Anda di halaman 1dari 21

Pembimbing : dr Hartania Sadikin, sp A Oleh : Dedy Sugiharto Nim : 04-048

GASTROESOPAGEAL REFLUX DISEASE


GER : masuknya isi

lambung ke dalam esofagus GERD : suatu kondisi di mana cairan lambung mengalami refluks ke esofagus sehingga menimbulkan gejala khas berupa rasa terbakar, nyeri di dada, regurgitasi dan komplikasi.

Epidemiologi
Bayi mengalami refluks ringan, sekitar 1 : 300 hingga

1:1000 Gastroesofagus refluks paling banyak terjadi pada bayi sehat berumur 4 bulan, dengan > 1x episode regurgitas, Pada umur 6 7 bulan, gejala berkurang dari 61% menjadi 21%, Hanya 5% bayi beruur 12 bulan yang masih mengalami RGE.

wahab samik. Nelson textbook of pediatrics. Jakarta: EGC, 1996

Patofisiologi
Refluks gastroesofageal pada pasien GERD terjadi melalui 3 mekanisme : Refluks spontan pada saat relaksasi LES yang tidak adekuat Aliran retrograde yang mendahului kembalinya tonus LES setelah menelan Meningkatnya tekanan intraabdominal

http://img.medscape.com/slide/migrated/editorial/cmecircle/2001/126/sabesin/slide07.gif

www.scribd.com/gerd/ppt

Manifestasi Klinis
GejalaGERD biasanya adalah muntah dengan: rewel terus-menerus tidak mau makan berat badan turun atau persentil menurun (pada tabel pertumbuhan/growth chart) muntah darah (hematemesis) batuk kronik, mengi apnea (henti napas sesaat) berulang

Tanda dan Gejala GERD pada Bayi dan Anak


Bayi
Tidak mau makan / minum / menetek Muntah berulang Gagal tumbuh (failure to thrive) Rewel terus-menerus Tersedak/apnea berulang Posisi opistotonus Suara serak (henti napas sesaat)

Anak dan Remaja


Nyeri perut Rasa terbakar di dada/ulu hati

(heartburn)
Muntah berulang Kesulitan menelan (disfagia) Batuk kronik/mengi

http://cme.med.umich.edu/pdf/guideline/gERD07.pdf

Diagnosis
Manifestasi Klinis
Pemeriksaan : Endoskopi saluran cerna bagian atas Esofagiografi dengan barium Pemantauan pH 24 jam Tes Bernstein

Penatalaksanaan
1. Modifikasi gaya hidup
Menghindari menggukan baju yang ketat (tekanan

intraabdominal) Menghindari makanan yang dapat menstimulasi asam lambung:

coklat, teh, peppermint, kopi dan minuman bersoda

Menghindari obat-obat yang dapat menurunkan tonus

LES :

antikolinergik, teofilin, diazepam, opiate, antagonis kalsium, agonis beta adrenergic, progesterone.

Pengaturan Kebiasaan/Perilaku pada Bayi/Anak dengan GERD


Bayi
Makanan/minuman dibuat lebih kental Makan/minum sedikit tapi sering Posisi tegak setelah makan/minum Menghindari paparan asap rokok

Anak dan Remaja


Mengurangi berat badan jika overweight Modifikasi diet/pola makan Menghindari merokok

2. Terapi medikamentosa Antasid Golongan obat ini cukup efektif dan aman dalam menghilangkan gejala GERD tetapi tidak menyembuhkan lesi esofagitis. Selain sebagai buffer terhadap HCl, obat ini dapat memperkuat tekanan sfingter esophagus bagian bawah. Antagonis reseptor H2 Sebagai penekan sekresi asam, golongan obat ini efektif dalam pengobatan penyakit refluks gastroesofageal jika diberikan dosis 2 kali lebih tinggi dan dosis untuk terapi ulkus.

Obat-obatan prokinetik Secara teoritis, obat ini paling sesuai untuk pengobatan GERD karena penyakit ini lebih condong kearah gangguan motilitas. Metoklopramid Obat ini bekerja sebagai antagonis reseptor dopamine. Efektivitasnya rendah dalam mengurangi gejala serta tidak berperan dalam penyembuhan lesi di esophagus kecuali dalam kombinasi dengan antagonis reseptor H2 atau penghambat pompa proton.

Domperidon Golongan obat ini diketahui dapat meningkatkan tonus LES serta mempercepat pengosongan lambung Cisapride Efektivitasnya dalam menghilangkan gejala serta penyembuhan lesi esophagus lebih baik dibandingkan dengan domperidon.

Sukralfat (Aluminium hidroksida + sukrosa oktasulfat) Obat ini bekerja dengan cara meningkatkan pertahanan mukosa esophagus, sebagai buffer terhadap HCl di eesofagus serta dapat mengikat pepsin dan garam empedu Penghambat pompa proton (Proton Pump Inhhibitor/PPI) Golongan obat ini merupakan drug of choice dalam pengobatan GERD. Golongan obat-obatan ini bekerja langsung pada pompa proton sel parietal dengan mempengaruhi enzim H, K ATP-ase yang dianggap sebagai tahap akhir proses pembentukan asam lambung.

Dosis Obat pada GERD


Obat Antagonis H2 Cimetidine 40 mg/kg/hari 3 4 x/hari Dosis Frekuensi

Famotidine
Ranitidine

1 mg/kg/hari
5-10 mg/kg/hari

2 x/hari
2 3 x/hari

Penghambat Pompa Proton (PPI) Lansoprazole Omeprazole 0.4-2.8 mg/kg/hari 0.7-3.3 mg/kg/hari Sekali sehari Sekali sehari

3. Operasi Operasi adalah sangat efektif dalam menghilangkan gejalagejala dan merawat komplikasi-komplikasi dari GERD Tekniknya dikenal sebagai fundoplication

http://www.mayoclinic.com/images/image_popup/mcdc7_fundoplication.jpg

4. Endoskopik endoskopik mempunyai keuntungan-keuntungan dari tidak memerlukan operasi

Komplikasi GERD
Esofagitis striktura (disfagia) perdarahan esofagus 2. Gagal tumbuh (failure to thrive) 3. Perdarahan saluran cerna 4. Aspirasi pneumonia
1.

suraatmaja, sudrajat. Kapita Selekta Gastroenterologi anak. Jakarta : Sanging Seto, 2007; 229-241

Anda mungkin juga menyukai