Anda di halaman 1dari 1

( Menimbang bahwa kejahatan-kejahatan yang diatur dalam Pasal 37 jo pasal 9

(huruI e, huruI I, dan huruI i) tergolong ke dalam kelompok kejahatan yang paling serius
menurut UU Pengadilan HAM maupun menurut ketentuan hukum Internasional yang berlaku
pada saat kejahatan tersebut dilakukan. Dengan demikian, kualiIikasi kejahatan pada pasal-
pasal UU Pengadilan HAM di atas dapat disetarakan dengan 'the most serious crime
menurut ketentuan Pasal 6 ICCPR. Sebagaimana dituangkan dalam pertimbangan hukumm
putusan, salah satunya adalah ked depan, dalam rangka pembaharuan hukum pidana nasional
dan harmonisasi peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pidana mati, maka
perumusan, penerapan, maupun pelaksanaan pidana mati dalam sistem peradilan pidana di
Indonesia hendaklah memperhatikan dengan sungguh-sungguh, bahwa pidana mati bukan
lagi merupakan pidana pokok, melainkan pidana yang bersiIat khusus dan alternatiI.
( Menimbang bahwa pidana mati bertentangan dengan hak hidup sebagaimana
dilindungi oleh UUD 1945 adalah tidak sepenuhnya benar karena hak asasi manusia tidak tak
terbatas yang berarti bahwa hak-hak tersebut keberlakuannya dapat dibatasi. Pembatasan ini
jelas diatur dalam pasal 28J UUD 1945 yang merupakan pasal penutup dari seluruh
pengaturan hak asasi manusia yang diatur dalam UUD 1945. Pembatasan ini juga sejalan
dengan pengaturan UDHR yang juga menempatkan pasal tentang hak asasi manusia sebagai
pasal penutup.
( Menimbang bahwa memang ada kecenderungan banyak negara yang menghapus
pidana mati. Tetapi juga banyak negara yang masih mempertahankan pidana mati, termasuk
yang menghidupkan kembali pidana mati setelah sebelumnya pernah dihapus.

Anda mungkin juga menyukai