku serta membuang limbah melalui kanalikulis ini.tulang tidak saj mengandung sel pembuat tualng tetapi juga sel perusak tulang. Karena kerja dua jenis sel ini, maka bentuk tulang dapat diubah untuk bertahan terhadap tekanan yang beruabah-ubah. Pembentukan dan perusakan tulang diatur oleh adanya kalsium dan fosfat, adanya vitamin D dan adanya hormone kalsitionin dan paratiroid yang dihasilakn oleh kelenjar tiroid dan paratiroid.

4. Jaringan Otot Jaringan otot berperan dalam aktivitas gerak tubuh. Secara embriologi, jaringan ini berasal dari lapisan mesoderm. Jaringan ini dilindungi oleh membran sel otot yang disebut sarkolema. Plasma dari sel otot disebut sarkoplasma (Bagas, 2008). Jaringan otot terdiri atas tiga jenis, yaitu otot polos, otot jantung, dan otot serat lintang. Antara ketiga otot tersebut memiliki sifat yang berbeda antara satu dan lainnya, yaitu: a. Otot polos Otot polos berbentuk sepertispindle. Kontraksi otot polos lebih

lambat dibandingkan otot skelet, namun mereka mampu kontraksi dalam waktu lebih lama. Otot polos bersifat tidak sadar (involuntary), seperti otot jantung.

Otot polos ditemukan pada banyak organ tubuh, diantaranya terdapat pada dinding pembuluh darah dan melapisi organ dalam seperti usus dan uterus. Membran plasmanya disebut sarkolema dan sitoplasmanya sering disebut sarkoplasma. Sitoplasma yang mengandung miofibril dengan ketebalan mencapai 1 mikron (Ryan, 2008) b. Otot jantung Bersifat sama seperti otot lurik, tetapi inti selnya terletak di bagian tengah Sel otot jantung bercabang-cabang dan saling berhubungan melalui ujung-ujungnya Otot jantung merupakan pembentuk jantung Sifat gerakannya tidak menurut kehendak kita dan tahan kelelahan (Bagas, 2008) c. Otot serat lintang Otot skelet berstruktur bergaris melintang, berfungsi untuk

menggerakkan rangka. Otot ini bersifat sadar (voluntary), karena mampu diatur oleh

kemauan kita

Serabut ototnya mempunyai banyak nukleus yang terletak ditepi.

Otot rangka mempunyai garis melintang yang gelap (pita anisotrop) dan garis terang (pita isotrop) (Ryan, 2008).

5. Jaringan Saraf Jaringan saraf didistribusikan di seluruh tubuh sebagai suatu jaringan komunikasi. Secara anatomis, jaringan saraf terdiri dari sel saraf atau neuron yang biasanya memperlihatkan banyak juluran panjang dan beberapa jenis sel glia atau neuroglia yang menyokong dan melindungi neuron dan ikut serta dalam aktifitas saraf, nutrisi saraf, dan proses pertahanan sistem saraf pusat (Junqueira dkk., 1982). Bagas (2008) menambahkan bahwa jaringan saraf merupakan jaringan dasar yang terdapat hampir di seluruh jaringan tubuh sebagai jaringan komunikasi yang berfungsi menerima dan

mengantarkan rangsang. Tempat hubungan neuron satu dengan yang lainnya disebut sinapsis. Jaringan saraf tersusun oleh sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron mengandung badan sel, nukleus, dan penjuluran atau serabut. Satu tipe penjuluran tersebut adalah dendrit, yang berperan dalam menerima sinyal dari sel lain dan meneruskannya ke badan sel. Tipe penjuluran sel saraf yang lain, disebut akson (neurit), yang berperan dalam meneruskan sinyal dari badan sel ke neuron lainnya. Beberapa akson berukuran sangat panjang, yaitu memanjang dari otak sampai ke bagian bawah abdomen (panjang meter atau lebih). Transmisi sinyal dari neuron ke neuron lainnya umumnya dilakukan secara kimia. Selain neuron, ditemukan juga sel pendukung, seperti sel glia. Sel glia merupakan sel yang menunjang dan melindungi neuron. Selsel pendukung umumnya berperan dalam melindungi dan membungkus akson dan dendrit, sehingga membantu mempercepat transmisinya (Ryan, 2008).

B. Cara Kerja I. Pengamatan Preparat Tulang Rawan Hyalin 1. Mengamatilah preparat tulang rawan hyaline.

2. Menggambar hasil pengamatan pada lembar pengamatan dan menulis bagian-bagian: chondrocyte, lacuna, perichondrium.

II. Pengamatan Preparat Tulang Keras 1. Mengamati preparat tulang keras. 2. Menggambar hasil pengamatan pada lembar pengamatan dan menulis bagian-bagian: sistem havers, saluran havers, osteocyte, lacuna, canaliculi.

III. Pengamatan Preparat Otot seran lintang 1. Mengamati preparat seran lintang. 2. Menggambar hasil pengamatan pada lembar pengamatan dan menulis bagian-bagian: nukleus, serat-serat melintang.

IV. Pengamatan Preparat Saraf 1. Mengamati preparat saraf. 2. Menggambar hasil pengamatan pada lembar pengamatan dan menulis bagian-bagian: badan sel saraf, akson, dendrit.

V. Pengamatan Preparat Kulit 1. Mengamati preparat Kulit. 2. Menggambar hasil pengamatan pada lembar pengamatan dan menulis bagian-bagian: epidermis, dermis, stratum corneum, stratum lucidum, stratum granulosum, stratum spinosum, stratum basalis, stratum papilar, stratum reticuler, kelenjar keringat, kelenjar minyak, folikel rambut.

VI. Pengamatan Preparat Sel-sel Darah 1. Mengamati preparat sel-sel darah. 2. Menggambar hasil pengamatan pada lembar pengamatan dan menulis bagian-bagian: erithrocyte, monocyte, lymphocyte, eosinophyl, basophyl, neutrophyl, thrombocyte.

10

C. Hasil Pengamatan Hasil Pengamatan Preparat Tulang Rawan Hyalin Gambar Keterangan a. . b. . c. . d. .

Hasil Pengamatan Preparat Tulang Keras Gambar Keterangan a. . b. . c. . d. .

11

Hasil Pengamatan Preparat Otot seran lintang Gambar Keterangan a. . b. . c. . d. .

Hasil Pengamatan Preparat Saraf Gambar Keterangan a. . b. . c. . d. .

Hasil Pengamatan Preparat Kulit Gambar Keterangan a. . b. . c. . d. .

12

Hasil Pengamatan Preparat Sel-sel Darah Gambar Keterangan a. . b. . c. . d. .

Hasil Pengamatan Preparat Otot Polos Gambar Keterangan e. . f. . g. . h. .

Hasil Pengamatan Preparat Sel-sel Otot Jantung Gambar Keterangan i. . j. . k. . l. .

13

D. Analisis Data

14

Anda mungkin juga menyukai