Anda di halaman 1dari 51

HUKUM TATA NEGARA

(CONSTITUTIONAL LAW)
ManunggaI K. Wardaya
Department of ConstitutionaI Law
SOEDIRMAN UNIVERSITY
PURWOKERTO
kuIiahmanunggaI.wordpress.com
manunggaI.wardaya@gmaiI.com
Last update: ApriI 2009
Rekomendasi Bacaan
a. Ananda B Kusuma, "Keabsahan UUD 1945 Pasca Amandemen,
Jurnal Konstitusi, Vol. 4 No.1, Maret 2007
b. Moh Mahfud MD, "Menilai Kembali dan Menjajaki Kemungkinan
Amandemen Lanjutan UUD 1945, Jurnal Konstitusi, Vol.5 No.1,
Juni 2008
c. ----------------------, Perdebatan Hukum Tata Negara Pasca
Amandemen Konstitusi, LP3ES, 2007. Baca terutama pada
Hal.17-36
d. Jimly Asshiddiqie, Konstitusi & Konstitusionalisme Indonesia,
KonPress, Jakarta, 2006. Baca terutama hal. 1-58
e. Ni'matul Huda, UUD 1945 dan Gagasan Amandemen Ulang,
Rajawali Press, 2008. Baca terutama Bab hal.1-35 Sekretariat
Jenderal MPR R, Panduan Pemasyarakatan Undang Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, 2006
f. Yayasan Pembela Tanah Air, Sejarah Lahirnya Pancasila,
Jakarta, 1994
KONSTITUSI DAN
KONSTITUSIONALISME
HUKUM TATA NEGARA HUKUM TATA NEGARA
(ConstitutionaI Law) (ConstitutionaI Law)
James J. Robbins :
The Body of LegaI RuIes and PrincipIes which define the
nature and Iimits of governmentaI power as weII as the
rights and duties of individuaIs in reIation to the state and
its governing organs. These ruIes and principIes are
usuaIIy formuIated in a written constitution and are
interpreted and extended by courts of finaI jurisdiction
exercising their power of judiciaI review
Perhatikan kaIimat : .are usuaIIy formuIated in a written.
Mengandung arti bahwa ada kaIanya berbagai peraturan
(RuIes) dan prinsip-prinsip (PrincipIes) Hukum Tata
Negara tak tertuIis daIamsuatu naskah Konstitusi
Sumber-sumber Hukum Tata Negara
(Sources of ConstitutionaI Law)
a) NiIai-niIai Konstitusi yang tak tertuIis
b) Undang-undang dasar, Pembukaan dan PasaI-pasaInya
c) Peraturan Perundangan TertuIis
d) Jurisprudensi PeradiIan
e) ConstitutionaI Conventions (Kebiasaan Ketatanegaraan)
f) Doktrin IImu Hukum yang teIah menjadi Ius Comminis Opinio
Doctorum
g) Hukum InternasionaI yang teIah diratifikasi menjadi Hukum
NasionaI
Ke-7 Sumber hukum di atas penerapannya tergantung pada
keyakinan hakim. Dapat dipakai secara kumuIatif atau
aIternatif, urutannya tidak mutIak, dan tidak menunjukkan
hirarki. Untuk menentukan manakah yang paIing utama,
tergantung kasus yang dihadapi & peniIaian hakim.
KONSTITUSI KONSTITUSI
(Constitution) (Constitution)
Edward Smith
The FundamentaI Law, or the fundamentaI principIe
underIying the organization of a state which
determines the power and duties of the principaI
governmentaI authorities and guarantees certain
rights of the peopIe against infringement.
Perhatikan:
FundamentaI Law, FundamentaI PrincipIe
Determines The Power and Duties of The PrincipaI GovernmentaI
Authorities
Guarantees Rights of The PeopIe
Smith menjeIaskan FundamentaI Law/PrincipIe
sebagai berikut:
It may be simpIy an uncoIIected body of IegisIative
acts, judiciaI decisions, and poIiticaI precedents
and customs extending over a Iong period, Iike the
BRITISH CONSTITUTION, or a number of separate
organic Iaws, Iike the constitution of the THIRD
FRENCH REPUBLIC; or a formaI written document
drafted and promuIgated at a definite date by an
authority of higher competence than that which
make ordinary Iaws, Iike AMERICAN
CONSTITUTIONS.
KONSTITUSI KONSTITUSI
(Constitution) (Constitution)
Soetandyo Wignjosoebroto
(emiritus Profesor, UNAIR)
SejumIah ketentuan hukum yang disusun secara
sistematik untuk menata dan mengatur pada pokok-
pokoknya struktur dan fungsi Iembaga
pemerintahan, termasuk haI ikhwaI kewenangan
dan batas kewenangan Iembaga-Iembaga negara
itu.
.
Konstitusi & Undang-undang Dasar
(UUD): Samakah?
Banyak yang menyamakan begitu saja, misaI UUD
Amerika Serikat sering disebut "Konstitusi Amerika
Serikat".
PengaIaman Indonesia pada 1949; menggunakan
istiIah "Konstitusi RIS" dan bukannya UUD RIS
Konstitusi Iebih Iuas dari UUD. Konstitusi adaIah
hukum dasar. UUD adaIah hukum dasar yang
tertuIis.
Herman HeIIer: UUD adaIah Konstitusi yang tertuIis
Konstitusi
JimIy Asshiddiqie
(Gurubesar HTN, UI)
Hukum dasar yang dijadikan pegangan daIam
penyeIenggaraan suatu negara. Konstitusi dapat
berupa hukum dasar tertuIis yang Iazim disebut
Undang-undang Dasar, dan dapat puIa tidak
tertuIis.
Konstitusi jeIas tidak identik dengan UUD. Kerajaan
Inggris adaIah negara yang tidak mempunyai
naskah konstitusi daIam arti yang tertuIis dan
terkodifikasi.
SosioIogis
FiIosofis
Historis
PoIitis
KONSTITUSI
Memahami Sebuah Konstitusi
Tidak Terdapat
Ketentuan
Mengenai HAM?
Perekonomian
disusun atas
dasar Usaha
Bersama dan
dimanfaatkan
untuk
sebesar2
kemakmuran
rakyat?
Presiden
Mempunyai
Kekuasaan
membentuk
Undang-
undang?
MajeIis Permusyawaratan
Rakyat adaIah Lembaga
Tertinggi?
UUD 1945
DII,
etc,
Isp
DPR MemiIiki
Kekuasaan
Membentuk
Undang-undang
Presiden
Menjabat 5
Tahun, Dapat
dipiIih kembaIi
untuk 1 kaIi
periode?
Terdapat
KIausuI
Hak Asasi
Manusia?
Komisi
YudisiaI?
Mahkamah
Konstitusi?
UUD 1945 (Amandemen)
DII,
etc,
Isp
KonstitusionaIisme
(ConstitutionaIism)
The doctrine that the power to govern shouId be
Iimited by definite and enforceabIe principIes of
poIiticaI organization and proceduraI reguIarity
embodied in the fundamentaI Iaw, so that basic
constitutionaI rights of individuaIs and groups wiII
not be infringed
KonstitusionaIisme adaIah doktrin (ajaran/paham)
bahwa kekuasaan untuk memerintah harus
dibatasi..sehingga hak-hak konstitusionaI dasar
individu-individu dan keIompok-keIompok tidak
akan terIanggar
2 Esensi Ide KonstitusionaIisme 2 Esensi Ide KonstitusionaIisme
Ajaran (doktrin) mengenai kebebasan sebagai Hak Asasi
Manusia
Hak yang kodrati, tak tetap tak bisa diambiI aIih kapanpun dan
kekuasaan manapun daIam kehidupan bernegara, serta harus dijaga
dan dipertahankan eksistensinya agar tetap utuh dan tak cacat
karena terjadinya peIanggaran atasnya.
Ajaran (doktrin) RuIe of Law atau the supremacy state of Iaw:
setiap wujud kekuasaan harus mempunyai dasar pembenarannya
menurut hukum perundang-undangan, dan pada giIirannya hukum
perundang-undangan tidak boIeh bertentangan dengan apa yang
teIah dikaidahkan oIeh konstitusi.
Kekuasaan yang seperti itu disebut HAK manakaIa berada di tangan
pribadi manusia warganegara, dan disebut KEWENANGAN manakaIa
berada di tangan manusia warganegara yang teIah dipiIih dan
dipercaya untuk diangkat daIam jabatan pubIik
RuIe of Law
An AngIo-American doctrine that the Iaw is supreme
and that the rights of person under Iaw are
protected from interference by officers of the
government
Suatu ajaran bahwa hukum adaIah supreme/teratas
dan bahwa hak-hak orang di bawah naungan hukum
diIindungi dari gangguan oIeh para pejabat
pemerintah
RuIe of Law, bukan RuIe of Men, apaIagi RuIe By
Law
UNDANG UNDANG DASAR
DALAM SEJARAH
KETATANEGARAAN
INDONESIA
UNDANG UNDANG DASAR 1945
Naskahnya dipersiapkan oIeh Dokuritu Zyunbi
Tyosa Kai (baca: Dokuritsu Jiunbi Cosakai,
diterjemahkan sebagai Badan PenyeIidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan, disingkat BPUPK) yang
dibentuk pada 29 ApriI 1945 oIeh pemerintah
Jepang sebagai peIaksanaan janji Kemerdekaan,
diIantik pada 28 Mei 1945
BPUPK : 62 Anggota, diketuai KRT Radjiman
Wedyodiningrat & wakiInya Hibangase Yosio
Persidangan dibagi dIm 2 periode: 29 Mei - 1 Juni
1945 & 10 JuIi-17 JuIi 1945
daIam kedua sidang, pembicaraan fokus pada
pembentukan sebuah NEGARA MERDEKA
Sidang Dokuritsu Junbi Cosakai
PERIODE
SIDANG
TANGGAL POKOK
BAHASAN
KETERANGAN
I 29 Mei-1 Juni
1945
Dasar Negara Prof Mr. Soepomo, Mr.
Muhammad Yamin & Ir.
Soekarno mengajukan
pendapatnya tentang Dasar
Negara.1 Juni Soekarno
mengajukan PancasiIa
Antara
Pertama
dan Kedua
22 Juni 1945 DihasiIkan Piagam Jakarta
pada 22 Juni 1945
II 10-17 JuIi 1945 Antara Iain ttg
bentuk negara,
wiIayah negara,
rancangan UUD
Disepakati wiIayah negara
adaIah ex Hindia BeIanda
UUD 1945 & Paham Negara
IntegraIistik
Mr. Soepomo daIam pidato di Sidang BPUPKI 31 Mei
1945 menyatakan bahwa cita negara yang sesuai
dengan Indonesia adaIah negara integraIistik.
Negara integraIistik menurut Mr. Soepomo Iebih tepat
daripada negara individuaI IiberaIistis atau negara
yang didasarkan pada keIas sebagaimana
diperIihatkan negara komunis
Mr. Soepomo yang seorang ahIi hukum adat, teIah
Iama meyakini bahwa kesatuan antara pemimpin
dan rakyat adaIah karakter bangsa Indonesia,
sebagaimana juga dijumpai di Jerman dan Jepang.
Pendapat Soepomo didukung Ir. Soekarno & anggota-
anggota BPUPK beretnis Jawa
Hatta & Yamin di sisi Iain menginginkan bahwa Negara
Indonesia yang akan terbentuk tetap
mengedepankan hak-hak individu, sehingga UUD
harus memuat jaminan hak asasi manusia
Pro & Contra Negara IntegraIistik
Soepomo
Pro: konsep negara integraIistik adaIah
pandangan asIi bangsa Indonesia
Contra: konsep negara integraIistik
Menjadikan UUD 1945 cenderung
meIahirkan kekuasaan otoriter
Pandangan Iain: Konsep IntegraIistik harus
diIetakkan daIam konteks ruang dan waktu
saat itu dimana bangsa Indonesia menoIak
segaIa sesuatu yang bernuansa
koIoniaI/barat termasuk demokrasi IiberaI.
Pada persidangan kedua, dibentuk Panitia Hukum
Dasar, beranggotakan 19 orang, diketuai Ir.
Soekarno
Panitia ini membentuk Panitia KeciI diketuai o/
Prof.Soepomo
13 JuIi 1945, panitia keciI menyeIesaikan tugas &
BPUPK menyetujui hasiI kerjanya sebagai RUUD
pada 16 Agustus 1945
18 Agustus 1945 disahkan sebagai UUD oIeh PPKI
UUD 1945 : Konstitusi TertuIis
Sementara
o Pidato Ketua PPKI Soekarno 18 Agustus 1945: UUD 1945
adaIah RevoIutie Grondwet, nanti kita akan memiIiki UUD yang
Iebih baik
o RatuIangi: UUD 1945 perIu disempurnakan
o Aturan Tambahan PasaI II:
DaIam enam buIan seteIah MajeIis Permusyawaratan Rakyat ini
terbentuk, MajeIis bersidang untuk menetapkan Undang-
undang Dasar
UUD 1945, UUD darurat, OKI tidak seIaIu
dijadikan rujukan
2 September 1945 dibentuk kabinet pertama
dibawah tanggungjawab Presiden
Soekarno. Ini berkesesuaian dengan UUD
1945 yang menganut sistem PresidensiaI.
tapi
14 November 1945 Pemerintah mengeIuarkan
MakIumat berisi perubahan sistem kabinet
dari PresidensiiI ke sistem ParIementer
KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA
SERIKAT (RIS) 1949
Latar BeIakang:
Perang Dunia II berakhir: Jepang menjadi negara
kaIah perang.
Kerajaan BeIanda hendak kembaIi menjajah dengan
taktik mendirikan negara keciI di Sumatera,
Negara Indonesia Timur, Negara Pasundan,
Negara Jawa Timur dsb serta meIancarkan Agresi
MiIiter I (1947) dan Agresi II (1948)
23 Agustus -12 November 1949 diadakan Konferensi
Meja Bundar di The Hague (Den Haag)
HasiI Konferensi:
1. Mendirikan Negara RepubIik Indonesia Serikat
2. Penyerahan KedauIatan kepada RIS yang berisi 3
haI, yaitu (a) piagam penyerahan kedauIatan dari
Kerajaan BeIanda kepada Pemerintah RIS; (b)
status uni; dan (c) persetujuan perpindahan
3. Mendirikan Uni antara RepubIik Indonesia Serikat
dengan Kerajaan BeIanda
Lebih detail mengenai hal ini bacalah Asshiddiqie, Konstitusi &
Konstitusionalisme.. hal.44-46
Undang-undang Dasar Sementara 1950
Negara RIS tidak bertahan Iama. Negara RepubIik
Indonesia, Negara Indonesia Timur, dan Negara
Sumatera Timur menggabungkan diri menjadi satu
wiIayah RepubIik Indonesia.
19 Mei 1950 Pemerintah RIS dan Pemerintah RI
sepakat membentuk kembaIi NKRI
Dibentuk Panitia untuk merancang UUD
UUDS resmi berIaku 17 Agustus 1950
PasaI 134 UUDS : Konstituante bersama Pemerintah
menyusun suatu UUD RI yang akan menggantikan
UUDS 1950
PemiIihan Umum 1955: MemiIih
Konstituante
Desember 1955 PemiIu memiIih konstituante untuk
membentuk UUD
1956-1959 Konstituante bersidang dengan maksud
membuat UUD yang tetap
DaIam kurun waktu 3 tahun (1956-1959)
Konstituante berhasiI merumuskan sejumIah pasaI,
tapi mengaIami kebuntuan daIam Dasar Negara
Dekrit Presiden 5 JuIi 1959
Presiden Soekarno menyimpuIkan MajeIis
Konstituante gagaI, ia mengeIuarkan Dekrit 5 JuIi
1959 : membubarkan Konstituante dan
memberIakukan kembaIi UUD 1945
Dikukuhkan secara akIamasi pada 22 JuIi 1959 oIeh
DPR
Dituangkan daIam Keputusan Presiden Nomor 150
Tahun 1959
UUD 1945 SeteIah Dekrit
MengaIami sakraIisasi: tidak boIeh dirubah, waIau
UUD 1945 adaIah sementara sifatnya
Tap MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang Referendum
mempersuIit perubahan UUD 1945
Kekuasaan mengaIami stagnasi. Tidak berubah
seIama 32 tahun
KoIusi Korupsi Nepotisme sebagai akibat UUD 1945
yang sentraIistik dan sangat executive heavy
PeIanggaran berbagai hak asasi manusia: hak hidup,
hak untuk bebas dari penyiksaan, hak persamaan
dimuka hukum, hak berserikat berkumpuI,
mengeIuarkan pendapat, pembatasan pers, sensor
Latar BeIakang Perubahan UUD 1945 Latar BeIakang Perubahan UUD 1945
Agenda Reformasi (Pembaharuan) a.I:
1. Amandemen UUD 1945
2. Penghapusan Doktrin Dwi Fungsi ABRI
3. Penegakan Supremasi Hukum, Penghormatan HAM,
serta pemberantasan KKN
4. DesentraIisasi dan hubungan yang adiI antara pusat
dan daerah
5. Mewujudkan Kebebasan Pers
6. Mewujudkan kehidupan demokrasi
Amandemen UUD 1945 Sebagai agenda
utama Reformasi: Mengapa?
UUD 1945 beIum cukup memuat Iandasan bagi
kehidupan yang demokratis, pemberdayaan rakyat
dan penghormatan HAM.
Presiden memiIiki kekuasaan IegisIatif (membentuk
Undang-undang)
UUD 1945 mengandung pasaI-pasaI yang muItitafsir
dan membuka peIuang bagi penyeIenggaraan
negara yang otoriter, sentraIistik, tertutup, dan
KKN
PasaI Mengenai Masa Jabatan Presiden (PasaI 7),
Mengenai Keharusan Bahwa Presiden AdaIah Orang
Indonesia AsIi (PasaI 6 ayat (1)) dII
Amandemen UUD 1945 Sebagai agenda
utama Reformasi: Mengapa?
Tidak adanya saIing mengawasi dan saIing
mengimbangi (Checks and baIances)
antarIembaga negara dan kekuasaan
terpusat pada Presiden
Tujuan Perubahan UUD 1945
Menyempurnakan aturan dasar mengenai tatanan
negara daIam mencapai tujuan nasionaI daIam
Pembukaan UUD 1945 dan memperkokoh NKRI
berdasar PancasiIa
Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan
dan peIaksanaan kedauIatan rakyat serta
memperIuas partisipasi rakyat
Menyempurnakan aturan dasar mengenai
perIindungan hak asasi manusia
Menyempurnakan aturan dasar penyeIenggaraan
negara secara demokratis dan modern, antara Iain
meIaIui pembagian kekuasaan yang Iebih tegas
Dasar Yuridis Perubahan UUD 1945
PasaI 37 UUD 1945
Naskah yang menjadi objek perubahan: Undang
Undang Dasar Negara RepubIik Indonesia tahun
1945 yang ditetapkan pada tanggaI 18 Agustus
1945 dan diberIakukan kembaIi dengan Dekrit
Presiden pada tanggaI 5 JuIi 1959 serta dikukuhkan
secara akIamasi pada tanggaI 22 JuIi 1959 oIeh
Dewan PerwakiIan Rakyat sebagaimana tercantum
daIam Lembaga Negara Nomor 75 Tahun 1959
AwaI Perubahan UUD 1945
Sidang Istimewa MPR RI 1998: diterbitkan
Tiga Ketetapan MPR
Tiga ketetapan tersebut tidak secara
Iangsung merubah UUD 1945 tapi teIah
menyentuh muatan UUD 1945
SeteIah ada tiga ketetapan tersebut
kehendak dan keinginan untuk meIakukan
perubahan UUD 1945 makin mengkristaI di
kaIangan masyarakat, pemerintah, dan
kekuatan sosiaI poIitik, termasuk partai
poIitik
Tiga Ketetapan MPR Pada Sidang
Istimewa MPR 1998
1. Ketetapan MPR Nomor VIII/MPR/1998 tentang Pencabutan
Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang Referendum
2. Ketetapan MPR Nomor XIII/MPR/1998 tentang Pembatasan
Masa Jabatan Presiden dan WakiI Presiden Indonesia.
Ketentuan PasaI 1 ketetapan MPR tersebut berbunyi
"Presiden dan WakiI Presiden RepubIik Indonesia
memegang jabatan seIama masa Iima tahun, dan
sesudahnya dapat dipiIih kembaIi daIam jabatan yang sama,
hanya untuk satu kaIi masa jabatan"
3. Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi
Manusia. Ketetapan ini dapat diIihat sebagai
penyempurnaan ketentuan mengenai HAM yang terdapat
daIam UUD 1945, seperti PasaI 27; PasaI 28; PasaI 29 ayat
(2)
Kesepakatan dasar Perubahan UUD
1945
1) Tidak mengubah Pembukaan UUD 1945,
2) Tetap mempertahankan Negara Kesatuan
RepubIik Indonesia,
3) Mempertegas Sistem Pemerintahan PresidensiaI
4) PenjeIasan UUD 1945 yg memuat haI-haI
normatif, akan dimasukkan daIam pasaI-pasaI,
5) MeIakukan perubahan dengan cara adendum
Pembukaan UUD 1945 Pembukaan UUD 1945: Memuat dasar fiIosofis & normatif
yang mendasari seIuruh pasaI daIam UUD 1945 Pembukaan
mengandung staatsidee berdirinya NKRI, tujuan (haIuan)
negara yang harus dipertahankan
Kesepakatan untuk mempertahankan NKRI mempertahankan NKRI didasari
pertimbangan bahwa negara kesatuan adaIah bentuk yang
ditetapkan sejak awaI berdirinya negara Indonesia dan
dipandang paIing tepat untuk mewadahi ide persatuan bangsa
yang majemuk ditinjau dari berbagai Iatar beIakang
Kesepakatan mempertegas Sistem PresidensiaI mempertegas Sistem PresidensiaI bertujuan
untuk memperkukuh sistem pemerintahan yang stabiI dan
demokratis yang dianut oIeh Negara RepubIik Indonesia dan
pada tahun 1945 teIah dipiIih oIeh para pendiri negara
Peniadaan PenjeIasan dimaksudkan untuk menghindarkan
kesuIitan daIam menentukan status "PenjeIasan" dari sisi
sumber hukum dan tata urutan perundang-undangan. SeIain
itu PenjeIasan BUKAN produk BPUPK atau PPKI karena kedua
Iembaga itu menyusun rancangan Pembukaan dan Batang
Tubuh (PasaI-pasaI) UUD 1945 tanpa PenjeIasan
Perubahan secara Adendum artinya perubahan diIakukan
dengan TETAP mempertahankan naskah asIi sebagaimana
terdapat daIam Lembaran negara Nomor 75 Tahun 1959 hasiI
Dekrit Presiden 5 JuIi 1959 dan naskah perubahan-perubahan
UUD 1945 diIetakkan MELEKAT pada naskah asIi
Perubahan UUD 1945
PERUBAHAN MATERI PERUBAHAN KETERANGA
N
Pertama (disahkan daIam
Sidang Umum MPR-RI 19
Oktober 1999)
PasaI 5 ayat (1), PasaI 7, PasaI 9 ayat (1) dan
ayat (2), PasaI 13 ayat (2) dan ayat (3), PasaI
14 ayat (1) dan ayat (2), PasaI 15, PasaI 17
ayat (2) dan ayat (3), PasaI 20 ayat (1) sampai
dengan ayat (4), dan PasaI 21
KeseIuruhan
berisi 16 ayat=
16 butir
ketentuan dasar
Kedua (disahkan daIam
Sidang Tahunan MPR-RI
tanggaI 18 Agustus 2000)
Mencakup 27 PasaI yang tersebar daIam 7
bab, yaitu Bab VI tentang Pemerintahan
Daerah, Bab VII tentang Dewan PerwakiIan
Rakyat, Bab IXA Tentang WiIayah Negara, Bab
X Tentang Warga Negara dan Penduduk, Bab
XA Tentang Hak Asasi Manusia, Bab XII
tentang Pertahanan dan Keamanan Negara,
Bab XV tentang Bendera, Bahasa, dan
Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan
27 PasaI
tersebut isinya
mencakup 59
butir ketentuan
yang mengaIami
perubahan atau
bertambah
dengan
rumusan
ketentuan baru
samasekaIi
PERUBAHAN MATERI PERUBAHAN KETERANGAN
Ketiga (disahkan 9
November 2001)
Bab I tentang Bentuk Negara dan KedauIatan,
Bab II Tentang MajeIis Permusyawaratan
Rakyat, Bab III tentang Kekuasaan
Pemerintahan Negara, Bab V tentang
Kementrian Negara, Bab VIIA tentang Dewan
PerwakiIan Daerah, Bab VIIB tentang PemiIihan
Umum, dan Bab VIIIA tentang Badan
Pemeriksa Keuangan
PaIing Iuas
cakupannya terdiri
dari 7 Bab, 23 PasaI,
dan 68 butir
ketentuan/ayat.
Secara kuantitatif
Iebih besar
perubahan, secara
kuaIitatif perubahan
sangat mendasar
Keempat
(disahkan 10
Agustus 2002)
daIam Sidang
Tahunan MPR-RI
Antara Iain ditetapkan bahwa UUD NRI 1945
sebagaimana teIah dirubah dengan Perubahan
I, II, III,IV adaIah UUD NRI 1945 yang
ditetapkan 18 Agustus 1945 dan diberIakukan
kembaIi dengan Dekrit 5 JuIi 1959 serta
dikukuhkan secara akIamasi pada 22 JuIi 1959
Mencakup 19 PasaI
termasuk satu PasaI
yang dihapus
Naskah UUD 1945 dari masa ke masa
PERIODE MUATAN
1945-1959 Naskah AsIi UUD 1945 tanpa PenjeIasan. Yang ada adaIah
PenjeIasan Tentang UUD 1945
1959-1999 Naskah AsIi UUD 1945 dengan PenjeIasan PasaI per PasaI.
1999-2000 Naskah AsIi UUD 1945 versi 1959-1999 + Perubahan I (1999)
2000-2001 Naskah AsIi UUD 1945 versi 1959 -1999+ Perubahan I (1999) dan
Perubahan II (2000)
2001-2002 Naskah AsIi UUD 1945 versi 1959-1999 + Perubahan I (1999) ,
Perubahan II (2000) dan Perubahan III (2001)
2002- Sekarang Naskah AsIi UUD 1945 versi 1959-1999 + Perubahan I (1999) ,
Perubahan II (2000), Perubahan III (2001), dan Perubahan IV
(2002)
Jenis Perubahan
Perubahan UUD 1945 diIakukan daIam rangka
menyempurnakan dan bukan mengganti UUD 1945
OIeh karenanya jenis perubahan UUD yang
diIakukan MPR adaIah mengubah, membuat
rumusan baru sama sekaIi, menghapus atau
menghiIangkan, memindahkan tempat pasaI atau
ayat sekaIigus mengubah penomoran pasaI atau
ayat.
Mengubah Rumusan
ontoh; Pasal 2 ayat (1) UUD 1945 yang semula berbunyi
!asal 2
(1) MajeIis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota-
anggota Dewan PerwakiIan Rakyat, ditambah dengan
utusan-utusan dari daerah-daerah dan goIongan-goIongan,
menurut aturan yang ditetapkan dengan undang-undang
SeteIah diubah menjadi
!asal 2
(1) MajeIis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota
Dewan PerwakiIan Rakyat dan anggota Dewan PerwakiIan
Daerah yang dipiIih meIaIui pemiIihan umum dan diatur Iebih
Ianjut dengan undang-undang
Membuat Rumusan Baru Sama SekaIi
Contoh; PasaI 6A ayat (1) UUD 1945
PasaI 6A
(1) Presiden dan WakiI Presiden DipiIih daIam satu
pasangan secara Iangsung oIeh rakyat
Menghapuskan/MenghiIangkan rumusan
yang ada
ontoh, Ketentuan Bab V Dewan Pertimbangan Agung
IV
DEW !ERTIM &
!asal 16
1) Susunan Dewan Pertimbangan Agung ditetapkan dengan
Undang-undang
) Dewan ini berkewajiban memberi jawab atas pertanyaan
Presiden dan berhak memajukan usul kepada Pemerintah
Setelah diubah menjadi
IV
DEW !ERTIM &
Dihapus
Memindahkan rumusan PasaI ke daIam
rumusan ayat atau sebaIiknya sekaIigus
mengubah penomoran pasaI atau ayat
Contoh Pemindahan Rumusan PasaI ke daIam Rumusan Ayat:
PasaI 34 UUD 1945
PasaI 34
Fakir Miskin dan anak-anak yang terIantar dipeIihara oIeh negara
SeteIah diubah menjadi
PasaI 34
(1) Fakir Miskin dan anak-anak yang terIantar dipeIihara oIeh
negara
Tiga Arus Tentang Perubahan UUD 1945
I. KeIompok /Arus yang ingin kembaIi ke UUD 1945
KeIompok Sapta Margais/Purnawirawan TNI dengan
aIasan Kesetiaan kepada PancasiIa dan UUD 1945
II. KeIompok /Arus yang ingin mempertahankan UUD 1945
hasiI Perubahan
ParpoI dominan di MPR/DPR dengan aIasan:
Perubahan sudah cukup menampung aspirasi dan
kompromi
III. KeIompok /Arus yang ingin Perubahan
Lanjutan/Perubahan ke-Lima
Akademisi, PeneIiti, LSM, dengan aIasan Perubahan
UUD 1945 masih beIum sempurna
KembaIi (Iagi) Ke UUD 1945?
Perubahan UUD 1945 (199-2002) bukan pengkhianatan
terhadap PancasiIa dan UUD 1945. Perubahan bahkan amanat
Aturan Tambahan II UUD 1945
Perubahan tidak menyentuh Pembukaan UUD 1945 yang
berisi Dasar Negara Panca SiIa
Perubahan teIah dibahas daIam jangka waktu Iebih Iama, 12
kaIi Iipat waktu sidang BPUPK

Anda mungkin juga menyukai