Anda di halaman 1dari 2

Stored Water (rainjars and raintanks)

John PinIold

Menyimpan air untuk keperluan rumah tangga di negara-negara berkembang
merupakan hal yang umum dilakukan. Menyimpan air perlu ketika orang harus membawa air dari
sumber air ke rumah mereka dan juga ketersediaan air tidak selalu ada. Wadah yang digunakan
untuk menyimpan air sangat bervariasi dalam ukuran, bentuk, dan materinya.
Meskipun hujan cenderung musiman, air hujan dapat menjadi alternatiI sumber air
ketika musim hujan. Untuk konsumsi rumah tangga biasanya air hujan ditampung dengan
menyalurkan air dari atap menuju tempat penampungan yang lebih besar. Air hujan kadang
digunakan untuk air minum apabila tidak ada air yang lebih layak.
Pencemaran air terjadi karena adanya zat pencemar. Adapun zat pencemar dalam
kasus ini yaitu zat pencemar biologis dengan ditemukannya mikroorganisme dalam air (misal:
E.coli dan F. Streptococci). Apabila zat pencemar dalam air ditemukan dalam konsentrasi tinggi
maka air tersebut tidak layak untuk dikonsumsi.
Penyimpanan air yang tidak benar dapat membuat air terkontaminasi. Salah satu
penyebab utama terjadinya kontaminasi adalah air diambil dari tempat penampungan menggunakan
gayung, karena ketika mengambil air dengan gayung, tangan menjadi perantara mikroorganisme
melalui gayung tersebut ataupun kontak langsung dengan air.
Air biasanya ditampung pada satu tempat dan digunakan untuk semua kegiatan kecuali
untuk minum, air untuk minum biasanya akan dipisahkan. Air hujan sebenarnnya bebas dari bakteri.
Tingkat pencemaran penyimpanan air minum umumnya rendah karena wadah penyimpanan
terlindungi dengan menggunakan penutup bahkan diberi jaring agar nyamuk tidak dapat masuk,
namun hewan-hewan yang lebih besar seperti reptil kecil masih dapat masuk dan meninggalkan
kotoran yang mengandung E. Coli dan Streptococcus. Saat proses penampungan air dari atap
menuju penampungan terkadang burung dan binatang pengerat kecil membuat air terkontaminasi
dengan meninggalkan kotoran.
Dalam keadaan normal bakteri diharapkan mati secara alami dalam air yang disimpan.
Faktor yang dapat membuat bakteri mati adalah suhu, ketersediaan nutrisi dan sinar matahari. Suhu
yang terus meningkat membuat jumlah bakteri yang mati semakin banyak karena nutrisi yang
dimilikinya semakin berkurang. Sinar matahari langsung dapat mematikan bakteri yang ada
sehingga menjadi metode pengolahan air yang sesuai untuk air minum yang disimpan. Namun agar
tidak terjadi pertumbuhan alga diperlukan proses yang lebih rumit dan menambah biaya.

Pertumbuhan bakteri dapat terjadi pada air yang terlihat kotor dan bakteri mempunyai
cukup nutrisi untuk berkembang biak. Namun belum ada bukti bahwa bakteri tidak dapat tumbuh
dalam air yang tampak bersih.
Setiap individu memiliki cara menyimpan air hujan yang berbeda-beda, hal ini
menyebabkan kontrol kesehatan masyarakat menjadi sulit. Menyimpan air hujan telah dilakukan
individu-individu di hampir setiap negara di dunia. Di negara-negara maju yang memiliki standar
kesehatan yang lebih tinggi, metode untuk melindungi air hujan lebih canggih. Air hujan yang
mungkin aman dan tidak menyebabkan penyakit bagi sebagian besar penggunanya pada umumnya
memiliki sedikit rasa atau bau dan dari sistem yang terawat dengan baik.
Apabila air hujan yang dikumpulkan dari atap ditemukan menjadi ancaman serius bagi
kesehatan, maka harus dilakukan pengukuran kontrol kesehatan masyarakat. Mengubah perilaku
pengguna air bukan proses yang mudah sehingga harus dilakukan uji coba perilaku untuk layak
dapat diterapkan pada masyarakat umum.

Anda mungkin juga menyukai