Anda di halaman 1dari 4

Membangun Infrastruktur Desa

22 Feb 2011
Oleh Roem Kono/Anggota Komisi V/Banggar DPR RI
egagalan bangsa kita pada masa lalu disebabkan terabaikannya pembangunan pedesaan. arena
tak ada political will pemerintah, maka dampak angka urbanisasi terus meningkat dan desa
kehilangan sumber daya manusia (SDM) untuk mendorong kemajuan maupun peningkatan
kesejahteraan.
Pembangunan nasional sendiri makin memperbesar jurang antara kota dan desa. Sebab, saat ini
ndonesia lebih mengonsentrasikan pembangunan pada sektor industri yang membutuhkan investasi
mahal untuk mengejar ketertinggalan pertumbuhan dengan negara lain. Akibatnya, pembangunan
pedesaan seperti terabaikan. ondisi ini justru menciptakan jurang keterbatasan SDM, modal, dan
kebijakan antara desa dan kota. Padahal, jika digali lebih dalam, SDM serta peluang maju juga bisa
dilakukan dari desa.
Memang, banyak program atau proyek" yang dilaksanakan pemerintah pusat. Namun, mayoritas
hanya berupa pemberian bantuan fisik kepada masyarakat tanpa disertai ketepatan kebutuhan serta
keterampilan yang mendukung. Dengan demikian, kelanjutannya tak pernah berjalan sesuai harapan.
ni masih diperparah dengan tidak adanya monitoring pihak terkait secara berkala. Dengan demikian,
selain menghamburkan dana, juga tidak mendidik masyarakat untuk ikut berpartisipasi aktif
melaksanakan program pembangunan infrastruktur pedesaan.
nilah yang melatarbelakangi para wakil rakyat di Senayan, Jakarta, menggagas perjuangan dana
aspirasi, dana pembangunan infrastruktur berbasis daerah pemilihan (dapil), serta dana
pembangunan Rp 100 miliar per desa maupun beragam program pro rakyat lainnya.
Melalui omisi V yang membidangi perhubungan dan infrastruktur, DPR mendorong agar pemerintah
pusat mereorganisasi lembaga yang mengurusi pembangunan infrastruktur. Agar lebih efektif dan
efisien serta tepat sasaran sesuai kebutuhan desa, peran lebih besar perlu diberikan kepada
pemerintah daerah sesuai semangat otonomi daerah dalam mempercepat pembangunan infrastruktur
pedesaan. Sedangkan pelaksanaan pembangunan infrastruktur diserahkan sepenuhnya kepada
pemerintah kabupaten/kota melalui pengawasan legislatif dan pemerintah pusat. Di sini desentralisasi
sesungguhnya bisa berjalan dengan baik dan benar.
Terkait pembangunan infrastruktur, DPR menggagas alokasi APBN hingga Rp 100 miliar per tahun
untuk kabupaten/kota-, dikhususkan desa tertinggal. Rencananya anggaran ini direalisasikan selama
lima tahun berturut-turut Alokasi anggaran disesuaikan dengan skala prioritas kebutuhan infrastruktur
daerah untuk desa-desa tertinggal dengan tidak meninggalkan daerah-daerah yang sudah berjalan
pembangunan infrastrukturnya.
Data statistik menunjukkan masih ada 183 kabupaten/ kota yang memiliki desa tertinggal. Jika tiap
kabupaten/kota yang memiliki desa tertinggal tersebut dialokasikan anggaran Rp 100 miliar per tahun
untuk kebutuhan pembangunan infrastrukturnya, maka negara hanya menyediakan anggaran
sebesar Rp 18,3 triliun lebih. ni artinya percepatan pembangunan pedesaan dapat dirasakan
manfaatnya untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Berkaca dari kondisi di atas, ada yang harus ditingkatkan dari pembangunan infrastruktur pedesaan.
Pembangunan harus lebih terfokus pada semua aspek yang prinsipil, yakni aspek intelektual SDM,
material dan fisik, sampai aspek manajerial. Aspek-aspek itu nantinya bisa berkembang sehingga
menghasilkan output positif berupa peningkatan pendapatan masyarakat desa. Sehingga, satu demi
satu desa tertinggal bisa mengubah diri menjadi desa berkembang dan maju.
Pengawasan anggaran demi kelangsungan pembangunan infrastruktur pedesaan penting dan
mendesak agar tepat sasaran dan berkelanjutan. Sebab, program aspirasi desa dijamin dengan
payung hukum yang jelas, yakni Pasal 76 dan 79 Undang-Undang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (UU
MD3). Disebutkan dengan tegas bahwa anggota DPR wajib memperjuangkan aspirasi rakyat.
Sumber : http://bataviase.co.id/node/577013
============================================================================

antuan Infrastruktur Perdesaan Tahun 2011

Bantuan Pemerintah yang bertajuk nfrastruktur Perdesaan pun juga terjadi di Wonocoyo. Dengan
anggaran sejumlah Rp. 60.000.000,- (enam puluh juta rupiah) Desa Wonocoyo menganggarkan
untuk biaya pembangunan ontruksi Jaringan Drainase yang ada di dusun Wonocoyo Utara dengan
RAB dan gambar yang disusun oleh Dinas Bina Marga abupaten Trenggalek.
Rencana Pembangunan ontruksi Jaringan Drainase yang panjangnya kurang lebih 700 meter
tersebut sebenarnya sudah pernah diusung dalam usulan program PNPM MP Tahun 2011, karena
mengingat program trsebut menduduki peringkat ke dua di dalam RP RPJMDes Tahun pertama.
Namun, dalam MAD ecamatan Penetapan Prioritas Usulan, program itu akhirnya untuk sementara
belum bisa diwujudkan.Sementara dari program PNPM Bantuan Dampak risis, program
pembangunan Desa Wonocoyo yang berhasil dituntaskan adalah Rabat Jalan sepanjang 700 meter
yang melintasi dukuh Pucangombo. Akhirnya, melalui Program Bantuan nfrastruktur Perdesaan
Tahun 2011 ini, program pembangunan ontruksi Jaringan Drainase ini baru bisa dilaksanakan.
ontruksi jaringan Drainase yang dibangun dengan program Bantuan nfrastruktur Perdesaan adalah
drainase yang direncanakan membentang mulai dari RT. 03 hingga RT. 07. Melintasi pemukiman
padat Dusun Wonocoyo Utara dan menyisir tepian Pasar Panggul sebelum akhirnya menuju bantaran
sungai Panggul. Sebuah bentangan drainase yang dinilai paling produktif dan strategis menjawab
permasalahan saluran drainase dari rumah tangga di Desa yang berpenduduk kurang lebih 6.462
jiwa itu.
(Eko Mrg-Perangkat Desa Wonocoyo)

Sumber : http://www.desawonocoyo.com/bantuan-infrastruktur-perdesaan-tahun-2011.html

============================================================================


Pemerintah Pusat Diminta Perhatikan Infrastruktur Pedesaan

Banjarmasin (ANTARA News) - Anggota DPR-R dari Partai Demokrasi ndonesia Perjuangan, H.
Bachruddin Syarkawi, minta, pemerintah pusat memperhatikan infrastruktur pedesaan asal daerah
pemilihannya alimantan Selatan.

"arena infrastruktur pedesaan di alsel, seperti jalan-jalan desa, belakangan ini banyak yang rusak
dan bisa mengganggu usaha pertanian serta roda perekonomian masyarakat setempat," ungkapnya
saat berada di Banjarmasin, amis.

Dia mencontohkan infrastruktur pedesaan di abupaten Tanah Laut (Tala). Wakil rakyat dari PD-P
tersebut meninjau beberapa kecamatan di kabupaten wilayah timur alsel itu, di antaranya
ecamatan Batu Ampar.

Anggota omisi V DPR-R yang juga membidangi pertanian itu berada di alsel untuk mengisi masa
reses guna menyerap aspirasi rakyat/konstituen yang merupakan asal daerah pemilihannya.

Mantan Wakil etua DPRD alsel dua periode (1999 - 2004 dan 2004 - 2009) itu maklum bahwa
untuk pembangunan ataupun perbaikan dan peningkatan infrastruktur pedesaan merupakan
tanggung jawab pemerintah daerah setempat.

Tapi mengingat anggaran daerah yang terbatas atau boleh dikatakan minim, maka pemerintah pusat
juga harus turun tangan mengatasi permasalahan pedesaan tersebut, saran mantan etua Dewan
Pimpinan Daerah PD-P alsel itu.

"Saya berharap bagaimana cara agar pemerintah pusat menaruh perhatian terhadap infrastruktur dan
permasalahan pedesaan lainnya," pinta mantan aktivis mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas
Lambung Mangkurat (Unlam) Banjarmasin tersebut.

Dalam kegiatan resesnya di "Bumi Tuntung Pandang" Tala, mantan aktivis Himpunan Mahasiswa
slam (HM) tersebut juga menerima keluhan warga masyarakat setempat, seperti masalah lahan
usaha pertanian mereka yang relatif kecil dan tak bisa berkembang.

"Tidak bisanya mengembangan lahan usaha pertanian tersebut karena sejumlah lahan yang
kelihatannya menganggur, ternyata sudah dikuasai perusahaan dalam bentuk Hak Guna Usaha
(HGU)," ungkapnya mengutip keterangan warga Tala.

"Oleh sebab itu, sebagai wakil rakyat saya akan membicarakan dengan teman-teman anggota DPR-
R, khususnya sesama anggota omisi V, bagaimana cara untuk menindak lanjuti aspirasi tersebut,"
demikian Bachruddin. (SHN/004)
Sumber : http://www.antaranews.com/news/233072/pemerintah-pusat-diminta-perhatikan-
infrastruktur-pedesaan













aktor-faktor daIam pembangunan Infrastruktur Pedesaan :
Dari artikel diatas, kita tahu bahwa betapa pentingnya nfrastruktur dalam kehidupan bermasyarakat
untuk mendapatkan keadilan kesejahteraan. ni merupakan tanggung jawab pemerintah dalam hal
penyediaan dan tentunya oleh partisipasi langsung dari masyarakat desa.
Pembangunan nfrastruktur di perkotaan justru makin memperbesar jurang antara kota dan desa.
Sebab, saat ini ndonesia lebih mengonsentrasikan pembangunan pada sektor industri yang
membutuhkan investasi mahal untuk mengejar ketertinggalan pertumbuhan dengan negara lain.
Akibatnya, pembangunan pedesaan seperti terabaikan. ondisi ini justru menciptakan jurang
keterbatasan SDM, modal, dan kebijakan antara desa dan kota. Padahal, jika digali lebih dalam, SDM
serta peluang maju juga bisa dilakukan dari desa.
Secara garis besar, ndikator dalam pembangunan nfrastruktur, yaitu :
1. peningkatkan aksesibilitas usaha ekonomi masyarakat menjadi lebih baik,
2. peningkatkan nilai asset (tanah) yang dimiliki
3. kemudahan komunikasi dan interaksi antar warga, penyediaan air bersih dan lainnya.
4. peningkatan tingkat partisipasi masyarakat yang proses pelaksanaannya.
Manfaat ekonomi infrastruktur jalan sangat tinggi apabila infrastruktur tersebut dibangun tepat untuk
melayani kebutuhan masyarakat dan dunia usaha yang berkembang. Dampak pembangunan jalan
terhadap sektor pertanian memberikan beragam keuntungan di berbagai tingkatan bagi petani
dibanding dengan membangun irigasi.
Alasan utamanya adalah variabel jalan berdampak lebih luas karena membuka akses lebih besar
bagi petani. Melalui pembangunan jalan, informasi produksi perdagangan dan kegiatan bisnis lainnya
dari urban yang berguna bagi kegiatan petani lebih cepat diterima. Dampak itu lebih tinggi dibanding
dengan dampak pembangunan irigasi, karena hanya terbatas pada peningkatan produksi tanaman
pangan.
Walaupun demikian, kedua jenis infrastruktur (jalan dan irigasi) memiliki perannya masing-masing
dan oleh karenanya sebaiknya dibangun secara bersamaan. Sifat, makna, dan dampak infastruktur
yang menyentuh perdesaan seperti ini sangat mungkin berbeda dimensinya dengan pembangunan
jalan bebas hambatan yang digalakkan pemerintah sekarang ini.
Sampai saat ini, ternyata kalau diamati secara mendalam, dampak jalan tersebut telah berhasil
menarik investasi mendorong pertumbuhan dunia industri di daerah (kota) di dua sisi jalan hingga ke
pedalaman dimana banyak jalan penghubung yang dibangun mampu menghidupkan kegiatan
perkebunan dan produksi pertanian dan non-pertanian. Dampak investasi dan perdagangan sebagai
hasil dari investasi infrastruktur merupakan faktor yang berpengaruh positif baik terhadap perdesaan
maupun perkotaan.

Anda mungkin juga menyukai