Prof.Dr.dr. Benny Effendi Wiryadi, Sp.KK(K) Departemen I.K. Kulit dan Kelamin FKUI/ RSCM Jakarta
Varisela
Sinonim: chicken pox, cacar air Definisi
Infeksi
Varisela
Epidemiologi
Menyerang
terutama anak Juga dewasa Daerah tropis: > sering dewasa muda (>15 th)
Transmisi penyakit: aerogen, kontak langsung, dan tidak langsung Masa penularan: 10 hr sejak inf. pertama sampai pembentukan krusta
Gejala klinis
M. inkubasi: 2-3 minggu Gej. Prodromal: anak biasanya (-) dewasa muda/ dewasa(+) Demam, sefalgia, lesu, anoreksia, nyeri abdom. Erupsi kulit timbul 1-2 hr kemudian: papul eritematosa vesikel (tetesan embun) Vesikel pustul krusta (dlm 6-8 jam) Swasirna
Gejala klinis
Gambaran polimorfi: papul, vesikel, pustul, krusta pada saat yang bersamaan Penyebaran sentrifugal dari badan ke perifer Lesi mukosa: mata, mulut, saluran nafas bagian atas
Gejala konstitusi
Komplikasi
Anak:
jarang
swasirna
Dewasa:
Sepsis
Diagnosis varisela
Konfirmasi klinis Deteksi virus Uji serologi
Konfirmasi klinis
Erupsi papulovesikuler Konsentrasi pada badan sejalan dgn gej. demam+ gej. ringan lain Perubahan cepat: papul vesikel krusta Distribusi sentrifugal Riwayat kontak dgn pasien varisela
Deteksi virus
Virus dapat diisolasi dari cairan vesikel sampai dengan hari ke 3-4 timbulnya erupsi Uji serologis
Antibodi
complement fixing: (+) setelah hr ke-7. Perlu pemeriksaan antibodi, saat akut, dan konvalesen FAMA (fluorescent antibody to membrane antigen) IAHA (immune adherence hemagglutination assay) ELISA (enzyme linked immuno sorbent assay) RIA (radio immuno assay)
Diagnosa banding
gambaran monomorfi mulai dari bag. akral tubuh yakni telapak tangan dan telapak kaki
Pengobatan
Bersifat simtomatik
1.
2.
Hilangkan gej. Konstitusi Antipiretik & analgesik (jgn aspirin sindrom Reyes : ensefalopati akut & degenerasi lemak pd hati ) Antipruritus
1. 2.
Topikal: bedak/ B.K. (kalamin, mentol, kamfor, dll) Sistemik: antihistamin (sedatif)
Pengobatan
Vidarabin
Varisela progresif
organ lain selain kulit & m. mukosa Ditemukan tanda perdarahan Tetap aktif sampai lebih dari 8 hr
pada individu imunokompromaisimuno-altered Anak sehat < 0.002% Individu imunokompromais: 7-10%
Varisela progresif
bakteri Pneumonitis, ensefalitis, dan hepatitis Varisela hemoragik Varisela kronik (penyakit hiperkeratotik, pada HIV dan resipien transplantasi sumsum tulang) Sindrom rekuren (episode varisela yg berulang dgn interval antar serangan yg semakin singkat), pada anak dgn HIV Sindrom re-infeksi (penderita yg sebelumnya seropositif utk VVZ mendapat infeksi ulang eksogen)
Imunokompromais
Penderita infeksi HIV Anak leukemia Resipien transplantasi + imunosupresif Pemakai kortikosteroid Pasien dgn kemoterapi (kanker)
Profilaksis
Pre-exposure:
Oka
varisela vaksin
Post-exposure:
VZIG Vaksin
Reaksi klinis (-) / sedikit Induksi antibodi Induksi imunitas seluler (hipersensitivitas kulit tipe lambat, transformasi limfosit) infeksi kontak (-) pada kebanyakan kasus Induksi imunitas proteksi jangka panjang Mencegah penyakit jika diberikan sampai 3 hr setelah exposure Insidens herpes zoster anak leukemia yg mendapat vaksinasi < daripada anak yg mendapat varisela secara natural
Herpes zoster
Infeksi primer VVZ timbul varisela Setelah sembuh: VVZ stadium laten di ganglion sensoris sel saraf Reaktivasi VVZ timbul herpes zoster (HZ)
Virologi
VVZ Double stranded DNA + Icosahedral capsid: 162 capsomer + envelope Famili: virus herpes Labil: mudah dihancurkan oleh enzim, panas, solven, detergen, pH yg ekstrim, tidak tahan terhadap freezing Lebih sulit dibiak daripada virus herpes simpleks
Klinis HZ
Gejala prodromal:
Nyeri Gejala
Nyeri prodromal
Bersifat segmental pd dermatom tertentu Gatal, kesemutan, panas, nyeri seperti tertusuk, nyeri terus-menerus atau sebagai serangan Nyeri tekan & hiperestesi pada dermatom tersebut timbul beberapa hari praerupsi
Gejala konstitusi
Timbul 1-2 hari praerupsi Berupa: malaise, sefalgia, demam, nausea Menghilang setelah timbul erupsi
Erupsi HZ
Lokasi: unilateral, dermatom tertentu + nyeri dermatomal Mulai sbg makulo papul eritematosa - 1 hr Vesikel berkelompok 3 hr Pustul 7-10 hr Krusta 2-3 mg Lepas (sembuh): nyeri hilang
Pleiositosis
ringan:
Insidens HZ
Meningkat dengan bertambahnya usia Usia lanjut dan immunocompromised : penyakit lebih berat dan lebih lama Usia (th) Insidens () < 10 0.74 10 19 1.38 20 49 2.6 50 79 6.1 > 80 10.1
Terminologi
HZ aberan: HZ + vesikel <10 melewati garis tengah (interdigitasi saraf sensori, penyebaran hematogenik virus dari ganglion yg terkena) HZ bilateral: sangat jarang (0.5%) HZ generalisata= HZ diseminata= varicella like zoster: HZ lokal + vesikel2 tersebar jauh
Terminologi
Stres Radiasi Trauma lokal Tumor atau inflamasi Operasi tulang belakang
Sindrom Ramsay-Hunt
HZ: liang telinga luar/ membrana timpani Infeksi: N.VII dan N.VIII (G. genikulatum) Parese N. fasialis:
Tinitus,
vertigo, & tuli Gangguan pengecap (2/3 bag. Anterior lidah Gangguam lakrimasi
Komplikasi HZ
Neuralgia pascaherpes (NPH) Gangren superfisialis (hambatan penyembuhan) Komplikasi mata HZ generalisata Komplikasi sistemik
Neuralgia pascaherpes
Nyeri menetap di dermatom ybs Setelah erupsi HZ sembuh Batasan waktu: 3 bln setelah erupsi (-) Insidens:
10-15%
Gangren superfisialis
HZ yg berat Menghambat penyembuhan & pembentukan jaringan parut
HZ oftalmikus
Mengenai cabang oftalmik N.V: 10-15% dari HZ Erupsi kulit sebatas mata s/d verteks Infeksi anak cabang nasosiliaris:
Timbul
menimbulkan kebutaan Th/ asiklovir diberikan sebelum hr ke- 5 sejak timbulnya erupsi
kelainan mata dan vesikel di puncak atau sisi hidung (tanda Hutchinson)
HZ imunokompromais
Insidens meningkat Lebih berat: lesi>>, >dalam, >luas, >nyeri, >lama, NPH >sering. Komplikasi sistemik >sering (10%): paru, otak, bisa fatal. Erupsi bisa nonspesifik (tanpa vesikel)
Verukosa
HZ generalisata
Insidens: 2-10% dari HZ lokalisata (imunokompromais) Awitan: 7 hr setelah erupsi segmental Penyebaran hematogen dari ganglion/ saraf/ kulit Dapat disertai penyebaran ke visera Varisela kedua = HZ generalisata atipik
Komplikasi sistemik
Oftalmikus Meluas ke sinus kavernosus paralisis N.III, IV, VI Meluas ke nuklei batang otak neuropati HZ kranialis, HZ + imunokompromais: meluas menimbulkan meningoensefalitis + mielitis HZ oftalmikus + imunokompromais progressive multifocal leukoencephalopathy (PML) Zoster sefalik parese N. okulomotor & N. VII HZ serfikal parese diafragma HZ sakral hemisistitis & disfungsi V. urinaria & anus
Diagnosa banding
Praerupsi: nyeri akut segmental sering menyerupai nyeri penyakit sistemik Stadium erupsi:
Herpes
simpleks zosteriformis Dermatitis kontak Dermatiti venenata Luka bakar Autoinokulasi vaksinia Infeksi bakteri kulit yg lokal
sering kambuh pada lokasi yg sama HZ jarang kambuh Pemeriksaan Tzanck & mikroskop elektron tdk dpt dibedakan Kultur jaringan khusus isolasi virus Identifikasi antigen virus / asam nukleat
Diagnosa banding
Dermatitis kontak, dermatitis venenata, dan luka bakar dapat dibedakan dgn anamnesa yg teliti serta pemeriksaan lesi kulit (pemeriksaan Tzanck). Sel raksasa multinuklear + badan inklusi intranuklear eosinofilik diagnosa HZ pasti
Diagnosa banding
Autoinokulasi vaksinia:
Badan
inklusi eosinifilik intrasitoplasmik Partikel virus berbentuk brick shaped, ukuran 200-300 um, dan jumlahnya banyak sekali
Diagnosa laboratorik HZ
Pemeriksaan Tzanck Pemeriksaan histologik Pemeriksaan mikroskop elektron Kultur Identifikasi antigen virus/ asam nukleat Deteksi antibodi terhadap virus
Pemeriksaan Tzanck
Sinonim: Tzanck smear Bahan untuk Tzanck smear :vesikel < 3 hr Pada HZ/ varisela ditemukan sel epitelial raksasa multinuklear, yang berbentuk:
Kecebong
atau Bipolar atau Irregular tear drop shape with a smooth external contour
Pemeriksaan Tzanck
Kultur V V Z
Bahan:
Cairan
Dapat diisolasi atau diperbanyak pada kultur monolayer dari bermacam-macam sel manusia, sel simian, dan guinea pig VVZ tidak dapat hidup pada: sel Hela, membrana korioalantois-telur ayam, intraselebral tikus, dan kornea kelinci (Tes Paul)
Kultur V V Z
inklusi eosinofilik intranuklear Sel raksasa multinuklear. ESP lokal yg progresivitasnya lambat
Pertama kali muncul 8 hr setelah inokulasi Subkultur: ESP tetap lambat progresivitasnya
Kultur V H S
ESP
mula-mula
fokal, cepat meluas mengenai seluruh lapis sel (sheet) dalam 24-48 jam subkultur: ESP cepat progresivitasnya dan destruksi seluruh sel kultur dalam 24 jam
Pemeriksaan histologik
Vesikel intraepidermal Degenerasi balon (edema intraselular) Sel raksasa multinuklear epitelial Badan inklusi eosinofilik intranuklear Bahan:biopsi kulit diagnosa pravesikel
Terapi HZ
Swasirna Simtomatik:
Analgesik:
Akut: NSAID (pasien dgn.risiko NPH diberikan amitriptilin / gabapentin. Antibiotik: bila ada infeksi sekunder
Antivirus: asiklovir: dosis dewasa: 5x800mg/hr slm 7 hr Topikal: bedak / bedak kocok