Anda di halaman 1dari 24

Labolatorium Listrik Perkapalan Dan Otomatisasi

ABSTRAK

Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan listrik induksi elektromagnet. Praktikum ini terdiri dari dua macam yaitu percobaan transformator satu fase tanpa beban tujuannya menentukan tegangan primer sebagai fungsi arus magnetisasi pada sebuah transformator beban nol, menentukan tegangan sekunder pada suatu tegangan tertentu, menentukan perbandingan transformasi sebuah transformator dan percobaan autotransformator berbeban tujuannya memeriksa trafo dengan kumparan terpisah yang digunakan sebagai trafo hemat dengan menyusun kumparan primer dan sekunder, menghitung daya trafo hemat dan membebani trafo hemat dengan beban nominal. Data yang diberikan pada praktikum transformator tanpa beban yaitu nilai V1, data yang dicari V2 dan I1, sedangkan data yang diberikan pada praktikum autotransformator berbeban yaitu nilai V1 dan I2, data yang dicari V2 dan I1.

TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FTK ITS

Labolatorium Listrik Perkapalan Dan Otomatisasi

BAB I PENDAHULUAN TUJUAN Percobaan pengukuran transformator beban nol: a. Menentukan tegangan primer sebagai fungsi arus magnetisasi pada sebuah transformator beban nol. b. Menentukan tegeangan sekunder pada suatu tegangan tertentu. c. Menentukan perbandingan transformasi sebuah transformator. Percobaan pengukuran transformator penghemat (auto trafo) :. 1. Memeriksa trafo dengan kumparan terpisah yang digunakan sebagai trafo hemat dengan menyusun kumparan primer dan sekunder. 2. Menghitung daya trafo hemat. 3. Membebani trafo hemat dengan beban nominal.

Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam praktikum kali ini adalah 1. Apakah transformator itu? 2. Mengapa tranformator tidak bisa dioperasikan pada sumber arus DC? 3. Beri kesimpulan dari percobaan saudara.

TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FTK ITS

Labolatorium Listrik Perkapalan Dan Otomatisasi

BAB II DASAR TEORI

Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik yang ditemukan oleh Faraday sehingga harus ada perubahan fluks magnetik. Oleh karena itu transformator hanya hanya dapat mengubah arus bolak-balik dan tidak dapat mengubah besar tegangan arus searah. Arus bolak-balik pada kumparan primer menimbulkan induksi magnetik yang berubah-ubah. Fluks magnetik yang terjadi akan mengalir melalui inti besi melewati kumparan sekunder. Karena induksi magnetik berubah-ubah maka fluks magnetik juga akan berubah-ubah. Akibatnya akan timbul ggl induksi pada kumparan sekunder (Vs) sesuai dengan rumusan:
Vs Ns dan Vp Np t t

Dari kedua rumus diatas didapatkan persamaan:

Vp Ns Vs Np
(Dasar Tenaga Listrik : 17) Persamaan ini memiliki arti bahwa perbandingan tegangan (GGL induksi) pada transformator sama dengan perbandingan jumlah lilitannya. Berdasarkan pengubahan tegangannya, ada dua jenis transformator, yaitu:

a. Transformator step up Transformator ini digunakan untuk menaikkan tegangan bolak balik sustu sumber. Ciri-ciri dari trafo ini adalah Vs>Vp, Ns>Np dan Is<Ip

b. Transformator step down Digunakan untuk menurunkan tegangan bolak balik sumber. Ciri-cirinya : Vs<Vp, Ns<Np dan Is>Ip

TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FTK ITS

Labolatorium Listrik Perkapalan Dan Otomatisasi

Penggunaan transformator dalam sistem tenaga memungkinkan terpilihnya tegangan yang sesuai, dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan misalnya kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya listrik jarak jauh. Dalam bidang elektronika, transformator digunakan antara lain sebagai gandengan impedansi antara sumber dan beban, untuk memisahkan satu rangkaian dengan rangkaian yang lain, dan untuk menghambat arus searah sambil tetap melakukan atau mengalirkan arus bolak-balik antara rangkaian. Berdasarkan frekuensi transformator dapat di kelompokkan sebagai berikut: 1. Frekuensi daya, 50-60 c/s 2. Frekuensi pendengaran 50 c/s - 20 kc/s 3. Frekuensi radio diatas 30 kc/s Prinsip-prinsip dasar pada transformator adalah sebagai berikut: Pp Vp. Ip Vp/Vs Dimana: = Ps = Vs. Is = Np/Ns

Np = jumlah lilitan primer Ns = jumlah lilitan sekunder. I = arus listrik. V = tegangan listrik.

Kerugian kerugian yang terjadi pada transformator . 1. kerugian IR dalam lilitan transformator. 2. Kerugian tanpa beban yang terutama kerugian dalam inti. Rugi rugi tanpa beban atau rugi inti diakibatkan oleh efek hiterestis dan arus pusar dalam inti besi transformator. Kerugian ini dapat ditentukan dengan memberikan energi pada satu lilitan transformator dengan lilitan lainnya terbuka yang diukur dengan watt meter serta dilengkapi dengan frekwensi meter, Volt meter , dan Ampere meter nerupakan rugi tanpa beban atau rugi inti.

Keadaan Transformator Tanpa Beban Bila kumparan primer suatu transformator dihubungkan dengan sumber tegangan V1 sinusoidal, akan mengalirlah arus primer I0 yang juga sinusoidal dan dengan menganggap belitan N1 reaktif murni, I0 akan tertinggal 90 dari V1. Arus primer I0 menimbulkan flluks () yang sefasa dan juga berbentuk sinusoidal = maks sin wt Fluks sinusoidal ini akan menghasilkan tegangan induksi e1 (Hukum Faraday)
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FTK ITS

Labolatorium Listrik Perkapalan Dan Otomatisasi

e1 = - N1 d dt e1 = - N1 d(maks sin wt) = N1 w maks cos wt (tertinggal 90 dari ) dt Harga efektifnya E1 = N12fmaks 2 pada rangkaian sekunder, fluks () bersama menimbulkan: e2 = - N2 d dt e2 = - N2 wm cos wt E2 = 4.44 N2 fm sehingga E1 = N1 E2 = N2 Dengan mengabaikan rugi tahanan dan adanya fluks bocor E1 = V1 = N1 = a E2 V2 N2 (Dasar Tenaga Listrik : 17) Dalam hal ini tegangan induksi E1 mempunyai kebesaran yang sama tetapi berlawanan arah dengan tegangan sumber V1. a = perbandingan transformasi = 4.44 N1fmaks

Arus Penguat Arus primer yang mengalir pada saat arus sekunder tidak dibebani disebut arus penguat. Dalam kenyataannya arus primer Io bukan merupakan arus induktif murni, karena terdiri dari dua komponen : 1. Komponen arus pemagnetan Im, yang menghasilkan fluks ( ). Karena sifat besi yang tidak linier, maka arus pemagnetan Im juga fluks tidak sinusoida. Hal ii disebabkan adanya pengarus gelombang selaras yang dikandung besi. 2.Komponen arus rugi besi Ic yang menyebabkandaya hilang akibat rugi histeris dan rugi arus eddy

TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FTK ITS

Labolatorium Listrik Perkapalan Dan Otomatisasi

Autotransformator 1. Autotransformator

Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara listrik, dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan primer juga merupakan lilitan sekunder.
Fasa

arus dalam lilitan sekunder selalu berlawanan dengan arus primer,

sehingga untuk tarif daya yang sama lilitan sekunder bisa dibuat dengan kawat yang lebih tipis dibandingkan transformator biasa. Keuntungan dari autotransformator adalah ukuran fisiknya yang kecil dan kerugian yang lebih rendah daripada jenis dua lilitan. Tetapi transformator jenis ini tidak dapat memberikan
isolasi

secara listrik antara lilitan primer dengan

lilitan sekunder. Selain itu, autotransformator tidak dapat digunakan sebagai penaik tegangan lebih dari beberapa kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali). 2. Autotransformator variabel

Autotransformator

variabel

sebenarnya

adalah

autotransformator biasa yang sadapan tengahnya bisa diubah-ubah, memberikan perbandingan lilitan primer-sekunder yang berubah-ubah. 3. Transformator isolasi Transformator isolasi memiliki lilitan sekunder yang berjumlah sama dengan lilitan primer, sehingga tegangan sekunder sama dengan tegangan primer. Tetapi pada beberapa desain, gulungan sekunder dibuat sedikit lebih banyak untuk mengkompensasi kerugian. Transformator seperti ini berfungsi sebagai isolasi antara dua kalang. Untuk penerapan transformator jenis ini telah banyak digantikan oleh kopling
kapasitor. audio,

TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FTK ITS

Labolatorium Listrik Perkapalan Dan Otomatisasi

4. Transformator pulsa Transformator pulsa adalah transformator yang didesain khusus untuk memberikan keluaran gelombang pulsa. Transformator jenis ini menggunakan material inti yang cepat jenuh sehingga setelah arus primer mencapai titik tertentu, fluks magnet berhenti berubah. Karena GGL induksi pada lilitan sekunder hanya terbentuk jika terjadi perubahan fluks magnet, transformator hanya memberikan keluaran saat inti tidak jenuh, yaitu saat arus pada lilitan primer berbalik arah. 5. Transformator tiga fasa Transformator tiga fasa sebenarnya adalah tiga transformator yang dihubungkan secara khusus satu sama lain. Lilitan primer biasanya dihubungkan secara bintang (Y) dan lilitan sekunder dihubungkan secara delta (). Prinsip-prinsip dasar pada transformator adalah sebagai berikut: Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan bolak-balik (AC). Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu: kumparan pertama (primer) yang bertindak sebagai input, kumparan kedua (sekunder) yang bertindak sebagai output, dan inti besi yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan. Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai berikut. Ketika Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik (mutual inductance).

TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FTK ITS

Labolatorium Listrik Perkapalan Dan Otomatisasi

Kerugian yang terjadi pada transformator antara lain : 1. Kerugian tembaga. Kerugian dalam lilitan tembaga yang disebabkan

oleh resistansi tembaga dan arus listrik yang mengalirinya. 2. Kerugian kopling. Kerugian yang terjadi karena kopling primer-sekunder tidak sempurna, sehingga tidak semua fluks magnet yang diinduksikan primer memotong lilitan sekunder. Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggulung lilitan secara berlapis-lapis antara primer dan sekunder. 3. Kerugian kapasitas liar. Kerugian yang disebabkan oleh kapasitas liar yang terdapat pada lilitan-lilitan transformator. Kerugian ini sangat mempengaruhi efisiensi transformator untuk frekuensi tinggi. Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggulung lilitan primer dan sekunder secara semi-acak (bank winding) 4. Kerugian histeresis. Kerugian yang terjadi ketika arus primer AC berbalik arah. Disebabkan karena inti transformator tidak dapat mengubah arah fluks magnetnya dengan seketika. Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggunakan material inti reluktansi rendah. 5. Kerugian efek kulit. Sebagaimana konduktor lain yang dialiri arus bolakbalik, arus cenderung untuk mengalir pada permukaan konduktor. Hal ini memperbesar kerugian kapasitas dan juga menambah resistansi relatif lilitan. Kerugian ini dapat dikurang dengan menggunakan kawat Litz, yaitu kawat yang terdiri dari beberapa kawat kecil yang saling terisolasi. Untuk frekuensi radio digunakan kawat geronggong atau lembaran tipis tembaga sebagai ganti kawat biasa. 6. Kerugian arus eddy (arus olak). Kerugian yang disebabkan oleh GGL masukan yang menimbulkan arus dalam inti magnet yang melawan perubahan fluks magnet yang membangkitkan GGL. Karena adanya fluks magnet yang berubah-ubah, terjadi olakan fluks magnet pada material inti. Kerugian ini berkurang kalau digunakan inti berlapis-lapisan.Kerugian kerugian yang terjadi pada transformator.

TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FTK ITS

Labolatorium Listrik Perkapalan Dan Otomatisasi

BAB III DATA PRAKTIKUM

PERALATAN, fungsi dan foto Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu: 1. Trafo untuk menaikkan dan menurunkan tegangan.

2. Multitester. untuk mengukur tegangan.

3. Kabel.untuk menghubungkan rangkaian

TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FTK ITS

Labolatorium Listrik Perkapalan Dan Otomatisasi

4. Regulator untuk menstabilkan tegangan dan sebagai beban.

5. Ampere meter (Tang ampere) untuk mengukur besarnya arus.

CARA KERJA 1. Percobaan transformator satu fase tanpa beban : a. Membuat rangkaian sesuai dengan data yang dibutuhkan ( gambar 1). b. Sisi primer trafo phasa dihubungkan jala jala melalui suatu variac c. Pemasukan tegangan pada sisi primer itu dilakukan secara bertahap dengan cara mengatur variac, mula mula mengarah naik (90-110 volt) . d. Mencatat arus masuk dan tegangan keluaran (output) dari tiap-tiap tegangan input. 20

A1

110

V1 regulator

V2

Gambar 1

TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FTK ITS

10

Labolatorium Listrik Perkapalan Dan Otomatisasi

2. Percobaan autotrafo berbeban a. Membuat rangkaian sesuai dengan data yang dibutuhkan (gambar 2)

110 A

20 A

V1

V2

Rb

0 Gambar 2

b. Travo diberi tegangan jala-jala melalui variac hingga tegangan mencapai 90 volt. c. Atur Rb hingga I2 dinaikkan dari 0.1 sampai 0.5 (I2 = 0.1) d. Ukur arus dan tegangan primer (I1 dan V1) serta arus dan tengangan sekunder (I2 dan V2). e. Lakukan langkah a-d dengan rangkaian gambar 3

Gambar 3

TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FTK ITS

11

Labolatorium Listrik Perkapalan Dan Otomatisasi

Tabel PENGAMATAN 1. Transformator satu fase beban nol Beban naik

No. 1 2 3 4 5

V1 70 80 90 100 110

V2 20 23 26 28 29

I1 0.06 0.07 0.09 0.10 0.10

Beban turun No. 1 2 3 4 5 V1 110 100 90 80 70 V2 29 28 25 23 20 I1 0.10 0.10 0.08 0.07 0.06

2. Ototransformator berbeban Rangkaian 1 Beban naik No 1 2 3 4 5 Vp 110 110 110 110 110 Vs 86 91 91 90 90 I1 0.21 0.30 0.37 0.46 0.52 I2 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6

TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FTK ITS

12

Labolatorium Listrik Perkapalan Dan Otomatisasi

Beban turun No 1 2 3 4 5 Rangkaian 2 Vp 110 110 110 110 110 Vs 90 91 91 91 90 I1 0.52 0.44 0.36 0.24 0.21 I2 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1

Beban naik No 1 2 3 4 5 Vp 110 110 110 110 110 Vs 135 135 134 134 133 I1 0.26 0.40 0.52 0.65 0.76 I2 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5

Beban turun No 1 2 3 4 5 Vp 110 110 110 110 110 Vs 133 134 135 135 135 I1 0.76 0.65 0.52 0.39 0.27 I2 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1

TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FTK ITS

13

Labolatorium Listrik Perkapalan Dan Otomatisasi

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

A. PERHITUNGAN Data yang dipakai pada perhitungan adalah pada pemberian tegangan naik pada transformator dan pembebanan naik pada ototrasformator Tranformator Rasio Transformasi ( beban nol ) a. b. c. d. e.
a V 1 70 3,50 V 2 20

a
a a a

V 1 80 3,48 V 2 23
V 1 90 3,46 V 2 26 V 1 100 3,57 V 2 28 V 1 110 3,79 V 2 29

TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FTK ITS

14

Labolatorium Listrik Perkapalan Dan Otomatisasi

Daya Input Transformator

a. P = V1 x I1 = 70 x 0.06 = 4.20 Watt b. P = V1 x I1 = 80 x 0.07 = 5.60 Watt c. P = V1 x I1 = 90 x 0.08 = 8.10 Watt d. P = V1 x I1 = 100 x 0.10 = 10.00 Watt e. P = V1 x I1 = 110 x 0.10 = 11.00 Watt Arus Output transformator a. b. c.

I2 I2 I2

E1 70 I1 0,06 0,21A E2 20 E1 80 I1 0,07 0,24 A E2 23 E1 90 I1 0,09 0,31A E2 26

d. I 2 E1 I1 100 0,10 0,36 A E2 28 e.

E1 110 I1 0,10 0.38 A E2 29 Beban nol dengan tegangan naik I2


v1 70 80 90 100 110 v2 20 23 26 28 29 i1 0,06 0,07 0,09 0,10 0,10 a 3,50 3,48 3,46 3,57 3,79 P 4,20 5,60 8,10 10,00 11,00 i2 0,21 0,24 0,31 0,36 0,38

Labolatorium Listrik Perkapalan Dan Otomatisasi

Beban nol dengan tegangan turun


v1 110 100 90 80 70 v2 29 28 25 23 20 i1 0,10 0,10 0,08 0,07 0,06 a 3,79 3,57 3,60 3,48 3,50 P 11,00 10,00 7,20 5,60 4,20 i2 0,38 0,36 0,29 0,24 0,21

Ototranformator Perhitungan daya input rangkaian 1 ( naik ) P = V x I = 110 x 0.21 = 23,1 Watt P = V x I = 110 x 0.30 = 33,00 Watt P = V x I = 110 x 0.37 = 40,70 Watt P = V x I = 110 x 0.46 = 50,60 Watt P = V x I = 110 x 0.52 = 57,20 Watt Daya output rangkaian 1 ( naik ) P = V x I = 86 x 0.1 = 8.60 Watt P = V x I = 91 x 0.2 = 18.20 Watt P = V x I = 91 x 0.3 = 27.30 Watt P = V x I = 90 x 0.4 = 36.00 Watt P = V x I = 90 x 0.5 = 45.00 Watt Perhitungan daya input rangkaian 1 ( turun ) P = V x I = 110 x 0,52 = 57.20 Watt P = V x I = 110 x 0.44 = 48.40 Watt P = V x I = 110 x 0.36 = 39.60 Watt P = V x I = 110 x 0.24 = 26.40 Watt P = V x I = 110 x 0.21 = 23.10 Watt Daya output rangkaian 1 ( turun ) P = V x I = 90 x 0.5 = 45.00 Watt P = V x I = 91 x 0.4 = 36.40 Watt P = V x I = 91 x 0.3 = 27.30 Watt

Labolatorium Listrik Perkapalan Dan Otomatisasi

P = V x I = 91 x 0.2 = 18.20 Watt P = V x I = 90 x 0.1 = 9.00 Watt

Rangkaian 1 ( naik )
v1 110 110 110 110 110 v2 86 91 91 90 90 i1 0,21 0,30 0,37 0,46 0,52 i2 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 P1 23,10 33,00 40,70 50,60 57,20 P2 8,60 18,20 27,30 36,00 45,00

Rangkaian 1 ( turun )
v1 110 110 110 110 110 v2 90 91 91 91 90 i1 0,52 0,44 0,36 0,24 0,21 i2 0,50 0,40 0,30 0,20 0,10 P1 57,20 48,40 39,60 26,40 23,10 P2 45,00 36,40 27,30 18,20 9,00

Perhitungan daya input Rangkaian 2 ( naik ) P = V x I = 110 x 0.26 = 28,60 Watt P = V x I = 110 x 0.40 = 44,00 Watt P = V x I = 110 x 0,52 = 57,20 Watt P = V x I = 110 x 0.65 = 71,50 Watt P = V x I = 110 x 0.76 = 83,60 Watt Daya output rangkaian 2 ( naik ) P = V x I = 133 x 0.1 = 13,50 Watt P = V x I = 134 x 0.2 = 27 Watt P = V x I = 135 x 0.3 = 40,20 Watt P = V x I = 135 x 0,4 = 53,60 Watt P = V x I = 135 x 0.5 = 66,50 Watt

Labolatorium Listrik Perkapalan Dan Otomatisasi

Perhitungan daya input Rangkaian 2 ( turun ) P = V x I = 110 x 0.76 = 83,60 Watt P = V x I = 110 x 0,65 = 71,50 Watt P = V x I = 110 x 0.52 = 57,20 Watt P = V x I = 110 x 0.65 = 42,90 Watt P = V x I = 110 x 0.76 = 29,70 Watt Daya output rangkaian 2 ( turun ) P = V x I = 133 x 0.5 = 66,50 Watt P = V x I = 134 x 0.4 = 53,60 Watt P = V x I = 135 x 0.3 = 40,50 Watt P = V x I = 135 x 0.2 = 27,00 Watt P = V x I = 135 x 0.1 = 13,50 Watt

Rangkaian 2 ( naik )
v1 110 110 110 110 110 v2 135 135 134 134 133 i1 0,26 0,40 0,52 0,65 0,76 i2 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 P1 28,60 44,00 57,20 71,50 83,60 P2 13,50 27,00 40,20 53,60 66,50

Rangkaian 2 ( turun )
v1 110 110 110 110 110 v2 133 134 135 135 135 i1 0,76 0,65 0,52 0,39 0,27 i2 0,50 0,40 0,30 0,20 0,10 P1 83,60 71,50 57,20 42,90 29,70 P2 66,50 53,60 40,50 27,00 13,50

Labolatorium Listrik Perkapalan Dan Otomatisasi

Grafik

Labolatorium Listrik Perkapalan Dan Otomatisasi

Labolatorium Listrik Perkapalan Dan Otomatisasi

Labolatorium Listrik Perkapalan Dan Otomatisasi

PEMBAHASAN Dari percobaan yang telah dilakukan diketahui bahwa dalam praktikum transformator beban nol bagian 1, beban naik. Diketahui bahwa penambahan nilai V di sistem, maka akan menaikkan daya yang dihasilkan. Begitu juga sebaliknya, ketika penurunan nilai V, maka daya yang dihasilkan pun akan menurun. Hal ini terlihat pada grafik nomor satu dan dua, pada percobaan transformator beban nol baik di beban naik dan beban turun. Terlihat bahwa pada grafik pertama di sini semakin besar nilai P1 jika dibandingkan dengan nilai P2, hal ini membentuk persamaan linear. Begitu juga sebaliknya nilai P1 semakin kecil jika nilai P2 juga menurun. Di percobaan autotransformator pada rangkaian 1 beban naik, nilai P akan semakin meningkat seketika nilai V juga semakin tinggi. Bedanya di perhitungan daya input, nilai V dibuat tetap tinggal mendapatkan nilai I saja. Sementara percobaan autotransformator pada rangkaian 1 beban turun, nilai P akan semakin menurun seketika nilai V juga semakin turun. Bedanya di perhitungan daya input, nilai V dibuat tetap tinggal mendapatkan nilai I saja Pada percobaan autotransformator, daya input lebih besar daripada daya output. Hal ini disebabkan adanya rugi-rugi yang terjadi pada autotransformator. Dari kedua gambar didapatkan bahwa kumparan primer dari transformator terhubung dengan kumparan sekundernya atau dengan kata lain bagian kumparan primer merupakan bagian kumparan sekunder.. Dengan adanya arus yang lebih kecil yang mengalir pada kumparan maka terjadi penghematan tembaga, dan transformator itu disebut ototransformator.

Labolatorium Listrik Perkapalan Dan Otomatisasi

BAB IV KESIMPULAN

Dari berbagai hasil percobaan dan setelah dilakukan pembahasan , maka dapat diambil kesimpulan dari percobaan , yaitu: a. Tranformator bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik pada gandengan magnet antara rangkaian primer dan sekunder. Gandengan magnet ini berupa inti besi tempat melakukan fluks bersama. Bila fluks ini tidak timbul maka trasformator tidak dapat bekerja. b. Transformator tidak bisa dioperasikan pada sumber arus DC karena pada arus DC tidak timbul fluks yg sinusoidal, bentuknya datar dan tidak mempunyai frekwensi. = maks sin wt c. Suatu transformator fasa tunggal akan menjadi autotransformator bila sebagian kumparan primer merupakan bagian dari kumparan sekundernya. Pada autotransformator akan terjadi arus yang lebih kecil yang mengalir pada kumparan bila dibandingkan dengan transformator d. Percobaan transformator beban nol, semakin besar nilai V, maka semakin besar pula nilai P. Sebaliknya semakin kecil nilai V, maka semakin kecil nilai P e. Pada autotransformator rangkaian 1 dan rangkaian 2, bila daya input yang diberikan semakin besar maka daya output yang dihasilkan juga semakin besar.

Labolatorium Listrik Perkapalan Dan Otomatisasi

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2001,Petunjuk Praktikum Listrik Perkapalan, ITS Surabaya, Anonim, 2003, Fisika, Imtan Pariwara, Klaten Zuhal, 1991, Dasar Tenaga Listrik, ITB Bandung,

10

Anda mungkin juga menyukai