Anda di halaman 1dari 5

GOOD GOVERNANCE

INDONESIA di tengah dinamika perkembangan global maupun nasional, saat ini menghadapi berbagai tantangan yang membutuhkan perhatian serius semua pihak. Good Governance atau tata pemerintahan yang balk, merupakan bagian dari paradigma baru yang berkembang dan memberikan nuansa yang cukup mewarnai terutama pasca krisis multi dimensi seiring dengan tuntutan era reformasi. Situasi dan, kondisi ini menuntut adanya kepemimpian nasional masa depan, yang diharapkan marnpu menjawab tantangan bangsa Indonesia mendatang. Perkembangan situasi nasional dewasa ini, dicirikan dengan tiga fenomena yang dihadapi, yaitu : 1. Permasalahan yang semakin kompleks (multi-dimensi); 2. Perubahan yang sedemikian cepat (regulasi, kebijakan, dan aksi-reaksi rnasyarakat); 3. Ketidakpastian yang relatif tinggi (bencana clam yang silih berganti, situasi ekonomi yang tak mudah diprediksi, dan perkembangan politik yang "up and down". Kesenjangan proses komunikasi politik yang terjadi di Indonesia antara pemerintah dengan rakyatnya mapun partai yang mewakili rakyat dengan

konstituennya, menjadikan berbagai fenomena permasalahan sulit untuk dipahami dengan logika awam masyarakat. Seperti : 1. Indonesia kaya-raya potensi sumber daya alam (SDA), mengapa banyak yang miskin? 2. Anggaran untuk penanggulangan kemiskinan naik drastis dalarn tiga tahun terakhir ini dari 23 Trilyun (2003, menjadi 51 Trilyun lebih (2007), mengapa jumlah penduduk miskin justru meningkat dari 35,10Jt (2005) menjadi 39,05 Juta(2006) atau bertambah 3,9 juta ? Bukankah bila anggarannya ditambah dengan tujuan untuk menanggulangi kemiskinan (baca: mengurangi jumlah penduduk miskin) Berikutnya, produksi pertanian konon surplus meningkat 1,1 juta dan bahkan kita pernah berswasembada pangan. Mengapa harga beras membumbung tinggi? Mengapa harus import terus? Semua ini, masyarakat

pusing 7 keliling karena tidak memahami kebijakan nasionalnya. Komunikasi politik ke bawah secara efektif terjadi, sehingga rakyat hanya mengandalkan informasi dari berbagai media massa dengan variastif dan terkadang bias berbau provokatif. Dalam situasi masyarakat seperti itu (kebingungan informasi), masyarakat tak tahu apa itu good governance. Sekalipun pemerintah berusaha gencar

memasyarakatkannya, namun proses dan cara yang salah dalam berkomunikasi justru akan disambut dengan apatisme masyarakat. Dalam situasi masyarakat yang sedang belajar berdemokrasi, komunikasi politik yang transparan, partisipasi, dan akuntabilitas kebijakan publik menjadi sangat penting. Pengertian Good Governance Terminologi Good Governance (GG) dalarn bahasa dan pemahaman

masyarakat termasuk disebagian elite politik, sering rancu. Setidaknya ada tiga terminologi yang sering rancu yaitu Good Governance (tata pemerintahan yang balk), Good Goverment (Pemerintahan yang balk), dan clean governance (pernerintahan yang bersih). Good Governance menurut Bank Dunia (World Bank) adalah cara kekuasaan digunakan dalam mengelola berbagai sumberdaya sosial dan ekonomi untuk pengembangan masyarakat (The way state power is used in managing economic and social resources for development of society). Good Governance sinonim dengan penyelernggaraan manajemen pembangunan yang 5 Prinsip) : solid & bertanggung jawab yang sejalan dg demokrasi & pasar yang efisien; menghindari salah alokasi & investasi yang terbatas; pencegahan korupsi balk secara politik maupun administratif; menjalankan disiplin anggaran; penciptaan kerangka politik & hukum bagi turnbuhnya aktivitas kewiraswastaan. Menurut UNDP, Good Governance dimaknai sebagal Praktek penerapan kewenangan pengelolaan berbagai urusan. penyelelenggaraan negara secara politik, ekonomi, dan administratif di semua tingkatan

Dalam konsep di atas, ada tiga Pilar Good Governance yang penting yaitu : 1. Economic governance (baca : kesejahteraan rakyat); 2. Political Governance (baca. proses pengambilan keputusan); 3. Administrative Governance (baca : tata laksana pelaksanaan kebijakan). Dalam proses mernaknai peran kunci stakeholders (pemangku kepentingan), mencakup 3 domain Good Governance, yaitu: 1) Pemerintah (peran : menciptakan iklim politik dan hukum yang kondusif), 2) Sektor swasta (Peran : menciptakan lapangan pekerjaan dan pendapatan); 3) Masyarakat (peran:mendorong interaksi sosiai, ekonomi, politik dan mengajak seluruh anggota masyarakat berpartisipasi). Dalam pelaksanaan Good Governance, mendasarkan 9 prinsip dasar, yang disebut PRINSIP-PRINSIP GG UNDP yang telah dikembangkan di Indonesia, yaitu : Participation, rule of law, transperancy, responsiveness, consensus orientation, equity, effectiveness & efficiency, accountability, dan strategic Vision.

Good Governance 1. Kunci utama memahami good governance, menurut Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI), adalah pemahaman atas prinsip-prinsip yang mendasarinya. Bertolak dari prinsip-prinsip ini didapat tolok ukur kinerja suatu pemerintah. 2. Prinsip-prinsip tersebut meliputi: a) Partisipasi masyarakat: semua warga masyarakat mempunyai suara dalam pengambilan keputusan, baik secara langsung maupun melalui lembagalembaga perwakilan yang sah yang mewakili kepentingan mereka. Partisipasi menyeluruh tersebut dibangun berdasarkan kebebasan berkumpul dan mengungkapkan pendapat, serta kepastian untuk berpartisipasi secara konstruktif. b) Tegaknya supremasi hukum: kerangka hukum harus adil dan diberlakukan tanpa pandang bulu, termasuk didalamnya hukum-hukum yang menyangkut hak asasi manusia. c) Transparasi: transparansi dibangun atas dasar informasi yang bebas. Seluruh proses pemerintah, lembaga-lembaga, dan informasi perlu dapat

diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus memadai agar dapat dimengerti dan dipantau. d) Peduli dan stakeholder: lembaga-lembaga dan seluruh proses pemerintah harus berusaha melayani semua pihak yang berkepentingan. e) Berorientas pada consensus: tata pemerintahan yang baik menjembatani kepentingan-kepentingan yang berbeda demi terbangunnya suatu consensus menyeluruh dalam hal apa yang terbaik bagi kelompok-kelompok masyarakat, dan bila mungkin, konsensus dalam hal kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur f) Kesetaraan: semua warga masyarakat mempunyai kesempatan memperbaiki atau mempertahankan kesejahteraan mereka. g) Efektifitas dan efisiensi: proses-proses pemerintahan dan lembaga-lembaga membuahkan hasil sesuai kebutuhan warga masyarakat dan dengan menggunakan sumber-sumber daya yang ada seoptimal mungkin. h) Akuntabilitas: para pengambil keputusan di pemerintah, sektor swasta, dan organisasi masyarakat bertanggungjawab, baik kepada masyarakat maupun kepada lembaga-lembaga yang berkepentingan. i) Visi strategis: para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan jauh ke depan atas tata pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia, serta kepekaan akan apa saja yang dibutuhkan untuk mewujudkan perkembangan tersebut. Selain itu mereka juga harus memiliki pemahaman atas kompleksitas kesejarahan, budaya, dan sosial yang menjadi dasar bagi perspektif tersebut. 3. Good governace hanya bermakna bila keberadaannya ditopang oleh lembaga yang melibatkan kepentingan publik. Jenis lembaga tersebut adalah sebagai berikut: 1. Negara 1. menciptakan kondisi politik, ekonomi, dan sosial yang stabil; 2. membuat peraturan yang efektif dan berkeadilan; 3. menyediakan public service yang efektif dan accountable; 4. menegakkan HAM;

5. melindungi lingkungan hidup; 6. mengurus standar kesehatan dan standar keselamatan publik 2. Sektor swasta: 1. Menjalankan industri; 2. Menciptakan lapangan kerja; 3. Menyediakan insentif bagi karyawan; 4. Meningkatkan standar kehidupan masyarakat; 5. Memelihara lingkungan hidup; 6. Menaati peraturan; 7. Melakukan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi pada masyarakat; 8. Menyediakan kredit bagi pengembangan UKM 3. Masyarakat madani: 1. Manjaga agar hak-hak masyarakat terlindungi; 2. Mempengaruhi kebijakan; 3. Berfungsi sebagai sarana checks and balances pemerintah; 4. Mengawasi penyalahgunaan kewenangan sosial pemerintah; 5. Mengembangkan SDM; 6. Berfungsi sebagai sarana berkomunikasi antar anggota masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai