EIisien adalah bagaimana menghasilkan eIektiIitas dari suatu tujuan dengan proses yang lebih murah`. Dalam proses pendidikan akan jauh lebih baik jika kita memperhitungkan untuk memperoleh hasil yang baik tanpa melupakan proses yang baik pula. Hal-hal itu jugalah yang kurang jika kita lihat pendidikan di Indonesia. Kita kurang mempertimbangkan prosesnya, hanya bagaimana dapat meraih standar hasil yang telah disepakati.
Pendidikan bukan merupakan kegiatan yang murah, sekalipun pemerintah menyelenggarakan kegiatan pendidikan tidak usah membayar bagi masyarakat umum. Masyarakat bahkan menilai biaya pendidikan sudah menggila, karena biaya pendidikan yang dia lihat jauh diatas kemampuan membayar dan pendapatan riil yang dia terima tiap bulan ( Harsono. 2007: 31) Pelaksanaan proses pendidikan yang eIisien adalah apabila pendayagunaan sumber daya seperti waktu, tenaga dan biaya tepat sasaran, dengan lulusan dan produktiIitas pendidikan yang optimal. Pada saat sekarng ini, pelaksanaan pendidikan di Indonesia jauh dari eIisien, dimana pemanIaatan segala sumberdaya yang ada tidak menghasilkan lulusan yang diharapkan. Banyaknya pengangguran di Indonesia lebih dikarenakan oleh kualitas pendidikan yang telah mereka peroleh. Pendidikan yang mereka peroleh tidak menjamin mereka untuk mendapat pekerjaan sesuai dengan jenjang pendidikan yang mereka jalani.
Pendidikan yang eIektiI adalah pelaksanaan pendidikan dimana hasil yang dicapai sesuai dengan rencana / program yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika rencana belajar yang telah dibuat oleh dosen dan guru tidak terlaksana dengan sempurna, maka pelaksanaan pendidikan tersebut tidak eIektiI.
Tujuan dari pelaksanaan pendidikan adalah untuk mengembangkan kualitas SDM sedini mungkin, terarah, terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya. Dari tujuan tersebut, pelaksanaan pendidikan Indonesia menuntut untuk menghasilkan peserta didik yang memeiliki kualitas SDM yang mantap. KetidakeIektiIan pelaksanaan pendidikan tidak akan mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas. Melainkan akan menghasilkan lulusan yang tidak diharapkan. Keadaan ini akan menghasilkan masalah lain seperti pengangguran.
Penanggulangan masalah pendidikan ini dapat dilakukan dengan peningkatan kulitas tenaga pengajar. Jika kualitas tenaga pengajar baik, bukan tidak mungkin akan meghasilkan lulusan atau produk pendidikan yang siap untuk mengahdapi dunia kerja. Selain itu, pemantauan penggunaan dana pendidikan dapat mendukung pelaksanaan pendidikan yang eIektiI dan eIisien.
EFISIENSI PENDIDIKAN
A. Konsep EIisiensi Pendidikan
EIisensi menjadi salah satu Iokus penelahaan ilmu ekonomi pendidikan. Dibidang ekonomi, kata ekonomis juga sering dipersepsi sebagai eIisiensi. Misalnya, Iase istilah tidak ekonomis merupakan Irasa pengganti tidak ekonomis. Diluar kerangka uang atau material, eIisiensi juga dapat digantikan dengan dimensi waktu dan tenaga. Kata eIisiensi juga bermakna penghematan, yaitu penghematan tenaga, hemat waktu dan hemat gerakan.
Menurut Windham, dalam Ace Suryadi ( 1999:110) bahwa eIiesiensi adalah sebagai suatu keadaan yang menunjukkan bahwa tingkat keluaran secara optimal dapat dihasilkan dengan menggunakan komposisi masukan yang minimal atau memelihara suatu tingkat keluaran tertentu dengan tingkat masukan yang tidak berubah atau yang lebih rendah.
Sedangkan menurut Nanang Fattah (2009: 35) eIisiensi adalah menggambarkan hubungan antara input dan output. Suatu sistem yang eIisien ditunjukkan oleh keluaran yang lebih untuk sumber masukan .
EIisensi juga dapat diberi makna sebagai proses kegiatan yang mampu melahirkan suasana : kondusiI, menyenangkan, merangsang kreativitas, mendorong prestasi dan iklim yang sehat (Sudarwan Danim, 2004:40)
Kemampuan subyek atau kelompok subyek untuk menciptakan kondisi seperti mereka dapat bekerja sesuai dengan tugas pokok, Iungsi, prosedur, kriteria hasil. EIisiensi umumnya merujuk pada pertanyaan bagaimana sumber-sumber yang ada harus dialokasikan untuk menghasilkan barang dan jasa yang berbeda bentuk dan nilainya. Untuk mengubah satu atau beberapa jenis barang menjadi bentuk lain diperlukan energi, waktu, upah, tenaga manusia, peralata dan lain- lain.
Setelah menjadi barang atau jasa yang berwujud lain, terjadilah nilai tambah. Selain itu eIisiensi dapat diberi makna dengan menggunakan beberapa persIektiI dan denggan cara-cara yang berbeda pula. Di bidang ekonomi, utilitas sumber-sumber dapat disebut memenuhi kriteria eIisiensi juka dengan menggunakan cara tertentu didapatkan hasil yang lebih optimal menurut kriteria yang telah ditetapkan.
EIisiensi juga bermakna tidak diperlukannya alokasi sumber-sumber lain untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, kecuali sumber-sumber yang telah ditetapkan dan disepakati sejak program itu dirumuskan.
Dalam kaitannya dengan kesejahteraan, eIisiensi bermakna bahwa upaya untuk mencapai tujuan dan sasaran tertentu yang berkaitan dengan barang dan jasa, dengan tidak mengurangi persyaratan minimum yang dibutuhkan untuk mencapai kesejahteraan itu, tidak menguras hak milik yang lain. Di sinilah terjadi apa yang disebut oleh para ekonom sebagai kesejahteraan ekonomi.
EIisensi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni eIisiensi teknis dan eIisiensi ekonomis. EIisensi teknis menunjuk pada pencapaian tingkat atau kuantitas tertentu atau kelauaran Iisik sebagai produk dari kombinasi semua jenis dan tingkat masukan yang berbeda. Sedangkan eIisiensi ekonomis menunjuk pada penempatan ukuran-ukuran kegunaan atau harga pada masukan yang digunakan dan keluaran yang dicapai ( Ace Suryadi, 1999:111)
Konsep eIisiensi sangat relevan bagi ilmu ekonomi pendidikan. Sejak munculnya pengakuan ini, sebagian besar penelitian dalam bidang ekonomi pendidikan banyak berIokus pada pertanyaan bagaimana sumber-sumber masyarakat harus dialokasikan pada investasi pendidikan dan bentuk- bentuk lain investasi. EIisiensi usaha ekonomi pun relatiI, misalnya sangat mungkin masih bisa menabung jika anak-anaknya disekolahkan di dalam negeri. Sebaliknya hanya sampai pada titik impas atau mungkin deIisit, ketika anak-anaknya disekolahkan diluar negeri. Keputusan masyarakat atau keluarga untuk melakukan investasi dalam bentuk dan jenis apa sangat ditentukan oleh nilai-nilai yang dikandung keluarga atau masayrakat. Disamping stimulan yang didapat dari lingkungan.
Menurut Nanang Fattah ( 2009:35) eIisiensi pendidikan memiliki kaitan antara pendayagunaan sumber-sumber pendidikan yang terbatas sehingga mencapai optimalisasi yang tinggi. Beberapa masalah eIisiensi pengajaran di Indonesia adalah mahalnya biaya pendidikan, waktu yang digunakan dalam proses pendidikan, mutu pegajar dan banyak hal lain yang menyebabkan kurang eIisiennya proses pendidikan di Indonesia. Yang juga berpengaruh dalam peningkatan sumber daya manusia Indonesia yang lebih baik.
Masalah mahalnya biaya pendidikan di Indonesia sudah menjadi rahasia umum bagi kita. Sebenarnya harga pendidikan di Indonesia relative lebih randah jika kita bandingkan dengan Negara lain yang tidak mengambil sitem Iree cost education. Namun mengapa kita menganggap pendidikan di Indonesia cukup mahal? Hal itu tidak kami kemukakan di sini jika penghasilan rakyat Indonesia cukup tinggi dan sepadan untuk biaya pendidikan.
Jika kita berbicara tentang biaya pendidikan, kita tidak hanya berbicara tenang biaya sekolah, training, kursus atau lembaga pendidikan Iormal atau inIormal lain yang dipilih, namun kita juga berbicara tentang properti pendukung seperti buku, dan berbicara tentang biaya transportasi yang ditempuh untuk dapat sampai ke lembaga pengajaran yang kita pilih. Di sekolah dasar negeri, memang benar jika sudah diberlakukan pembebasan biaya pengajaran, nemun peserta didik tidak hanya itu saja, kebutuhan lainnya adalah buku teks pengajaran, alat tulis, seragam dan lain sebagainya.
Untuk mengukur eIisiensi sebuah sekolah suatu negara ternyata tidak mudah karena sulit dideIinisikan dan diukur luarannya. Disamping analisis terhadap nilai yang didapat dari hasil transIormasi atas masukan pendidikan tidaklah mudah karena siIatnya terlalu lunak, berbeda dengan tranIormasi bahan mentah menjadi barang jasi pada sebuah proses produksi. Suatu program pendidikan yang eIisien ialah yang mampu menciptakan keseimbangan antara sumber-sumber yang di butuhkan dan yang ada atau tersedia guna mengurangi hambatan- hambatan dalam mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu, mutu pendidikan dapat dipahami sebagai kemampuan dari suatu sistem pendidikan untuk mengalokasikan sumber-sumber pendidikan secara adil sehingga setiap peserta didik memperoleh kesempatan yang sama untuk mendayagunakan sumber-sumber pendidikan tersebut dan mencapai hasil yang optimal.
B. EIisiensi Internal
Dalam sistem pendidikan apabila memiliki eIisiensi internal akan menghasilkan output yang diharapkan dengan biaya minimum ( Nanang Fattah, 2009:35). Dengan input tertentu dapat memaksimalkan output yang diharapkan. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengukur eIisiensi internal adalah sebagai berikut :
1. Rata-rata lama belajar, seorang lulusan menggunakan waktu belajar dapat dilakukan dengan metode mencari statistik kohort (kelompok belajar). Hal tersebut dapat dihitung dengan cara jumlah waktu yang dihabiskan lulusan dalam suatu kohort dibagi dengan jumlah lulusan dalam kohort tersebut.
2. Input-Output Ratio, adalah perbandingan antara murid yang lulus dengan murid yang masuk dengan memperhatikan waktu yang seharusnya ditentukan untuk lulus, artinya dibandingkan antara tingkat masukan dengan tingkat keluaran.
Berdasarkan hal-hal diatas, maka masukan pendidikan, proses pendidikan, hasil pendidikan dan lingkungan harus terus dikelola dan terbina secarra optimal dengan memperoleh tingkat eIisien yang tinggi.
Konsep eIisiensi Internal dikaitkan dengan perbandingan antara biaya input pendidikan dan eIektivitasnya dalam mendukung hasil-hasil belajar. Aspek eIisisensi internal dari suatu sekolah bukan hanya bergantung pada karakteristik administratiI, melainkan pemberian rangsangan yang dapat memotivasi perilaku siswa, guru dan kepala sekolah.
C. EIisensi Eksternal
EIisiensi eksternal sering dihubungkan dengan metode cost beneIit analysis, yaitu rasio antara keuntungan Iinasial sebagai hasil pendidikan dengan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk pendidikan ( Nanang Fattah, 2009:38). Analisis eIisiensi ekternal berguna untuk menentukan kebijakan dalam pengalokasian biaya pendidikan, juga merupakan pengakuan sosial terhadap lulusan atau hasil pendidikan.
Secara konseptual eIisiensi eksternal dikaitkan dengan analisis keuntungan atas investasi pendidikan dari pembentukan kemampuan, sikap, keterampilan. Dalam memeprhitungkan investasi tersebut ada dua hal yang penting, yaitu : menghasilkan kemampuan yang memiliki nilai ekonomu dan nilai guna dari kemampuan.
C. Analisis KeeIektiIan Biaya
Teknik analisis ekonomi digunakan untuk menganalisis hubungan antara masukan dan luaran dalam pendidikan. Diantaranya adalah analisis keIektiIan biaya yang dimaksudkan untuk membandingkan eIisiensi beberapa alternatiI usaha pendidikan untuk mencapai tujuan yang sama .
Beberapa contoh mengenai analisis keeIektiIan biaya ( Sudarwan Danim, 2004:44) adalah sebagai berikut :
1. Penelitian untuk mengetahui apakah lebih eIektiI secara pembiayaan jika sebuah balai penataran atau pelatihan merekrut dan mengangkat sendiri widyaiswara dibandingkan dengan menggunakan strategi outsourcing atau menggunakan tenaga ahli dari luar dengan pola kontrak dan sejenisnya.
2. Penelitian untuk mengetahui apakah secara pembiayaan dan hasil yang dicapai, penggunaan metode mengajar untuk mata pelajaran tertentu dengan media pembelajaran yang tertentu pula lebih eIektiI dibandingkan dengan cara lain.
3. Penelitian untuk mengetahui apakah secara ekonomis lebih eIektiI jika sekolah kejuruan memiliki bengkel yang lengkap untuk keperluan praktik anak didik sekaligus sebagai Iungsi usaha dibandingkan dengan menggunakan pendekatan pendidikan sistem ganda.
Penelitian yang disebutkan diatas dilakukan untuk membuktikan pilihan macam apa yang dapat melahirkan suatu lulusan secara eIektiI dengan pembiayaan dan pengorbanan sumber-sumber terendah. Luarannya dapat berupa skor ujian akhir, kemampuan mendemonstrasikan keterampilan dan waktu yang diperlukan untuk memecahkan masalah.
Menurut Nanang Fattah ( 2009:35 ) eIisiensi biaya pendidikan hanya akan ditentukan oleh ketepatan didalam mendayagunakan anggaran pendidikan dengan memberikan prioritas pada Iaktor-Iaktor input pendidikan yang dapat memacu pencapaian prestasi belajar siswa. Dengan demikian untuk mengetahui eIisiensi biaya pendidikan biasanya digunakan metode analisis keeIektiIan biaya yang memperhitungkan besarnya kontribusi setiap masukan pendidikan terhadap eIektivitas pencapaian tujuan pendidikan atau prestasi belajar.
Pelaksanaan proses pendidikan yang eIisien adalah apabila pendayagunaan sumber daya seperti waktu, tenaga dan biaya tepat sasaran, dengan lulusan dan produktiIitas pendidikan yang optimal. Pada saat sekarng ini, pelaksanaan pendidikan di Indonesia jauh dari eIisien, dimana pemanIaatan segala sumberdaya yang ada tidak menghasilkan lulusan yang diharapkan. Banyaknya pengangguran di Indonesia lebih dikarenakan oleh kualitas pendidikan yang telah mereka peroleh. Pendidikan yang mereka peroleh tidak menjamin mereka untuk mendapat pekerjaan sesuai dengan jenjang pendidikan yang mereka jalani.
Pendidikan yang eIektiI adalah pelaksanaan pendidikan dimana hasil yang dicapai sesuai dengan rencana / program yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika rencana belajar yang telah dibuat oleh dosen dan guru tidak terlaksana dengan sempurna, maka pelaksanaan pendidikan tersebut tidak eIektiI.
Tujuan dari pelaksanaan pendidikan adalah untuk mengembangkan kualitas SDM sedini mungkin, terarah, terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya. Dari tujuan tersebut, pelaksanaan pendidikan Indonesia menuntut untuk menghasilkan peserta didik yang memeiliki kualitas SDM yang mantap. KetidakeIektiIan pelaksanaan pendidikan tidak akan mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas. Melainkan akan menghasilkan lulusan yang tidak diharapkan. Keadaan ini akan menghasilkan masalah lain seperti pengangguran.
Penanggulangan masalah pendidikan ini dapat dilakukan dengan peningkatan kulitas tenaga pengajar. Jika kualitas tenaga pengajar baik, bukan tidak mungkin akan meghasilkan lulusan atau produk pendidikan yang siap untuk mengahdapi dunia kerja. Selain itu, pemantauan penggunaan dana pendidikan dapat mendukung pelaksanaan pendidikan yang eIektiI dan eIisien. Kelebihan dana dalam pendidikan lebih mengakibatkan tindak kriminal korupsi dikalangan pejabat pendidikan. Pelaksanaan pendidikan yang lebih terorganisir dengan baik juga dapat meningkatkan eIektiIitas dan eIisiensi pendidikan. Pelaksanaan kegiatan pendidikan seperti ini akan lebih bermanIaat dalam usaha penghematan waktu dan tenaga.
DAFTAR PUSTAKA
Danim, Sudarwan. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Pustaka Setia. Bandung. 2004.
Fattah, Nanang. Ekonomi & Pembiayaan Pendidikan. Remaja Rosdakarya. Bandung. 2009.