PEMBENTUKAN, PEMBAGIAN LABA-RUGI, DAN LAPORAN KEUANGAN
PERSEKUTUAN Kegiatan Belajar 1: Pembentukan Persekutuan Rangkuman 1. Pengertian persekutuan ditinjau dari hukum adalah kumpulan dua atau lebih subjek hukum untuk bergabung bersama-sama. 2. Bentuk Persekutuan sebagai entitas usaha ada dua macam yaitu berbadan hukum dan tidak berbadan hukum. Persyaratan pendirian persekutuan berdasarkan kitab Undang- undang Hukum Perdata Pasal 1320. 3. Bentuk Persekutuan tidak berbadan hukum, yaitu Iirma dan persekutuan komanditer. Firma lebih bersiIat kekeluargaan karena tanggung jawab setiap sekutu tidak terbatas (unlimited labilities). Sedangkan persekutuan komanditer adalah Iirma dengan salah satu sekutunya sebagai sekutu komanditer karena tanggung jawab terbatas (unlimited labilities) dan bisa diwujudkan dalam bentuk saham. 4. Pengertian persekutuan ditinjau dari substansial. Adanya kesepakatan bergabungnya dua pihak atau lebih dengan tanggung jawab yang dipikul oleh masing-masing sekutu secara penuh dan tidak terbatas hanya pada modal penyertaannya saja. Walau tanggung jawab sekutu tidak terbatas, namun persekutuan merupakan satu entitas ekonomi yang sama dengan bentuk usaha lainnya. 5. SiIat-siIat persekutuan sebagai berikut mempunyai umur terbatas/ limited liIe, mempunyai tanggung jawab yang tak terbatas/unlimited labilities, mutual agency, memiliki bentuk yang sederhana, pemilikan harta bersama, dan partisipasi dalam pembagian laba. 6. Hubungan ekonomis antara persekutuan dan para sekutu ditampung dalam tiga rekening, yaitu rekening modal, rekening prive, serta rekening utang dan piutang kepada sekutu. 7. Investasi sekutu saat pembentukan persekutuan dilakukan dalam bentuk tunai atau berupa kas dan aktiva bukan kas. Investasi dalam bentuk bukan kas sebaiknya dinilai sebesar Iair values. 8. Perlakuan terhadap kemampuan lebih yang memiliki sekutu ada dua pendekatan, yaitu metode bonus dan metode goodwill. 9. Acap kali selisih antara pengorbanan untuk investasi dengan nilai penyertaan merupakan unidentiIiable assets dengan perlakuan sebagai goodwill atau bonus. 10.Harus dibedakan antara mutasi modal penyertaan dengan utang/ piutang sekutu. Utang/piutang sekutu tidak secara otomatis dikonversikan pada modal penyertaan, kecuali atas persetujuan sekutu. 11.Perkiraan prive tidak harus ditutup pada modal penyertaan terutama pada sekutu yang membagi laba didasarkan pada saldo modal. OIIsetting prive ke modal penyertaan harus sepersetujuan para sekutu. Kegiatan Belajar 2: Pembagian Laba-Rugi dan Laporan Keuangan Persekutuan Rangkuman 1. Laba rugi yang dihasilkan adalah hak atau beban masing-masing sekutu dengan jumlah yang tergantung pada kesepakatan. Walau banyak yang mengaitkan dengan saldo modal, tetapi pembagian laba rugi tidak harus didasarkan pada besarnya modal. Pembagian laba rugi didasarkan pada rasio tertentu, saldo modal, perhitungan bonus, perhitungan jumlah tetap, dan perhitungan bunga penyertaan. 2. Pembagian laba rugi didasarkan pada rasio tertentu. Termasuk dalam kategori ini adalah pembagian didasarkan pada original capital (saldo modal saat didirikannya persekutuan) karena jumlahnya tidak berubah. 3. Pembagian laba rugi didasarkan pada saldo modal. Banyak pihak yang mendukung dasar ini karena saldo modal yang tersisa merupakan investasi sekutu pada persekutuan hingga return berupa pembagian laba rugi juga layak dikaitkan dengan saldo modal. 4. Pembagian laba rugi dengan memperhitungkan bonus. Dasar ini berpeluang untuk mendorong sekutu lebih berprestasi karena adanya reward. 5. Pembagian laba rugi dengan memperhitungkan bagian jumlah tetap. Dasar ini memberikan jaminan pembayaran dalam jumlah tetap. Banyak pihak yang menyebut dasar ini dengan pembagian laba rugi didasarkan pada gaji. Namun, substansinya adalah jumlah yang tetap tersebut karena gaji sudah masuk dalam unsur biaya operasi dan laba rugi dibagi sudah bersih dari unsur gaji. 6. Pembagian laba rugi dengan memperhitungkan bunga penyertaan. Hampir sama dengan dasar modal rata-rata karena memberikan penghargaan pada waktu. Namun, dasar ini mengandung Iixed atas tariInya bukan jumlahnya. 7. Laporan keuangan persekutuan terdiri dari laporan perhitungan laba rugi, laporan perubahan modal, dan neraca. Laporan perhitungan laba rugi secara eksplisit menunjukkan porsi laba masing-masing sekutu. Laporan perubahan modal secara eksplisit menyajikan laporan perubahan modal masing-masing sekutu. Neraca adalah struktur modal yang secara eksplisit harus menunjukkan porsi ekuitas masing-masing sekutu. Daftar Pustaka O Baker Richard E, Lembke Valdean C, and King Thomas E. (2005). Advance Financial Accounting. 6th ed. New York. NY.: McGrawhill. O Beams Floyd A, Anthony Joseph H, Clement Robin P, and Lowensohn Suzanne H. (2002). Advanced Accounting. 7th Edition. Upper Saddle River. NJ.: Prentice Hall. O Drebin Allan. R. (2000). Advanced Accounting. 5th Edition. South Western O Haried, Andrew A. Imdieke, and Smith. (1994). Advanced Accounting. 6th Edition. John Wiley & Sons, Inc. O L. Suparwoto. (1991). Akuntansi Keuangan Lanjutan Bagian 1. Yogyakarta: BPFE. O Ikatan Akuntan Indonesia. (2004). Standar Akuntansi Keuangan. per 1 Oktober 2004. Salemba Empat.