Anda di halaman 1dari 7

Falsafah dan Ideologi-Ideologi

Arti Pandangan Hidup Bagi Suatu Bangsa


Setiap bangsa yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui yang jelas ke arah mana tujuan yang
ingin dicapai sangat memerlukan pandangan hidup. Dengan pandangan hidup suatu bangsa akan
memandang persoalan-persoalan yang dihadapi dan menentukan arah serta cara bagaimana
bangsa itu memecahkan persoalan-persoalan tadi. Tanpa pandangan hidup bangsa akan
terombang-ambing menghadapi persoalan masyarakat dalam negara itu sendiri atau ditengah-
tengah masyarakat dunia.
Dengan pandangan hidup maka bangsa memiliki pegangan dan pedoman bagaimana cara
memecahkan masalah-masalah politik, ekonomi, sosial dan budaya yang timbul dalam
masyarakat sehingga ada kesempatan membangun dirinya.
Dalam pandangan hidup ini terkandung konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan,
terkandung pikiran-pikiran yang terdalam dan gagasan suatu bangsa mengenai wujud kehidupan
yang dianggap baik. Sehingga pandangan hidup suatu bangsa dapat diartikan, yaitu suatu
kristalisasi dari nilai-nilai luhur yang dimiliki oleh suatu bangsa, diyakini kebenarannya, dan
menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya.
Oleh karena itu kita sebagai generasi penerus wajib mengetahui pandangan hidup bangsa
Indonesia sehingga lebih cinta kepada tanah air. Rasa cinta tanah air akan terwujud pada sikap
kita yang patriolik, yaitu apabila kita sudi mengorbankan segala-galanya untuk kejayaan dan
kemakmuran tanah air, yaitu bangsa dan negara Indonesia.
Bangsa Indonesia telah memiliki pandangan dan dasar negara yang telah tertanam dalam kalbu
rakyat, yang juga mempersatukan seluruh rakyat Indonesia yaitu Pancasila.

Arti Pancasila Bagi Kehidupan Bangsa Indonesia
Pancasila yang berarti lima dasar atau lima asas, adalah nama dari dasar negara kita, negara
republik Indonesia.
Istilah Pancasila telah dikenal sejak zaman Majapahit pada abad XIV yaitu terdapat dalam buku
negara Kertagama karangan Empu Prapanca dan buku Sutasoma karangan Empu Tantular.
Dalam buku Sutasoma, istilah Pancasila di samping mempunyai arti 'berbatu sendi yang lima
(bahasa Sansekerta) juga mempunyai arti pelaksanaan kesusilaan yang lima` (Pancakrama),
yaitu:
1. 1. Tidak boleh melakukan kekerasan
. . Tidak boleh mencuri
3. 3. Tidak boleh berjiwa dengki
4. 4. Tidak boleh berbohong dan
5. 5. Tidak boleh mabuk minuman keras
Pada tanggal 11 Juni 1945 dalam siding Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia, Ir. Soekarno mengusulkan agar dasar negara Indonesia merdeka diberi nama
Pancasila
Dengan demikian dapat mengerti bahwa dasar negara kita Pancasila, bukanlah lahir tanggal 1
Juni 1945, dan lebih tepat dikatakan bahwa tanggal 1 Juni 1945 adalah hari lahir pemakaian
istilah Pancasila yang sekarang kita kenal dengan nama Pancasila diterima dan disahkan oleh
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang merupakan penjelamaan wakil-wakil
rakyat dari seluruh Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945, yaitu bersamaan dengan
disahkannya Pembukaan UUD 1945 dan Batang tubuh UUD 1945.
Nama Pancasila itu sendiri tidaklah terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 maupun Batang
Tubuh UUD 1945. Namun cukup jelas bahwa Pancasila yang kita maksud adalah lima dasar
negara kita seperti dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat, yang berbunyi:
1. 1. Ketuhanan Yang Maha Esa
. . Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. 3. Persatuan Indonesia
4. 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dilihat dari kedudukannya, Pancasila mempunyai kedudukan yang tinggi, yakni sebagai cita-cita
dan pandangan hidup bangsa dan negara Republik Indonesia. Dilihat dari Iungsinya Pancasila
mempunyai Iungsi utama sebagai dasar negara Republik Indonesia. Dilihat dari segi materinya,
Pancasila digali dari pandangan hidup bangsa Indonesia, yang merupakan jiwa dan kepribadian
bangsa Indonesia.
Demikianlah dapat dikatakan bahwa Pancasila dibuat dari materi atau bahan dalam negeri.
Bahan asli murni dan merupakan kebanggaan bagi suatu bangsa yang patriotic.
Dalam perkembangan kehidupan bangsa Indonesia, Pancasila sebagai dasar negara Republik
Indonesia mencakup seluruh tata kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara yang tampak dalam
sikap tingkah laku serta berpikir sebagai manusia Indonesia, sehingga dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara Pancasila merupakan pula sebagai:
1. 1. Jiwa bangsa Indonesia, adanya persamaan cita-cita dengan adanya bangsa Indonesia
. . Kepribadian bangsa Indonesia (ciri-ciri khas bangsa Indonesia), karena Pancasila
memberikan corak khas kepada bangsa Indonesia dan tak dapat dipisahkan dari bangsa
Indonesia serta merupakan ciri khas yang membedakan bangsa Indonesia dari bangsa
lain.
3. 3. Pandangan hidup bangsa Indonesia (philosoIiche gronslag atau way oI liIe)
Pancasila digunakan sebagai petunjuk arah semua kegiatan atau aktivitas hidup dan kehidupan di
dalam segala bidang. Ini berarti bahwa semua tingkah laku dan tindak perbuatan setiap manusia
Indonesia harus dijiwai dan merupakan pancaran dari Pancasila. Pancasila dapat mempersatukan
bangsa Indonesia serta memberi petunjuk dalam mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan lahir
dan batin dalam masyarakat yang beraneka ragam.
1. 4. Sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib hukum bagi negara Republik
Indonesia seperti disebutkan dalam ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 (jo Ketetapan
No. V/MPR/1973, jo Ketetapan MPR No. IX/MPR/1978). Dijelaskan bahwa sumber
tertib hukum Republik Indonesia adalah pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita hukum
dan cita-cita moral yang meliputi suasana kejiwaan serta watak dari bansga Indonesia.
Selanjutnya dikatakan, bahwa cita-cita tersebut meliputi cita-cita mengenai kemerdekaan
individu, kemerdekaan bangsa, perikemanusiaan, keadilan sosial, perdamaian nasional,
cita-cita tersebut meliputi cita-cita mengenai kemerdekaan individu, kemerdekaan
bangsa, perikemanusiaan, keadilan sosial, perdamaian nasional, cita-cita politik
mengenai siIat bentuk tujuan negara, cita-cita moral mengenai kehidupan
kemasyarakatan, dan keagamaan sebagai pengejawantahan dari budi nurani manusia.
. 5. Perjanjian luhur bangsa Indonesia pada waktu mendirkan negara Republik Indonesia
yang disetujui oleh wakil-wakil rakyat Indonesia menjelang dan sesudah Proklamasi
Kemerdekaan yang kita kunjungi tinggi, bukan sekedar karena ia ditemukan kembali dari
kandungan kepribadian dan cita-cita bangsa Indonesia yang terpendam sejak berabad-
abad yang lalu, melainkan karena Pancasila itu telah mampu membuktikan kebenarannya
setelah diuji oleh sejarah perjuangan bangsa.
3. 6. Cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia (pidato Presiden Soeharto tanggal 16 Agustus
1967), yang akan dicapai oleh bangsa Indonesia, yakni masyarakat adil dan makmur,
mereka material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah negara
kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, dan berkedaulatan rakyat
dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tenteram, dan dinamis dalam
lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.
4. 7. FalsaIah hidup yang mempersatukan bangsa Indonesia. Pancasila merupakan sarana
yang ampuh sekali untuk mempersatukan banga Indonesia. Hal ini sudah semestinya
karena Pancasila adalah IalsaIah hidup dan kepribadian bangsa Indonesia, yang
mengandung nilai dan norma-norma yang oleh bangsa Indonesia diyakini paling benar,
paling adil, paling bijaksana, paling baik, dan paling sesuai/tepat bagi bangsa Indonesia
sehingga dapat mempersatukan bangsa Indonesia.
enis-jenis Ideologi
Dalam bahasan ini, baik karena kategori waktu maupun perkembangan sosio-historis, kiranya
dapat dikemukakan beberapa ideology yang penting untuk diperbincangkan. Ideology-ideology
yang dibahas dan dikategorikan sebagai ideology yang dibahas dan dikategorikan sebagai
ideology klasik dalam wacana ini antara lain; Marxisme komunisme-sosiolisme, liberalism-
liberalisme dan nasionalisme. Sementara itu ideology-ideologi yang dikategorisasikan
kontemporer dan penting untuk dibahas secara khusus antara lain; Ieminism, pluralism, dan
potsmoderisme. Pemilihan ideology-ideologi yang bersangkutan dianggap memiliki pengaruh
cukup meluas dalam kehidupan bangsa-bangsa, baik dimasa lalu maupun disaat ini. Namun
pengkagerian ini hanya dimaksudkan untuk menyederhanakan pemahaman berdasarkan akar
teoritis dan historis, karena dalam perkembangannya ideologi juga mengalami transIormasi,
sehingga seseorang, sebuah gerakan, atau bahkan sebuah negara mencoba mengkombinasikan
beberapa ideologi menjadi sebuah perspektiI, seperti Ieminism-marxist, sosialisme Islam dan
lain-lain.
Marxisme, komunisme, dan sosialisme
Marxisme, komunisme, dan sosialisme seringkali dianggap sebagai ideologi atau paham yang
memiliki akar pemikiran sama dan saling berkaitan, yaitu perjuangan pembebasan kaum buruh
(kelas pekerja, proletar) dihadapkan kaum kapitalis (kelas pemilik, modal berjois) dan
penghapusan hak-hak milik pribadi atas alat-alat produksi yang digantikan oleh hak-hak milik
kolektiI yang secara dominan berhulu pada pemikiran-pemikiran Karl-Marx (1818-1883) dalam
berbagai varian baik revolusioner-radikal maupun reIormis moderat.
Menurut Magins-Suseno (1995:5) Marxisme tidak sama dengan komunisme. Marxisme adalah
sebutan bagi pembakuan ajaran resmi Karl-Max yang dilakukan oleh Friedrich (18-1895) dan
Karl Kautsky (1854-1938) yang berintikan pada ideologi perjuangan kaum buruh industri pada
abad ke-19.
Liberalism dan Kapitalisme
Liberalism yaitu paham yang menuntut kebebasan bagi individu manusia. Tuntutan kebebasan
tersebut pertama kali tumbuh dibarat sesudah revolusi Perancis bersamaan dengan munculnya
individualism, yaitu paham atau ideologi yang menunjang tinggi hak-hak dan kebebasan pribadi.
Baik liberalism maupun individualism merupakan lawan dan kolektivisme yang dianggap
membelenggu kebebasan individu. Revolusi Perancis yang menuntut persamaan (tegalite).
Kapitalisme dapat dikatakan liberalism dibidang ekonomi yang lahir sejak abad 18 di Eropa
barat yaitu suatu sistem ekonomi dimana didalamnya seitap warga negara secara bebas
menggunakan modal (capital) milik pribadi untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Akar
pemikiran kapitalisme bersumber pada pemikiran Adam Smith, yang intinya menentang kontrol
yang ketat terhadap kegiatan usaha dibidang ekonomi.
Nasionalisme
Nasionalisme berarti suatu aIinitias kelompok yang didasarkan atas bahasa budaya, keturunan
bersama dan terkadang pada agama dan wilayah bersama pula, terhadap semua pengakuan lain
dan loyalitas seseorang. Sebagai doktrin politik, nasionalisme memberi basis dan pembenaran
ideologi bagi semua bangsa di dunia untuk mengorganisaikannya dirinya sendiri kedalam etnis-
etnis yang bebas dan otonom.
Nasionalisme sebagai ideologi gerakan politik di negara-negara dunia yang terbesar di Asia,
AIrika dan Amerika Latin membebaskan diri dari kolonialisme dan imperalisme setelah perang
dunia II. Pada era perang kemerdekaan di negara-negara terjajah itu, nasionalisme menjadi
ideologi perlawanan terhadap penjajahan. Sementara itu, setelah perang kemerdekaan,
nasionalisme tumbuh jadi ideologi untuk membangun negara bangsa untuk menjalankan
pembangunan bangsa dengan prinsip berdiri di atas kaki sendiri.
Feminism
Feminism adalah paham dan gerakan yang menuntut hak yang sepenuhnya sama antara kaum
perempuan dan laki-laki. Menurut Fakih (1996:78), Ieminism pada umumnya merupakan
gerakan yang berangkat dari asumsi dan kesadaran bahwa kaum perempuan ditindas dan
dieksploitasi. Sehingga harus ada upaya mengakhiri penindasan dan pengeksplotasian tersebut.
Feminism masing-masing memiliki Iocus dan sudut pandangan yang berbeda yaitu:
1. a. Varian theories oI diIIerent, yang memandang bahwa kedudukan perempuan pada
dasarnya dalam banyak situasi berbeda (diperlukan secara berbeda) dari laki-laki
. b. Varians theories oI inequality, yang memandang bahwa kedudukan perempuan dalam
banyak situasi bukan hanya berbeda dari laki-laki, tetapi juga kehilangan hak-hak
istimewa atau mengalami ketidakadilan bila dibandingkan dengan laki-laki.
3. c. Varians theories oI oppression, yang berpandangan bahwa perempuan tidak hanya
mengalami perbedaan dan ketidakadilan, tetapi secara aktiI dikendalikan, dibentuk,
dimanIaatkan dan ditindas oleh kaum laki-laki.
Pluralisme
Pluralism adalah perspektiI pemikiran dan gerakan yang ingin menghapus sekat-sekat
priomodialisme dalam pola dan proses interaksi sisi manusia dalam kehidupanya.
Secara sederhana pluralism dikatakan sebagai paham tentang kemajemukan masyarakat.
Masyarakat majemuk (plural society) ialah suatu masyarakat dimana sejumlah etnis dan
golongan hidup secara berdampingan yang sebagian besar berbeda satu sama lain (Giddens,
1993:759). Dalam pandangan Shihab (199, 41) konsep pluralism dalam teknologi dalam teologi
dan sikap keberagaman dapat ditunjukkan oleh beberapa hal yaitu:
1. a. Pluralism tidak semata menunjuk pada kenyataan tentang kemajemukan, namun juga
adanya keterlibatan aktiI dengan mengambil peran berinteraksi positiI dalam kenyataan
kemajemukan itu.
. b. Pluralism harus dibedakan dari kosmopolitarisme. Kosmopolitarisme menunjuk pada
realitas dimana aneka ragam, ras dan bangsa hidup berdampingan disuatu lokasi seperti
kota-kota megapolis tetapi interaksi antar penduduk tersebut sangat minimal.
3. c. Pluralism tidak sama dengan relativisme. Relativisme tidak memandang bahwa setiap
agama harus dinyatakan sama benarya, sedangkan pluralism mengakui kebenaran agama
masing-masing, hanya saja tidak merasa memonopoli dan memaksakan kebenaran
agamanya kepada pihak lain.
4. d. Pluralism agama bukanlah sinkretisme, yakni menciptakan suatu agama baru dengan
memadukan unsur-unsur tertentu atau sebagian komponen ajaran dari beberapa agama
untuk dijadikan bagian integral dari agama tersebut.
Postmodernisme
Postmodernisme ialah kritik-kritik IilosoIis atas gambaran dunia (world view), epitemologi, dan
ideologi-ideologi modern (Sugiharto, 1996:4). Postmodernisme merupakan kritik radikal yang
menurut Daniel Bell, memiliki kecenderungan yang bertolak belakang dengan modernism.
KESIMPULAN
Sadar sedalam-dalamnya bahwa Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dan dasar negara
republik Indonesia serta merasakan bahwa Pancasila adalah sumber kejiwaan masyarakat dan
negara republik Indonesia, maka manusia Indonesia menjadikan pengamalan Pancasila sebagai
perjuangan utama dalam kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan kenegaraan. Oleh karena itu
pengamalannya harus dimulai dari setiap warga negara Indonesia, setiap penyelengara negara
yang secara meluas akan berkembang menjadi pengamalan Pancasila oleh setiap lembaga
kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik di pusat maupun di Daerah.
Dengan demikian Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik
Indonesia akan mempunyai arti nyata bagi manusia Indonesia dalam hubungannya dengan
kehidupan kemasyarakatan dan kenegaraan.
Untuk itu perlu usaha yang sungguh-sungguh dan terus-menerus serta terpadu demi
terlaksananya penghayatan dan pengamalan Pancasila.
Demikianlah, manusia dan bangsa Indonesia menjamin kelestarian dan kelangsungan hidup
Negara Republik Indonesia yang merdeka, bersatu dan berkedualatan rakyat berdasarkan
Pancasila serta penuh gelora semangat membangun masyarakat Indonesia yang maju, sejahtera,
adil dan makmur.
DAFTAR PUSTAKA
Burhanuddin Salam. 1988. FilsaIat Pancasila. Bina Aksara.
Cheppy Hari Cahyono. 1988. Ringkasan Tata Negara. Yogyakarta: PT. Mitra Gama Widya.
Darji Darmodiharjo. 1983. Pancasila Suatu Orientasi Singkat. Jakarta: Aries Lima.
Kuntojoro Purbopranoto. 1975. Hak-hak Asasi Manusia dan Pancasila. Jakarta: Pradnya
Paramita.
Ketetapan-ketetapan MPR 1993. Semarang: Aneka Ilmu.
Nugroho Notosusanto. 198. Proses Perumusan Pancasila Dasar Negara. Jakarta. PT. Balai
Pustaka.
Ruslan Abdul Ghani. 1963. Meresapkan dan Mengamalkan Pancasila. Jakarta: Departemen
Penerangan RI.
Siti Munadjat Danu Saputro. 1981. Wawasan Nusantara III. Bandung: Alumni.

Anda mungkin juga menyukai