Makalah Kelompok yang disusun untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia
Dosen Pembimbing: Annijat Maimunah, M.Pd
Oleh : Kelompok 3 Wadziatir Rizqi (09630002) Fadhilatul Ismiyah (09630016)
1URUSAN KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2011
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembelajaran bahasa Indonesia secara Iungsional dan komunikatiI adalah pembelajaran yang lebih menekankan seseorang untuk belajar berbahasa, dalam kaitannya dengan Iungsi bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Belajar bahasa indonesia bukan sekedar belajar tentang pengetahuan bahasa, melainkan belajar menggunakan bahasa untuk keperluan berkomunikasi. Untuk itu, pendekatan pembelajaran yang sesuai adalah pendekatan komunikatiI. Pembelajaran bahasa Indonesia dengan pendekatan komunikatiI itu diarahkan untuk membentuk kompetensi komunikatiI, yakni kompetensi kemampuan untuk menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi, baik pada aspek pemahaman, aspek penggunaan, maupun aspek apresiasi (Suparno 200. Hal tersebut diatas berarti, melalui pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan seseorang memiliki kemampuan untuk menangkap makna dari sebuah pesan atau inIormasi yang disampaikan serta memiliki kemampuan untuk menalar dan mengemukakan kembali pesan atau inIormasi yang diterimanya itu, juga diharapkan memiliki kemampuan untuk mengekpresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik. Kompetensi komunikatiI itu dapat dicapai melalui proses pemahiran yang dilatihkan dan dialami dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang berkaitan dengan pengungkapan pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan tersebut adalah keterampilan menulis paragraI. Keterampilan menulis paragraI sebagai keterampilan berbahasa yang bersiIat produktiI- aktiI merupakan salah satu kompetensi dasar berbahasa yang harus dimiliki siswa agar terampil berkomunikasi secara tertulis. Kita akan terampil mengorganisasikan gagasan dengan runtut, menggunakan kosakata yang tepat dan sesuai, memperhatikan ejaan dan tanda baca yang benar, serta menggunakan ragam kalimat yang variatiI dalam menulis jika memiliki kompetensi menulis paragraI yang baik.
2
1.2 Rumusan Masalah pakah pengertia dari paragraI ? 2 Bagaimanakah syarat-syarat paragraI yang baik ? pakah komponen-komponen dari paragraI ? 4 Bagaimanakah teknik pengembangan paragraI ? 5 Bagaimanakah batasan dari suatu paragraI ? 6 Bagaimanakah posisi dari suatu paragraI ?
BAB II KA1IAN TEORI
2.1Pengertian Paragraf
ParagraI disebut juga alinea. Kata paragraI di serap ke dalam bahasa Indonesia Inggris paragraph. Sedangkan kata alinea dari bahasa Belanda dengan ejaan yang sama. Kata Belanda itu sendiri berasal dari kata latin a linea, yang berarti mulai dari baris baru.` Kata Inggris paragraph terbentuk dari kata Yunani para-, yang berarti sebelum,`dan grafein , `menulis, menggores.` Sebuah tulisan yang utuh, misalnya artikel, esai, berita, dan resensi pasti disusun atas beberapa paragraI. Setiap paragraI tersusun atas beberapa kalimat. Kalimat-kalimat yang menyusun paragraI tentunya haruslah saling berhubungan satu dengan lainnya. Kalimat kedua tentunya menjelaskan kalimat sebelumnya, begitu juga kalimat ketiga pasti akan berhubungan dengan kalimat yang keempat. Kalau itu terjadi, paragraI tersebut dapat dikatakan koheren atau padu. ParagraI (alenia adalah sekumpulan kalimat yang tersusun secara logis dan runtun (sistematis, yang memungkinkan suatu gagasan pokok dapat dikomunikasikan kepada pembaca secara eIektiI. ParagraI merupakan satuan terkecil sebuah karangan. Isinya membentuk satuan pikiran sebagai bagian dari pesan yang disampaikan penulis dalam karangannya. ParagraI yang tidak jelas susunannya akan menyulitkan pembaca untuk menangkap pikiran penulis. Meskipun singkat, oleh karena ada isi pikiran yang hendak disampaikan, paragraI membutuhkan organisasi dan susunan yang khas. Di samping itu, karena paragraI merupakan bagian dari suatu pasal, maka antara paragraI satu dengan yang lain harus saling berhubungan secara harmonis, sehingga sesuai dengan rangka keseluruhan karangan. Oleh karena itu, sebuah karangan hanya akan baik jika paragraInya ditulis dengan baik dan dirangkai dalam runtunan yang logis. ParagraI dapat dikatakan sebagai suatu kumpulan pernyataan penulis sebagai suatu unit atau kesatuan dalam pengembangan persoalannya. ParagraI dapat pula diartikan sebagai kesatuan pikiran yang lebih tinggi atau lebih luas daripada kalimat.
4
2.2Syarat Paragraf yang Baik
Tidak semua kumpulan kalimat dapat dikatakan sebagai sebuah paragraI, dan tidak semua paragraI dapat dikatakan sebagai paragraI yang baik. Kumpulan kalimat yang saling berhubungan dan memenuhi persyaratan tertentu sajalah yang dapat dikatakan sebuah paragraI. ParagraI yang baik hendaklah memenuhi persyaratan: kesatuan, kepaduan, kelengkapan, dan urutan. ParagraI hendaknya hanya memuat satu kalimat topik dan setiap paragraI hendaknya memiliki unsur kelengkapan, yaitu memiliki beberapa kalimat penjelas yang bisa berupa Iakta-Iakta atau contoh-contoh. Selain itu, kalimat-kalimat yang membangun paragraI tersebut hendaknya benar-benar saling berhubungan. Secara lengkap, syarat paragraI yang baik adalah sebagai berikut : a. Kesatuan (Unity) nda tentunya pernah mengalami kesulitan tentang cara mengakhiri atau berganti paragraI ketika mendapat tugas mengarang dari guru nda. Kesulitan itu terjadi karena nda kurang memahami bahwa tulisan nda telah berganti kalimat topik. Perubahan topik itu merupakan tanda pergantian paragraI. ParagraI yang mengandung banyak kalimat topik dapat mengaburkan maksud sehingga dapat membingungkan para pembaca. pabila ada sebuah paragraI yang memiliki dua kalimat topik, paragraI tersebut dapat dikatakan tidak memiliki unsur kesatuan. ParagraI harus memperlihatkan suatu maksud dengan jelas, yang biasanya didukung oleh sebuah kalimat topik atau kalimat utama, Tiap paragraI hanya mengandung satu gagasan pokok. Dengan kata lain, uraian-uraian dalam sebuah paragraI di ikat oleh satu gagasan pokok dan meruapakan satu kesatuan. Jadi semua kalimat yang terdapat dalam sebuah paragraI harus terIokus pada gagasan pokok. -. Kepaduan (coherence) Setiap paragraI haruslah merupakan kumpulan kalimat yang saling berhubungan secara padu, tidak berdiri sendiri atau terlepas satu sama lain. Dengan kata lain susunannya harus sistematis, logis, dan mudah dipahami. Kepaduan itu dapat dicapai jika kalimat-kalimat tersebut terangkai secara baik, misalnya dengan menggunakan sarana pengait kalimat dalam paragraI berupa: O Penggantian 5
O Pengulangan O Penghubung antar kalimat, atau O Sarana gabungan, yang dimaksud dalam hal ini adalah sarana pengait kalimat dalam paragraI yang berupa gabungan antara sarana penggantian dan sarana pengulangan dan sarana penghubung antar kalimat. Guna lain adalah untuk menghidupkan bahasa yang kita gunakan.
ParagraI yang dibangun dari kalimat-kalimat yang loncat-loncat berarti paragraI tersebut tidak koheren atau tidak padu. pabila tidak ada kepaduan (koherensi, loncatan-loncatan pikiran, urutan waktu dan Iakta yang tidak teratur akan terjadi sehingga menyimpang dari kalimat topik. Selanjutnya, bagaimana cara menciptakan kepaduan antar kalimat dalam sebuah paragraI ? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, masih ingatkan nda ketika nda masih kecil menyanyikan lagu Bangun Tidur ? Secara lengkap, apabila ditulis dalam sebuah paragraI akan berbunyi sebagai berikut : Bangun tidur ku terus mandi (. Tidak lupa menggosok gigi (2. Habis mandi kutolong ibu (. Membersihkan tempat tidurku (4. ParagraI di atas dibangun atas empat kalimat. Kalimat pertama sampai keempat saling berhubungan karena adanya urut-urutan waktu dan tempat. Waktu menggosok gigi dilakukan sebelum mandi, dan setelah mandi membantu ibu di kamar tidur untuk membersihkan tempat tidur. Uraian di atas merupakan salah satu cara agar kalimat yang disusun dalam sebuah paragraI padu. Cara yang dapat nda lakukan agar kalimat-kalimat dalam paragraI yang nda susun padu adalah dengan ( mengulang kata atau kelompok kata yang sebelumnya sudah disebutkan dengan kata atau kelompok kata yang sama atau dengan sinonimnya, dan (2 menggunakan kata penunjuk itu, ini, tersebut, atau dengan kata di atas, dan ( membangun urut-urutan ide. Perhatikan contoh berikut! Saya merasa stres ketika mendapat tugas mengarang. Saya bingung untuk memulainya. Selain itu, saya sering berhenti ketika mengarang karena kehabisan ide. Kehabisan ide tersebut terjadi karena saya kurang memiliki wawasan yang cukup tentang apa yang saya tulis.
6
.. Kelengkapan (completeness) Dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik. Dikatakan tidak lengkap, jika tidak dikembangkan atau hanya diperluas dengan pengulangan-pengulangan, , atau kurang memiliki kalimat penjelas yang memadai. Dengan demikian, paragraI yang mengandung unsur kelengkapan selalu dibangun atas beberapa kalimat, bukan satu atau dua kalimat. ParagraI yang hanya memiliki satu atau dua kalimat dapat membuat pembaca merasa kesulitan memahami makna detil dalam paragraI. d. Urutan (orderly) Urutan ini berhubungan dengan kalimat-kalimat yang membangun paragraI hendaknya memiliki urut-urutan ide secara logis. Syarat ini mirip dengan kepaduan. Hanya saja, untuk urutan, kalimat yang membangun paragraI hendaknya memiliki keruntunan.
2.3Komponen Paragraf
Komponen paragraI adalah unsur-unsur yang membentuk sebuah paragraI. Komponen yang pertama berupa ide pokok yang dinyatakan dalam kalimat topik dan komponen yang kedua berupa ide penjelas yang dinyatakan dalam kalimat penjelas. Kalimat topik merupakan kalimat yang mengungkapkan ide pokok. Semua penjelasan harus mengacu kepada kalimat topik. pabila kalimat topik masih bersiIat umum perlu dikembangkan dalam pernyataan-pernyataan yang lebih khusus. Kalimat penjelas merupakan kalimat yang berisi ide penjelas yang berIungsi untuk menjelaskan kalimat topik sehingga terdapat kesatuan dan kepaduan paragraI. Kalimat penjelas dapat berupa rangkaian detil, contoh-contoh, atau Iakta-Iakta yang dapat digunakan untuk memperjelas kalimat topik. Kalimat-kalimat penjelas tersebut hendaknya disusun dengan urut-urutan logis. a. Transisi Transisi ialah penanda hubungan yang menghubungkan antara paragraI yang satu dengan paragraI yang lain yang berdekatan. Transisi ini merupakan petunjuk bagi pembaca kearah mana ia sedang bergerak atau mengingatkan pembaca apakah suatu paragraI baru bergerak searah dengan gagasan paragraI paragraI sebelumnya. Oleh karena itu, sering di katakan bahwa transisi berIungsi sebagai penunjang keutuhan dan kepaduan paragraI.
Transisi ini ada dua macam, yaitu transisi berupa kalimat dan transisi berupa kata. Transisi berupa kalimat memiliki Iungsi ganda, yaitu sebagai transisi dan sebagai pengantar topik utama yang akan dibicarakan. Transisi kalimat ini tidak berIungsi sebagai kalimat topik. Letaknya selalu mendahului kalimat topik. Bila suatu paragraI memiliki transisi kalimat, maka kalimat topik terletak setelah transisi tersebut. Contoh transisi kalimat dapat dilihat pada kutipan paragraI berikut. b. Kalimat Topik Kalimat topik ialah kalimat yang di dalamnya mengandung gagasan pokok pembicaraan. Ciri kalimat topik di dalam paragraI memiliki berbagai kemungkinan, yakni diawal paragraI, diakhir paragraI, dan yang jarang di temui yakni di tengah paragraI. c. Kalimat Pengembang Kalimat pengembang ialah kalimat yang memperjelas pemaparan gagasan pokok yang terdapat dalam paragraI itu. Susunan kalimat pengembang ini tidak boleh sembarangan, harus mengikuti hakekat gagasan pokok. Misalnya, pengembangan kalimat topik yang memerlukan pengembangan secara kronologis, maka urutan kalimat pengembangannya harus dimulai dari urutan masa lalu, kini, dan masa akan datang. Dalam suatu paragraI, jumlah kalimat pengembang ini jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan kalimat topik dan unsur yang lainnya. Sebagian besar kalimat-kalimat yang terdapat dalam paragraI termasuk kalimat pengembang. Sebagai contoh, swatu paragraI yang terdiri atas 0 kalimat, dua diantaranya adalah kalimat topik dan kalimat penegas, maka 8 kalimat yang lainnya adalah kalimat pengembang. d. Kalimat Penegas Kehadiran kalimat penegas dalam suatu paragraI tidak bersiIat mutlak. Kalimat tersebut dihadirkan apabila pengarang merasa perlu mempertegas gaagasan yang telah disampikan terlebih dahulu. Namun, apabila inIormasi atau gagasan yang disampaikan itu cukup jelas maka kehadiran kalimat penegas itu tidak di perlukan. Kehadiran kalimat penegas ini memiliki dua Iungsi, yaitu sebagai pengulang atau penegas kembali kaliamt topik, dan sebagai selingan untuk menghilang-kan kejemuan atau sebagai penarik minat baca. Karena Iungsinya yang seperi itu, kehadiran kalimat penegas itu bersiIat mana suka.
8
2.4 Pemgem-angan Paragraf
Dalam pengembangan paragraI, ada beberapa teknik yang dapat di lakukan, di antaranya adalah ( secara alamiah, (2 klimaks dan anti klimaks, ( umum khusus dan khusus umum. Teknik-teknik berikut akan diuraikan berikut ini. 1) Se.ara Alamiah Pengembangan paragraI secara alamiah ini didasarkan pada urutan ruang dan waktu. Urtan ruang merupakan urutan yang akan membawa pembaca dari suatu titik ke titik berikutnya dalam suatu ruang. dapun urutan waktu adalah urutan yang menggambarkan urutan terjadinya peristiwa, perbuatan, atau tindakan. 2) Klimaks dan Antiklimaks Pengembangan paragraI dengan urutan ini didasarkan bahwa posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang tertenggi atau paling menonjol. Bila posisi yang tertinggi itu ditaruh pada bagian akhir disebut klimaks. Sebaliknya, bila penulis menulis menlis rangkaian dengan posisi paling menonjol dan makin lama makin tidak menonjol disebut urutan antiklimaks. 3) Umum Khusus - Khusus Umum Cara ini paling banyak digunakan dalam pengembangan paragraI baik dari umum ke khusus atau sebaliknya dari khusus ke umum. Dalam bentuk umum khuusus, gagasan utama di letakkan di awal paragraI. Dalam bentuk khusus umum, gagasan utama diletakkan di bagian akhir paragraI. Bentuk paragraI yang pertama disebut paragraI deduktiI, sedangkan paragraI bentuk kedua adalah paragraI deduktiI. Gagasan utama paragraI akan menjadi jelas apabila dilakukan perincian yang cermat. Perincian-perincian itu dapat dilakukan dengan bermacam pola pengembangan. Pola pengembangan yang dipakai, antara lain, ditentukan oleh gagasan atau masalah yang hendak dikemukakan. Misalnya apabila gagasan yang hendak disampaikan itu berupa urutan peristiwa, maka pola pengembangan yang sebaiknya dipilih adalah pola kronologis (naratiI atau proses (eksposisi. Lain lagi apabila masalahnya itu mengenai sebab-akibat suatu kejadian, maka pola yang dipilih adalah pola kausalitas (eksposisi, rgumentasi. Pilihan pola pengembangan ditentukan pula oleh pandangan penulis itu sendiri terhadap masalah yang hendak disampaikannya.
1. Paragraf Narasi ParagraI narasi adalah paragraI yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian sedemikian rupa sehingga pembaca seolah-olah mengalai sendiri kejadian yang diceritakan itu. Dalam paragraI narasi terdapat tiga unsur utama yaitu tokoh- tokoh, kejadian, dan latar ruang atau waktu. Berdasarkan materi pengembangannya, paragraI narasi terbagi ke dalam dua jenis, yakni narasi Iiksi dan narasi nonIiksi. Narasi IiktiI adalah narasi yang mengisahkan peristiwa-peristiwa imajinatiI. Narasi IiktiI disebut juga narasi sugestiI. 4nt4hnya: novel dan cerpen. Narasi nonIiktiI adalah narasi yang mengisahkan peristiwa-peristiwa Iactual, suatu yang adadan benar-benar terjadi. Narasi ini disebut juga narasi ekspositori. Contohnya biograIi dan laporan perjalanan. Perbedaan yang lebih jelas antara narasi IiktiI dan nonIiktiI adalah sebagai berikut: ( Narasi Fiksi (2 Narasi nonIiksi . Menyampaikan makna atau amanat secara tersirat;sebagai sarana 2. Menggugah majinasi . Penalaran diIungsikan sebagai alat pengungkap makna, kalau perlu dapat diabaikan. 4. Bahasa cenderung Iigurative dan menitikberatkan penggunaan konotasi.
2. Paragraf Deskripsi ParagraI deskripsi adalah jenis paragraI yang menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci. Pola pengembangan paragraI deskripsi, antara lain, meliputi pola pengembangan spasial dan pola sudut pandang. a. Pola Spansial pola spansial adalah pola pengembangan paragraI yang didasarkan atas ruang dan waktu. Dengan teratur, penulis menggambarkan suatu ruangan dari kiri ke kanan, dari timur ke barat, dari bawah ke atas, dari depan ke belakang, dan sebagainya. Uraian tentang kepadatan penduduk suatu daerah dapat dikemukakan dengan landasan urutan geograIi (misalnya: dari barat ke timur atau dari utara ke selatan; deskripsi mengenai sebuah gedung bertingkat dapat dilakukan dari tingkat pertama berturut-turut hingga tingkat terakhir, penggamban terhadap suasana suatu lingkungan dapat dilakukan mulai dari siang, sore, hingga malam hari. 0
4nt4h . Pada malam hari, pemandangan rumah terlihat begitu eksotis. palagi dengan cahaya lampu yang memantul dari seluruh penjuru rumah. Dari luar bangunan ini tampak indah, mampu meberikan pancaran hangat bagi siapa saja yang memandangnya. Lampu-lampu taman yang bersinar menambah kesan eksotis yang telah ada. Begitu hangat. Begitu indah. -. Pola Sudut Pandang Pola sudut pandang adalah pola pegembangan paragraI yang didasarkan tempat atau posisi seorang penulis dalam melihat sesuatu. Pola sudut pandang tidak sama dengan pola spasia. Dalam pola ini penggambaran berpatokan pada posisi atau keberadaan penulis terhadap objek yang digambarkannya itu. Untuk menggambarkan sesuatu tempat atau keadaan, pertama-tama penulis mengambil sebuah posisi tertentu. Kemudian, secara perlahan-lahan dan berurutan, ia menggambarkan benda demi benda yang terdapat dalam tempat itu, yakni mulai dari yang terdekat kepada yang terjauh. 4nt4h. Sekarang hanya beberapa langkah lagi jaraknya mereka dari tebing diatas jalan. Medasing menegakkan dirinya sambil mengasai kemuka dan ia pun berdiri tiada bergerak sebagai pohon diantara pohon-pohon yang lain. Oleh isyarat yang lebih terang dari perkataan itu maju sekian temannya sejajar dengan dia. Di antara daun kayu tapak kepada mereka tebing tu turun ke bawah; dikakinya tegak pondok, sunyi-mati, tak sedikit jua pun kentara, bahwa dia melindungi manusia yang hidup, pandai bergerak dan bersuara. Di bawahnya kedengaran sebentar-bentar sepi mendengaus dan bintang-bintang itupun kelihatan kekabur-kaburan dalam sinar bara yang kusam. Dari celah-celah dinding pondok keluaran cahaya yang kuning merah, tetapi tiada berupa jauh sinar yang halus itu lenyap dibalut oleh kelam yang maha kuasa. Dikelilingi pondok itu tertegak pedati, ketiganya sunyi dan sepi pula.
3. Paragraf Eksposisi ParagraI eksposisi adalah paragraI yang memaparkan atau menerangkan suatu hal atau objek. Dari paragraI Janis ini diharapkan para pembaca dapat memahami hal atau objek itu dengan sejelas-jelasnya. Untuk memaparkan masalah yang dikemukakan, paragraI eksposisi menggunakan contoh, graIik, serta berbagai bentuk Iakta dan data lainnya. Sedikitnya terdapat tiga pola pengembangan paragraI eksposisi, yakni dengan cara proses, sebab dan akibat, serta ilustrasi.
a. Pola Proses Proses merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu atau parurutan dari suatu kejadian atau peristiwa. Untuk menyusun sebuah proses, langkah-lagkahnya adalah sebagai berikut. penulis harus mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh. 2 penulis harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap kejadiannya. penulis menjelaskan tiap urutan itu ke dalam detail-detail yang tegas sehingga pebaca dapat melihat seluruh prose situ dengan jelas. 4nt4h . Pohon anggu, disamping buahnya yang digunakan untuk pembuatan minuman, daunnya pun dapat digunakan sebagai bahan untuk pembersih wajah. Caranya, ambilah daun anggur secukupnya. Lalu, tumbuk sampai halus. Masaklah hasil tumbukan itu dengan air secukupnya dan tunggu sampai mendidih. Setelah itu, ramuan tersebut kita dinginkan dan setelah dingin baru kita gunakan untuk membersihkan wajah . insya llah, kulit wajah kita akan kelihatan bersih dan berseri-seri. -. Pola Se-a- Aki-at pengembangan paragraI dapat pula dinyatakan dngan menggunakan sebab- akibat. Dalam hal ini sebab bias bertidak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai perincian pengembangannya. Namun demikian, dapat juga terbalik: akibat dijadukan gagasan utama, sedangkaan untuk memahami sepenuhnya akibat itu perlu dikeukakan sejumlah sebab sebagai perinciannya. Persoalan sebab-akibat sebenarnya sangat dekat hubungannya dengan prses. Bila disusun untuk mencari hubungan antara bagian-bagiannya, maka proses itu dapat disebut proses kausal. 4nt4h . Pada tahun , produksi padi turun ,85 persen. kibatnya. Impor beras meningkat, diperkirakan menjadi , ton tahun 8. sesudah swasembada pangan tercapai pada tahun 84, pada tahun 86, kita mengekspor sebesar , ribu ton beras, bahkan 50, ribu ton pada tahun . akan tetapi, pada tahun 004, neraca perdagangan beras kita tekor 400 ribu ton. Sejak itu, impor beras meningkat dan pada tahun mencapai 2,5 juta ton. c. Pola Ilustrasi Sebuah gagasan yang terlalu umum, memerlukan ilustrasi-ilustrsi konkret. Dalam karangan eksposisi, ilustrasi-ilustrsi tersebut tidak berIungsi untuk membuktikan 2
suatu pendapat. Ilustrasi-ilustrsi tersebut dipakai sekadar untuk menjelaskan maksud penulis. Dalam hal ini pengamatan-pengamatan pribadi merupakan bahanilustrasi yang paling eIektiI dalam menjelaskan gagasan-gagasan umum tersebut. 4nt4h . Satu-satunya bidang pembangunan yang tidak memahami imbas krisis ekonomi sector-sektor dibidang pertanian. Misalnya, perikanan masih meningkat cukup mengesankan, yaitu 6,65 persen; demikian pula perkebunan, yang meningkat 6,46 persen. Walaupun terkena kebakaran sepanjang tahun, sector kehutanan masihtumbuh 2,5 persen. Secara umum, kontribusi dari sektor-sektor pertanian terhadap produk domestik broto (PDB meningkat dari 8,0 persen menjadi 8,04 persen. Padahal selama 0 tahun terakhir, pangsa sector pertanian merosot dari tahun ke tahun.
4. Paragraf Argumentasi rgumentasi bermakna alasan`. rguentasi berarti` pemberian alas an yang kuat dan meyakinkan` dengan demikian, paragraI argumentasi adalah paragraI yang mengemukakan alas an, contoh, dan bukti-bukti yang kuat dan meyakinkan. lasan- alasan, bukti, dan sejenisnya, digunakan penulis untuk mempengaruhi pembaca agar mereka menyetujui pendapat, sikap atau keyakinan. Dalam beberapa hal memang terdapat beberapa persamaan antara paragraI- paragraI eksposisi, yang telah kita pelajari terdahulu, dengan paragraI argumentasi. Persamaan tersebut, antara lain, bahwa kedua jenis paragraI tersebut sama-sama memerlukan data dan Iakta yang meyakinkan. Namun demikian, terdapat pula perbedaan yang mencolok antara keduanya. Per-edaan Tujuan eksposisi hanya menjelaskan dan menerangkan sehingga pembaca memperoleh inIormasi yang sejelas-jelasnya. rgumentasi bertujuan untuk mempengaruhi pembaca sehingga pembaca menyetujui bahwa pendapat, sikap dan keyakinan kita benar. 2 Eksposisi menggunakan contoh, graIik, dan lain-lainnya untuk menjelaskan sesuatu yang kita kemukakan. rgumentasi memberi contoh, graIik, dan lain- lainnya untuk membuktikan bahwa sesuatu yang kita kemukakan itu benar. Penutup pada akhir eksposisi biasanya menegaskan lagi dari sesuatu yang telah diuraikan sebelumnya.
4 Penutup pada akhir argumentasi biasanya berupa kesimpulan atas sesuatu yang telah diuraikan sebelumnya.
2.5 Batasan Paragraf Kita sering mendengar istilah paragraph, bahkan sering pula kita menggunakannya. Namun, bila ditanya apakah paragraph itu, kita akan sulit juga untuk memberikan jawaban yang paling tepat. tau, kalau kita dipaksa untuk memberikan jawaban, kemungkinan jawaban yang muncul akan bervariasi. Kevariasian itu terjadi, sebab kemungkinan jawaban yang muncul itu bertolak dari suatu tinjauan yang berbeda. Hal ini dapat dilihat pada beberapa batasan yang diberikan oleh beberapa ahli berikut ini. $ P4erw4/arminta Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia disebutkan bahwa paragraph ialah bagian dari bab dalam buku. %he Liang Gie /an A i/yamartaya Dalam Kamus Seni Mengarang dikatakan bahwa paragraph ialah satuan pembagian lebih kecil dibawah sesuatu bab dalam buku. Paragraph biasanya diberi angka rab. arimurti Kri/alaksana Dalam Kamus Linguistik dijelaskan bahwa paragraph ialah ( satuan bahasa yang mengandung satu tema dan perkembangannya, (2 bagian wacana yang mengungkapkan pikiran atau hal tertentu yang lengkap, tetapi yang masih berkaitan dengan isi seluruh wacana, dapat terjadi dari satu kalimat atau kelompok kalimat yang berkaiatn. $4e/it4 /an Mansur asan Dalam buku Seni Membina ParagraI diuraikan bahwa paragraph ialah bagian- bagian karangan yang terdiri atas kalimat-kalimat yang berhubungan secara utuh dan dan padu serta merupakan satu kesatuan pikiran. G4rys Keraf Dalam buku Komposisi Sebuah Pegantar Kemahiran Berbahasa dipaparkan bahwa alinea (baca : paragarI bukanlah suatu pembagia secara konvensional dari suatu bab yang terdiri atas kalimat-kalimat, tetapi lebih dalam makna dari kesatuan kalimat saja. linea tidak lain dari kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang 4
lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat, Ia merupakan himpunan dari kalimat- kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian yang membentuk sebuah gagasan.
2.6 Posisi Paragraf
Suatu buku atau karangan biasanya terdiri atas beberapa bab. Setiap bab karangan atau buku itu membahas sebuah pokok persoalan yang merupakan suatu kebulatan. Pokok persoalan tersebut dalam pembahasannya perlu dipecah-pecah lagi dalam uraian yang lebih kecil, yaitu berupa anak bab. Setiap anak bab berisi pokok- pokok pikiran yang penuangannya diwujudkan dalam bentuk paragraI. Jika diperhatikan uraian diatas dapat dikatakan bahwa sebuah karangan atau buku dibangun oleh beberapa bab. Bab-bab suatu karangan yang mengandung kebulatan ide dibangun oleh beberapa anak bab. nak bab dibangun oleh beberapa paragraI. jadi kedudukan paragraI dalam karangan adalah sebagai unsur pembangun anak bab, atau secara tidak langsung sebagai pembangun karangan itu sendiri.
5
BAB III PENUTUP
. Kesimpulan
ParagraI (alenia adalah sekumpulan kalimat yang tersusun secara logis dan runtun (sistematis, yang memungkinkan suatu gagasan pokok dapat dikomunikasikan kepada pembaca secara eIektiI. ParagraI merupakan satuan terkecil sebuah karangan. Isinya membentuk satuan pikiran sebagai bagian dari pesan yang disampaikan penulis dalam karangannya. ParagraI hendaknya hanya memuat satu kalimat topik dan setiap paragraI hendaknya memiliki unsur kelengkapan, yaitu memiliki beberapa kalimat penjelas yang bisa berupa Iakta-Iakta atau contoh-contoh. Selain itu, kalimat-kalimat yang membangun paragraI tersebut hendaknya memiliki kesatuan (unity, kepaduan (coherensi, kelengkapan (completeness, dan urut (orderly. Komponen paragraI adalah unsur-unsur yang membentuk sebuah paragraI. Komponen yang pertama berupa ide pokok yang dinyatakan dalam kalimat topik dan komponen yang kedua berupa ide penjelas yang dinyatakan dalam kalimat penjelas. Kalimat topik merupakan kalimat yang mengungkapkan ide pokok. Kalimat penjelas merupakan kalimat yang berisi ide penjelas yang berIungsi untuk menjelaskan kalimat topik sehingga terdapat kesatuan dan kepaduan paragraI. Sedangkan komponen paagraI lainnya adaah transisi, kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas. Dalam pengembangan paragraI, ada beberapa teknik yang dapat di lakukan, di antaranya adalah ( secara alamiah, (2 klimaks dan anti klimaks, ( umum khusus dan khusus umum. pabila gagasan yang hendak disampaikan itu berupa urutan peristiwa, maka pola pengembangan yang sebaiknya dipilih adalah pola kronologis (naratiI atau proses (eksposisi. Lain lagi apabila masalahnya itu mengenai sebab- akibat suatu kejadian, maka pola yang dipilih adalah pola kausalitas (eksposisi, rgumentasi. Pilihan pola pengembangan ditentukan pula oleh pandangan penulis itu sendiri terhadap masalah yang hendak disampaikannya. Kedudukan paragraI dalam karangan adalah sebagai unsur pembangun anak bab, atau secara tidak langsung sebagai pembangun karangan itu sendiri.