Anda di halaman 1dari 9

%3W3W3 W33 N%W

33WWW%WW
ulsusun unLuk memenuhl Lugas maLa kullah 8loLerapan






ulsusun oleh
Lka Lusla LvanlLa (44014090)
Aflfah Lka uLrl (4401409029)



!u8uSAn 8lCLCCl
lAkuL1AS MA1LMA1lkA uAn lLMu LnCL1APuAn ALAM
unlvL8Sl1AS nLCL8l SLMA8AnC
2011


PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah
Hijau-hijauan merupakan sumber pakan utama untuk ternak ruminansia seperti
sapi, kerbau, kambing dan domba, sehingga untuk meningkatkan produksi ternak
ruminansia harus diikuti oleh peningkatan penyediaan pakan berupa hijauan yang
cukup baik kuantitas, kualitas maupun kontinuitasnya Hijauan pakan ternak yang
umum diberikan untuk ternak ruminansia adalah rumput-rumputan yang berasal dari
padang penggembalaan atau kebun rumput, tegalan, pematang serta pinggiran jalan
Beberapa Iaktor yang dapat menghambat penyediaan hijauan pakan, yakni
terjadinya perubahan Iungsi lahan yang sebelumnya sebagai sumber hijauan pakan
menjadi lahan pemukiman, atau lahan untuk tanaman pangan dan tanaman industri Di
lain pihak, sumberdaya alam untuk peternakan berupa padang penggembalaan di
Indonesia semakin berkurang Disamping itu secara umum di Indonesia ketersediaan
hijauan pakan juga dipengaruhi oleh iklim, sehingga pada musim kemarau terjadi
kekurangan hijauan pakan ternak dan sebaliknya di musim hujan jumlahnya
melimpah Untuk mengatasi kekurangan rumput ataupun hijauan pakan lainnya salah
satunya adalah diperlukan pemanIaatan limbah pertanian sebagai pakan
Sumber limbah pertanian diperoleh dari komoditi tanaman pangan, dan
ketersediaannya dipengaruhi oleh pola tanam dan luas areal panen dari tanaman
pangan di suatu wilayah Jenis limbah pertanian yang dapat dimanIaatkan sebagai
sumber pakan adalah jerami padi, jerami jagung, jerami kedelai, jerami kacang tanah,
pucuk ubi kayu, serta jerami ubi jalar
Jerami padi merupakan salah satu limbah pertanian yang potensial untuk
dimanIaatkan sebagai pakan ternak ruminansia Penggunaan jerami padi sebagai
makanan ternak telah umum dilakukan di daerah tropik, terutama sebagai makanan
ternak pada musim kemarau Tetapi penggunaan jerami padi sebagai makanan ternak
mengalami kendala terutama disebabkan adanya Iaktor pembatas dengan nilai nutrisi
yang rendah yaitu kandungan protein rendah, serat kasar tinggi, serta kecernaan
rendah PemanIaatan jerami padi sebagai pakan baru mencapai 3-39, sedangkan
yang dibakar atau dikembalikan ke tanah sebagai pupuk 36-62, dan sekitar 7-6
digunakan untuk keperluan industri

2 #umusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
Bagaimanakah sejarah pemanIaatan enzim dalam bidang pangan dan pakan?
2 Bagaimanakah pemanIaatan enzim dalam pembuatan pakan ternak?
3 Bagaimanakah karakteristik dari enzim dalam rumen ternak terutama sapi
sehingga cocok untuk diberikan jerami olahan?
4 Bagaimanakah teknik pengolahan jerami padi sebagai pakan ternak yang
mempunyai nilai nutrisi tinggi?

3 Tujuan
Mengetahui sejarah pemanIaatan enzim dalam bidang pangan dan pakan
2 Mengetahui pemanIaatan enzim dalam pembuatan pakan ternak
3 Mengetahui karakteristik dari enzim dalam rumen ternak terutama sapi sehingga
cocok untuk diberikan jerami olahan
4 Mengetahui teknik pengolahan jerami padi sebagai pakan ternak yang mempunyai
nilai nutrisi tinggi
















PEMBAHASAN

Sejarah PemanIaatan Enzim
Teknologi enzim sebelum di kembangkan secara modern, pada zaman dahulu
ternyata para nenek moyang kita sudah terlebih dahulu memanIaatkan teknologi ini
PemanIaatan teknologi enzim ini masih secara traditional yaitu melalui naluri dan
pemahaman secara empirik Dalam hal ini para nenek moyang memperoleh teknologi
tersebut dengan percobaan yang dilakukan berulang-ulang sehingga mendapatkan
hasil yang diinginkan Namun, mereka belum mengetahui secara sains mengenai kerja
enzim tersebut Para nenek moyang memanIaatkan khasiat dan kerja enzim dari
berbagai sumber, misalnya dalam pembuatan arak
Dalam perkembangannya, teknologi enzim ini mulai digunakan dalam industri
yang lebih besar Teknologi ini masuk dalam bidang industri pada tahun 960
PemanIaatan enzim oksidase dalam sabun detergen sendiri dimulai pada tahun 979
Enzim ini digunakan untuk menghilangkan noda karat Semakin berkembangnya ilmu
pengetahuan dapat diproduksi senyawa baru seperti antibiotik, asam organik, dan
vitamin secara Iermentasi Enzim juga digunakan dalam pengolahan pangan dan
pakan
2 PemanIaatan Enzim dalam Pembuatan Pakan Ternak
Enzim terdapat secara alami pada organisme hidup dan berperan sebagai
katalisator dalam reaksi kimia Enzim yang tersusun dari rantai asam amino, akan
mempercepat reaksi kimia dengan cara menempel pada substrat Dengan bantuan
enzim, energi untuk menggerakkan proses reaksi kimia menjadi lebih kecil Alasan
utama penggunaan enzim dalam industri makanan ternak adalah memperbaiki nilai
nutrisinya Ternak menggunakan enzim dalam mencerna makanannya, dimana enzim
dihasilkan baik oleh binatang itu sendiri maupun oleh mikroorganisme yang ada pada
alat pencernaannya Namun demikian proses pencernaan tidak 00 dari bahan
makanan yang dicerna, oleh karena itu perlu adanya penambahan enzim untuk
meningkatkan eIisiensi pencernaan makanannya
Secara kimia enzim tersusun atas dua bagian, yaitu bagian protein dan bagian
bukan protein Bagian protein disebut apoenzim, bagian ini bersiIat labil (mudah
berubah) misalnya terpengaruh oleh suhu dan asam keasaman Bagian yang bukan
protein disebut gugus prostetik (koIaktor) Gugus prostetik tidak tersusun dari protein,
tetapi dari ion-ion logam dan molekul-molekul organik yang disebut koenzim Enzim
memiliki siIat-siIat sebagai berikut : protein, termolabil, biokatalisator, bekerjanya
spesiIik, dibutuhkan dalam jumlah sedikit,umumnya enzim tidak dapat bekerja tanpa
adanya zat non protein tambahan yang disebut koIaktor, Kerja enzim dipengaruhi oleh
lingkungan
Enzim sendiri bekerja secara spesiIik pada substrat yang kebanyakan terdapat di
dalam bahan makanan ternak baik berupa protein, selulose, dan hemiselulose yang ke
semuanya merupakan bentuk molekul besar yang tidak bisa diserap dan digunakan
langsung Agar dapat diserap dan digunakan langsung, maka molekul-molekul besar
tersebut harus dipecah menjadi molekul sederhana yang mudah diserap dan digunakan
oleh hewan Pemecahan molekul ini akan dipercepat oleh adanya enzim spesiIik,
namun tidak semua hewan mampu menghasilkan enzim-enzim yang diperlukan
Enzim yang dapat mempercepat proses pencernaan makanan adalah non stach
polysaccharides (NSP) Enzim ini mencerna bahan makanan seperti selulosa dan
pektin yang tidak mudah dicerna oleh enzim-enzim pencernaan NSP juga diketahui
dapat memerangkap banyak nutrisi - nutrisi penting dalam sel - sel
tumbuhan(Wijayanti,2005) Mikroba selulolitik umumnya akan mensekresikan tiga
jenis enzim selulase, yaitu endoglukanase atau carboxymethycelullase (CMC-ase)
Eksoglukanase, dan Beta-glukosidase Secara sinergis ketiga jenis enzim ini
mendegradasi selulosa menjadi glukosa CMC-ase memecah ikatan hidrogen yang di
dalam struktur kristalin selulosa Eksoglukanase memotong ujung-ujung rantai
individu selulosa sehingga menghasilkan disakarida dan tetrasakarida misalnya
selobiosa dan Beta-glukanase menghidrolisis disakarida dan tetrasakarida menjadi
glukosa (Beauchmin 09,, 2003)
3 Enzim Cairan #umen
Berdasarkan data statistik Peternakan (2007), Jumlah sapi yang dipotong setiap
tahun adalah 75 juta ekor, sekitar 5 juta ekor berasal dari sapi lokal Jumlah cairan
rumen mencapai 3 liter per ekor (Priego et al, 977) Berdasarkan sapi sapi yang
dipotong cairan rumen sapi mencapai 5425 juta liter per tahun Cairan rumen sapi
hidup kaya akan selulase, amylase, protease, xilanase dan lainnya (Lee 09 , 2002 ;
Morgavi 09 , 2000) Lee 09 , (2002) melaporkan cairan rumen sapi hidup yang
diberi makan ransum berbasis hay alIalIa mengandung selulase sebesar 362,7 IU/ml,
xilanase sebesar 528,6 IU/ml, amylase sebesar 439,0 IU/ml dan protease sebesar 848
IU/ml Aktivitas enzim-enzim tersebut cukup tinggi
Karakteristik enzim cairan rumen sapi yang berasal dari rumah potong hewan
secara umum memiliki suhu optimum 50 60
o
C dan pH optimum 6-7, kecuali enzim
selulase yang mempunyai suhu optimum 39
o
C dan pH optimum 4 Sebagian besar
enzim-enzim tersebut memerlukan ion logam sebagai aktivator
Upaya peningkatan nilai gizi jerami padi dengan teknik penggunaan yang aman
adalah dengan memanIaatkan jasa mikroba khususnya bakteri xilanolitik #ekayasa
bioteknologi dengan menggunakan isolat bakteri xilanolitik yang diperoleh dari
limbah cairan rumen sapi diharapkan dapat mendegradasi hemiselulosa pada jerami
padi dengan produk akhir xilosa Bakteri xilanolitik mampu memproduksi enzim
endo-?-,4-xilanase, ?-xilosidase, ?-L-arabinoIuranosidose, ?-L-glukoronidase dan
asetil xilan esterase Hidrolisis total xilan membutuhkan beberapa enzim yang
berbeda yaitu : endo-,4- ?-xilanase yang menghidrolisis struktur dasar xilan secara
acak menjadi xilooligosakarida; ,4- ?-xilosidase yang memutus xilooligosakarida
menjadi xilosa Gugus samping yang menyusun xilan akan dibebaskan oleh ?-L-
arabinoIurosidase, ?-L-glukorosidase, galaktosidase dan asetil xilan esterase menjadi
arabinosa, glukuronat, galaktosa dan asetat (Subramaniyan dan Prema 2002)
Penggunaan bakteri xilanolitik sebagai inokulum diharapkan mempunyai
kemampuan dalam mendegradasi hemiselulosa menjadi xilosa, arabinosa, glukoronat
dan asetat, serta dapat mempercepat laju Iermentasi jerami padi
4 Teknologi Pengolahan Jerami Padi sebagai Pakan Ternak
Untuk memanIaatkan jerami padi sebagai pakan ternak secara optimal perlu
dilakukan pengolahan dengan sentuhan teknologi untuk meningkatkan kualitasnya,
baik pengolahan secara Iisik, kimiawi maupun biologis Secara umum teknologi
pengolahan limbah pertanian khususnya jerami padi dilakukan dengan tujuan untuk :
a) memperbaiki nilai nutrisi pada hewan ruminansia, serta meningkatkan Iermentasi
dengan menambahkan elemen yang kurang, b) mengoreksi deIisiensi jerami dengan
menambahkan nitrogen atau mineral, c) meningkatkan konsumsi dengan cara
merubah siIat perIormansi bahan pakan, d) meningkatkan ketersediaan energi, serta
e) mengurangi siIat amba dari jerami padi
Pengolahan jerami padi secara Iisik seperti dipotong-potong, digiling, direndam,
direbus, dibuat pellet dan gamma irradiasi Perlakuan ini dapat memecahkan lapisan
kulit seperti lignin dan memperluas permukaan partikel makanan sehingga
mikroorganisme rumen dapat langsung mencerna selulosa Dengan demikian
kecepatan Iermentasi akan meningkat, waktu retensi makanan akan menurun dan
konsumsi pakan meningkat Pengolahan secara kimia, menggunakan bahan kimia
antara lain NaOH, Ca(OH)2, amonium hidroksida atau anhidrat amonia, urea amonia,
sodium karbonat, sodium klorida, gas klor, sulIur dioksida Larutan basa dapat
mengurangi ikatan hidrogen antar molekul selulosa dalam serat jerami padi
Pengolahan dengan Iisik-kimia yaitu dengan melakukan gabungan kedua cara di atas
seperti pemotongan dengan NaOH, dibuat pellet dan NaOH, dan sebagainya, dan
pengolahan secara biologi dapat dilakukan dengan penambahan enzim, menumbuhkan
jamur dan bakteri, Iermentasi anaerob
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa mengingat karakteristik jerami padi, maka
untuk tujuan meningkatkan nilai manIaat jerami padi diperlukan upaya yang diarahkan
untuk memperkecil Iaktor pembatas pemanIaatannya, sehingga potensinya yang besar
sebagai pakan ternak dapat ditingkatkan, sehingga perlu adanya sentuhan teknologi
dalam pengolahan jerami padi
Pengolahan 1erami Padi dengan Amoniasi
Amoniasi merupakan suatu cara pengolahan jerami padi secara kimiawi dengan
menggunakan gas amonia Namun karena pengadaan gas amonia mahal sehingga
dicarilah sumber gas amonia yang murah dan mudah diperoleh Salah satu diantaranya
adalah dengan menggunakan urea atau CO(NH2)2 Urea merupakan senyawa kimia
yang mengandung lebih kurang 45 unsur nitrogen Beberapa manIaat dari amoniasi
yaitu a) memperkaya kandungan protein 2 sampai 4 kali lipat dari kandungan protein
semula, b) meningkatkan daya cerna, dan c) meningkatkan kuantitas konsumsi pakan
Dalam proses amoniasi, amoniak akan berperan untuk a) menghidrolisa ikatan lignin-
selulosa, b) menghancurkan ikatan hemiselulosa, c) memuaikan atau mengembangkan
serat selulosa sehingga memudahkan penetrasi enzim selulosa, dan d) meningkatkan
kadar nitrogen sehingga kandungan protein kasar juga meningkat
Seperti diketahui bahwa jerami padi yang rendah kandungan nitrogen (protein
kasar), sehingga dengan penggunaan urea dalam amoniasi dapat memperbaiki
kandungan nitrogen jerami padi yang sekaligus dapat meningkatkan konsumsi dan
daya cernanya sebagai pakan ternak Peningkatan kadar nitrogen dimungkinkan karena
urea merupakan sumber amonia (NH4), maka terjadi proses hidrolisa yang selanjutnya
dengan enzim urease, urea dapat terurai menjadi ammonia dan CO2
Dalam proses pengolahan jerami padi amoniasi, diperlukan bahan : jerami padi,
urea dan air, dengan peralatan yang digunakan adalah kantong plastik (silo) atau silo
yang lain, timbangan, alat pemotong jerami padi (sabit, dll) Langkah-langkah yang
dilakukan dalam amoniasi jerami padi adalah sebagai berikut : ) Jerami padi
ditimbang sesuai dengan jumlah yang diperlukan kemudian dipotong-potong dengan
ukuran sekitar 5-0 cm, 2) Ditambahkan urea sebanyak 6 dari bobot jerami padi
yang digunakan Misalnya : jumlah jerami padi yang diolah sebanyak 50 kg maka urea
yang dibutuhkan sebanyak 6 x 50 kg 3 kg, 3) Disiapkan air bersih sebanding
dengan jumlah jerami padi yang digunakan Misalnya : jerami padi 50 kg, diperlukan
air 50 liter Jumlah air ini 30 digunakan untuk melarutkan urea yang telah
ditimbang, 4) Sementara itu disiapkan silo yang dapat dibuat dengan lubang di tanah
yang disesuaikan dengan jumlah jerami padi yang diolah Selain itu dapat pula
digunakan drum atau kantong plastik Sebelum jerami ditumpuk alas pada dasar
wadah diberi plastik, 5) Selanjutnya jerami padi yang telah dipotong-potong
dimasukkan ke dalam lubang, sehingga membentuk lapisan setebal 0-20 cm,
kemudian setiap lapisan disemprot dengan larutan urea secara merata dan setelah itu
disemprot dengan air bersih Jerami padi disusun sedemikian rupa sehingga
membentuk tumpukan ke atas, dan 6) Setelah penumpukan jerami selesai, ditutup
dengan rapat menggunakan plastik dan disimpan selama empat minggu (2 hari)
Setelah penyimpanan, tutup dibuka, dikering anginkan dan jerami padi amoniasi dapat
digunakan sebagai pakan ternak ruminansia
Pengolahan 1erami Padi dengan Memanfaatkan Mikroba
Kemajuan bioteknologi dengan memanIaatkan mikroba merupakan alternatiI cara
optimalisasi daur ulang limbah pertanian, dan teknologi starbio adalah salah satu
produk bioteknologi tersebut Starter mikroba atau starbio adalah probiotik hasil
bioteknologi yang dibuat dari koloni alami mikroba rumen sapi dicampur tanah, akar
rerumputan, daun serta dahan pohon tertentu Koloni tersebut memiliki mikroba yang
spesiIik dengan Iungsi yang berbeda-beda seperti mikroba lignolitik, selulolitik,
proteolitik
Untuk meningkatkan kualitas limbah pertanian seperti jerami padi sebagai pakan
ternak ruminansia dapat digunakan starbio ternak yang dapat meningkatkan derajat
Iermentasi bahan organik terutama komponen serat sehingga menyediakan sumber
energi yang lebih baik Dengan Iermentasi jerami padi dengan starbio menunjukkan
peningkatan kualitas dibanding jerami padi yang tidak diIermentasi, dimana kadar
protein kasar mengalami peningkatan dan diikuti dengan penurunan kadar serat kasar
Penggunaan starbio dalam Iermentasi dapat menurunkan kadar dinding sel jerami
padi Hal ini memberikan indikasi bahwa selama Iermentasi terjadi pemutusan ikatan
lignoselulosa dan hemiselulosa jerami padi Mikroba lignolitik dalam starbio
membantu perombakan ikatan lignoselulosa sehingga selulosa dan lignin dapat
terlepas dari ikatan tersebut oleh enzim lignase Fenomena ini terlihat dengan
menurunnya kandungan selulosa dan lignin jerami padi yang diIermentasi
Menurunnya kadar lignin menunjukkan selama Iermentasi terjadi penguraian ikatan
lignin dan hemiselulosa Lignin merupakan benteng pelindung Iisik yang menghambat
daya cerna enzim terhadap jaringan tanaman dan lignin berikatan erat dengan
hemiselulosa Disamping itu Iermentasi jerami padi dengan strarbio dapat melarutkan
sebagian zat-zat makanan atau mineral-mineral yang sukar larut sehingga
mengakibatkan meningkatnya kecernaan bahan kering dibanding jerami padi tanpa
Iermentasi Hal yang sama kecernaan bahan organik juga mengalami peningkatan
pada jerami padi yang diIermentasi Fenomena ini memberi indikasi bahwa probiotik
starbio dalam proses Iermentasi mampu mencerna lignin dan zat-zat yang sukar larut
yang terdapat dalam bahan organik
Pelaksanaan Iermentasi jerami padi dengan menggunakan starbio dan penambahan
urea, terlebih dahulu dipersiapkan tempat Iermentasi berupa naungan/tempat
Iermentasi (misalnya tiang dari bambu dan atap dari daun nipah) Prosedur
pelaksanaan pengolahan jerami padi adalah ) Jerami padi ditumpuk 30 cm, kalau
perlu diinjak-injak lalu ditaburi urea dan starbio masing-masing 06 /berat jerami
padi dan kemudian disiram air secukupnya mencapai kadar air 60 , dengan tanda-
tanda jerami padi diremas, apabila air tidak menetes tetapi tangan basah berarti kadar
air mendekati 60 , 2) Tahapan point pertama diulangi hingga ketinggian mencapai
ketinggian tertentu (misalnya dua meter), 3) Tumpukan jerami padi dibiarkan selama
2 hari dan tidak perlu dibolak-balik, 4) Setelah 2 hari jerami padi dibongkar lalu
diangin-anginkan atau dikeringkan, dan 5) Jerami padi diberikan pada ternak sapi atau
dapat disimpan sebagi stok pakan

Anda mungkin juga menyukai

  • Flyer Lomba Vlog 2019
    Flyer Lomba Vlog 2019
    Dokumen1 halaman
    Flyer Lomba Vlog 2019
    Yanny Suryani
    Belum ada peringkat
  • DYAH2
    DYAH2
    Dokumen3 halaman
    DYAH2
    Yanny Suryani
    Belum ada peringkat
  • Gizkes Renita
    Gizkes Renita
    Dokumen2 halaman
    Gizkes Renita
    Atik Suprihattin
    Belum ada peringkat
  • JARINGAN
    JARINGAN
    Dokumen16 halaman
    JARINGAN
    Yanny Suryani
    Belum ada peringkat
  • JARINGAN
    JARINGAN
    Dokumen16 halaman
    JARINGAN
    Yanny Suryani
    Belum ada peringkat
  • Makalah Limbah RS
    Makalah Limbah RS
    Dokumen10 halaman
    Makalah Limbah RS
    Yanny Suryani
    Belum ada peringkat
  • Bioter
    Bioter
    Dokumen18 halaman
    Bioter
    Yanny Suryani
    Belum ada peringkat
  • BIOREMEDIASI
    BIOREMEDIASI
    Dokumen28 halaman
    BIOREMEDIASI
    Yanny Suryani
    Belum ada peringkat