Anda di halaman 1dari 4

Arus bolak-balik (AC/alternating current)adalah arus listrik dimana besarnya dan arahnya arus berubah-ubah secara bolakbalik.

Berbeda dengan arus searah dimana arah arus yang mengalir tidak berubah-ubah dengan waktu. Bentuk gelombang dari listrik arus bolak-balik biasanya berbentuk gelombang sinusoida, karena ini yang memungkinkan pengaliran energi yang paling efisien. Namun dalam aplikasi-aplikasi spesifik yang lain, bentuk gelombang lain pun dapat digunakan, misalnya bentuk gelombang segitiga (triangular wave) atau bentuk gelombang segi empat (square wave). Secara umum, listrik bolak-balik berarti penyaluran listrik dari sumbernya (misalnya PLN) ke kantor-kantor atau rumah-rumah penduduk. Namun ada pula contoh lain seperti sinyal-sinyal radio atau audio yang disalurkan melalui kabel, yang juga merupakan listrik arus bolak-balik. Di dalam aplikasi-aplikasi ini, tujuan utama yang paling penting adalah pengambilan informasi yang termodulasi atau terkode di dalam sinyal arus bolak-balik tersebut.
http://ilmu-elektronika.co.cc www.scribd.com

Resonansi pada rangkaian AC merupakan keadaan dimana reaktansi induktif dan reaktansi kapasitif memiliki nilai yang sama satu sama lain (XL = XC ). Ketika rangkaian AC dalam keadaan resonansi maka reaktansi akan sama dengan 0 (Nol), (X = XL - XC = 0). Frekuensi resonansi (Fr) merupakan frekuensi dimana keadaan resonansi tercapai, dimana phasa tegangan AC dan arus AC berbeda 90 satu sama lain. Frekuensi resonansi dapat dihitung menggunakan persamaan matematika berikut ini.

Dimana : Fr = Frekuensi Resonansi (Hertz / Hz) = 3,14 L = Induktansi (Henry / H) C = Kapasitansi (Farad / F) Catatan : Persamaan frekuensi resonansi di atas digunakan pada rangkaian AC ideal dimana pada rangkaian tersebut tidak memiliki nilai resistansi (tahanan) atau R = 0

Rangkaian Resonansi Paralel (Tank Circuit)


Kombinasi rangkaian induktor dan kapasitor yang dapat menghasilkan keadaan resonansi salah satu-nya adalah dengan merangkai induktor dan kapasitor secara paralel atau disebut juga sebagai Tank Circuit. Reaktansi induktif akan meningkat seiring meningkat-nya frekuensi sedangkan reaktansi kapasitif justru sebaliknya, akan menurun jika frekuensi meningkat. Jadi hanya akan ada satu nilai frekuensi dimana keadaan kedua reaktansi tersebut bernilai sama.

Pada rangkaian di atas kapasitor C1 memiliki nilai kapasitansi 10uF dan induktor L1 memiliki nilai induktansi 120mH. Berapakah frekuensi resonansi (Fr) pada rangkaian resonansi paralel (Tank Circuit) di atas?

Jawab:
Fr = 1 / (2 (LC)) Fr = 1 / (2 3,14 (0,12 10-5)) Fr = 1 / 0,006879 Fr = 145,36 Hz Jika disimulasikan menggunakan software simulasi dan kita plot nilai arus terhadap frekuensi, rangkaian resonansi paralel (Tank Circuit) akan menghasilkan bentuk kurva seperti terlihat

berikut ini. Berdasarkan pada kurva di atas, pada keadaan resonansi, arus yang mengalir pada rangkaian mencapai nilai minimum-nya bahkan hampir mendekati 0 (Nol). Ini menandakan bahwa impedansi rangkaian sangat tinggi bahkan pada kondisi ideal impedansi rangkaian memiliki nilai yang tak terhingga.

Rangkaian Resonansi Seri


Rangkaian resonansi seri merupakan kombinasi rangkaian induktor dan kapasitor yang disusun secara seri. Untuk menghitung nilai frekuensi referensi menggunakan cara yang sama seperti

menghitung frekuensi referensi pada rangkaian resonansi paralel.

Bentuk kurva yang dihasilkan oleh rangkaian resonansi seri melalui simulasi elektronika diperlihatkan pada gambar berikut ini.

Bentuk kurva untuk rangkaian resonansi seri pada saat keadaan resonansi, arus yang mengalir pada rangkaian mencapai nilai maksimum-nya. Ini merupakan kebalikan dari bentuk kurva pada rangkaian resonansi paralel, dimana pada kondisi resonansi nilai arus yang mengalir merupakan nilai minimum-nya. Ini menandakan bahwa rangkaian resonansi seri memiliki impedansi yang sangat rendah pada kondisi resonansi, bahkan pada rangkaian ideal nilai impedansi rangkaian akan sama dengan 0 (Nol).

Anda mungkin juga menyukai