Geometri modern memiliki ikatan yang kuat dengan beberapa fisika, dicontohkan oleh
hubungan antara geometri pseudo-Riemann dan relativitas umum. Salah satu teori fisika
termuda, teori string, juga sangat geometris dalam rasa.
Sedangkan sifat visual geometri awalnya membuatnya lebih mudah diakses daripada bagian
lain dari matematika, seperti aljabar atau teori bilangan, bahasa geometrik juga digunakan
dalam konteks yang jauh dari tradisional, asal Euclidean nya (misalnya, dalam geometri fraktal
dan geometri aljabar)
Jarak antara dua titik adalah dengan menarik garis hubung terpendek antara kedua titik
tersebut, jadi jarak antara titik A dan B adalah panjang garis AB.
Jika titik dalam koordinat cartesius maka jarak kedua titik adalah
Gambar di atas merupakan dua buah titik yaitu titik A dan titik B. Jarak dari titik A dan titik B
dapat dicari dengan cara menghubungkan titik A ke titik B sehingga terjadi sebuah garis.
Jarak kedua titik tersebut ditentukan oleh panjang garis itu. Jadi, jarak antara dua titik
merupakan panjang ruas garis yang menghubungkan kedua titik tersebut.
Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang jarak titik ke titik pada bangun ruang
dimensi tiga, silahkan perhatikan contoh soal berikut ini.
Contoh Soal 1
Perhatikan gambar kubus PQRS.TUVW di bawah ini.
Jika panjang rusuk kubus di atas adalah 8 cm dan titik X merupakan pertengahan antara
rusuk PQ. Maka hitung jarak:
a) titik W ke titik P
b) titik W ke titik X
c) titik W ke titik Q
d) titik T ke titik X
Penyelesaian:
a) titik W ke titik P merupakan panjang garis PW. Garis PW merupakan panjang diagonal
sisi kubus, maka dengan menggunakan teorema phytagoras:
PW =(TW2 + PT2)
PW =(82 + 82)
PW =(64 + 64)
PW =128
PW =82
b) titik W ke titik X merupakan panjang garis WX. Panjang PX sama dengan setengah
panjang rusuk PQ, maka:
PX = PQ = 8 cm = 4 cm
Dengan menggunakan teorema phytagoras:
WX =(PW2 + PX2)
WX =((82)2 + 42)
WX =(128 + 16)
WX =144
WX =12 cm
c) titik W ke titik Q merupakan panjang garis QW. Garis QW merupakan panjang diagonal
ruang kubus, maka dengan menggunakan teorema phytagoras:
QW =(PW2 + PQ2)
QW =((82)2 + 82)
QW =(128 + 64)
QW =192
QW =83 cm
d) titik T ke titik X merupakan panjang garis TX. Panjang PX sama dengan setengah
panjang rusuk PQ, maka:
PX = PQ = 8 cm = 4 cm
Dengan menggunakan teorema phytagoras:
TX =(PT2 + PX2)
TX =(82 + 42)
TX =(64 + 16)
TX =80
TX =45 cm
Jarak titik ke garis adalah jarak terdekat sebuah titik ke garis, jarak terdekat diperoleh
dengan menarik garis yang tegak lurus dengan garis yang dimaksud. Jarak titik B dengan
garis g adalah panjang garis BB
Pada gambar di atas merupakan sebuah titik A dan sebuah garis g. Jarak antara titik A dan
garis g dapat dengan membuat garis dari titik A ke garis g, memotong garis di titik P
sehingga terjadi garis AP yang tegak lurus garis g. Jarak titik A ke garis g adalah panjang
dari AP. Jadi, jarak antara titik dengan garis merupakan panjang ruas garis yang ditarik
dari titik tersebut tegak lurus terhadap garis itu.
Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang jarak titik ke garis pada bangun ruang
dimensi tiga, silahkan perhatikan contoh soal berikut ini.
Contoh Soal 2
Perhatikan gambar kubus PQRS.TUVW di bawah ini.
Jika panjang rusuk kubus di atas adalah 8 cm dan titik X merupakan pertengahan antara
rusuk PQ. Maka hitung jarak:
a) titik X ke garis ST
b) titik X ke garis RT
Penyelesaian:
Perhatikan gambar di bawah ini
a) titik X ke garis ST merupakan panjang garis dari titik X ke titik M (garis MX) yang tegak
lurus dengan garis ST, seperti gambar berikut.
ST = PW dan MT = ST = PW = 42
Dengan menggunakan teorema phytagoras:
MX =(TX2 MT2)
MX =((45)2 (42)2)
MX =(80 32)
MX =48
MX =43 cm
b) titik X ke garis RT merupakan panjang garis dari titik X ke titik N (garis NX) yang tegak
lurus dengan garis RT, seperti gambar berikut.
RT = QW dan NT = RT = QW = 43
Dengan menggunakan teorema phytagoras:
NX =(TX2 NT2)
NX =((45)2 (43)2)
NX =(80 48)
NX =32
NX =42 cm
Gambar di atas merupakan sebuah tiktik A dan bidang . Jarak titik A ke bidang dapat
dicari dengan menghubungkan titik A secara tegak lurus dengan bidang . Jadi, jarak
suatu titik ke suatu bidang adalah jarak dari titik tersebut ke proyeksinya pada bidang
tersebut.
Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang jarak titik ke bidang pada bangun ruang
dimensi tiga, silahkan perhatikan contoh soal berikut ini.
Contoh Soal 3
Perhatikan gambar kubus PQRS.TUVW di bawah ini.
Jika panjang rusuk kubus di atas adalah 8 cm dan titik X merupakan pertengahan antara
rusuk PQ. Maka hitung jarak titik X ke bidang RSTU
Penyelesaian:
Perhatikan gambar di bawah ini
titik X ke bidang RSTU merupakan panjang garis dari titik X ke titik Z (garis MX) yang
tegak lurus dengan bidang RSTU. XZ = PW =42 cm
Demikian tentang cara mencari jarak titik ke titik, titik ke garis, dan titik ke bidang.
Jika ada dua garis yang sejajar, maka jarak kedua garis dengan menarik garis yang
tegak lurus dengan kedua garis tersebut. Seperti tampak pada gambar di samping,
dimana garis g dan h adalah dua garis yang sejajar, maka jarak kedua garis tersebut
adalah garis PR.
Dari gambar tersebut, dapat kita tentukan jarak anatara garis g dan h dengan cara
berikut.
1. Jarak antara garis g dan garis h adalah panjang ruas garis yang diperoleh dari titik
T (yang terletak pada garis g) ditarik tegak lurus ke garis h sehingga berpotongan di
titik T (yang terletak pada garis h). Dengan kata lain, jarak antara garis g dan garis h
adalah d, yaitu panjang ruas garis lurus dari titik T yang terletak di garis g ke titik
proyeksinya di T pada garis h.
2. Untuk menghitung jarak antara garis g dan garis h, kita dapat membuat bidang
yang memuat garis g dan garis h. Kita dapat membuat bidang segitiga yang
diperoleh dari satu titik pada garis g dan dua titik dari garis h. Selanjutnya, dari
segitiga yang diperoleh dapat digunakan rumus :
a. teorema Pythagoras, jika segitiga yang terbentuk segitiga sama kaki
b. luas segitiga, jika segitiga yang terbentuk segitiga siku-siku
c. rumus perbandingan (dalil titik tengah segitiga / dalil intersep)
Apakah penjelasan di atas sudah cukup membuatmu mengerti? Agar kamu lebih
mengerti, perhatikan contoh di bawah ini.
Contoh
Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 12 cm. Hitung jarak antara :
a. ruas garis AB dan HG
b. ruas garis AC dan EG
c. ruas garis AK dan LG (titik K adalah perpotongan garis diagonal EG dan HF,
sedangkan L adalah perpotongan garis diagonal AC dan BD)
Penyelesaian:
a. Perhatikan gambar di bawah ini.
Untuk menghitung jarak garis AB ke garis HG, dari titik H ditarik garis tegak lurus ke
garis AB yaitu di titik H = A atau dari titik G ditarik garis tegak lurus AB yaitu di titik G
= B. Jarak titik H ke A atau titik G ke B adalah jarak garis AB ke HG yaitu merupakan
diagonal bidang persegi dengan panjang rusuk 12 cm yaitu 122 cm.
Untuk menghitung jarak garis AC ke garis EG, dari titik E ditarik garis tegak lurus ke
garis AC yaitu di titik E = A atau dari titik G ditarik garis tegak lurus AC yaitu di titik G
= C. Jarak titik E ke A atau titik G ke C adalah jarak garis AC ke EG yaitu 12 cm.
c. Perhatikan gambar di bawah ini.
Dari gambar tersebut, dapat diketahui bahwa jarak ruas garis AK dan LG adalah KK.
Perhatikan LCG (segitiga siku-siku di C).
Langkah-langkah untuk menghitung jarak antara bidang V dan bidang W yang sejajar, pada
prinsipnya sama dengan mencari jarak antara dua garis sejajar yang pernah kita pelajari
sebelumnya, yaitu ambil satu titik pada bidang V misal titik A, kemudian proyeksikan titik A pada
bidang W dan diperoleh titik B
Jarak antara bidang V dan bidang W adalah AB.
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut,
Contoh
Diketahui balok ABCD.EFGH dengan AB = 10 cm, AE = 8 cm dan BC = 6 cm.
Hitung
jarak
antara
:
a). bidang ADHE dan bidang BCGF
Untuk menghitung jarak bidang ADHE ke bidang BCGF, ambil salah satu titik dari bidang ADHE,
misal titik A, kemudian proyeksikan titik A ke bidang BCGF sehingga diperoleh titik B.
Jarak bidang ADHE ke bidang BCGF adalah AB =10 cm.
Untuk menghitung jarak bidang PQRS ke bidang ABGH, kita ambil salah satu titik pada bidang
PQRS, misal titik K, kemudian proyeksikan titik K ke bidang ABGH sehingga diperoleh titik L.
Jarak bidang PQRS ke bidang ABGH adalah KL.
Kedudukan titik terhadap titik yang lain, garis, dan bidang ada tiga kemungkinan yakni:
2. Konsep Sudut pada Bagun Ruang
a. Sudut Pada Bangun Ruang
Sudut terbentuk karena dua sinar garis bertemu pada suatu titik. Dalam bangun
ruang, ada banyak titik yang dapat menjadi pertemuan dua sinar garis. Sudut pada
bangun ruang terbagi menjadi tiga bagian yaitu (1) sudut antara dua garis, (2) sudut
antara garis dan bidang, dan (3) sudut antara dua bidang.
b. Sudut
Antara
Dua
Garis
Sudut antara dua garis garis adalah sudut lancip atau siku-siku antara kedua garis
tersebut. Dengan demikian maka sudut antara dua garis bersilangan adalah sudut lancip
atau siku-siku yang terbentuk oleh kedua garis bersilangan (tidak sebidang). Jika a dan
b dua garis bersilangan, maka besar sudut antara kedua garis sama dengan besar
sudut antara ayang sebidang dengan b dan sejajar a, dengan b, atau sebaliknya, antara
byang sebidang dengan a dan sejajar b, dengan a.
Jika sudutnya 90o, dikatakan a menyilang tegaklurus b.
Pada Gambar di bawah ini, a dan b bersilangan. Besar sudut antara a dan b = EDF =
Perhatikan gambar
Sudut antara dua garis berpotongan adalah sudut lancip atau siku-siku (sudut terkecil
yang terbentuk) antara kedua garis dalam satu bidang.
Sudut antara dua garis bersilangan adalah sudut lancip atau siku-siku (sudut terkecil yang
terbentuk) antara kedua garis bersilangan (tidak sebidang)
c. Sudut Antara Garis dan Bidang
Garis Sejajar Bidang
Sudut yang dibentuk oleh garis dan bidang jika garis itu sejajar atau terletak pada
bidang maka sudut yang dibentuk adalah 0 derajat
Garis Tegaklurus Bidang
Garis a dikatakan tegaklurus bidang H, jika garis a tegaklurus pada semua garis pada
bidang H yang melalui titik tembusnya.
Garis Tidak Tegaklurus Bidang
Sudut antara garis g dan bidang adalah sudut lancip yang dibentuk oleh garis g dengan
proyeksi garis g tersebut pada bidang .
Perhatikan
Gambar
Sudut yang dibentuk oleh dua bidang jika bidang-bidang tersebut saling sejajar atau
berhimpit, maka besar sudut yang terbentuk adalah 0^o
Sudut antara dua bidang yang berpotongan di garis g merupakan sudut yang dibentuk
oleh dua garis yang berpotongan (sebuah garis pada bidang pertama, misalnya garis m,
dan sebuah garis pada bidang kedua, misalnya garis n) garis-garis m dan n saling tegak
lurus terhadap garis g.
Agar lebih memahami materi ini, silahkan download file bahan belajar berikut ini:
Sudut-dalam-Bangun-Ruang-