Anda di halaman 1dari 21

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Model Kooperatif Inside Outside Circle 1. Pengertian Model Kooperatif Inside Outside Circle Menururt Salavina (1995 : 99) pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 45 orang untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru. Menurut Anita Lie (2003 : 12) pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerja sama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle adalah kegiatan belajar mengajar secara kelompok kecil, siswa bekerja sama untuk sampai pada pembelajaran yang optimal baik secara individu maupun secara kelompok (Johnson, 1991 : 120). Sedangkan menurut Agus Suprijono (2009 : 54) model pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle adalah bentuk pembelajaran yang berdasarkan paradigma konstruktivisme, pembelajaran ini dilakukan oleh kelompok kecil dengan kelompok yang heterogen. Dalam pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle belajar dikatakan tuntas jika seluruh anggota kelompok telah memahami bahan atau materi yang disampaikan. Pembelajaran ini dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan yaitu : hasil belajar akademik, penerimaan tentang keragaman dan pengembangan

keterampilan. Pembelajaran kooeratif tipe inside outside circle mengutamakan

kerja kelompok dari pada individual, sehingga siswa bekerjasama dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk menyalurkan informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi (Agus Suprijono, 2009). Pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur paradigm yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Pembelajaran kooperatif inside outside circle menurut Roger dan David (dalam Lie, 200 :31-34) menerapkan lima unsur model pembelajaran gotong royong. Keloma unsur tersebut adalah saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota dan evaluasi proses kelompok. Berikut adalah ringkasan penjelasan Lie tentang kelima unsur tersebut. Keberhasilan pembelajaran Kooperatif Inside Outside Circle tergantung pada keberhasilan kelompok. Dan keberhasilan kelompok sangat bergantung pada keberhasilan usah setiap anggotanya, semua anggota bekerja demi tercapainya satu tujuan yang sama. Oleh karena itu pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa agar setiap anggota merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar yang lalin bisa berhasil. Unsur bertanggung jawab perseorangan merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Jika tugas dan pola penelitian dibuat menurut prosedut model pembelajaran kooperatif, setiap anggota akan merasa bertanggunga jawab untuk melakukan yang terbaik. Kunci keberhasilan metode kooperatif inside outside circle adalah persiapan pengajar dalam menyusun tugasnya.

Menurut Spencer Kagan,1993.Inside Outside Circle adalah model pembelajaran dengan system ligkaran kecil dan lingkaran besar, dimana siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur jelasnya (sintaksnya) adalah separuh dari sejumlah siswa membentuk lingkaran kecil menghadap keluar, separuhnya lagi membentuk lingkaran besar menghadap kedalam, siswa yang berhadapan berbagi informasi secara bersamaan, siswa yang berada dilingkaran luar berputar kemudian berbagi informasi kepada teman (baru) didepannya dan seterusnya. Kegiatan interaksi iniakan memberi kesempatan kepada para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota dengan prinsip bahwa hasil pemikiran beberapa kepala akan lebih baik dan kaya dari pada pemikiran satu kepala. Tujuan model pembelajaran kooperaif insede outside circle ini adalah mlelatih siswa belajra mandiri dan belajar berbicara menyampaikan informasi kepada orang lain, selain itu juga melatih kedisiplinan dan ketertiban karena kalau siswa belajar dengan tertib dan disiplin maka keberhasilan dalam belajar akan jauh lebih baik, karena penanaman rasa disiplin merupakan hal mendasar kearah terwujudnya suasana tertib, yaitu suatu suasanan atau kondisi yang mantap dalam linkungan belajar yang terwujud oleh adanya siswa yang mematuhi peraturan. Menurut Oemar Hamalik (1984 : 70) bahwa kelas yang tidak teratur, tidak tertib bukan saja mengganggu kalancaran belajar tapi juga mempengaruhi kemajuan murid.

2. Manfaat Model Kooperatif Inside Outside Circle Manfaat dari model pembelajaran kooperatif inside outside circle adalah : 1. Siswa mendapatkan informasi yang berbeda pada saat yang bersamaan. 2. Dengan menggunakan metode inside outside circle siswa dapat belajar bersosialisasi dengan memahami perbedaan-perbedaan yang tumbuh dalam kelompok. 3. Siswa dapat saling bertukar pikiran antara sesame anggota kelompok sehingga siswa dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang lebih banyak. 4. Siswa dapat belajar untuk mau mendengarkan dan saling menghargai pendapat orang lain.

3. Langkah-Langkah Model Kooperatif Inside Outside Circle Model pembelajaran kooperatif inside outside circle (lingkaran kecil lingkaran besar) merupakan model pembelajaran dimana siswa saling memberi informasi pada saat yang bersamaan, dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur. Pembelajaran ini lebih leluasa dilaksanakan di luar kelas, atau tempat terbuka. Karena mobilitas siswa akan cukup tinggi, sehingga diperlukan perhatian ekstra. Namun demikian jika jumlah siswa tidak terlalu banyak bisa juga dilaksanakan didalam kelas. Adapun informasiyang saling berbagi merupakan isi materi pembelajaran yang mengarah pada mata pelajaran Bahasa Indonesia tentang unsur-unsur cerita. Sebagian siswa yang lailn mempelajari watak/sifat

tokoh, latar certita, atau amanat/pesan cerita. Pada saat nanti berbagi informasi , maka semua siswa akan saling memberi dan menerima informasi pelajaran. Langkah- langkah pembelajarannya sebagai berikut : 1. Guru terlebih menjelaskan tujuan pembelajaran atau Kompetensi Dasar dan Indikator dari materi yang akan dipelajari. 2. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-4 orang siswa. 3. Tiap-tiap kelompok mendapat tugas untuk mencari informasi berdasarkan pembagian tugas guru, misalnya : Kelompok A, bertugas mencari sifat-sifat mustahil bagi Allah Kelompok B, menjelaskan arti dari sifat-sifat mustahil bagi Allah Kelompok C, mencari informasi tentang dalil yang mengatakan adanya sifat-sifat mustahil bagi Allah Kelompok D, mencari dan menjelaskan tentang contoh-contoh dari sifatsifat mustahil bagi Allah SWT. dan seterusnya. 4. Setiap kelompok belajar mandiri, mencari informasi sesuai yang ditugaskan guru dan berdiskusi dengan tiap anggota kelompok. 5. Setelah selesai berdiskusi dan mendapatkan hasil yang disepakati, maka seluruh siswa berkumpul saling membaur dari tiap-tiap kelompok menjadi satu kumpulan (tidak berdasarkan kelompok). 6. Setelah membaur, separuh kelas (siswa) lalu berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar.

7. Separuh kelas (siswa) lainnya membentuk linkaran diluar lingkaran pertama menghadap kedalam. 8. Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan. 9. Kemudian siswa yang berada dilingkaran kecil diam ditempat, sementara siswa yang berada dilingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam. 10. Sekarang giliran siswa yang berada dilingkaran besar yang membagi informasi. Demikian seterusnya, sampai seluruh siswa selesai berbagi informasi.

4. Indicator Model Kooperatif Inside Outside Circle Indikator model kooperatif inside outside circle adalah sebagai berikut : 1. Siswa berkelompok kecil Untuk mendapatkan informasi secara lebih akurat dalam waktu yang singkat, maka siswa ditugaskan guru untuk membahas materi dengan cara membuat kelompok kecil yang nantinya akan tergabung dalam satu kelompok besan dan saling memberi informasi dari setiap tugas yang diberikan guru. 2. Pemberian tugas Didalam suatu pembelajaran pasti guru akan memberikan tugas baik secara Individual maupun secara kelompok. Adapun yang dimaksud dengan pemberian tugas disini menurut Zakiyah Daradjat (1995 : 289), yaitu suatu cara dalam

proses belajar mengajar, seorang guru memberikan tugas tertentu dan murid mengerjakannya, kemudian tugas tersebut dipertanggung jawabkan kepada guru. Dengan cara demikian diharapkan murid belajar secara bebas tapi bertanggung jawab dan dapat mengatasi masalah yang dihadapi dengan cara mandiri. Cara demikian merupakan salah satu cara pembianaan dan pengembangan kreativitas siswa (Uzer Usman & lilies 1995 : 87) 3. Membentuk kerjasama Dalam sebuah kelompok dibutuhkan kerjasama yang solid untuk mendapatkan hasil yang memuasakan. Dengan bekerjasama, tugas yang diberikan guru akan dengan mudah di selesaikan dan dapat dipertanggung jawabkan secara bersamasama. 4. Kegiatan menghafal Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002 : 27) menghapal adalah suatu aktifitas menanamkan suatu materi verbal dalam ingatan, sehingga nantinya dapat diproduksikan (diingat kembali) secara harfiah, sesuai dengan materi yang asli dan menyimpan kesan-kesan yang nantinya sewaktu-waktu bila diperlukan dapat di ingat kembali ke alam dasar. 5. Kecepatan menjawab. Dalam proses belajar mengajar, seorang guru dituntut untuk mengetahui sejauhmana kemampuan siswa dapat menguasai palajaran yang telah diberikan, agar tujuan pembelajaran yang hendak dicapai berhasil. Untuk mengetahui hal itu, maka digunakan tes. Tes sebagai alat diberikan guru kepada siswa untuk

mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan ataupun tulisan maupun dalm bentuk perbuatan (Nana Sudjana, 1999 : 35). 6. Mendapatkan poin

B. Konsep Tingkat Kecepatan Hafalan 1. Pengertian Tingkat Kecepatan Hapalan Menurut kamus umum Bahasa Indonesia (2006 : 396), tingkat adalah tangga, tahapan atau ukuran . kecepatan adalah waktu untuk menempuh jarah tertentu. Sedangkan hafal adalah telah masuk dalam ingatan (tentang pelejaran) telah dapat mengucapkan dengan ingatan (tidak usah melihat buku). Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002 : 27), menghapal adalah suatu aktifitas menanamkan suatu materi verbal dalam ingatan, sehingga nantinya dapat diproduksikan (diingat kembali) secara harfiah, sesuai dengan materi yang asli dan menyimpan kesan-kesan yang nantinya sewaktu-waktu bila diperlukan daapt diingat kembali ke alam dasar. Menurut C.Van Pareren (2007 : 87) menghafal merupakan menanamkan suatu materi verbal dalam ingatan, sehingga nantinya dapat diproduksikan kembali secara harfiah, sesuai engan materi asli. Ciri khas dari hasil belajar yang diperoleh ialah reproduksi. Dikutif dari The effective student. Daphne pan, edisi 12. Singapore 2005 bahwa menghafal mengandung arti penanaman, organisasi informasi, minimalisasi gangguan, penguat, pengenalan pola, hubungan dan asosiasi.

Menurut B.S. Bloom (2007 : 274), pengetahuan yang disimpan dalm ingatan , digali pada saat dibutuhkan melalui bentuk ingatan, mengingat (recall) atau mengenla kembali (recognition). Menurut A.De Block (2007 : 73) mengingat adalah aktivitas kognitif, dimana orang menyadari bahwa pengetahuannya berasal dari masa yang lampau atau berdasarkan kesan-kesan yang diperoleh di masa yang lampau yaitu berupa mengenal kembali (recognisi) dan mengingat kembali (reproduksi).

2. Bentuk- Bentuk Menghafal Secara garis besar mengahafal dapat dibedakan menjadi dua yaitu ; 1. Menghafal yang kontekstual, artinya angara input dan output hafalan harus sama bunyi dengan redaksi kalimatnya, seperti menghafal Al-quran maupun kitab hokum dsb. 2. Menghafal yang non kontekstual, artinya antara input dan output hafalan tidak harus sama bunyi dan redaksi kalimatnya, namun antara output dan input terdapat kesamaan dalam ide-ide pokok hafalannya.

3. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kecepatan Hapalan 1. Faktor Intern : a. Faktor Jasmaniah : kesehatan, cacat tubuh b. Faktor Psikologis : intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif kemampuan dan kesiapan. 2. Faktor Ekstren :

a. Faktor keluarga b. Faktor sekolah c. Faktor lingkungan masyarakat.

4. Indicator Tingkat Kecepatan Hafalan. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002 : 27), menghapal adalah suatu aktifitas menanamkan suatu materi verbal dalam ingatan, sehingga nantinya dapat diproduksikan (diingat kembali) secara harfiah, sesuai dengan materi yang asli dan menyimpan kesan-kesan yang nantinya sewaktu-waktu bila diperlukan daapt diingat kembali ke alam dasar. Dari uraian diatas maka indicator tingkat kecepatan hafalan menurut Syaiful Bahri Djamarah (2007 : 27) antara lain : a. Mengingat kembali (reproduksi) Pada waktu menghafal siswa mengingat kembali materi yang telah dibaca atau yang telah diberikan oleh guru. b. Konsentrarsi / Perhatian Menghafal dapat berhasil jika dilakukan dengan penuh konsentrasi, sehingga tidak ada kesulitan dalam mengingat informasi/materi tersebut. c. Menambah informasi Kegiatan menghafal ini akan menambah informasi yang diterima diotak sehingga siswa akan bertambah pengetahuaanya.

C. Hubungan Model Kooperatif Tipe Inside Outside Circle Dengan Tingkat Kecepatan Hafalan

Pembelajaran kooperatif dapat digunakan untuk mengajarkan materi yang agak kompleks, membantu mencapai tujuan pembelajaran yang berdimensi sosial dan hubungan antar manusia. Belajar secara kooperatif dikembangkan berdasarkan teori belajar kognitifkonstruknivis dan teori belajar sosial (Kardi dan Nur, 2005 : 15). Menurut Robert M-Gagne strategi kognitif adalah kemampuan seseorang untuk mengatur proses belajarnya sendiri, mengingat dan berfikir. Menurut Piaget, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikandengan tahap perkembangan kognitip peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik,yang ditujang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan dari guru. Dari uraian diatas maka hafalan termasuk kedalam belajar kognitip dan ditentukan oleh ingatan atau memori menurut Piaget ada tiga macam system penyimpanan ingatan yaitu : 1. Memori sensori adalah system mengingat stimuli secara cepat sehingga analisis persepsi dapat terjadi. 2. Memori kerja dan memori jangka pendek, menyimpan lima sampai Sembilan informasi pada satu waktu sampai sekitar 20 detik yang cukup lama untuk pengolahan informasi yang terjadi. Informasi yang dikodekan (decode) serta persepsi tiap individu akan menentukan apa yang perlu disampaikan di memori kerja ini.

3. Memori jangka panjang menyimpan informasi yang sangat besar dalam waktu yang lama. Informasi didalamnya disimpan dalam bentuk secara verbal dan visual. Adapun prinsip-prinsip belajar menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002 ), sebagai berikut : 1. Dalam belajar, setiap siswa harus diusahakan berpartisipasi aktif, meningkatkan minat dan memebimbing untuk mencapai tujuan instruksional. 2. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya. 3. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan-tujuan instruksional. 4. Belajar itu proses continue, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya. 5. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery. 6. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya. 7. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang. 8. Belajar memerlukan lingkungan yang menantang dimana anak dapat mengembangkan kemampuan berekskplorasi dan belajar yang efektif. 9. Belajar perlu adanya interaksi siswa dengan lingkungan.

10. Belajar adalah proses kontiguitas (hubungan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkank, stimulus yang diberikan menimbulkan response yang diharapkan. 11. Repetisi dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian/ keterampilan sikap itu mendalam pada siswa. Proses menghafal mencakukp totalitas kemampuan didalamnya terdapat antara persepsi, pikiran, emosi, imajinasi, memori, instuisi dan sebagainya, juga polapola sikap yang kita intunlisasikan menjadi mekanisme. Dengan stimulasi yang diberikan guru kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagi berbagai hal dari lingkungan maka akan menghasilkan hal yang positif. Tentu saja hal tersebut dapat terlaksana apabila seorang guru mampu memilih model pembelajaran yang tepatnya dan menyenangkan sehingga mudah diterima oleh siswa. Pembelajaran kooperatif dangan cara lingkaran besar dan kecil sangat tepat penggunaannya dalam pembelajaran PAI, Karena selain menyenangkan bagi siswa secara tidak langsung siswa menghafal materi yang diberikan guru. Hal tersebut dapat mempermudah siswa dalam meningkatkan kecepatan hafalannya. Hapalan akan kuat apabila didalamnya terdapat emosi yang menyenangkan.

BAB III METODE PENELITIAN Adapun langkah-langkah yang akan ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Melakukan Studi Pendahuluan. Sebagai langkah awal untuk melakukan penelitian terlebih dahulu dilaksanakan obervasi langsung ke lokasi penelitian, maksudnya untuk mengetahui kemungkinan dilakukannya penelitian tentang pengaruh implementasi model kooperatif tipe inside outinside circle terhadap tingkat kecepatan hafalan siswa.

2. Merumuskan Masalah Dari studi pendahuluan yang telah dilakukan dan ternyata dapat dilakukan penelitian , maka dirumuskan beberapa masalah penelitiannya yaitu : 1. Bagaimana implementasi model kooperatif tipe inside outside circle dalam pembelajaran PAI dikelas III SDN Padasuka I Pasirwangi Garut ? 2. Bagaimana tingkat kecepatan hafalan siswa kelas III SDN Padasuka I Pasirwangi Garut dalam pembelajaran PAI.?

3. Bagaimana pengaruh implementasi model kooperatif tipe inside outside circle dalam pembelajaran PAI terhadap tingkat kecepatan hapalan siswa dikelas III SDN Padasuka I Pasirwangi Garut ?

3. Menetukan Metode Penelitian . Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Yang dimaksud metode deskriptif yaitu metode yang mengorientasikan kerjanya untuk memecahkan masalah factual. Penetapan metode ini pun sesuai dengan yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (1990 : 40) bahwa ciri-ciri dari metode deskriptif adalah memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada masa sekarang, masa aktual. Dengan menggunakan metode ini dikarenakan untuk memecakan masalah dalaml penelitian maka harus menggunakan cara yang tepat untuk mendpatakan hasil yang baik.

4. Menentukan Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudin ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2009 : 80) yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SDN Padasuka I Pasirwangi Garut yang berjumlah 29 orang. 2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2009 : 80). Bila populasi lebih dari 100 maka sampel yang di ambil 10% - 25% dan bila populasinya kurang dari 100 maka sampel yang diambil adalah seluruh populasi adapun jumlah sampel dalam penelitian in akan diambil dari jumlah populasi yaitu 29 orang.

5. Menentukan Jenis dan Tekhnik Pengumpulan Data Data yang akan diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari data kualitatif dan kuantitati. Menurut Ali (1982 : 151), bahwa data kualitatif yatiy data yang berhubungan dengan katagorisasi, karakteristik, atau sifat dari variable yang diteliti. Sedangkan data kuantitatif yaitudata yang berhubungan dengan angkaangka, yakni data hasil pengukuran yang dikuantifikasikan. Data yang bersifat kualitatif akan diperoleh dengan analisis logis. Sedangkan dara kuantitif akan diperoleh dengan analisis statistic.

6. Instumen Tekhnik tes digunakan untuk mengetahui tingkat penelitian ini berupa : a. Tes Tekhnik tes digunakan untukk mengetahui tingkat hafalan siswa pada materi sifatsifat mustahil bagi Allah. b. Observasi Menurut Wayan Nurkanca (1986 : 46), observasi adalah suatu cara untuk mengadakan penelitian dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung

dan sistematis. Tekhnik ini digunakan untuk memperoleh informasi dan data yang factual tentang pengarun implementsai pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle mata pelajaran PAI terhadapa tingkat kecepatan hafalan siswa kelas III pada materi sifat-sifat mustahil bagi Allah di SDN Padasuka I. c. Angket Menurut Laban Hasan (2003 : 83-83), angket adalah tekhnik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden. Angket dibuat dalam bentuk multiple choise yang telah disediakan alternatif jawabannya. Tekhnik pengumpulan data melalui angket dilakukank dalam rangka mengumpulkan data kuantitatif (angka) tentang implementasi pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle terhadap tingkat kecepatan hafalan siswa pada mata pelajaran PAI materi sifat-sifat mustahil bagi Allah siswa kelas III SDN Padasuka I. d. Wawancara Wawancara yaitu bentuk komunikasi verbal, yakni semacam percakapan yang bertujuan untuk memperoleh informasi (Nasution, 1991 : 153). Wawancara yang dilakukan yaitu kepada kepala sekolah dan warga sekolah. Wawancara beserta angket dilakukan secara bersamaan kepada siswa kelas III. e. Studi kepustakaan Winarno Surakhman (1989 : 251) menyatakan bahwa : perlengkapan seorang pendidik dalam setiap lapangan ilmu pengetahuan tidak akan sempurna apabila tidak dilengkapi oleh fasilitas-fasilitas kepustakaan. Kepustakaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sejumlah literature dalam bentuk buku, majalah, koran

atau makalah-makalah lain yalng berbentuk tulisan dan dapat digunakan atau berhubungan dengan permasalahan yang dibahas.

7. Tekhnik Analisis Data Setelah data yang diperlukan dapat terkumpul dan memenuhi persyaratan , maka tahap berikutnya adalah pengolahan data dan penganalisaan data tersebut. Adapun pengujiannya melalui langkah-langkah berikut : a. Menurut data nilai-nilai hasil pengaruh implementasi pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle sebagai variable x dan tingkat kecepatan hafalan siswa kelas III mata pelajaran PAI materi sifat-sifat mustahil bagi Allah di SDN Padasuka I sebagai variable y. b. Membuat daftar distribusi frekuensi masing-masing variable. c. Menentukan banyak kelas (BK) BK = 1 + 3,3 log N d. Menentukan nilai rentang (R) R = Nt Nr e. Menentukan panjang interval kelas (P) P=R BK f. Menentukan nilai rata-rata dengan rumus :

g. Menentukan nilai tengah /median (Me)

h. Menentukank angka yang sering muncul/modus (Mo)

i. Menentukan standar deviasi

8. Mengkaji Normalitas Variable x dan Variabel y dengan Langkah-Langkah sebagai berikut : 1) Membuat tabel distribusi frekuensi obervasi dan distribusi ekspektasi. a. Menghitung Z hit dengan rumus

b. Menghitung luas interval (Li) c. Menghitung ekspektasi dengan rumus : Ei = Li x n 2) Menghitung nilai x2 Rumus : Keterangan : Oi = frekuensi observasi Ei = frekuensi ekspektasi 3) Menentukan derajat kebebasan

Rumus : db = K-3 K = banyak kelas 4) Menentukan taraf signifikan (a) A = 5% 5) Menentukan nilai x2 dari tabel x2hitx2tabel

9. Menghitung koefisien dengan rumus :

10. Menafsirkan hasill perhitungan koefisien korelasi dengan kriteria sebagai berikut : 0,90 1,00 : berarti hubungan sangat tinggi 0,70 0,90 : berarti hubungan tinggi 0,40 0,70 : berarti hubungan cukup 0,20 0,40 : berarti hubungan ada tetapi rendah 0,00 0,20 : berarti hubungan dapat dianggap tidak ada (Suhino, 1928 : 73)

11. Menghilangkan signifikansi korelasi dengan hipotesis denga rumus :

12. Mencari t daftar

Untuk membuktikan apakah hipotesis diterima atau ditolak, maka diteliti dalam t daftar. Penafsiran tersebut adalah : bila t tes t daftar maka hipotesis diterima dan bila t tes > t daftar maka hipotesis ditolak.

13. Penentuan besarnya pengaruh dengan rumus : E = (1-K) x 100% K= E = efesiensi ramalan pengaruh K = derajat tidak ada korelasi (Hasan Gaos, 1984 : 116)

14. Menarik kesimpulan Langkah terakhir dalam penelitian ini adalah menarik kesimpulan tentang konsep Pengaruh Implementasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Inside

Ouside Circle Terhadap Tingkat Kecepatan Hafalan Siswa Kelas III Pada Mata Pelajaran PAI Materi Sifat-sifat Mustahil Bagi Allah di SDN Padasuka I sehingga dapat diperoleh jawaban atas permasalahan yang diajukan pada penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai