Anda di halaman 1dari 18

35

BAB III PERENCANAAN ALAT

3.1 Perencanaan Alat Kontrol Dalam perencanaan remote control MCC Pulping PM#2 diperlukan data dari PT.XXX untuk mengetahui mengetahui objek yang akan dikontrol oleh alat ini, dari data yang didapatkan , mesin yang akan dikontrol yaitu conveyor, Doctor Blade, reviner, dan M8 Ragger dan spesifikasinya seperti tertera pada tabel dibawah ini : Tabel 3.1 Motor MCC Paper Machine PM#2 MOTOR No Designation kW VTG (Volt) 1 2 Conveyor Doctor Blade 3 4 Reviner M8 Ragger 30 16.5 380 380 58 30 1180 Y/D 1460 Y/D 2X4X16 1X4X4 HFO HFO 11 132 380 380 I (A) 22 239 1440 988 D Y/D RPM Y/D P.CABLE Mounting D (mm) 1X4X10 2X4X95 HFO VFL-V1 FO/FL

*) Motor and MCC List PM#2

Dengan data diatas maka mesin yang akan dikontrol adalah 4 objek , maka perencanaan alat yaitu mempunyai 4 relay output control. Apabila data sudah didapatkan, untuk proses berikutnya adalah membuat rancangan system sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan.

35

36

3.2 Rancangan Sistem

Gambar 3.1 Rancangan Sistem Rancangan sistem untuk alat kontrol MCC Pulping ditunjukkan pada gambar 3.1, diawali dengan Master Unit Transceiver sebagai remot kontrolnya yang dioperasikan operator. Sedangkan Client Unit Trasnsceiver merupakan rangkaian penerima dan pengirim sinyal yang berperan sebagai pengolah data dan perintah untuk didistribusikan ke relay-relay tertentu sesuai perintah operator. Bila Ingin Mengoperasikan MCC, maka MCC harus mengirimkan logic signal ke Master, jika sinyal logic yang diterima master sudah diferifikasi, maka operator bisa mengaktifkan relay pada client, jika relay MCC sudah ON maka harus ada umpan balik atau feed back sebagai indikasi MCC bekerja normal.

3.3 Breakdown Remote control


MASTER (TRANSCEIVER REMOTE CONTROL

CLIENT (RECEIVER)

Gambar 3.2 Diagram Unit Remote control

37

Dalam perancangan remote control, maka diperlukan adanya dua bagian antara lain transmitter dan receiver, transmitter adalah unit pengirim dan receiver adalah unit penerima. Tetapi dalam perancangan alat ini adalah yang bertindak sebagai Transmitter adalah Master dan yang bertindak sebagai penerima adalah Receiver.

3.3.1 Master Unit Master Unit adalah sebuah transceiver atau remot pengirim perintah yang dikendalikan operator, Bagian dari Master Unit antara lain Walkie-Talkie, Mikrokontroler, LCD, Keypad, DTMF Transceiver, Led Indicator.

Gambar 3.3 Blok Diagram Master Unit Keterangan : 1. LCD Berfungsi sebagai penampil status yang akan dikontrol.

38

2. Mikrokontroler (MC) 3. Keypad

Sebagai pengolah sinyal perintah dari MC Client Sebagai alat eksekusi relay, penentuan control, password, dan lain-lain. Sebagai media maupun receiver transmisi sinyal transceiver

4. Walkie-Talkie (WT)

5. DTMF Transceiver

Sebagai pembangkit sinyal sesuai dengan biner yang diterimanya Sebagai indicator sinyal input, output, dan feedback.

6. Led Indicator

3.3.2 ClientUnit Client Unit adalah sebuah receiver atau penerima perintah dari operator, yang kemudian client akan mengendalikan mesin-mesin yang telah dikontrol operator. Client akan berhubungan langsung dengan mesin yang bersangkutan.

Gambar 3.4 Diagram sistem client unit

39

1. Walkie-Talkie (WT)

Sebagai

media

transmisi

sinyal

transceiver

maupun receiver 2. DTMF Transceiver Sebagai pembangkit sinyal sesuai dengan biner yang diterimanya 3. Mikrokontroler (MC) 4. Driver Relay Sebagai pengolah sinyal perintah dari MC Master Sebagai penguat sinyal MCU untuk

mengendalikan relai output 5. Relay Adalah switch elektromagnetik yang dalam hal ini berfungsi sebagai control kontaktor mesin. 6. Led Indicator Sebagai indicator sinyal input, output, dan feedback.

3.4 Perencanaan Microcontroller Unit (MCU) Pada alat control jarak jauh Mikrokontrol digunakan sebagai alat proses sinyal yang masuk dari peralatan input, untuk kemudian diolah untuk menjadi sinyal output dan dapat digunakan untuk mengontrol 4 mesin yang telah ditentukan, pada saat pengontrolan MCU harus menerima sinyal feedback dari masing-masing mesin, jika tidak menerima feedback maka sistem mesin itu harus Off, lebih jelas digambarkan seperti dibawah ini.

WT
IN - & IONE PIN 10-17

P0.0-P0.7

Liquid Cristal Display (LCD)

DTMF

MCU AT89S52
P21-P22

P1.0-P1.7

KEYPAD

SHIFT REGISTER IC (#1) 74LS164

Q0-Q7

LED INDICATOR

Gambar 3.5 Perencanaan MCU Master

40 WT
OUT 1 IN - & IONE

CONVEYOR DOCTOR REVINER M8

DTMF SHIFT REGISTER

PIN 1.0-1.7

MCU
T1&W2

AT89S52

P23

SHIFT REGISTER IC (#1) 74LS164

Q0 Q7

DRIVER RELAY IC ( #1) ULN2803

OUT 2

OUT 3

OUT 4

Gambar 3.6 Perencanaan MCU CLIENT

3.5 Perencanaan Feedback Control

Conveyor Doctor Blade Mikrokontrol Shift Register Reviner M8 Ragger

Active Low K1 Active Low K1 Active Low EOCR 97-98 Active Low K1

Gambar 3.7 Perencanaan Feedback control

41

3.6 Karakter Mesin Yang Akan Dikontrol 3.6.1 Conveyor Adalah sebuah alat yang berfungsi menaikkan blok-blok kardus kedalam pulping, proses menaikkan kardus sendiri diatur berdasarkan setting dan nilai konsistensi tertentu. Dalam conveyor dilengkapi dengan sensor photo diode proximity yang terletak diujung conveyor, sensor ini hanya difungsikan sebagai counter atau penghitung jumlah balok kertas yang akan masuk pulping. Proses kerja konveyor adalah berurutan, awal proses operator harus mensetting pada program DCS tentang jenis kertas dan nilai konsistensinya, bila setting sesuai maka konveyor akan berjalan menaikkan kardus, setelah kardus terhitung oleh photo diode maka conveyor berhenti dan proses pembuburan akan berjalan sampai selesai. Berikut gambar rangkaian control conveyor PM#2.

Gambar 3.8 Rangkaian Kontrol 24 Volt Conveyor

42

Gambar 3.9 Rangkaian control Conveyor 220 Volt Dari gambar diatas, alat control jarak jauh akan menstart DO-RUN pada control 24 volt, sehingga R1 pada control 220 volt akan switch dan kontaktor akan ON, secara bersamaan kontak K1 pada gambar 3.7 akan switch, sehingga sinyal feedback 0 Volt akan terkirim ke master, jika motor mengalami gangguan maka TOR akan memproteksi dan meng Off kan control 24 Volt, dan feedback akan putus, sehingga control jarak jauh akan Off secara otomatis.

3.6.2 Doctor Blade Adalah motor penghancur bubur kertas dengan daya motor sebesar 132 kW, mesin tersebut merupakan satu unit dengan reviner, pada saat motor running, maka salah satu fasa dari fasa R,S,T dijadikan sebagai pengendali kerja reviner atau sebagai pengendali forward atau reverse motor reviner. Sensor yang

43

dijadikan pengendali reviner adalah relay Crompton, relai ini adalah pembanding arus yang dikeluarkan current transformer.

Gambar 3.10 Kontrol Doctor Blade 24 Volt

Gambar 3.11 Kontrol Power Doctor Blade 220 Volt

44

Dari gambar diatas, alat kontrol jarak jauh akan menstart DO-RUN pada kontrol 24 volt, sehingga R1 pada kontrol 220 volt akan switch dan kontaktor akan ON, secara bersamaan kontak K1 pada gambar 3.11 akan switch, sehingga sinyal feedback 0 Volt akan terkirim ke master, jika motor mengalami gangguan maka TOR akan memproteksi dan meng Off kan control 24 Volt, dan feedback akan putus, sehingga control jarak jauh akan Off secara otomatis.

3.6.3 Reviner Reviner adalah bagian mesin dari doctor blade, mesin ini berfungsi sebagai pengatur kekentalan bubur kertas. Sensor yang digunakan untuk mengatur kekentalan bubur adalah pressur gauge dan relay Crompton.

Gambar 3.12 Mesin Reviner Dalam pengontrolan mesin reviner berbeda dengan yang lain, alat ini bekerja forward reverse, dan FWD / FRF tergantung dari scalling CT dan relay Crompton, dan kontrolnya sendiri juga berbeda dengan yang lain, sedangkan feedback yang dibutuhkan alat control jarak jauh yang dibuat dalam laporan ini dalah feedback dari kontak EOCR 97-98 sebagai penghubung feedback actif low.

45

Gambar 3.13 Kontrol Reviner PM#2

46

Gambar 3.14 Kontrol Power Reviner PM#2

47

3.7 Perancangan Perangkat keras Sistematika perancangan perangkat keras adalah merancang rangkaian elektronika yang diperlukan untuk setiap blok yang secara garis besar meliputi. Perencanaan mikrokontroler AT89S52 Perencanaan Shift Register Input dan Shift Register Output Perencanaan DTMF MT888 Perencanaan Driver Relay ULN 2803

3.7.1 Perencanaan Minimum Sistem Mikrokontroler AT89S52 Pada rangkaian ini, komponen utamanya adalah mikrokontroler tipe AT89S52 yang kompatibel dengan keluarga MCS-51. Komponen ini merupakan single-chip sebagai pusat pengolah data dan pengontrolan alat yang dihubungkan dengan rangkaian pendukung untuk membentuk sebuah minimum sistem.

Gambar 3.15 Minimum Sistem AT89S52

48

Mikrokontroler AT89S52 memerlukan 3 buah kapasitor, satu buah resistor dan satu Kristal serta catu daya 5V. Kristal dengan frekuensi 11.0592 Mhz dan dua buah kapasitor 33 pF dipakai untuk melengkapi rangkaian oscillator pembentuk clock yang menentukan kecepatan kerja mikrokontroler. Kapasitor 10 uF dan resistor 10 K dipakai untuk membentuk rangkaian reset dimana pada saat pertama kali catu daya dihidupkan, rangkaian ini akan mereset rangakaian sehingga program pengisian kapasitor yang ditunda oleh sebuah resistor sehingga pada saat pengisian kapasitor akan menjadi proses keadaan dari tegangan rendah (low) ke tegangan tinggi (high), keadaan inilah yang akan mereset rangkaian mikrokontroler. Keterangangan penggunaan Port dan Pin Mikrokontroler: Port1.0-port1.7 yaitu Pin 1-Pin8 dihubungkan untuk keypadPort 2.0-2.1 yaitu Pin 21 Pin 22 dihubungkan untuk Shift Register Output 74LS164 (Untuk Master Unit), sedangkan Client unit Pin 21 Pin 24 untuk Shift Register Outnput 74LS164 dan driver relay ULN 2803. Pin 9 dihubungkan untuk rangkaian reset Pin 10 Pin17 dihubungkan dengan DTMF MT888 Port 0.0 Port 0.7 yaitu Pin 32 Pin 39dihubungkan untuk tampilan (LCD) Untuk mengontrol relay Pin 15 Pin 17 pada Client unit digunakan untuk Shift register Input

3.7.2 Perencanaan Shift Register Shift register 8-bit berfungsi sebagai masukan data serial/parallel dan sebuah output atau sebuah input dengan keluaran data serial/parallel dari masing-masing

49

delapan tingkatannya. Pada penelitian ini digunakan shift register input 74LS165 dengan sistem paralel in/serial out (PISO) yang digunakan untuk 24 input dari

saklar dan 24 input dari driver sensor. Shift register output 74LS164 dengan sistem serial in/parallel out (SIPO) yang dihubungkan dengan 24 output driver relay. Rangkaian shift register masing-masing terlihat pada gambar 3.9 dan gambar 3.10 berikut:

Gambar 3.16 Rangkaian parallel in serial out/PISO

Gambar 3.17 Rangkaian serial in parallel out/SIPO

3.7.3 Perencanaan DTMF MT8888 Perencanaan DTMF MT888 yang berfungsi untuk mendeteksi sinyal DTMF yang masuk dan mengubahnya menjadi kode biner yang sesuai dengan

50

pasangan nada DTMF yang diterima. Selain itu, rangkaian ini juga dapat mengirimkan sinyal DTMF.

Gambar 3.18 Rangkaian DTMF Proses terjadinya pengiriman dan penerimaan sinyal DTMF

ditransmisikan melalui walkie talkie, dipilih walkie talkie karean WT minim gangguan, mudah dimodifikasi, dan handal.

3.7.4 perencanaan Driver Relay ULN 2803 Pada perancangan ini, beban yang harus dikontrol adalah kontaktor yang memiliki tegangan 220 volt. Untuk menyalakannya dibutuhkan relay, yang mana dibutuhkan driver relay untuk menggerakkannya. Ada 20 buah driver yang menyalakan dan mematikan lampu 20 buah lampu. Rangkaian driver relay terlihat pada gambar 3.12 berikut:

Gambar 3.19 Rangkaian Driver Relay

51

3.8 Perancangan Perangkat Lunak Perancangan Perangkat Lunak (software) merupakan bagian penting darin perangkat keras (hardware) yang telah dibuat. Pada perancangan ini merupakan pengatur untuk kerja dari perangkat keras yang akan dibuat.

Gambar 3.20 Diagram Alir Master Unit Transceiver

Gambar 3.21 Diagram Alir Client Unit Transceiver


52

Anda mungkin juga menyukai