Anda di halaman 1dari 11

KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA (PANCASILA SILA KE-5)

Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

DisusunOleh: Ramadhana Fitryanto (201010130311021)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2011

KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA (SILA KELIMA PANCASILA) A. Latar Belakang 1. Tantangan Kedepan Bagi Bangsa Indonesia Menghadapi era globalisasi ekonomi, ancaman bahaya terorisme, komunisme dan fundamentalisme merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Disamping itu yang patut diwaspadai adalah pengelompokan suku bangsa di Indonesia yang kini semakin kuat. Ketika bangsa ini kembali dicoba oleh pengaruh asing untuk dikotak kotakan tidak saja oleh konflik vertikal tetapi juga oleh pandangan terhadap ke Tuhanan Yang Maha Esa. Di saat negara membutuhkan soliditas dan persatuan hingga sikap gotong royong, sebagian kecil masyarakat terutama justru yang ada di perkotaan justru lebih mengutamakan kelompoknya, golonganya bahkan negara lain dibandingkan kepentingan negaranya. Untuk itu sebaiknya setiap komponen masyarakat saling berinterospeksi diri untuk dikemudian bersatu bahu membahu membawa bangsa ini dari keterpurukan dan krisis multidimensi. Seandainya saja Bangsa Indonesia benar-benar meresapkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, tentunya degradasi moral dan kebiadaban masyarakat kita dapat diminimalisir. Kenyataannya sekarang yaitu setelah era reformasi, para reformator alergi dengan semua produk yang berbau orde baru termasuk P4 sehingga terkesan meninggalkannya begitu saja. Belum lagi saat ini jati diri Indonesia mulai goyah ketika sekelompok pihak mulai mementingkan dirinya sendiri untuk kembali menjadikan negara ini sebagai negara berideologi agama tertentu. Bagaimana membuat nilai-nilai ini bisa kembali menjadi pedoman dan pengamalan dalam keseharian kehidupan kita? Saya rasa perlu suatu pemerintahan otoriter di Indonesia untuk memprogram ulang otak bangsa kita dengan suatu dokrin nilai - nilai sosial dalam kehidupan berbangsa, bernegara,

dan bermasyarakat di negara Indonesia yang nyata - nyata sangat plural ini. Pemerintahan otoriter sangat diperlukan ketika berhadapan dengan masyarakat yang tak bermoral, tak terkendali, tak mau diatur, dan merasa dirinya adalah kebenaran itu sendiri tanpa sadar bahwa mereka hidup bersama dengan orang lain. Semoga saja bangsa Indonesia tidak separah itu B. Penjelasan Judul 1. Keadilan Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia. Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang. Menurut sebagian besar teori, keadilan memiliki tingkat kepentingan yang besar. John Rawls, filsuf Amerika Serikat yang dianggap salah satu filsuf politik terkemuka abad ke-20, menyatakan bahwa "Keadilan adalah kelebihan (virtue) pertama dari institusi sosial, sebagaimana halnya kebenaran pada sistem pemikiran" [1]. Tapi, menurut kebanyakan teori juga, keadilan belum lagi tercapai: "Kita tidak hidup di dunia yang adil" [2]. Kebanyakan orang percaya bahwa ketidakadilan harus dilawan dan dihukum, dan banyak gerakan sosial dan politis di seluruh dunia yang berjuang menegakkan keadilan. Tapi, banyaknya jumlah dan variasi teori keadilan memberikan pemikiran bahwa tidak jelas apa yang dituntut dari keadilan dan realita ketidakadilan, karena definisi apakah keadilan itu sendiri tidak jelas. keadilan intinya adalah meletakan segala sesuatunya pada tempatnya 2. Keadilan sosial Keadilan sosial adalah sebuah konsep yang membuat para filsuf terkagumkagum sejak Plato membantah filsuf muda, Thrasymachus, karena ia menyatakan bahwa keadilan adalah apa pun yang ditentukan oleh si terkuat. Dalam Republik, Plato meresmikan alasan bahwa sebuah negara ideal akan bersandar pada empat sifat baik: kebijakan, keberanian, pantangan (atau keprihatinan), dan keadilan.

Penambahan kata sosial adalah untuk membedakan keadilan sosial dengan konsep keadilan dalam hukum. 3. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Keadilan sosial juga merupakan salah satu butir dalam Pancasila. 45 butir pengamalan Pancasila seperti yang tertuang dalam P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) pada Tap MPR No. II/MPR/1978. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia sendiri. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau Suka bekerja keras. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang Suka melakukan kegiatan yang menghasilkan manfaat bagi kemajuan pemerasan terhadap orang lain. dan gaya hidup mewah. merugikan kepentingan umum. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan Mengembangkan sikap adil terhadap sesama. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. Menghormati hak dan kewajiban orang lain. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri suasana kekeluargaan, tenggang rasa dan kegotong royongan.

kemajuan dan kesejahteraan bersama. merata dan berkeadilan sosial.

dan kesejahteraan bersama. 4. Jenis-jenis Keadilan Aristoteles membedakan tiga jenis keadilan, yaitu : a) Keadilan distributif, yaitu memberikan sama yang sama, dan memberikan tidak sama yang tidak sama. b) Keadilan commutatif, yaitu penerapan asas proporsional. Biasanya digunakan dalam Hukum Bisnis. c) Keadilan remedial, yaitu memulihkan sesuatu ke keadaan semula, biasanya digunakan dalam perkara gugatan ganti kerugian. Keadilan juga dapat dibedakan ke dalam dua jenis : a) Keadilan restitutif, yaitu keadilan yang berlaku dalam proses litigasi di pengadilan, di mana fokusnya adalah pada pelaku. Bagaimana menghukum atau membebaskan pelaku. b) Keadilan restoratif, yaitu keadilan yang berlaku dalam proses penyelesaian sengketa non litigasi (Alternative Dispute Resolution), di mana fokusnya bukan pada pelaku, tetapi pada kepentingan victims (korban).

C. Pemaparan Masalah Keadilan Sosial 1. Masalah dalam DPR Ketidakadilan yang nyata terjadi ada di DPR. Dengan masa kerja yang hanya 5 tahun, mereka mendapat pensiun seumur hidup. Pantas saja banyak orang berlomba-lomba untuk duduk menjadi anggota dewan. Sedangkan BUMN saja sudah banyak yang tidak menerapkan pensiun seumur hidup. Ini suatu ketidakadilan yang nyata, dimana harapan keadilan rakyat terletak di tangan mereka. Kontroversi gaji DPR dengan segala tunjangan dan fasilitasnya selalu terjadi tiap tahun. Mereka bukannya mengurusi segala persoalan rakyat malah

mementingkan berapa besar uang yang masuk rekening mereka sendiri. Sebuah ironi di tengah masyarakat yang hidup susah, mengantri minyak tanah, hidup di jalanan, kemiskinan merata di seantero negeri ini. Sedangkan mereka anggota dewan dengan gagahnya berpidato tanpa tindakan yang jelas. Kerja mereka hanya menulis, berpidato, dan mengobral janji yang tak ada realisasi ke kehidupan nyata, sedangkan kenyataan dilapangan berbanding terbalik dengan coretan di atas kertas. Begitu banyak undang-undang dibuat, banyak pula yang melanggarnya. 2. Ketidakamanan dan Ketidakadilan yang Dialami Perempuan di Kendaraan Umum SERING kali apabila kita naik kendaraan umum, terutama bus-bus kota, tatkala mau turun dari bus, bus tidak sungguh untuk stop. Kenek langsung menyuruh penumpang menggunakan kaki kiri dulu untuk meloncat turun dari bus sambil memegang salah satu tangan atau anggota tubuh lain, kadang pinggang atau bahu, untuk "melindungi" atau "menolong" perempuan. Ternyata yang ditolong tidak semua perempuan, melainkan yang dianggap menarik cantik artinya masih muda. Yang nenek-nenek yang membutuhkan bantuan malah tidak ditolong sama sekali, kecuali apabila dia minta tolong. Jadi, jika bersama anak yang masih berusia batita, maka mestilah minta tolong dulu agar dibantu untuk menurunkan dan menaikkan anak batita tersebut. Sudah beberapa kali protes-protes dilontarkan untuk tidak perlu dibantu untuk turun dan naik bus. Argumentasi dari para kenek adalah menolong perempuan agar tidak jatuh. Tentu saja penumpang akan jatuh apabila bus tidak sungguhsungguh berhenti, masih setengah dan cepat-cepat mau ngebut lagi. Apabila duduk di sebelah sopir persis, karena dekat dengan urusan mengganti persneling, sopir pun entah sengaja atau tidak sengaja punya kesempatan untuk melakukan pelecehan seksual. Di sini penumpang sulit mengeluh karena sopir punya alasan kuat dia sedang menjalankan tugas menyopir. Jadi, jika kena paha

penumpang, itu tidak disengaja. Setelah di dalam bus pun, di antara para penumpang pelecehan seksual banyak terjadi. Terutama ketika bus penuh sesak. Para peleceh, kebanyakan laki-laki, akan menggunakan banyak cara, mulai dari mengimpitkan tubuhnya ke tubuh perempuan lain, memegang tangan, mencolek pinggang/ panggul, dan menyentuh bahkan meremas payudara. Di Jepang, dengan telepon seluler berkamera, peleceh memfoto celana dalam perempuan. DOMINASI laki-laki di kendaraan umum juga tampak dalam cara duduk. Umumnya laki-laki duduk dengan membuka lebar-lebar pahanya sehingga ruang yang dipakai menjadi lebih banyak. Artinya, penumpang di sebelahnya mendapatkan tempat sempit. Cara duduk ini mencerminkan ketidakpedulian terhadap penumpang lain. Jika diminta untuk mengubah cara duduknya, pengalaman saya menunjukkan bahwa mereka tidak suka ditegur. Seolah-olah kendaraan publik menjadi miliknya seorang. Tentu saja ada yang paling parah, yaitu serangan seksual dan pemerkosaan. Terutama apabila perempuan pergi sendiri dan malam hari. Sudah banyak kisah nyata perempuan pulang kerja malam hari atau dini hari dan di kendaraan umum ditodong lalu diperkosa bahkan terkadang ada yang sampai dibunuh untuk menghilangkan jejak. Arti dari semua ini adalah perempuan mengalami ketidakamanan, ketidaknyamanan dan ketidakadilan didalam kendaraan umum. Mayoritas pengguna jasa kendaraan umum adalah perempuan kelas menengah ke bawah, para perempuan miskin. Ketidakamanan jelas tampak dalam pelecehan seksual, serangan seksual, dan bahkan pemerkosaan. Ketidaknyaman dapat terlihat dari fasilitas kendaraan umum tersebut yang hanya mementingkan uang hasil tanpa didukung fasilitas yang memadai. Sedangkan ketidakadilan tercermin dalam soal dominasi dari cara duduk laki-laki yang seenaknya membuka lebar-lebar kakinya dan tidak tersedianya perangkat hukum yang bisa menjerat dan membuat jera

para laki-laki yang melakukan pelecehan seksual. Di Jepang, sekarang para remaja putri SMA berani terhadap para laki-laki yang mereka rasa melakukan pelecehan seksual. Mereka menarik dasi pelaku dan membawanya ke polisi. Kaum laki-laki takut sekali apabila berurusan dengan aparat penegak hukum karena karier bisa tamat. Dampaknya, perempuan aman menggunakan transportasi umum. Di Sri Lanka yang sudah dan sedang dipimpin perempuan, untuk membuat perempuan aman di kendaraan umum, pemerintah menyediakan bus khusus perempuan. Namun, jumlahnya tidak memadai dan akibatnya waktu untuk menunggu terlalu lama. Para penumpang perempuan pun naik bus umum biasa. Di sini mereka pun diejek karena menumpangi bus yang dianggap bukan untuk perempuan dan tentu saja menjadi korban pelecehan seksual lagi. BAGAIMANA di negeri kita Indonesia ? Dengan kepemimpinan IBU Megawati Soekarnoputri, terpikirkah dan tergerakkah Ibu Presiden membuat aman para perempuan di kendaraan umum? Tentu bukan dengan melarang mereka keluar malam hari atau memakai pakaian minim. Sebagai manusia, perempuan berhak melakukan mobilisasi dan mengekspresikan diri dengan bebas. Cara berpakaian sangat bergantung pada konteks budaya, waktu, suasana, tempat, dan zaman. Dalam konteks ini, peleceh dan pelaku yang harus dihukum, bukannya menghukum korban. Kita membutuhkan peraturan antipelecehan seksual di tempat publik. Bagaimana berlaku sopan terhadap penumpang. Perlu juga secara internal memberlakukan tindak disiplin terhadap sopir atau kernet yang melecehkan perempuan. Artinya, ada sistem pengaduan penumpang terhadap perlakuan sopir dan kernet yang merugikan, bukan melulu soal jadwal. Para penumpang laki-laki mulailah bersikap menghormati diri sendiri dan orang lain. Tentu saja dengan tidak melakukan pelecehan seksual. Lalu, apabila ada peleceh, beranilah menegur dan melawannya. Para penumpang perempuan janganlah berdiam diri jika dilecehkan. Kita harus memprotes, mengatakan tidak.

Apabila kita diam saja, dianggap kita setuju. Jika semua pengguna jasa kendaraan umum menolak pelecehan seksual dan ada perangkat hukum yang efektif ditunjang oleh budaya organisasi Departemen Perhubungan dan perusahaan bus yang antipelecehan seksual, maka penumpang perempuan mudah- mudahan akan merasa aman naik kendaraan umum. Semoga!

D. Pembahasan Keadilan digambarkan sebagai situasi sosial ketika norma-norma tentang hak dan kelayakan dipenuhi. Situasi sosial berkeadilan ini bisa tercapai jika empat jenis keadilan yang ada berlaku, yaitu keadilan distributif, keadilan prosedur, keadilan interaksional, dan keadilan sistem. Nilai yang dapat diambil dari masalah keadilan sosial Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. Menghormati hak orang lain. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum. Suka bekerja keras. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.

Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

E. Solusi yang dapat diberikan atas masalah keadilan sosial Anggota DPR jangan hanya memikirkan dirinya sendiri saja. Sebaiknya kita lihat dulu apa yang terjadi di masyarakat sekeliling kita, banyak masyarakat yang kurang mampu. Sehingga hal tersebut menimbulkan kesenjangan sosial. Sebaikya mereka melihat dulu kepentingan rakyat, karena mereka dipilih oleh rakyat untuk rakyat guna memperjuangkan kepentingan rakyat. Apalagi sebelum menjadi anggota dewan, tentunya mereka sudah mempunyai pekerjaan yang mapan sehingga pastinya mereka sudah hidup berkecukupan. Karena itu, gedung dewan jangan dijadikan ajang mencari uang saja. Dalam konteks ini, peleceh dan pelaku yang harus dihukum, bukannya menghukum korban. Kita membutuhkan peraturan anti pelecehan seksual di tempat publik. Dinas Perhubungan dan para pemilik bus beserta para sopir dan kernet perlu mendapat pencerahan tentang antipelecehan seksual, bagaimana berlaku sopan terhadap penumpang. Perlu juga secara internal memberlakukan tindak disiplin terhadap sopir atau kernet yang melecehkan perempuan. Artinya, ada sistem pengaduan penumpang terhadap perlakuan sopir dan kernet yang merugikan, bukan melulu soal jadwal. Sebaliknya, sopir dan kernet yang membela penumpang perempuan yang dilecehkan disediakan hadiah.

Daftar Pustaka http://id.wikipedia.org/wiki/Keadilan http://blog.kenz.or.id/2006/06/01/45-butir-pengamalan-pancasila.html http://64.203.71.11/kompas-cetak/0405/04/swara/1000699.htm http://ideologipancasila.wordpress.com/ http://id.wikipedia.org/wiki/Keadilan_sosial http://www.fajar.co.id/kolom/news.php?newsid=549

Anda mungkin juga menyukai