Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH MATEMATIKA

DIMENSI TIGA

Guru Pembimbing :
Susy Anjani, M. Pd.

DISUSUN OLEH

1.Aulia Pebiani
2.Dwi Marshella
3.Muammer Ananda Maulana
4.Muhammad Abiyu Shayqif
5.Nurifah Yulianingsih
6.Rayhan Magabi

SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 JAKARTA


Jalan C Blok J No.17 RT.1/RW.6, RT.5/RW.10, Ragunan, Kec. Ps. Minggu,
Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540
smakemalabhayangkari1@gmail.com
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dimensi tiga mengacu pada pengenalan dan penggunaan konsep ruang

tiga dimensi dalam berbagai aspek kehidupan manusia, mulai dari

matematika dan geometri hingga aplikasinya dalam berbagai bidang ilmu

dan teknologi. Pengertian ini melibatkan pemahaman tentang bagaimana

objek-objek di dunia nyata dapat diwakili dengan tiga dimensi yang

meliputi panjang, lebar, dan tinggi.

Pentingnya dimensi tiga muncul dari kebutuhan manusia untuk

menggambarkan dunia nyata yang lebih kompleks daripada representasi dua

dimensi, seperti gambar pada kertas. Dalam konteks matematika dan

geometri, dimensi tiga memungkinkan kita untuk merinci lebih banyak

informasi tentang bentuk-bentuk dan hubungan spasial antara objek-objek.

Dalam ilmu fisika, dimensi tiga sangat penting dalam menganalisis

dan memahami gerak benda, hukum-hukum fisika seperti gravitasi, dan

fenomena-fenomena kompleks seperti medan elektromagnetik. Dalam

rekayasa dan desain, dimensi tiga digunakan untuk merancang objek-objek

dalam bentuk yang lebih realistis, seperti model bangunan, mesin, atau

produk-produk lainnya. Selain itu, di dunia komputer, konsep dimensi tiga

sangat penting dalam grafika komputer dan pemodelan 3D. Hal ini

memungkinkan pembuatan animasi, simulasi, dan visualisasi yang lebih

mendekati realitas. Dalam bidang ilmu biologi dan kedokteran, dimensi tiga
digunakan dalam pencitraan medis seperti CT scan dan MRI untuk

mendapatkan gambaran tiga dimensi dari struktur tubuh manusia. Secara

singkat, latar belakang dimensi tiga mencerminkan perkembangan konsep

matematika dan geometri serta aplikasinya yang luas dalam berbagai

disiplin ilmu dan teknologi.

Dimensi tiga sering disebut dengan istilah bangun ruang karena

memiliki isi/ruang/volume. Dimensi tiga merupakan suatu bangun yang

memiliki volume/isi/ruang dan ukuran (panjang, lebar dan tinggi). Bangun

ruang pada dimensi tiga terdiri dari kubus, balok, bola, tabung, kerucut,

prisma dan limas. Adapun dalam dimensi tiga ini Anda akan mempelajari

konsep kedudukan titik, kedudukan garis, dan kedudukan bidang dalam

sebuah bangun 3 dimensi. Unsur-unsur dimensi tiga yang pertama yakni

jarak antara dua titik. Pada materi dimensi tiga, jarak dua titik ini dapat

dijelaskan sebagai panjang garis yang menghubungkan kedua titik tersebut.

Dalam mencari jarak antara kedua titik yang panjangnya sudah

diketahui, maka cara umum yang bisa digunakan adalah dengan

mengaplikasikan rumus Pythagoras. Pada materi dimensi tiga, jarak suatu

titik dengan garis tertentu akan sama dengan jarak terdekat dari dua

komponen tersebut. Untuk menentukan jarak terdekatnya yakni dengan

mencari garis dari titik ke garis yang bentuknya adalah sudut siku-siku. Jadi,

selain menggunakan rumus Pythagoras, jarak titik dan juga garis bisa

diketahui dengan perbandingan luas dua segitiga. Ada banyak garis yang

bisa dibuat melalui titik P dan memotong garis K. Namun, garis yang tepat

tegak lurus hanya ada satu garis. Dari gambar di atas, bisa dilihat jika garis
tersebut adalah garis g. Jadi, garis g memotong tegak lurus garis Q dan

berada pada titik Q. Dengan begitu, bisa diketahui apabila jarak titik P ke

garis K juga sama dengan panjang ruas garis PQ. Sementara itu, dalam

materi dimensi tiga dapat diketahui juga mengenai jarak titik dan juga

bidang. Bisa dilihat dari titik A jika dibuat garis g, itulah yang disebut

dengan tegak lurus bidang. Syarat yang bisa memenuhi disebut sebagai garis

tegak lurus bidang adalah minimal tegak lurus dengan dua garis di bidang

tersebut. Jadi, garis g memotong bidang pada titik P’. Jadi, P’ adalah

proyeksi tegak lurus titik P di bidang tersebut. Sementara itu, jarak titik P di

bidang tersebut sama dengan panjang ruas garis PP’. Garis sejajar adalah

dua buah garis yang tidak saling berpotongan namun memiliki kemiringan

yang sama sehingga sejajar satu sama lain. Hubungan antara dua bidang,

yaitu mempunyai kedudukan : berimpit, sejajar dan berpotongan. Tentunya

kalian masih ingat, bahwa hanya bidang bidang yang sejajar saja yang

mempunyai jarak, untuk dua bidang yang berimpit atau berpotongan, kedua

bidang tersebut tidak mempunyai jarak. hubungan antara dua bidang, yaitu

mempunyai kedudukan berimpit, sejajar dan berpotongan. Tentunya kalian

masih ingat, bahwa hanya bidang bidang yang sejajar saja yang mempunyai

jarak, untuk dua bidang yang berimpit atau berpotongan, kedua bidang

tersebut tidak mempunyai jarak.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tiga dimensi adalah untuk mengembangkan pemahaman dan

keterampilan dalam memahami, merancang, dan berinteraksi dengan objek


atau lingkungan dalam tiga dimensi. Hal ini dapat melibatkan

pengembangan keterampilan visualisasi, analisis spasial, dan penerapan

konsep desain dalam ruang tiga dimensi.


BAB II
PEMBAHASAN

A. JARAK TITIK KE TITIK

Jarak titik ke titik adalah panjang garis lurus yang menghubungkan

kedua titik tersebut. Jarak ini dapat diukur menggunakan berbagai metode,

tergantung pada dimensi ruangnya (2D atau 3D) dan konteks matematika

yang digunakan.

Balok Contoh Soal :

Diketahui balok ABCD.EFGH dengan AB = 8 cm, BC

= 6 cm, dan BF = 24 cm. Jarak titik H ke titik B adalah

Jawab =

HB adalah diagonal ruang balok, maka:

HB = p²+12 + t²

= 82 +62 +42

= √64 +36 +576

= √676

HB = 26

Kubus Contoh Soal :


Pada kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 8

cm. Titik P pertengahan rusuk EH. Jika titik Q di

tengah-tengah garis CP, maka jarak titik A ke Q

adalah … cm.

Jawab =

Perhatikan segitiga AEP siku siku di titik E, maka :

AP= √AE2+ EP2

= √82+42

= √64+16

= √80

AP = 4√5

Perhatikan segitiga CHP siku siku di titik H, maka:

CP= √CH²+PH² = √(8√2)²+4²

= √128 +16

= √144

CP=12

Titik Q ditengah-tengah CP, maka QP = QC =1/2 CP = 6 cm. AC diagonal sisi kubus,

maka AC = 8√2=8√2

Perhatikan segitiga CAP, dengan dalil steward maka AQ. PC PQ. AC²+ CQ. AP² -

PQ.CQ. PC

AQ².12 = 6. (8√2)² + 6. (4√5)² – 6.6.12 12.AQ² = 6 x 128 +6 x 80-144


4AQ² = 2 x 128+2×80-72

AQ² = 2 x 32+2 × 20 – 18

AQ² = 86

AQ = √86

AQ = 2√17

Prisma Contoh Soal :

Prisma tegak segitiga sama sisi ABC.DEF dengan

panjang AB = 4 cm dan AD = 6 cm. Jika titik G terletak

di tengah-tengah sisi EF, maka panjang AG adalah ...

cm.

Jawab =

GF= 1/5 EF=2, DG adalah garis tinggi segitiga DEF, maka:

DG= √DF²-GF²

= √4² - 2²

= √16 - 4

= √12

DG= 2√3

Perhatikan segitiga ADG siku-siku di titik D dengan pythagoras maka:

AG= √AD²+ DG²


= √62+ (2√3)²

= √36+12

= √48

AG=4√3

B. JARAK TITIK KE GARIS

Jarak titik ke garis pada dimensi tiga atau R3 sama dengan jarak titik

ke proyeksi titik tersebut pada garis, Antara titik dan proyeksi titik pada garis

dapat dihubungkan oleh sebuah garis yang disebut garis proyektor. Sifat garis

proyektor adalah tegak lurus terhadap garis yang memuat titik proyeksi.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa jarak titik ke garis merupakan panjang

garis proyektor.

Contoh soal

1. Tentukan jarak titik A ke garis PQ

Komponen balok yakni:

EP = ½ EH = 4 cm

DQ = ½ AB = 12 cm

Cari panjang AP

AP = √(AE2 + EP2)

AP = √(142 + 42)

AP = √(196 + 16)

AP = √212

AP = 14,6 cm

Cari panjang AQ
AQ = √(AD2 + DQ2)

AQ = √(82 + 122)

AQ = √(64 + 144)

AQ = √208

AQ = 14,4 cm

Cari panjang HQ

HQ = √(DH2 + DQ2)

HQ = √(142 + 122)

HQ = √(196 + 144)

HQ = √340

HQ = 18,4 cm

Cari panjang PQ

PQ = √(HP2 + HQ2)

PQ = √(42 + √3402)

PQ = √(16 + 340)

PQ = √356

PQ = 18,9 cm

Perhatikan ΔAPQ yang merupakan segitiga sembarang dengan panjang sisi

AP = 14,6 cm, AQ = 14,4 cm, dan PQ = 18,9 cm. Untuk mencari luas segitiga

sembarang dapat menggunakan rumus:

L ΔAPQ = √[s(s-AP)(s-AQ)(s-PQ)]

s = ½ (AP + AQ + PQ)

kita cari nilai s terlebih dahulu yakni:

s = ½ (AP + AQ + PQ)
s = ½ (14,6 + 14,4 + 18,9)

s = ½ (47,9)

s = 23,95

L ΔAPQ= √[s(s-AP)(s-AQ)(s-PQ)]

L ΔAPQ= √[23,95(23,95-14,6)(23,95-14,4)(23,95-18,9)]

L ΔAPQ= √[23,95(9,35)(9,55)(5,05)]

L ΔAPQ= √10.799,7

L ΔAPQ= 103,9 cm2

Jarak titik A ke garis PQ merupakan garis AX yang dapat dicari dengan

menggunakan konsep luas segitiga, di mana PQ merupakan alas segitiga dan

AX merupakan tinggi segitiga, maka:

L ΔAPQ = ½ x PQ x AX

103,9 = ½ x 18,9 x AX

103,9 = 9,45 x AX

AX = 103,9/9,45

AX = 10,99 cm

Jadi jarak titik A ke garis PQ adalah 10,99 cm

2. Carilah jarak titik D ke garis BF

Dengan teorema Pythagoras yakni:

BD2 = AB2 + AD2

BD2 = 122 + 122

BD2 = 288

BD = √288

BD = 12√2 cm
Dengan rumus yakni:

d = s√2

BD = AB√2

BD = (12 cm)√2

BD = 12√2 cm

Jadi, jarak titik D ke garis BF adalah 12√2 cm

3. Tentukan: jarak titik A ke TB menggunakan

rumus t maka:

t = (a/2)√3

AX = (a/2)√3

AX = (4/2)√3

AX = 2√3

C. JARAK KE BIDANG
Jarak titik ke bidang adalah panjang ruas garis yang ditarik dari suatu titik sampai

memotong

tegak lurus suatu bidang. Misalnya, Anda akan menentukan jarak titik T yang

terletak di luar

bidang α ke bidang α.

 Balok

Perhatikan bidang FPQ

dan bidang DRS! Untuk

mencari jarak kedua bidang

tersebut Anda harus mencari

panjang DY dan FY pada bangun datar jajargenjang DYFX.

Contoh soal

Sekarang cari panjang PQ dengan teorema

phytagoras:

PQ = √(BP2 + BQ2)

PQ = √(62 + 62)

PQ = √(36 + 36)

PQ = 6√2 cm

cari panjang BY dengan teorema Phytagoras juga dengan

siku-siku di Y di mana QY = ½ PQ = 3√2 cm:

BY = √(BQ2 – QY2)
BY = √(62 – (3√2)2)

BY = √(36 – 18)

BY = 3√2 cm

 Kubus

Pada kubus ABCDEFGH,

titik P pada AD dan titik Q pada

EH sehingga AP=EQ = 12 cm.

Contoh soal

Tentukan Jika panjang rusuk 12√3 cm

maka jarak A ke BPQF sama dengan

Jawab :

BP2 = BA2 + AP2 = 432 + 144 = 576

BP = 24

t = 30o ====> sin t = ½


 Limas

Pada limas beraturan

T.ABCD, panjang rusuk tegaknya

25 cm dan panjang rusuk alasnya

7√2 cm

Contoh soal

Tentukan Jarak titik T ke bidang ABCD sama dengan …

AE = ½AC = 7 cm

4. JARAK 2 GARIS SEJAJAR

Garis sejajar adalah dua buah garis yang tidak saling berpotongan

namun memiliki kemiringan yang sama sehingga sejajar satu sama lain.

 Kubus

garis AG yang tegak

lurus dengan garis PE dan

CQ dimana garis AG
memotong kedua garis tersebut di titik M dan N. Ini artinya jarak

PE dan CQ sama dengan jarak M ke N.

Contoh soal

Pada kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk

6 cm. Jika titik P adalah titik perpotongan

diagonal alas dan titik Q adalah titik perpotongan

diagonal tutup, maka tentukan jarak PE dan

CQ!

Perhatikan garis AG yang merupakan diagonal ruang, titik M dan

N membagi garis AG menjadi 3 bagian sama panjang sehingga jarak

MN adalah

1 1
Panjang MN = AG = X 6√ 3 = 2√ 3
3 3

Jadi, jarak PE dan CQ adalah 2√ 3 cm.

 Limas

Limas beraturan T.ABCD

dengan AB = 4 dan TA = 6.

Contoh soal
Jika P terletak pada pertengahan AT dan Q

terletak pada pertengahan TC maka jarak antara

PQ dan AC adalah

TR = √ 62−¿¿ ¿ = √ 36−8 = √ 28 = 2√ 7

1
RS = TR
2

1
2 √
RS = .2 7

RS = √ 7 cm

 Balok

Balok ABCD.EFGH dengan

AB = 3 cm, BC = 1 cm dan CG

= 2 cm.

Contoh soal

Tentukan jarak EA dengan CG!

= +

2 2 2
AC AB BC

2 2 2
AC = 3 + 1
2
AC = 10

AC = √ 10

5. JARAK DUA BIDANG SEJAJAR

Hubungan antara dua bidang, yaitu mempunyai kedudukan : berimpit, sejajar

dan berpotongan. Hanya bidang bidang yang sejajar saja yang mempunyai

jarak, untuk dua bidang yang berimpit atau berpotongan, kedua bidang

tersebut tidak mempunyai jarak.

 Kubus

Kubus KLMN.OPQR

mempunyai panjang rusuk 12

cm.

Contoh soal

Tentukan jarak antara bidang KPR dan bidang

LQN!

Langkah 1: Mencari BA = 12 cm

Langkah 2: Mencari BQ

BQ = ½ OQ = ½ 12√2 = 6√2 cm

Langkah 3 mencari AQ

AQ = √(〖BA〗^2+〖BQ〗^2 )

AQ = √(12^2+〖(6√2)〗^2 )

AQ = √(144+72)
AQ = √216 = √(36×6)

AQ = 6√6 cm

Langkah 4: Mencari BT, perhatikan ΔABQ

½ × BT = ½ × BQ × BA

AQ × BT = BQ × BA

6√6 × BT = 6√2 × 12

BT = (6√2×12)/(6√6) = (12√2)/(√6) = 12/(√3) × (√3)/(√3)

BT = (12√3)/3 = 4√3 cm

Jadi, jarak antara bidang KPR dan bidang LQN adalah 4√3 cm.

 Limas

Sebuah limas T.ABCD

dimana semua panjang

rusuknya sama yaitu 8 cm.

Titik P, Q, R, dan S masing-masing terletak ditengah-tengah

AB,CD,TD DAN TA

Contoh soal

 Menentukan panjang sisi-sisi

1
TOV : OV = AB = 4 cm
2

Pada segitiga TOB :


TO = √ TB2−OB 2 = 82−(4 √ 2) = 4√ 2 cm
2

Pada segitiga TVC

TV = √ TC2−CV 2 = √ 82−42 = 4√ 3 cm
 Konsep luas segitiga TOV :

1 1
.TO.OV = .TV.ON
2 2

¿.OV = TV.ON

4√ 2 . 4 = 4 √ 3 . ON

4 √2 4
ON = = √6
√3 3
4
Jadi jarak PQRS dan TBC adalah
3 √6

 Balok

Balok ABCD.EFGH dengan

panjang rusuk AB = 5 cm, BC =

4 cm, dan AE = 3 cm.

Contoh soal

Tentukan jarak bidang ABCD dan bidang EFGH!

Bidang ABCD dan bidang EFGH adalah dua

bidang yang sejajar, naka jarak kedua bidang

tersebut ditentukan oleh ruas garis AE = DH =

CG, sebab AE tegak lurus dengan bidang ABCS dan bidang EFGH

Jadi, Jarak bidang ABCS dan bidang EFGH = Panjang rusuk = 3 cm.

6. JARAK GARIS DAN BIDANG SEJAJAR


Hubungan antara dua bidang, yaitu mempunyai kedudukan berimpit, sejajar

dan berpotongan. Tentunya kalian masih ingat, bahwa hanya bidang bidang

yang sejajar saja yang mempunyai jarak, untuk dua bidang yang berimpit

atau berpotongan, kedua bidang tersebut tidak mempunyai jarak.

 Balok

Balok ABCD.EFGH

berukuran 8x10x6.

Titik P pada EH dan

Q pada AD dengan

EP : PH = 3:2 dan AQ:AD = 3:5.

Contoh soal

Tentukan jaral garis CG terhadap bidang

BFPQ adalah

Diperoleh ukuran segitiga AA’Q

AA= 4,8

AQ =6

 Kubus
Kubus ABCD.EFGH dengan panjang

rusuk 6 cm, titik P terletak di tengah-

tengah BD. buat bidang melalui PG

dan tegak lurus AFH yaitu bidang ACGE dimana kedua bidang

berpotongan di AQ, sehingga jaraknya adalah PG ke AQ.

Contoh soal

ACGE dimana kedua bidang berpotongan

di AQ, sehingga jaraknya adalah PG ke

AQ.

1
AP = .AC = 3√ 2 cm
2

PQ = CG = 6 cm

AQ = √ AP2 + PQ 2 = √ ¿ ¿ ¿ = 3√ 6 cm

1 1
.AP.PQ = .AQ.PM
2 2

AP.PQ = AQ.PM

3 √ 2.6 = 3√ 6.PM

6
PM = = 2√ 3
√3
Jadi, jarak PG dan AFH adalah 2√ 3 cm.

 Limas

Panjang rusuk tegak = TA = TB

= TC = TD = 4 m. Panjang sisi

alas = AB = BC = CD = DA = 8

m
Contoh soal

Sarah mengadakan pesta ulang tahun di

sebuah gedung. Gedung tersebut didesain

menyerupai limas segi empat. Panjang sisi

alasnya 8 m dan panjang rusuk tegaknya 4 m.

Tentukan jarak antara puncak gedung yang berbentuk limas ke lantai!

Menggunakan teorema Phytagoras seperti berikut

AC = √ AB2 + BC 2

AC = √ 82 +82

AC = 8√ 2 m

Tinggi limas memotong sisi AC tepat di tengah, yaitu di titik E. Dengan

demikian,

1 1
AE = AC = 8√ 2 = 4√ 2 m
2 2

Untuk mencari tinggi limas, gunakan persamaan teorema Phytagoras

berikut.

TE = √ TA 2− AE2

TE = √ 4 2+ ¿ ¿ ¿

TE = 4√ 3 m
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dimensi tiga sering disebut dengan istilah bangun ruang karena
memiliki isi/ruang/volume. Dimensi tiga merupakan suatu bangun yang
memiliki volume/isi/ruang dan ukuran (panjang, lebar dan tinggi). Bangun
ruang pada dimensi tiga terdiri dari kubus, balok, bola, tabung, kerucut,
prisma dan limas. Adapun dalam dimensi tiga ini Anda akan mempelajari
konsep kedudukan titik, kedudukan garis, dan kedudukan bidang dalam
sebuah bangun 3 dimensi. Unsur-unsur dimensi tiga yang pertama yakni
jarak antara dua titik. Pada materi dimensi tiga, jarak dua titik ini dapat
dijelaskan sebagai panjang garis yang menghubungkan kedua titik
tersebut.
Dalam mencari jarak antara kedua titik yang panjangnya sudah diketahui,
maka cara umum yang bisa digunakan adalah dengan mengaplikasikan
rumus Pythagoras. Pada materi dimensi tiga, jarak suatu titik dengan garis
tertentu akan sama dengan jarak terdekat dari dua komponen tersebut.
Untuk menentukan jarak terdekatnya yakni dengan mencari garis dari titik
ke garis yang bentuknya adalah sudut siku-siku. Jadi, selain menggunakan
rumus Pythagoras, jarak titik dan juga garis bisa diketahui dengan
perbandingan luas dua segitiga. Ada banyak garis yang bisa dibuat melalui
titik P dan memotong garis K. Namun, garis yang tepat tegak lurus hanya
ada satu garis. Dari gambar di atas, bisa dilihat jika garis tersebut adalah
garis g. Jadi, garis g memotong tegak lurus garis Q dan berada pada titik
Q.

B. Saran
Desain didaktis merupakan rancangan aktivitas belajar yang
dikembangkan berdasarkan prediksi respon siswa dengan berdasarkan pada
learning obstacle, termasuk memperhatikan learning trajectory dan theory of
didactical situation. Learning obstacle yang menjadi kunci dalam konsep
jarak titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga adalah concept image
dari jarak titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga. Concept image
dari jarak titik, garis, dan bidang akan menjembatani siswa dalam
melakukan prosedur selanjutnya dalam menyelesaikan permasalahan jarak
dalam ruang dimensi tiga. Berdasarkan hal tersebut, Peneliti menyarankan
dalam penyusunan desain didaktis konsep jarak titik, garis, dan bidang
dalam ruang dimensi tiga lebih memperkuat kembali pengonstruksian
konsep jarak titik, garis, dan bidang melalui situasi- situasi, baik berupa
masalah atau pun rangkaian aktivitas pembelajaran. Concept image dari
jarak titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga tidak dapat
dilepaskan dari materi prasyarat seperti proyeksi orthogonal titik, garis, dan
bidang sehingga dalam mengembangkan desain didaktis konsep jarak
disarankan adanya situasi-situasi yang secara khusus membangun
pemahaman siswa terhadap materi prasyarat tersebut.
LAMPIRAN
Latihan soal:

1.
Tentukan jarak titik H ke
garis AC pada balok
ABCD.EFGH diatas,
dengan panjang AB = 8 cm,
CG = 4 cm, dan BC = 6 cm.

2.
Diketahui limas beraturan T.ABCD. Panjang
rusuk tegak dan panjang rusuk alas 4 cm.
Tentukan jarak titik A ke TB! Perhatikan
ΔABT merupakan segitiga sama sisi yang
panjang sisinya 4 cm. Jarak titik A ke garis
BT adalah garis AX. Pada segitiga sama sisi
yang panjang sisinya a, jarak dari titik sudut
ke sisi di depannya atau tinggi segitiga
dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
t = (a/2)√3

3.
Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan P dan Q
berturut-turut adalah titik tengah HG dan BC. Jika
panjang rusuk kubus tersebutadalah 4 cm, maka jarak P
ke Q adalah

4.
Jarak titik B ke bidang ACGE pada kubus ABCD.EFGH
adalah
5.
Diketahui kubus ABCD. EFGH, titik P,Q,R
di pertengahan rusuk AD, BC, dan CG. Irisan
bidang yang melalui P, Q dan R dengan
kubus berbentuk ….

6.

gambar kubus ABCD.EFGH di bawah ini. Panjang


proyeksi AF pada bidang ACGE adalah….

7.

Besar sudut antara AH dan CH pada kubus ABCD.EFGH


berikut adalah
8.

Perhatikan kubus ABCD.EFGH berikut.

Tentukan jarak antara titik E ke diagonal BD!

9.
Pada kubus ABCD.EFGH, P adalah titik tengah FG dan titik
Q adalah titik tengah FB. Perpanjangan HP dan AQ
berpotongan di perpanjangan EF di titik R. Jika panjang
rusuk kubus adalah 2, maka perbandingan volume
EAH.FQP : volume ABCD.EFGH adalah . . . .

10.

Sebuah prisma segitiga siku-siku ABC.DEF memiliki

panjang sisi alas 5 cm dan sisi tegak alas 12 cm.

Jika volume prisma tersebut 600 cm3, tentukan jarak

antara titik C ke titik F.

NOTE : RAPIHKAN IKUTI DIATAS YANG SUDAH DIBENERIN SAMA


IBU

Anda mungkin juga menyukai