Anda di halaman 1dari 2

Pembangunan pertanian dapat didefinisikan sebagai suatu proses perubahan sosial.

Implementasinya tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan status dan kesejahteraan petani semata, tetapi sekaligus juga dimaksudkan untuk mengembangkan potensi sumberdaya manusia baik secara ekonomi, sosial, politik, budaya, lingkungan, maupun melalui perbaikan (improvement), pertumbuhan (growth) dan perubahan (change) (Iqbal dan Sudaryanto, 2008). Dalam literatur klasik pembangunan pertanian karya Arthur Mosher yang berjudul Getting Agriculture Moving dijelaskan secara sederhana dan gamblang tentang syarat pokok dan syarat pelancar dalam pembangunan pertanian. Syarat pokok pembangunan pertanian meliputi: 1) adanya pasar untuk hasil-hasil usahatani, 2) teknologi yang senantiasa berkembang, 3) tersedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi secara lokal, 4) adanya perangsang produksi bagi petani, dan 5) tersedianya pengangkutan yang lancar dan kontinyu. Adapun syarat pelancar pembangunan pertanian meliputi: 1) pendidikan pembangunan, 2) kredit produksi, 3) kegiatan gotong royong petani, 4) perbaikan dan perluasan tanah pertanian, dan 5) perencanaan nasional pembangunan pertanian. Bagian penting dari lembaga pertanian ialah peningkatan kualitas sumberdaya manusia para pelaku kelembagaan sehubungan dengan perkembangan teknologi, permasalahan dan kebutuhan para petani, dan diperlukannya restrukturisasi kelembagaan penyuluhan pertanian yang mampu menyentuh langsung kebutuhan petani dengan melibatkan petani secara lebih aktif dan efisien serta meningkatkan kualitas manajemen koperasi yang ada, khususnya dalam kualitas sumberdaya manusia para pengurus dan manajer, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani. Kelembagaan Pertanian sendiri dapat di definisikan norma atau kebiasaan yang terstruktur dan terpola serta dipraktekkan terus menerus untuk memenuhi kebutuhan anggota masyarakat yang terkait erat dengan penghidupan dari bidang pertanian di pedesaan.

Koperasi Pertanian (koperasi yang bergerak di bidang usaha pertanian), dalam hal ini koperasi tidak semata-mata berusaha menyelenggarakan produksi saja, melainkan juga membantu para anggotanya dalam usaha pengolahan hasil-hasil pertanian pada tingkat yang lebih tinggi baik kuantitas maupun kualitas, membantu usaha-usaha pemasaran, membantu menyediakan sarana-sarana pertanian (alat-alat pertanian, pupuk, obat-obat pemberantas hama), membantu menyediakan barang-barang kebutuhan sehari-hari bagi para anggota dengan harga yang wajar dan dapat dibeli secara kredit dan menyediakan kredit investasi lainnya guna menunjang keberhasilan usahatani (Kartasapoetra , 2000).

Anda mungkin juga menyukai