Anda di halaman 1dari 17

0

TEKNIK MENYUSUN PARAGRAF



Makalah Kelompok yang disusun untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia

Dosen Pembimbing:
Annijat Maimunah, M.Pd







Oleh :
Kelompok 3
Wadziatir Rizqi (09630002)
Fadhilatul Ismiyah (09630016)


1URUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2011


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembelajaran bahasa Indonesia secara Iungsional dan komunikatiI adalah
pembelajaran yang lebih menekankan seseorang untuk belajar berbahasa, dalam
kaitannya dengan Iungsi bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Belajar bahasa
indonesia bukan sekedar belajar tentang pengetahuan bahasa, melainkan belajar
menggunakan bahasa untuk keperluan berkomunikasi. Untuk itu, pendekatan
pembelajaran yang sesuai adalah pendekatan komunikatiI.
Pembelajaran bahasa Indonesia dengan pendekatan komunikatiI itu diarahkan
untuk membentuk kompetensi komunikatiI, yakni kompetensi kemampuan untuk
menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi, baik pada aspek pemahaman,
aspek penggunaan, maupun aspek apresiasi (Suparno 200. Hal tersebut diatas berarti,
melalui pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan seseorang memiliki kemampuan
untuk menangkap makna dari sebuah pesan atau inIormasi yang disampaikan serta
memiliki kemampuan untuk menalar dan mengemukakan kembali pesan atau inIormasi
yang diterimanya itu, juga diharapkan memiliki kemampuan untuk mengekpresikan
berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan dengan menggunakan bahasa yang
baik. Kompetensi komunikatiI itu dapat dicapai melalui proses pemahiran yang
dilatihkan dan dialami dalam kegiatan pembelajaran.
Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang berkaitan dengan pengungkapan
pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan tersebut adalah keterampilan menulis paragraI.
Keterampilan menulis paragraI sebagai keterampilan berbahasa yang bersiIat produktiI-
aktiI merupakan salah satu kompetensi dasar berbahasa yang harus dimiliki siswa agar
terampil berkomunikasi secara tertulis. Kita akan terampil mengorganisasikan gagasan
dengan runtut, menggunakan kosakata yang tepat dan sesuai, memperhatikan ejaan dan
tanda baca yang benar, serta menggunakan ragam kalimat yang variatiI dalam menulis
jika memiliki kompetensi menulis paragraI yang baik.



2

1.2 Rumusan Masalah
pakah pengertia dari paragraI ?
2 Bagaimanakah syarat-syarat paragraI yang baik ?
pakah komponen-komponen dari paragraI ?
4 Bagaimanakah teknik pengembangan paragraI ?
5 Bagaimanakah batasan dari suatu paragraI ?
6 Bagaimanakah posisi dari suatu paragraI ?



BAB II
KA1IAN TEORI

2.1Pengertian Paragraf

ParagraI disebut juga alinea. Kata paragraI di serap ke dalam bahasa Indonesia
Inggris paragraph. Sedangkan kata alinea dari bahasa Belanda dengan ejaan yang sama.
Kata Belanda itu sendiri berasal dari kata latin a linea, yang berarti mulai dari baris
baru.`
Kata Inggris paragraph terbentuk dari kata Yunani para-, yang berarti
sebelum,`dan grafein , `menulis, menggores.`
Sebuah tulisan yang utuh, misalnya artikel, esai, berita, dan resensi pasti disusun
atas beberapa paragraI. Setiap paragraI tersusun atas beberapa kalimat. Kalimat-kalimat
yang menyusun paragraI tentunya haruslah saling berhubungan satu dengan lainnya.
Kalimat kedua tentunya menjelaskan kalimat sebelumnya, begitu juga kalimat ketiga
pasti akan berhubungan dengan kalimat yang keempat. Kalau itu terjadi, paragraI
tersebut dapat dikatakan koheren atau padu.
ParagraI (alenia adalah sekumpulan kalimat yang tersusun secara logis dan
runtun (sistematis, yang memungkinkan suatu gagasan pokok dapat dikomunikasikan
kepada pembaca secara eIektiI. ParagraI merupakan satuan terkecil sebuah karangan.
Isinya membentuk satuan pikiran sebagai bagian dari pesan yang disampaikan penulis
dalam karangannya. ParagraI yang tidak jelas susunannya akan menyulitkan pembaca
untuk menangkap pikiran penulis. Meskipun singkat, oleh karena ada isi pikiran yang
hendak disampaikan, paragraI membutuhkan organisasi dan susunan yang khas. Di
samping itu, karena paragraI merupakan bagian dari suatu pasal, maka antara paragraI
satu dengan yang lain harus saling berhubungan secara harmonis, sehingga sesuai
dengan rangka keseluruhan karangan. Oleh karena itu, sebuah karangan hanya akan
baik jika paragraInya ditulis dengan baik dan dirangkai dalam runtunan yang logis.
ParagraI dapat dikatakan sebagai suatu kumpulan pernyataan penulis sebagai suatu unit
atau kesatuan dalam pengembangan persoalannya. ParagraI dapat pula diartikan sebagai
kesatuan pikiran yang lebih tinggi atau lebih luas daripada kalimat.


4

2.2Syarat Paragraf yang Baik

Tidak semua kumpulan kalimat dapat dikatakan sebagai sebuah paragraI, dan
tidak semua paragraI dapat dikatakan sebagai paragraI yang baik. Kumpulan kalimat
yang saling berhubungan dan memenuhi persyaratan tertentu sajalah yang dapat
dikatakan sebuah paragraI. ParagraI yang baik hendaklah memenuhi persyaratan:
kesatuan, kepaduan, kelengkapan, dan urutan.
ParagraI hendaknya hanya memuat satu kalimat topik dan setiap paragraI
hendaknya memiliki unsur kelengkapan, yaitu memiliki beberapa kalimat penjelas yang
bisa berupa Iakta-Iakta atau contoh-contoh. Selain itu, kalimat-kalimat yang
membangun paragraI tersebut hendaknya benar-benar saling berhubungan. Secara
lengkap, syarat paragraI yang baik adalah sebagai berikut :
a. Kesatuan (Unity)
nda tentunya pernah mengalami kesulitan tentang cara mengakhiri atau
berganti paragraI ketika mendapat tugas mengarang dari guru nda. Kesulitan itu
terjadi karena nda kurang memahami bahwa tulisan nda telah berganti kalimat
topik. Perubahan topik itu merupakan tanda pergantian paragraI.
ParagraI yang mengandung banyak kalimat topik dapat mengaburkan maksud
sehingga dapat membingungkan para pembaca. pabila ada sebuah paragraI yang
memiliki dua kalimat topik, paragraI tersebut dapat dikatakan tidak memiliki unsur
kesatuan. ParagraI harus memperlihatkan suatu maksud dengan jelas, yang biasanya
didukung oleh sebuah kalimat topik atau kalimat utama,
Tiap paragraI hanya mengandung satu gagasan pokok. Dengan kata lain,
uraian-uraian dalam sebuah paragraI di ikat oleh satu gagasan pokok dan
meruapakan satu kesatuan. Jadi semua kalimat yang terdapat dalam sebuah paragraI
harus terIokus pada gagasan pokok.
-. Kepaduan (coherence)
Setiap paragraI haruslah merupakan kumpulan kalimat yang saling
berhubungan secara padu, tidak berdiri sendiri atau terlepas satu sama lain. Dengan
kata lain susunannya harus sistematis, logis, dan mudah dipahami. Kepaduan itu
dapat dicapai jika kalimat-kalimat tersebut terangkai secara baik, misalnya dengan
menggunakan sarana pengait kalimat dalam paragraI berupa:
O Penggantian
5

O Pengulangan
O Penghubung antar kalimat, atau
O Sarana gabungan, yang dimaksud dalam hal ini adalah sarana pengait kalimat
dalam paragraI yang berupa gabungan antara sarana penggantian dan sarana
pengulangan dan sarana penghubung antar kalimat. Guna lain adalah untuk
menghidupkan bahasa yang kita gunakan.

ParagraI yang dibangun dari kalimat-kalimat yang loncat-loncat berarti
paragraI tersebut tidak koheren atau tidak padu. pabila tidak ada kepaduan
(koherensi, loncatan-loncatan pikiran, urutan waktu dan Iakta yang tidak teratur
akan terjadi sehingga menyimpang dari kalimat topik.
Selanjutnya, bagaimana cara menciptakan kepaduan antar kalimat dalam
sebuah paragraI ? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, masih ingatkan nda
ketika nda masih kecil menyanyikan lagu Bangun Tidur ? Secara lengkap, apabila
ditulis dalam sebuah paragraI akan berbunyi sebagai berikut :
Bangun tidur ku terus mandi (. Tidak lupa menggosok gigi (2. Habis mandi
kutolong ibu (. Membersihkan tempat tidurku (4.
ParagraI di atas dibangun atas empat kalimat. Kalimat pertama sampai
keempat saling berhubungan karena adanya urut-urutan waktu dan tempat. Waktu
menggosok gigi dilakukan sebelum mandi, dan setelah mandi membantu ibu di
kamar tidur untuk membersihkan tempat tidur.
Uraian di atas merupakan salah satu cara agar kalimat yang disusun dalam
sebuah paragraI padu. Cara yang dapat nda lakukan agar kalimat-kalimat dalam
paragraI yang nda susun padu adalah dengan ( mengulang kata atau kelompok
kata yang sebelumnya sudah disebutkan dengan kata atau kelompok kata yang sama
atau dengan sinonimnya, dan (2 menggunakan kata penunjuk itu, ini, tersebut, atau
dengan kata di atas, dan ( membangun urut-urutan ide. Perhatikan contoh berikut!
Saya merasa stres ketika mendapat tugas mengarang. Saya bingung untuk
memulainya. Selain itu, saya sering berhenti ketika mengarang karena kehabisan
ide. Kehabisan ide tersebut terjadi karena saya kurang memiliki wawasan yang
cukup tentang apa yang saya tulis.



6

.. Kelengkapan (completeness)
Dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk
menunjang kejelasan kalimat topik. Dikatakan tidak lengkap, jika tidak
dikembangkan atau hanya diperluas dengan pengulangan-pengulangan, , atau
kurang memiliki kalimat penjelas yang memadai. Dengan demikian, paragraI yang
mengandung unsur kelengkapan selalu dibangun atas beberapa kalimat, bukan satu
atau dua kalimat. ParagraI yang hanya memiliki satu atau dua kalimat dapat
membuat pembaca merasa kesulitan memahami makna detil dalam paragraI.
d. Urutan (orderly)
Urutan ini berhubungan dengan kalimat-kalimat yang membangun paragraI
hendaknya memiliki urut-urutan ide secara logis. Syarat ini mirip dengan kepaduan.
Hanya saja, untuk urutan, kalimat yang membangun paragraI hendaknya memiliki
keruntunan.

2.3Komponen Paragraf

Komponen paragraI adalah unsur-unsur yang membentuk sebuah paragraI.
Komponen yang pertama berupa ide pokok yang dinyatakan dalam kalimat topik dan
komponen yang kedua berupa ide penjelas yang dinyatakan dalam kalimat penjelas.
Kalimat topik merupakan kalimat yang mengungkapkan ide pokok. Semua penjelasan
harus mengacu kepada kalimat topik. pabila kalimat topik masih bersiIat umum perlu
dikembangkan dalam pernyataan-pernyataan yang lebih khusus.
Kalimat penjelas merupakan kalimat yang berisi ide penjelas yang berIungsi untuk
menjelaskan kalimat topik sehingga terdapat kesatuan dan kepaduan paragraI. Kalimat
penjelas dapat berupa rangkaian detil, contoh-contoh, atau Iakta-Iakta yang dapat
digunakan untuk memperjelas kalimat topik. Kalimat-kalimat penjelas tersebut
hendaknya disusun dengan urut-urutan logis.
a. Transisi
Transisi ialah penanda hubungan yang menghubungkan antara paragraI yang satu
dengan paragraI yang lain yang berdekatan. Transisi ini merupakan petunjuk bagi
pembaca kearah mana ia sedang bergerak atau mengingatkan pembaca apakah
suatu paragraI baru bergerak searah dengan gagasan paragraI paragraI
sebelumnya. Oleh karena itu, sering di katakan bahwa transisi berIungsi sebagai
penunjang keutuhan dan kepaduan paragraI.


Transisi ini ada dua macam, yaitu transisi berupa kalimat dan transisi berupa kata.
Transisi berupa kalimat memiliki Iungsi ganda, yaitu sebagai transisi dan sebagai
pengantar topik utama yang akan dibicarakan. Transisi kalimat ini tidak berIungsi
sebagai kalimat topik. Letaknya selalu mendahului kalimat topik. Bila suatu
paragraI memiliki transisi kalimat, maka kalimat topik terletak setelah transisi
tersebut. Contoh transisi kalimat dapat dilihat pada kutipan paragraI berikut.
b. Kalimat Topik
Kalimat topik ialah kalimat yang di dalamnya mengandung gagasan pokok
pembicaraan. Ciri kalimat topik di dalam paragraI memiliki berbagai
kemungkinan, yakni diawal paragraI, diakhir paragraI, dan yang jarang di temui
yakni di tengah paragraI.
c. Kalimat Pengembang
Kalimat pengembang ialah kalimat yang memperjelas pemaparan gagasan pokok
yang terdapat dalam paragraI itu. Susunan kalimat pengembang ini tidak boleh
sembarangan, harus mengikuti hakekat gagasan pokok. Misalnya, pengembangan
kalimat topik yang memerlukan pengembangan secara kronologis, maka urutan
kalimat pengembangannya harus dimulai dari urutan masa lalu, kini, dan masa
akan datang.
Dalam suatu paragraI, jumlah kalimat pengembang ini jauh lebih banyak jika
dibandingkan dengan kalimat topik dan unsur yang lainnya. Sebagian besar
kalimat-kalimat yang terdapat dalam paragraI termasuk kalimat pengembang.
Sebagai contoh, swatu paragraI yang terdiri atas 0 kalimat, dua diantaranya
adalah kalimat topik dan kalimat penegas, maka 8 kalimat yang lainnya adalah
kalimat pengembang.
d. Kalimat Penegas
Kehadiran kalimat penegas dalam suatu paragraI tidak bersiIat mutlak. Kalimat
tersebut dihadirkan apabila pengarang merasa perlu mempertegas gaagasan yang
telah disampikan terlebih dahulu. Namun, apabila inIormasi atau gagasan yang
disampaikan itu cukup jelas maka kehadiran kalimat penegas itu tidak di perlukan.
Kehadiran kalimat penegas ini memiliki dua Iungsi, yaitu sebagai pengulang atau
penegas kembali kaliamt topik, dan sebagai selingan untuk menghilang-kan
kejemuan atau sebagai penarik minat baca. Karena Iungsinya yang seperi itu,
kehadiran kalimat penegas itu bersiIat mana suka.

8

2.4 Pemgem-angan Paragraf

Dalam pengembangan paragraI, ada beberapa teknik yang dapat di lakukan, di
antaranya adalah ( secara alamiah, (2 klimaks dan anti klimaks, ( umum khusus
dan khusus umum. Teknik-teknik berikut akan diuraikan berikut ini.
1) Se.ara Alamiah
Pengembangan paragraI secara alamiah ini didasarkan pada urutan ruang dan
waktu. Urtan ruang merupakan urutan yang akan membawa pembaca dari suatu
titik ke titik berikutnya dalam suatu ruang. dapun urutan waktu adalah urutan
yang menggambarkan urutan terjadinya peristiwa, perbuatan, atau tindakan.
2) Klimaks dan Antiklimaks
Pengembangan paragraI dengan urutan ini didasarkan bahwa posisi tertentu dari
suatu rangkaian merupakan posisi yang tertenggi atau paling menonjol. Bila posisi
yang tertinggi itu ditaruh pada bagian akhir disebut klimaks. Sebaliknya, bila
penulis menulis menlis rangkaian dengan posisi paling menonjol dan makin lama
makin tidak menonjol disebut urutan antiklimaks.
3) Umum Khusus - Khusus Umum
Cara ini paling banyak digunakan dalam pengembangan paragraI baik dari umum
ke khusus atau sebaliknya dari khusus ke umum. Dalam bentuk umum khuusus,
gagasan utama di letakkan di awal paragraI. Dalam bentuk khusus umum, gagasan
utama diletakkan di bagian akhir paragraI. Bentuk paragraI yang pertama disebut
paragraI deduktiI, sedangkan paragraI bentuk kedua adalah paragraI deduktiI.
Gagasan utama paragraI akan menjadi jelas apabila dilakukan perincian yang
cermat. Perincian-perincian itu dapat dilakukan dengan bermacam pola pengembangan.
Pola pengembangan yang dipakai, antara lain, ditentukan oleh gagasan atau masalah
yang hendak dikemukakan. Misalnya apabila gagasan yang hendak disampaikan itu
berupa urutan peristiwa, maka pola pengembangan yang sebaiknya dipilih adalah pola
kronologis (naratiI atau proses (eksposisi. Lain lagi apabila masalahnya itu mengenai
sebab-akibat suatu kejadian, maka pola yang dipilih adalah pola kausalitas (eksposisi,
rgumentasi. Pilihan pola pengembangan ditentukan pula oleh pandangan penulis itu
sendiri terhadap masalah yang hendak disampaikannya.





1. Paragraf Narasi
ParagraI narasi adalah paragraI yang menceritakan suatu peristiwa atau
kejadian sedemikian rupa sehingga pembaca seolah-olah mengalai sendiri kejadian
yang diceritakan itu. Dalam paragraI narasi terdapat tiga unsur utama yaitu tokoh-
tokoh, kejadian, dan latar ruang atau waktu.
Berdasarkan materi pengembangannya, paragraI narasi terbagi ke dalam dua
jenis, yakni narasi Iiksi dan narasi nonIiksi. Narasi IiktiI adalah narasi yang
mengisahkan peristiwa-peristiwa imajinatiI. Narasi IiktiI disebut juga narasi sugestiI.
4nt4hnya: novel dan cerpen. Narasi nonIiktiI adalah narasi yang mengisahkan
peristiwa-peristiwa Iactual, suatu yang adadan benar-benar terjadi. Narasi ini disebut
juga narasi ekspositori.
Contohnya biograIi dan laporan perjalanan.
Perbedaan yang lebih jelas antara narasi IiktiI dan nonIiktiI adalah sebagai berikut:
( Narasi Fiksi
(2 Narasi nonIiksi
. Menyampaikan makna atau amanat secara tersirat;sebagai sarana
2. Menggugah majinasi
. Penalaran diIungsikan sebagai alat pengungkap makna, kalau perlu dapat
diabaikan.
4. Bahasa cenderung Iigurative dan menitikberatkan penggunaan konotasi.

2. Paragraf Deskripsi
ParagraI deskripsi adalah jenis paragraI yang menggambarkan sesuatu dengan jelas
dan terperinci. Pola pengembangan paragraI deskripsi, antara lain, meliputi pola
pengembangan spasial dan pola sudut pandang.
a. Pola Spansial
pola spansial adalah pola pengembangan paragraI yang didasarkan atas ruang
dan waktu. Dengan teratur, penulis menggambarkan suatu ruangan dari kiri ke kanan,
dari timur ke barat, dari bawah ke atas, dari depan ke belakang, dan sebagainya. Uraian
tentang kepadatan penduduk suatu daerah dapat dikemukakan dengan landasan urutan
geograIi (misalnya: dari barat ke timur atau dari utara ke selatan; deskripsi mengenai
sebuah gedung bertingkat dapat dilakukan dari tingkat pertama berturut-turut hingga
tingkat terakhir, penggamban terhadap suasana suatu lingkungan dapat dilakukan mulai
dari siang, sore, hingga malam hari.
0

4nt4h .
Pada malam hari, pemandangan rumah terlihat begitu eksotis. palagi dengan
cahaya lampu yang memantul dari seluruh penjuru rumah. Dari luar bangunan ini
tampak indah, mampu meberikan pancaran hangat bagi siapa saja yang memandangnya.
Lampu-lampu taman yang bersinar menambah kesan eksotis yang telah ada. Begitu
hangat. Begitu indah.
-. Pola Sudut Pandang
Pola sudut pandang adalah pola pegembangan paragraI yang didasarkan tempat
atau posisi seorang penulis dalam melihat sesuatu. Pola sudut pandang tidak sama
dengan pola spasia. Dalam pola ini penggambaran berpatokan pada posisi atau
keberadaan penulis terhadap objek yang digambarkannya itu. Untuk menggambarkan
sesuatu tempat atau keadaan, pertama-tama penulis mengambil sebuah posisi tertentu.
Kemudian, secara perlahan-lahan dan berurutan, ia menggambarkan benda demi benda
yang terdapat dalam tempat itu, yakni mulai dari yang terdekat kepada yang terjauh.
4nt4h.
Sekarang hanya beberapa langkah lagi jaraknya mereka dari tebing diatas jalan.
Medasing menegakkan dirinya sambil mengasai kemuka dan ia pun berdiri tiada
bergerak sebagai pohon diantara pohon-pohon yang lain. Oleh isyarat yang lebih terang
dari perkataan itu maju sekian temannya sejajar dengan dia.
Di antara daun kayu tapak kepada mereka tebing tu turun ke bawah; dikakinya
tegak pondok, sunyi-mati, tak sedikit jua pun kentara, bahwa dia melindungi manusia
yang hidup, pandai bergerak dan bersuara. Di bawahnya kedengaran sebentar-bentar
sepi mendengaus dan bintang-bintang itupun kelihatan kekabur-kaburan dalam sinar
bara yang kusam. Dari celah-celah dinding pondok keluaran cahaya yang kuning merah,
tetapi tiada berupa jauh sinar yang halus itu lenyap dibalut oleh kelam yang maha kuasa.
Dikelilingi pondok itu tertegak pedati, ketiganya sunyi dan sepi pula.

3. Paragraf Eksposisi
ParagraI eksposisi adalah paragraI yang memaparkan atau menerangkan suatu hal
atau objek. Dari paragraI Janis ini diharapkan para pembaca dapat memahami hal atau
objek itu dengan sejelas-jelasnya. Untuk memaparkan masalah yang dikemukakan,
paragraI eksposisi menggunakan contoh, graIik, serta berbagai bentuk Iakta dan data
lainnya. Sedikitnya terdapat tiga pola pengembangan paragraI eksposisi, yakni dengan
cara proses, sebab dan akibat, serta ilustrasi.


a. Pola Proses
Proses merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan
untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu atau parurutan dari suatu kejadian atau
peristiwa. Untuk menyusun sebuah proses, langkah-lagkahnya adalah sebagai berikut.
penulis harus mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh.
2 penulis harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap kejadiannya.
penulis menjelaskan tiap urutan itu ke dalam detail-detail yang tegas sehingga
pebaca dapat melihat seluruh prose situ dengan jelas.
4nt4h .
Pohon anggu, disamping buahnya yang digunakan untuk pembuatan minuman,
daunnya pun dapat digunakan sebagai bahan untuk pembersih wajah. Caranya, ambilah
daun anggur secukupnya. Lalu, tumbuk sampai halus. Masaklah hasil tumbukan itu
dengan air secukupnya dan tunggu sampai mendidih. Setelah itu, ramuan tersebut kita
dinginkan dan setelah dingin baru kita gunakan untuk membersihkan wajah . insya
llah, kulit wajah kita akan kelihatan bersih dan berseri-seri.
-. Pola Se-a- Aki-at
pengembangan paragraI dapat pula dinyatakan dngan menggunakan sebab-
akibat. Dalam hal ini sebab bias bertidak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat
sebagai perincian pengembangannya. Namun demikian, dapat juga terbalik: akibat
dijadukan gagasan utama, sedangkaan untuk memahami sepenuhnya akibat itu perlu
dikeukakan sejumlah sebab sebagai perinciannya.
Persoalan sebab-akibat sebenarnya sangat dekat hubungannya dengan prses. Bila
disusun untuk mencari hubungan antara bagian-bagiannya, maka proses itu dapat
disebut proses kausal.
4nt4h .
Pada tahun , produksi padi turun ,85 persen. kibatnya. Impor beras
meningkat, diperkirakan menjadi , ton tahun 8. sesudah swasembada pangan
tercapai pada tahun 84, pada tahun 86, kita mengekspor sebesar , ribu ton
beras, bahkan 50, ribu ton pada tahun . akan tetapi, pada tahun 004, neraca
perdagangan beras kita tekor 400 ribu ton. Sejak itu, impor beras meningkat dan pada
tahun mencapai 2,5 juta ton.
c. Pola Ilustrasi
Sebuah gagasan yang terlalu umum, memerlukan ilustrasi-ilustrsi konkret.
Dalam karangan eksposisi, ilustrasi-ilustrsi tersebut tidak berIungsi untuk membuktikan
2

suatu pendapat. Ilustrasi-ilustrsi tersebut dipakai sekadar untuk menjelaskan maksud
penulis. Dalam hal ini pengamatan-pengamatan pribadi merupakan bahanilustrasi yang
paling eIektiI dalam menjelaskan gagasan-gagasan umum tersebut.
4nt4h .
Satu-satunya bidang pembangunan yang tidak memahami imbas krisis ekonomi
sector-sektor dibidang pertanian. Misalnya, perikanan masih meningkat cukup
mengesankan, yaitu 6,65 persen; demikian pula perkebunan, yang meningkat 6,46
persen. Walaupun terkena kebakaran sepanjang tahun, sector kehutanan masihtumbuh
2,5 persen. Secara umum, kontribusi dari sektor-sektor pertanian terhadap produk
domestik broto (PDB meningkat dari 8,0 persen menjadi 8,04 persen. Padahal
selama 0 tahun terakhir, pangsa sector pertanian merosot dari tahun ke tahun.

4. Paragraf Argumentasi
rgumentasi bermakna alasan`. rguentasi berarti` pemberian alas an yang kuat
dan meyakinkan` dengan demikian, paragraI argumentasi adalah paragraI yang
mengemukakan alas an, contoh, dan bukti-bukti yang kuat dan meyakinkan. lasan-
alasan, bukti, dan sejenisnya, digunakan penulis untuk mempengaruhi pembaca agar
mereka menyetujui pendapat, sikap atau keyakinan.
Dalam beberapa hal memang terdapat beberapa persamaan antara paragraI-
paragraI eksposisi, yang telah kita pelajari terdahulu, dengan paragraI argumentasi.
Persamaan tersebut, antara lain, bahwa kedua jenis paragraI tersebut sama-sama
memerlukan data dan Iakta yang meyakinkan. Namun demikian, terdapat pula
perbedaan yang mencolok antara keduanya.
Per-edaan
Tujuan eksposisi hanya menjelaskan dan menerangkan sehingga pembaca
memperoleh inIormasi yang sejelas-jelasnya. rgumentasi bertujuan untuk
mempengaruhi pembaca sehingga pembaca menyetujui bahwa pendapat, sikap
dan keyakinan kita benar.
2 Eksposisi menggunakan contoh, graIik, dan lain-lainnya untuk menjelaskan
sesuatu yang kita kemukakan. rgumentasi memberi contoh, graIik, dan lain-
lainnya untuk membuktikan bahwa sesuatu yang kita kemukakan itu benar.
Penutup pada akhir eksposisi biasanya menegaskan lagi dari sesuatu yang telah
diuraikan sebelumnya.


4 Penutup pada akhir argumentasi biasanya berupa kesimpulan atas sesuatu yang
telah diuraikan sebelumnya.

2.5 Batasan Paragraf
Kita sering mendengar istilah paragraph, bahkan sering pula kita
menggunakannya. Namun, bila ditanya apakah paragraph itu, kita akan sulit juga untuk
memberikan jawaban yang paling tepat. tau, kalau kita dipaksa untuk memberikan
jawaban, kemungkinan jawaban yang muncul akan bervariasi. Kevariasian itu terjadi,
sebab kemungkinan jawaban yang muncul itu bertolak dari suatu tinjauan yang berbeda.
Hal ini dapat dilihat pada beberapa batasan yang diberikan oleh beberapa ahli berikut
ini.
$ P4erw4/arminta
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia disebutkan bahwa paragraph ialah bagian
dari bab dalam buku.
%he Liang Gie /an A i/yamartaya
Dalam Kamus Seni Mengarang dikatakan bahwa paragraph ialah satuan
pembagian lebih kecil dibawah sesuatu bab dalam buku. Paragraph biasanya
diberi angka rab.
arimurti Kri/alaksana
Dalam Kamus Linguistik dijelaskan bahwa paragraph ialah ( satuan bahasa
yang mengandung satu tema dan perkembangannya, (2 bagian wacana yang
mengungkapkan pikiran atau hal tertentu yang lengkap, tetapi yang masih
berkaitan dengan isi seluruh wacana, dapat terjadi dari satu kalimat atau kelompok
kalimat yang berkaiatn.
$4e/it4 /an Mansur asan
Dalam buku Seni Membina ParagraI diuraikan bahwa paragraph ialah bagian-
bagian karangan yang terdiri atas kalimat-kalimat yang berhubungan secara utuh
dan dan padu serta merupakan satu kesatuan pikiran.
G4rys Keraf
Dalam buku Komposisi Sebuah Pegantar Kemahiran Berbahasa dipaparkan
bahwa alinea (baca : paragarI bukanlah suatu pembagia secara konvensional dari
suatu bab yang terdiri atas kalimat-kalimat, tetapi lebih dalam makna dari
kesatuan kalimat saja. linea tidak lain dari kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang
4

lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat, Ia merupakan himpunan dari kalimat-
kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian yang membentuk sebuah gagasan.

2.6 Posisi Paragraf

Suatu buku atau karangan biasanya terdiri atas beberapa bab. Setiap bab
karangan atau buku itu membahas sebuah pokok persoalan yang merupakan suatu
kebulatan. Pokok persoalan tersebut dalam pembahasannya perlu dipecah-pecah lagi
dalam uraian yang lebih kecil, yaitu berupa anak bab. Setiap anak bab berisi pokok-
pokok pikiran yang penuangannya diwujudkan dalam bentuk paragraI.
Jika diperhatikan uraian diatas dapat dikatakan bahwa sebuah karangan atau
buku dibangun oleh beberapa bab. Bab-bab suatu karangan yang mengandung kebulatan
ide dibangun oleh beberapa anak bab. nak bab dibangun oleh beberapa paragraI. jadi
kedudukan paragraI dalam karangan adalah sebagai unsur pembangun anak bab, atau
secara tidak langsung sebagai pembangun karangan itu sendiri.






5

BAB III
PENUTUP

. Kesimpulan

ParagraI (alenia adalah sekumpulan kalimat yang tersusun secara logis dan
runtun (sistematis, yang memungkinkan suatu gagasan pokok dapat dikomunikasikan
kepada pembaca secara eIektiI. ParagraI merupakan satuan terkecil sebuah karangan.
Isinya membentuk satuan pikiran sebagai bagian dari pesan yang disampaikan penulis
dalam karangannya.
ParagraI hendaknya hanya memuat satu kalimat topik dan setiap paragraI
hendaknya memiliki unsur kelengkapan, yaitu memiliki beberapa kalimat penjelas yang
bisa berupa Iakta-Iakta atau contoh-contoh. Selain itu, kalimat-kalimat yang
membangun paragraI tersebut hendaknya memiliki kesatuan (unity, kepaduan
(coherensi, kelengkapan (completeness, dan urut (orderly.
Komponen paragraI adalah unsur-unsur yang membentuk sebuah paragraI.
Komponen yang pertama berupa ide pokok yang dinyatakan dalam kalimat topik dan
komponen yang kedua berupa ide penjelas yang dinyatakan dalam kalimat penjelas.
Kalimat topik merupakan kalimat yang mengungkapkan ide pokok. Kalimat penjelas
merupakan kalimat yang berisi ide penjelas yang berIungsi untuk menjelaskan kalimat
topik sehingga terdapat kesatuan dan kepaduan paragraI. Sedangkan komponen paagraI
lainnya adaah transisi, kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas.
Dalam pengembangan paragraI, ada beberapa teknik yang dapat di lakukan, di
antaranya adalah ( secara alamiah, (2 klimaks dan anti klimaks, ( umum khusus
dan khusus umum. pabila gagasan yang hendak disampaikan itu berupa urutan
peristiwa, maka pola pengembangan yang sebaiknya dipilih adalah pola kronologis
(naratiI atau proses (eksposisi. Lain lagi apabila masalahnya itu mengenai sebab-
akibat suatu kejadian, maka pola yang dipilih adalah pola kausalitas (eksposisi,
rgumentasi. Pilihan pola pengembangan ditentukan pula oleh pandangan penulis itu
sendiri terhadap masalah yang hendak disampaikannya. Kedudukan paragraI dalam
karangan adalah sebagai unsur pembangun anak bab, atau secara tidak langsung sebagai
pembangun karangan itu sendiri.


6

DAFTAR PUSTAKA

Sakri, djat.2.angun paragraf bahasa In/4nesiaBandung : ITB
SyaIi`ie, Imam.0.ahasa In/4nesia Pr4fesiMalang : IKIP malang

Anda mungkin juga menyukai