PERINGKAT BATUBARA Peringkat batubara (coal rank)CoaliIication; Rank (Peringkat) berarti posisi batubara tertentu dalam garis peningkatan trasIormasi dari gambut melalui batubara muda dan batubara tua hingga graIit. Proses transIormasi Iisika dan kimia yang tetap disebut coalification (atau carboniIication). Peringkat batubara adalah equivalent dengan derajat metamorIisma. ORGANIC METHAMORPHISM Methamorphism oI organic matter, dimulai setelah organisma mati mengalami pembusukan dan berlangsung jutaan tahun, menghasilkan secara meningkat perbedaan unsur-unsur, yaitu perbedaan jenis petroleum, gas dan batubara. Macam proses yang kompleks terdiri dari 2 tigkatan utama yaitu : 1. ase biokimia Tingkatan biokimia (atau biogenetik) daripada metamorIisme organik adalah aksi orgsnisme hidup, khususnya dominan bakteri dan Iungi (jamur). Dalam pembentukan batubara, material tanaman mengalami proses peatiIikasi (humiIikasi) terhadap umic matter. Komposisi mikrobiologi tidak dapat terjadi di atas temperatur tertentu (~ 80 0 C)
2. ase geokimia ase geokimia didominasi oleh pengaruh peningkatan temperatur dan tekanan, disebabkan oleh peningkatan kedalaman penimbunan unsur organik di bawah tutupan sedimen (8edimentary overburden). Tidak jelas batas kedua Iase tersebut, tetapi bisa dikatakan reaksi berakhir pada tingkat gambut dan aksi geokimia menjadi agen utama pada tingkat brown-coal dan ard-coal. Batubara ( Coal / Humic Coal) Terdiri dari dominan unsur C, H dan O. Belerang dan nitrogen dan unsur-unsur teras elemen lainnya hadir hanya dalam jumlah yang kecil. Kayu sebagai asal batubara, mengandung kurang lebih: C 50 H 6 O 43. GraIit yang terbentuk pada tahap akhir coaliIikasi terdiri dari 100 C. CoaliIikasi adalah suatu proses pengayaan yang konstan terhadap karbon dengan pengurangan H dan O, pelepasan terutama H2O. CO 2 , CH 4 , dan hidrokarbon lainnya. la88ifika8i Peringkat Batubara (Coal Rank) Parameter kimia sebagai penentu coal rank : - Carbon, hydrogen, dan hydrogen asal dari elementary analy8i8, dihitung bersama-sama dengan kandungan air dan a8-free (w.a.f ba8i8) - Kandungan volatile matter atau nilai komplementernya daripada kandungan Iixed carbon berasal dari proximate analy8i8 sebagaimana menghitung w.a.f ba8i8, - Nilai kalori daripada batubara dihitung bersama-sama dengan kelembaban (moi8t), mineral matter, free ba8i8 dan kandungan air (total moi8ture). - Dari unsur oxygen tidak pernah digunakan sebab untuk determinasi tidak cukup akurat dan secara eksak sulit ditentukan, - Hydrogen terbukti sebagai indikator peringkat (rank) hanya untuk batubara antracite, - Kandungan elemen karbon digunakan sangat luas, khususnya untuk lingkungan saintiIis untuk determinasi peringkat batubara, - Kandungan C digunakan hanya untuk low-rank coal dan meta-antracite. - Kandungan volatile matter dan fixed carbon hanya dapat pada batubara tua berperingkat tinggi, dan tidak bisa pada peringkat rendah disebabkan volatile matter diatas 33 atau dibawah 67 fixed carbon, Di sisi lain : Nilai kalori dan kandungan air adalah parameter sangat baik untuk batubara muda dan batubara tua berperingkat derajat rendah, tetapi tidak baik untuk peringkat tinggi. American system Berdasarkan atas fixed carbon untuk batubara berperingkat tinggi, danNilai kalori yang diexpresikan dalam Briti8 Termal Unit (Btu) untuk batubara berderajat rendah.Sistem Amerika terdiri dari 4 grup peringkat utama dan 13 sub-grup dengan nama masing-masing.Misalnya low-volatle bituminou8Penamaan tersebut di atas sangat umum digunakan.(lihat tabel: Tabel Peringkat Batubara) Sistem Klasifikasi International &ntuk batubara tua, didasarkan pada :'olatile matter untuk peringkat tinggi,Nilai kalori (diekspresikan dengan kalori) untuk batubara peringkat rendah,Batas antara batubara muda dan batubara tua terletak pada nilai kalori 5700 kCal/Kg.Tidak ada penamaan batubara berdasarkan peringkat, tetapi perbedaannya hanya berdasarkan 9 klas batubara.&ntuk batubara muda, meskipun nilai kalori cukup bisa dipakai sebagai parameter, komite Internasional memilih water content sebagai indikator, dan menetapkan 6 klas (10-15) untuk batubara mudaSistim Eropa keseluruhan mencakup 15 kelas batubara Metode penentuan peringkat (Rank)didasarkan padaKandungan Iixed carbon dan nilai kalori ditentukan berdasarkan metode standard analysis siIat batubara. Seri Peringkat Batubara (The coal rank series) Gambut, adalah bagian permulaan seri koaliIikasi. Gambut, memiliki kandungan air hingga 90, tetapi kebanyakan akan hilang dengan pengeringan, memiliki kandungan carbon antara 50 60.Batas antara gambut dan batubara muda yaitu kandungan air lebih dari 70 (ash-Iree) dan nilai kalori kuang dari 1800 kCal/kg (moist ash-Iree) Batubara Muda (Brown Coal) Argumen mengenai subjek batubara muda ini sangat panjang mengenai deIinisi, batasan, subdivisi, di Amerika, dibedakan batubara muda dan lignit : Batubara muda ( uncon8olidated) Lignit ( con8olidated lignite coal). Batubara muda berada pada semua peringkat antara gambut dan batubara tua (liat tabel peringkat batubara) Batas bawah batubara muda adalah pada total moi8ture content 70 a.I., equivalen dengan nilai kalori sekitar 1800 kCal/Kg dan batas bawahnya pada nilai kalori 5700 kCal/Kg. Hard Coal, Bila batubara, berwarna hitam dan garis-garis coklat yang jarang menunjukkan batubara tua. Batubara tua (Hard Coal), pada klass 3 9 berhubungan dengan batubara bituminous dan klas 0 2 dengan batubara antracite, Graphite, secara teoritis adalah tingkatan terahir dari batubara yang mencapai 100 konsentrasi kandungan carbon, tetapi dalam praktek grapite sangat jarang dijumpai dalam sayatan meta-antracite, grapite di alam selalu diakibatkan metamorIisme batuan keras pada temperatur sangat tinggi. Beberapa pengaruh dalam proses coaliIikasi bnormal coalification proce88e8; bnormal pre88ure, misalnya karena perlipatan secara orogenetik, dapat mengakibatkan evolusi struktur yang berpengaruh luas terhadapat evolusi kimiawi. Radioactivity, memberikan eIek terhadap coaliIication dimana uranium dan thorium yang terkonsentrasi dalam batubara dan partikel alIa bombard (membom) unsur organik, menyebabkan coaliIication tingkat tinggi pada lingkaran pengaruh (ceating di8tinct contact alo8) enomena ini jarang terjadi, biasanya terbatas hanya sekitar butiran mineral radioaktiI dalam batubara Intrusi batuan beku dapat mempengaruhi DOM daripada 8eam (lapisan) batubara dengan 2 cara: Pengaruh Intrusi pada batubara EIek pertama adalah metamorIisma regional oleh intrusi magma kedalam seri batuan sedimen diatas, atau biasanya dibawah coal 8eam. Penambahan temperatur menghasilkan peninggian DOM sekitar intrusi (contoh kasus batubara Gondwana di AIrika Selatan, dimana batubara sekitar intrusi cendrung teraltrasi membentuk anthracite)
SIFAT BATUBARA (PROPER1IES OF COAL) Batubara memiliki substansi yang kompleks dan meskipun demikian akan dipelajari mengenai isika dan kimiawi penting tertentu, Pada umumnya siIat batubara, antara lain: 1. SiIat umum (general propertie8) 2. SiIat Iisika (pi8ical propertie8) 3. SiIat kimia (cemical propertie8) 4. SiIat teknis (tecnical propertie8). Metode analisa standard : Laboratorium Industri umumnya memakai 2 metode: 1. Analisis proximat, Analisis proksimat batubara bertujuan untuk menentukan kadar Moisture (air dalam batubara) kadar moisture ini mengcakup pula nilai Iree moisture serta total moisture, ash (debu), volatile matters (zat terbang), dan Iixed carbon (karbon tertambat). Moisture ialah kandungan air yang terdapat dalam batubara sedangkan abu (ash) merupakan kandungan residu non-combustible yang umumnya terdiri dari senyawa-senyawa silika oksida (SiO2), kalsium oksida (CaO), karbonat, dan mineral-mineral lainnya,Volatile matters adalah kandungan batubara yang terbebaskan pada temperatur tinggi tanpa keberadaan oksigen (misalnya CxHy, H2, SOx, dan sebagainya), Fixed Carbon ixed carbon ialah kadar karbon tetap yang terdapat dalam batubara setelah volatile matters dipisahkan dari batubara. Kadar Iixed carbon ini berbeda dengan kadar karbon (C) hasil analisis ultimat karena sebagian karbon berikatan membentuk senyawa hidrokarbon volatile. Nilai Kalor Batubara (Coal Calorific Value) Salah satu parameter penentu kualitas batubara ialah nilai kalornya, yaitu seberapa banyak energi yang dihasilkan per satuan massanya. Nilai kalor batubara diukur menggunakan alat yang disebut bomb kalorimeter. Kalorimater bom terdiri dari 2 unit yang digabungkan menjadi satu alat. &nit pertama ialah unit pembakaran di mana batubara dimasukkan ke dalam bomb lalu diinjeksikan oksigen lalu bomb tersebut dimasukkan kedalam bejana disini batubara dibakar dengan adanya pasokan udara/oksigen sebagai pembakar. &nit kedua ialah unit pendingin/kondensor (water handling) Kadar Sulfur Salah satu cara untuk menentukan kadar sulIur yaitu melalui pembakaran pada suhu tinggi. Batubara dioksidasi dalam tube furnace dengan suhu mencapai 1350C. SulIur oksida (SOx) yang terbentuk sebagai hasil pembakaran kemudian ditangkap oleh oleh detektor inIra merah kalau menggunakan metode inIrared sedangkan kalau menggunakan metode HTM akan ditangkap oleh larutan peroksida lalu dititrasi dengan natrium borat dan kemudian dianalisis. Analisis ultimat.Analisis ultimat dilakukan untuk menentukan kadar karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen, (N), dan sulIur (S) dalam batubara. Seiring dengan perkembangan teknologi, analisis ultimat batubara sekarang sudah dapat dilakukan dengan cepat dan mudah. Analisa ultimat ini sepenuhnya dilakukan oleh alat yang sudah terhubung dengan komputer. Prosedur analisis ultimat ini cukup ringkas; cukup dengan memasukkan sampel batubara ke dalam alat dan hasil analisis akan muncul kemudian pada layar komputer. Analisa Size Analisis Data analisis dari suatu hasil tambang ialah satu data dari data-data yang diperlukan dalam perancangan coal preparation plant, pada crushing plant dan screening plant pemeriksaan size diperlukan untuk melihat apakah hasil dari proses masih sesuai dengan spesiIikasi atau tidak, pada proses loading dilakukan untuk mengantisiIasi masalah yang timbul karena kalau terlalu banyak yang Iine coal nilai total moisturenya cenderung meningkat dan akan berdebu pada saat kering. . nali8i8 proximate Analisis proximate menunjukan persen berat dari fixed carbon, bahan mudah menguap, abu,dan kadar air dalam batubara. Jumlah fixed carbon dan bahan yang mudah menguap secara langsung turut andil terhadap nilai panas batubara. Fixed carbon bertindak sebagai pembangkit utama panas selama pembakaran. Kandungan bahan yang mudah menguap yang tinggi menunjukan mudahnya penyalaan bahan bakar. Kadar abu merupakan hal penting dalam perancangan grate tungku, volum pembakaran, peralatan kendali polusi dan sistim andlingabu pada tungku. Analisis proximate untuk berbagai jenis batubara Tabel . Analisis 5roximate untuk berbagai batubara (persen) Parameter Batubara India Batubara Indonesia Batubara Afrika Selatan Kadar air 5,98 9,43 8,5 Abu 38,63 13,99 17 Bahan mudah menguap (volatile matter)
20,70
29,79 23,28 Fixed Carbon 34,69 46,79 51,22
Parameter-parameter tersebut digambarkan dibawah ini. Fixed carbon: Fixed carbon merupakan bahan bakar padat yang tertinggal dalam tungku setelah bahan yang mudah menguap didistilasi. Kandungan utamanya adalah karbon tetapi juga mengandunghidrogen, oksigen, sulIur dan nitrogen yang tidak terbawa gas. Fixed carbon memberikanperkiraan kasar terhadap nilai panas batubara. Bahan yang mudah menguap ;olatile matter): Bahan yang mudah menguap dalam batubara adalah metan, hidrokarbon, hydrogen, karbonmonoksida, dan gas-gas yang tidak mudah terbakar, seperti karbon dioksida dan nitrogen. Bahan yang mudah menguap merupakan indeks dari kandungan bahan bakar bentuk gas di dalam batubara. Kandungan bahan yang mudah menguap berkisar antara 20 hingga 35 . Bahan yang mudah menguap : Berbanding lurus dengan peningkatan panjang nyala api, dan membantu dalam memudahkan penyalaan batubara Mengatur batas minimum pada tinggi dan volum tungku Mempengaruhi kebutuhan udara sekunder dan aspek-aspek distribusi Mempengaruhi kebutuhan minyak bakar sekunder Kadar abu Abu merupakan kotoran yang tidak akan terbakar. Kandungannya berkisar antara 5 hingga 40. Abu: Mengurangi kapasitas andling dan pembakaran Meningkatkan biaya andling Mempengaruhi eIisiensi pembakaran dan eIisiensi boiler Menyebabkan penggumpalan dan penyumbatan Kadar Air: Kandungan air dalam batubara harus diangkut, di-andling dan disimpan bersama-sama batubara. Kadar air akan menurunkan kandungan panas per kg batubara, dan kandungannyaberkisar antara 0,5 hingga 10. Kadar air: Meningkatkan kehilangan panas, karena penguapan dan pemanasan berlebih dari uap Membantu pengikatan partikel halus pada tingkatan tertentu Membantu radiasi transIer panas Kadar Sulfur Pada umumnya berkisar pada 0,5 hingga 0,8. SulIur: Mempengaruhi kecenderungan terjadinya penggumpalan dan penyumbatan Mengakibatkan korosi pada cerobong dan peralatan lain seperti pemanas udara dan economizers Membatasi suhu gas buang yang keluar Analisis Ultimate Analsis ultimate menentukan berbagai macam kandungan kimia unsur- unsur seperti karbon,hidrogen, oksigen, sulIur, dll.Analisis ini berguna dalam penentuan jumlah udara yangdiperlukan untuk pemakaran dan volum serta komposisi gas pembakaran.InIormasi inidiperlukan untuk perhitungan suhu nyala dan perancangan saluran gas buang dll.Analisisultimate untuk berbagai jenis batubara diberikan dalam tabel dibawah. Tabel. Analisis :ltimate batubara Parameter Batubara India, Batubara Indonesia, Oksigen 9,89 11,88 Kadar Air 5,98 9,43 Bahan Mineral (1,1 x Abu) 38,63 13,99 Karbon 41,11 58,96 Hidrogen 2,76 4,16 Nitrogen 1,22 1,02 SulIur 0,41 0,56 Oksigen 9,89 11,88 Tabel . Hubungan antara analisis :ltimate dengan analisis 5roximate C 0,97C 0,7(VM - 0,1A) - M(0,6-0,01M) H 0,036C 0,086 (VM -0,1xA) - 0,0035M 2 (1-0,02M) N 2 2,10 -0,020 VM Dimana C fixed carbon A abu VM bahan mudah menguap (volatile matter) M kadar air
Tiga elemen-elemen pertama adalah tergantung kepada komposisi maseral dan peringkat batubara tertentu. Elemen berikut utamanya maceral-independent.SiIat Iisika, kimiawi dan, teknis batubara tergantung kepada tipe batubara demikian halnya terhadap peringkat batubara. $ifat Umum (General propertie8) . arna, perbedaan warna /8ade8 adalah catatan untuk berbagai macam litotipe (yaitu cerah untuk vitrain, gelap untuk Iusain). Yang lebih penting adalah perubahan makroskopik dari coklat cerah ke gelap dalam batubara muda dan hitam sempurna dalam batubara tua, tergantung pada peringkat. Kilap, juga adalah tergantung pada maceral-independent, tetapi peningkatan secara bertahap kilap berkaitan dengan pemantulan sinar (ligt reflectance) yaitu typical daripada peningkatan peringkat batubara. Nyala, berkaitan dengan peringkat, daya bakar batubara berbeda memiliki pula nyala yang berbeda pula, terutama dengan hilangnya zat terbang (yaitu, batubara zat terbang tinggi, pembakarannya panjang, dan batubara peringkat tinggi rendah zat terbang terbakar dengan nyalanya pendek). Akan tetapi komposisi maseral juga memegang peranan penting , tergantung atas jumlah exinite8. Pelapukan, mengurangi kilapan dan mengurangi kontras antar litotype8. pelapukan disertai oleh oksidasi dan pengrusakan pada tekstur asal dalam batubara. Singkapan yang melapuk tidak dapat dipakai untuk diskripsi dan 8ampling (percontoan). Perpanjangan pelapukan batubara yang ditambang yang terdapat di penampungan mengurangi kwalitas teknis. Derajat pelapukan kadang- kadang diekspresikan dengan SLACKING INDEX: gumpalan batubara akan terapung di air dan kering dan jumlah yang terpisah dapat dideterminasi dengan pengayakan. Spontaneous combustion, adalah suatu reaksi dimana tergantung kepada derajat oksidasi, yaitu pelapukan batubara. Hal ini dapat berbahaya selama penambangan jika tiba-tiba kontak dengan oksigen dari udara, dan terutama sekali kelembaban, udara basah (damp air), disebabkan pengapian. $ifat Fi8ika (Pi8ical propertie8). Ultrafine structure; Batubara dapat diperikan sebagai substansi colloidal yang terdiri dari partikel-partikel kecil atau micelles yang mempunyai diameter mikron, Peningkatan devolatilisasi (devolatili:ation), menyebabkan pertumbuhan micelles lebih besar dan menjadi lebih teratur. ensitas (den8ity): densitas berkurang pada batubara muda ( 1.5 gr/cm3) hingga batubara bituminous pada sekitar DOM 70 (1.25 gr/ cm3),dan kemudian bertambah lagi hingga 1.5 pada antrasit dengan DOM 95, selanjutnya akan meningkat tajam melalui meta-antrasit hingga graIit ( 2.2). Porositas (poro8ity). Sebenarnya ada 2 sistim pori dalam batubara, yaitu : Yang pertama dibentuk oleh pori-pori lebih besar dengan menembuskan mercury dibawah tekanan,dan pori-pori ultraIines lainnya dengan memasukkan helium, Dalam batubara peringkat rendah porositas bisa lebih dari 20 , tetapi cepat berkurang hingga minimum sekitar 2.5 pada DOM 75. bertambah kembali ke arah antrasit ( 10). Kompaksi (compaction), tergantung terutama kepada makroporositas, Kapasitas Adsorpsi (adsorption capacity),tergantung atas area permukaan internal batubara dan secara mendasar dalam mikroporositas. Tergantung pada penyerapan gas pada low-temperature, Oleh karena itu gas methane , berasal dari proses koaliIikasi pada peringkat rendah , biasanya tidak dilepas tetapi diserap oleh batubara.Bawaan ini berbahaya dengan akumulasi gas methane apabila bercampur dengan oxygen dari udara dapat memberikan munculnya Iire-dump explosions (ledakan) di tambang batubara. Moisture holding capacity atau 'total moi8ture atau 'bed moisture,dalam batubara peringkat rendah tergantung besarnya makroporositas dan kecepatan pengurangan dalam range batubara muda ( yaitu sesungghnya diklassiIikasikan dengan kandungan total moi8ture), hingga mencapai kurang dari 5 pada DOM 60,Porositas serupa, mencapai minimum sekitar 1 sekitar DOM 75 dan secara nyata bertambah kembali hingga sekitar 2 3 dalam peringkat tertinggi. Nilai kalori (calorific value), sebenarnya takaran nilai kalori, berbeda untuk 3 grup maseral; tertinggi pada exinite, menengah pda vitrinite dan terrendah pada inertenit.Nilai kalori daripada vitrinite adalah parameter rank-classiIication untuk batubara tua berderajat rendah dan ketinggiannya tergantung kepada kandungan air (moi8ture content). Kekuatan (8trengt), adalah berhubungan dengan kekerasan (ardne88) dan kerapuhan (friability), selanjutnya siIat daripada batubara muda lebih plastis, Standard perkiraan untuk batubara tua adalah Vicker`s Hardness Test,Kekerasan batubrara maximum yaitu pada DOM 65, minimum pada DOM 35 90, dengan anthrasit yang memiliki DOM lebih tinggi dari 94 bertindak sebagai material- material klastik. Mikrokekerasan (Microhardness) HV 100 dalam kg/mm 2 adalah Vicker microhadness untuk suatu beban 100 g. Kekuatan (the strength) HV 1000
dalam kg/mm 2 adalah Vickers microhardness untuk beban 1000 g.KonduktiIitas kelistrikan, KonduktiIitas panas, SiIat optis : ReIlektiIitas sinar, Anisotrophy, DiIIraksi sinar-x, Resonansi elektron, Immersion swelling, Thermal expansion. Keliatan (pla8ti8ita8),pada temperature kamar batubara bersiIat/bertindak sebagai kompak britel (brittle 8olid),Diskusi mengenai deIormasi plastis dan plastisitas pada temperature tinggi, adalah Iaktor penting dalam pemurnian batubara (coal refining). $ifat imia (Cemical Propertie8) S:l5:r(Belerang) hadir dalam jumlah sedikit sebagai campuran organic bawaan (inerent) dalam batubara dan mungkin berasal dari protein dari tanaman asli yang diperkaya oleh bakteri sulIur. Bubuk sulIur dalam batubara adalah unsur mineral tambahan dan terdapat dalam jumlah yang bervariasi. Belerang tidak diinginkan sebab bertindak sebagai polutan dalam atmosIer dalam atmosIer, kontaminasi dalam distalasi gas, dan mengganggu dalam pembuatan kokas , sulit terhidrilisis dan memiliki siIat eIek korosiI yang tinggi di dalam ovenSebagian akan hilang dalam pengkokasan bercampur dengan zat terbang. Nitrogen berasal dari protein unsur tanaman asli, biasanya dibawah 1 dan pada batubara peringkat tinggi hadir hanya sebagai trace, Pelarutan ($olubility); Iraksi-Iraksi terlarut dapat diekstraksi dari batubara dengan berbagai macam larutan organic, tetapi perlarutan adalah tidak pernah lengkap kecuali dibantu oleh temperatur tinggi untuk mengadakan degradasi panas dan reaksi-reaksi dalam larutan. Aromatik (romaticity) , batubara umumnya igly aromatic. Exinite kurang aromatic sehubungan dengan vitrinites, tetapi dengan mikrinit bertentangan. $ifat Tekni8 Nilai praktis daripada suatu batubara adalah ditentukan oleh 3 Iaktor utama; 1. Kandungan unsur terbang (volatile matter)Kandungan volatile batubara penting dalam ekstraksi coal tar dan gas.Pyroly8i8, dimana batubara yang dipanasi dalam oven dengan pengeluaran oksigen. Nama alternative adalah 'dry di8tillation. Produksi utama pyrolusis adalah:coal tar,coal ga8, gas metan,ga8 coke , 2. Kokabilitas (te Cokeability), Proses pengkokasan: semua batubara berupa vitrinite adalah layak pengkokasan batubara, tetapi lebih pantas pada peringkat range terbatas hingga medium (sebagian yang rendah), Dalam proses pengkokasan, adalah peleburan batubara (te coal melt), pengembangan (8well8) dan pelepasan zat terbang. Titik yang penting adalah peleburan dan devolatisasi, Hasil daripada pengkokasan adalah busa (foamy) peleburan porous residu yang kaya dengan karbon. Kokas berkwalitas tinggi diharapkan mengandung kurang dari 7 abu dan kurang dari 1.3 sulIur (dimana berdampak merugikan terhadap logam). 3. Nilai panas (te eating value8). Ada 3 temperature range dalam pyrolysis : Low temperature coking (up to 6000C) Medium temperature coking (up to 8000C) ig temperature coking (up to 10000C). dimana yang terakhir adalah sangat penting, menghasikan high kokas kwalitas metalurgi (quality metallurgical coke) dipakai sebagai agen pemisah dalam bla8t-furnace8 (dapur) . Produk sampingnya (by product) adalah ammonia, ben:ene, aromatic tar8 dan gas.