Anda di halaman 1dari 9

AAS ( Atomic Absorbtion Spektrofotometeri )

Pendahuluan
Prinsip dasar cara analisis serapan (SSA) yaitu jika populasi atom yang berada
pada tingkat energi dasar dikenai seberkas radiasi, maka akan terjadi penyerapan energi
radiasi oleh atom-atom yang berada pada tingkat energi dasar tersebut. Energi radiasi
yang diserap oleh atom digunakan untuk melakukan eksitasi ke tingkat yang lebih tinggi
( Khopkar 2002 )
Absorbansi ( serapan ) atom ialah suatu proses penyerapan bagian sinar olej
atom atom bebas pada panjang gelombang tertentu dari atom itu sendiri sehingga
konsentrasi suatu logam dapay ditentukan karena absorbansi sebanding dengan
konsentrasi suatu analit, analisis metode ini dapat digunakan untuk sistem pengukuran
atau analisis kuantitatiI ( Crhistina 2006 ).
Atom yang diberi energi thermal atau nyala maka elektron terluar pada atom
akan mengalami eksitasi ( kenaikan energi ) serta mengalami emisi ( kebalikan eksitasi
). Ketika elektron tereksitasi secara bersamaan radaisi dari sumber cahaya dipancarkan,
elektron yang tereksitasi akan mengabsrobsi radiasi dari sumber cahaya seehigga besar
absorbsi akan sebanding dengan jumlah atom dan nilai konsentrasi. Penyerapan sinar
dilakukan terhadap logam logam dalam bentuk unsur sehingga sebanyak 30 unsur
logam dalam tabel periodik dapat diukur dengan alat ini.

Gambar 1 Diagram peristiwa absorbsi radiasi

Gambar 2. Skema spektroIotometer serapan atom
Keterangan :
A. Sumber Radiasi
B. Burner
C. Monokromator
D. Detektor
E. AmpliIier
F. Display (Readout
agian alat spektrofotometer serapan atom ( SSA )
Sumber Cahaya
Sumber cahaya merupakan bagian terpenting dari SSA, bagian ini
berperan untuk memberikan serapan pada zat yang akan diukur. Sumber
cahaya yang digunakan pada alat ini ialah lampu ktoda ( untuk
memancarkan radiasi pada panjang gelombang yang spesiIik untuk unsur
logam tertentu ) sehingga lampu katoda yang digunakan hanya spesiIik
terhadap zat yang akan diukur contoh : dalam penentuan serapan paada
logam Cu
2
maka lampu katoda yang digunakan haruslah lampu katoda
Cu
2
. Pemilihan lampu secara spesiIik, dilakukan karena terdapat logam
spesiIik yang menempel pada lampu katoda. Panjang gelombang pada
setiap lampu katoda berbeda pada lampu Cu nilai panjang gelombang
sebesar 324,7 nm sedangkan pada Ca panjang gelombang sebesar 422,7
nm.
Ada 2 type lampu katoda yang biasa digunakan pada umumnya ;
a) Single elemen :setiap 1 jenis lampu, terdapat 1 logam
b) Multielemen : Setiap 1 jenis lampu terdapat 2 logam.
erusakan umum yang terjadi pada lampu umumnya yaitu ;
1. ilangnya logam pada katoda karena intensitas pemakaian yang
berlebih. ilangnya lpgam akan ditandai dengan permukaan logam yang
kotor hal ini disebabkan karena adany percikan logam yang hilang.
2. Pecahnya kaca karena rusak, kaca yang pecah akan menyebabkan gas
argon pada tabung akan hilang. Gas argon merupakan gas yang terdapat
pada lampu katoda, lampu ini berperan untuk menghamburkan arus
listrik muatan yang dihasilkan elektroda agar terjadi tumbukan dengan
logam muatan sehingga trejadi eksitasi.
ptik
Bagian ini berIungsi untuk meneruskan cahay dari sumber cahaya
menuju sistem pengatomisasian ( tempat terjadi pembakaran logam ).
O Sistem Pengatomisasian
Merupakan tempat terjadinya proses pembakaran yang dimulai dengan
penggabungan gas pembakar, hingga terjadinya pembakaran zat.
Berikut bagian bagian sistem pengatomisasian ;
a) Burner : Sumber api atau thermal untuk pembakaran
b) Selang udara : Merupakan sarana untuk mengalirkan udara (
oksigen ) dari tabung menuju sistem.
c) Selang gas asetilen : Merupakan sarana untuk mengalirkan gas
aseteilen dari tabung.
d) Buangan : Merupakan tempat yang digunakan untuk
pembuangan hasil dan sisa sisa pembakaran.
Sarana yang terdapat pada bagian dalam sistem pengatomisasian ;
a) Tempat udara ( oksigen ): Merupakan tempat penampung udara
yang dialirkan
b) Tempat gas asetilen : Merupakan tempat penampung gas asetilen
hasil pengaliran.
c) Aspirator : Merupakan sarana untuk memasukan sampel.
d) Glass beat : Merupakan bagian alat yang digunakan untuk
mengubah sampel menjadi bentuk aerosol.
e) Ruangan penggabung : Merupakan tempat yang digunakan untuk
pertemuan antara gas oksige, gas asetilen dengan sampel.
I) Burner : Tempat terjadinya pembakaran.
Gas yang biasa digunakan untuk pengetomisasian ialah ;
a) Propana Udara ( oksigen ) suhu maksimal 2100
0
C
b) Asetilen Udara ( oksigen ) Suhu maksimal 2300
0
C
c) NO
2
Asetilen ( sebagai pembakar ) suhu maksimal 2900
3000
0
C
Pemilihan gas asetilen dengan udara merupakan alternatiI yang biasa
digunakan untuk pengetomisasisan, hal ini dapat dilihat dari harga yang
murah serta duhu yang relatiI tinggi.
Skema terjadinya pembakaran :
O Asetilen akan memasuki ruangan bersamaan dengan udara, tekanan laju
alir dari masing masing gas diatur brdasarkan program soItware. Sampel
akan masuk pada aspiratior dan terjadi perubahan bentuk sampel menjadi
aerosol oleh glass beat dengan tekanan yang cukup tinggi. Pengubahan
sempel menjadi aerosol akan lebih memudahkan tejadinya
pengatomisasian pada sampel. Ketiga udara akan bergabung pada
ruangan penggabung, penyalaan akan dilakukan dengan mengaktiIkan
pemantik yang tersedia pada soItware( ikon ' ignition ' ).Sampel yang
dipanaskan, akan mengalami proses di burner. Ada 3 proses yang terjadi
pada sampel saat sampel terproses dalam burner, yaitu ;
1) Pelarut akan menguap dan terbentuk garam logam, sampel yang
digunakan biasanya dilarutkan dengan pelarut air.
2) Garam logam yang terbentuk, akan membentuk atom karena
temperatur yang tinggi yang dihasilkan oleh gas pembakar.
3) Proses dilanjutkan dengan mulainya proses pengatomisasian.
Chopper
Bagian ini berIungsi untuk membedakan cahaya yang berasal dari
sumber cahaya dengan cahaya yang berasal dari luar ( cahaya sesatan ).
onokromator
Bagian ini terletak setelah sampel dan sebelum detector, berIungsi
untukmemastikan bahwa cahaya yang diteruskan pada detector benar
benar monokromatis.
etector
Merupakan bagian alat yang digunakan sebagai penhidentiIikasian
pembaca terhadap sampel yang dilakukan pengukuran, detector pada alat
ini digunakan photomultiplier yang berIungsi untuk mengubah sinar
menjadi sinyal listrik dan dibaca detector serta diintegrasikan ke dalam
soItware. Didalam mhotomultiplier terdapat photosel yang berIungsi
untuk memeperkuat intensitas cahaya yang ditransmisikan, sehingga
sinar listrik yang akan diintegrasikan menjadi semakin baik.
Cara pengoperasian alat
1) Semua alat penunjang yang berhubungan dengan AAS diaktiIkan
2) Alat instrumen dinyalakan dan dilakukan proses warming up selama 15
menit atau 20 menit.
3) Dilakukan preparasi sampel dengan klasiIikasi sebagai berikut ;
4 ika sampel berwujud padat maka dilarutkan dengan menggunakan
asam.
4 ika larutan pekat, maka dilakukan pengenceran dengan akuades atau
air deionisasi.
4 Disiapkan larutan blangko dan standar.

Software AAS ( 3.02 versi terbaru )
SAS ( Spectrum analyse specialist ), merupakan nama soItware yang terdapat
pada SSA. SoItware dinilai begitu penting adanya, hal ini dikarenakan hampir semua
proses pekerjaan alat SSA, diatur dalam soItware tersebut. Terdapat beberapa menu dan
submenu yang ditampilkan pada soItware SAS diantarnya ;
Elements and working mode selection ( menu yang digunakan untuk
pengaturan elemen alat ).
Sub menu yang dihasikkan ialah working mode ( pengaturan tekhnik
atomisasi )
3 tekhnik yang dapat dipilih : a. Tekhnik nyala ( Ilame )
b. Tekhnik emisi ( tanpa nyala )
c. Tenaga uap ( hyddrid )
Tekhnik emisi : Dilakukan dengan kawat karbon dan arus listrik
Tenaga uap : Uap yang dihasilkan akan menghasilkan kalor
Menu Order ( menu yang digunakan untuk pemilihan lampu )
Dalam pemilihan lampu, harus diperhatikan, dan jangan biarkan lampu
tertukar dan tidak sesuai dengan tabung penyimpanan yang sebelumnya
telah diatur pada soItware. Selain pemilihan lampu, menu ini juga dapat
digunakan untuk pengaturan wave length, Iuel Ilow ( laju aliran ), burner
hight.




Measuration mode ( mengukur satuan ssampel yang akan digunakan )(
conc/absorban ).
Sampel measuration merupakan salah satu sub menu pada menu
mesuration mode, sub menu ini digunakan untuk menjalankan
proses pengukran sampel berdasarkan kurva yang terbentuk
antara absorban dengan konsentrasi. Adapun cara yang dilakukan
untuk melakukan pengukuran sampel yaitu sebagai berikut ;
1) Dinyalakan alat dan dilakukan pembersihan.
2) Blangko disiapkan.
3) Klik ' start ' pada menu.
4) Dilakukan peng-nol lan.
5) Dimasukaan larutan standar.
6) Klik ' start ' pada menu.
7) Dan dimasukan larutan blangko.
8) Dimasukan sampel.
9) Lalu di print data yang dihasilkan
Masih terdapat beberapa soItware yang terdapat pada SAA, hanya saja
pada praktikum ini menu menu soItware tidak semua ditampilkan.
Akhir dari penggunaan AAS
Selesai penggunaan AAS, maka cuci Ilame dengan air de ionisasi lalu klik
'ignition Ilame out untuk mematikan nyala api, kemudian matikan gas yang digunakan
dan kompresor di non aktiIkan setelah itu instrumen AAS yang digunakan kemudian
dimatikan dan soItware menjadi alat terakhir yang dimatikan.





Cara Pemeliharaan
Pemeliharaan dilakukan untuk membiarkan alat dapat bertahan lebih lama selain
pemeliharaan secara umum, pemeliharaan secara khusus lebih harus diperhatikan
seperti;
1) indari kerusakan umum pada lampu.
2) Setelah digunakan, Ilame dicuci dengan de ionisasi .
3) Bersihkan sisa sisa karbon pada permukaan burner .
4) Digunakan stabilizer untuk mencegah kerusakan pada choper dan detector.
Pemeliharaan umum
1. Letakan alat pada suhu yang tidak terlalu lembab.
2. Alat diletakan pada meja yang permanen dan datar.
3. Menggunakan stabilizer untuk mencegah kerusakan alat karena listrik yang tak
stabil.
4. Perhatikan kebersihan alat secara berkala untuk mencegah komponen komponen
yang kotor.
5. angan biarkan alat terlalu lama tidak digunakan hal ini akan melemahkan
komponen komponen pada alat.
6. angan terlalu sering digunakan karena akan membuat komponen pada alat
bekerja Tidak maksimal lagi.
aftar Pustaka
Khopkar,S.M.2002. Konsep dasar kimia analitik . akarta : UI-PRESS.
Christina, P. 2006. Instrumrn kimia 1. Yogyakarta : BTTN Batan.
Crhistina, P. 2006. Petunfuk praktikum Instrumentasi kimia . analisis kesalahan
SSA. Yogyakarta : STTN Batan.

Anda mungkin juga menyukai