Anda di halaman 1dari 12

Amerika Serikat

Amerika Serikat adalah sebuah republik Iederal yang terdiri dari 50 negara bagian dan sebuah
distrik Iederal. Kecuali Alaska (utara Kanada) & Hawaii (lautan PasiIik), 48 negara bagian
lainnya serta distrik Iederalnya terletak di Amerika Utara. Amerika Serikat berbatasan dengan
Meksiko dan Teluk Meksiko di sebelah selatan, dan dengan Kanada di sebelah utara dan barat
laut (eksklave Alaska). Di sebelah barat negara ini berbatasan dengan Samudra PasiIik dan di
sebelah timur dengan Samudra Atlantik. Selain itu, Amerika Serikat juga "memiliki" beberapa
daerah di Karibia dan PasiIik, walaupun wilayah tersebut bukanlah bagian dari Amerika Serikat.

Dengan luas wilayah 9,83 juta km2 dan penduduk sebesar 309 juta jiwa, Amerika Serikat adalah
negara terbesar ke-3 atau ke-4 berdasarkan total luas wilayahnya dan terbesar ke-3 berdasarkan
jumlah penduduk. Negara ini merupakan negara multietnis dan multikultural, yang disebabkan
oleh masuknya para imigran dari seluruh dunia. Ekonomi Amerika Serikat merupakan ekonomi
yang terbesar di dunia, dengan produk domestik bruto (perkiraan 2008) sebesar AS$14,4 triliun
(seperempat dari PDB dunia berdasarkan nominal dan seperlima berdasarkan paritas daya beli)

Sebelum kedatangan orang Eropa, Amerika telah dihuni oleh orang-orang Indian selama beribu-
ribu tahun. Namun populasi suku Indian menurun drastis akibat wabah penyakit dan peperangan
dengan pendatang Eropa. Amerika terbentuk dari 13 bekas koloni Britania Raya yang
memerdekakan diri pada tanggal 4 Juli 1776. Negara baru ini kemudian memenangkan
peperangan dengan Britania Raya dalam Perang Revolusi Amerika. Pada abad ke-19, Amerika
Serikat berekspansi secara besar-besaran, membeli daerah Louisiana dari Perancis, Alaska dari
Rusia, serta menganeksasi daerah-daerah milik Meksiko yaitu New Mexico, Texas, dan
CaliIornia seusai Perang Meksiko-Amerika.

Pertentangan antara negara bagian utara dengan negara bagian selatan mengenai masalah hak-
hak negara bagian serta perbudakan mencetuskan Perang Saudara Amerika pada tahun 1860-an.
Negara bagian utara kemudian berhasil memenangkan perang ini dan mempertahankan persatuan
negara. Ekonomi Amerika Serikat menjadi yang terbesar di dunia semenjak tahun 1870-an.
Kemenangan pada Perang Spanyol-Amerika dan Perang Dunia I mengangkat Amerika Serikat
sebagai salah satu kekuatan militer dunia. Pada Perang Dunia II, Amerika Serikat menjadi negara
pertama yang memiliki senjata nuklir. Berakhirnya Perang Dingin dan runtuhnya Uni Soviet
membuat Amerika Serikat menjadi satu-satunya negara adidaya dunia dan menjadi yang
terdepan dalam hal militer, ekonomi, budaya, dan politik.

timologi
Pada tahun 1507, KartograIer Jerman, Martin Waldseemller membuat peta dunia yang di
dalamnya terdapat kata "America" untuk merujuk pada benua bagian barat. Penamaan ini
dinamakan atas nama seorang penjelajah Italia, Amerigo Vespucci. Koloni-koloni Britania yang
memerdekakan diri pertama kali menggunakan nama "United States oI America" dalam
proklamasi kemerdekaannya pada 4 Juli 1776. Nama ini kemudian ditetapkan pada 15 November
1777.

Sejarah
Amerika Serikat terbentuk dari 13 bekas koloni Inggris selepas Revolusi Amerika setelah
deklarasi kemerdekaan pada tanggal 4 Juli 1776. Pada asalnya, struktur politiknya ialah sebuah
konIederasi. Tetapi selepas debat yang lama dan terbentuknya Konstitusi Amerika, koloni ini
akhirnya sepakat untuk membentuk negara persekutuan.

Pada abad ke-19 kekuatan AS meluas di seluruh benua Amerika Utara. Melalui paksaan,
kekuatan militer, dan diplomasi, AS memperoleh banyak negara-negara bagian lain di dalam dan
di luar negara seperti Kuba dan Filipina. Walaupun begitu, negara ini mengalami masalah sosial
yang buruk. Dalam usaha untuk mengembangkan wilayah kekuasaan kaum kulit putih, kaum
pribumi Indian telah dijadikan korban. Melalui kekuatan militer, pemusnahan, penyingkiran serta
pembangunan daerah reservasi, kaum pribumi Indian telah disingkirkan. Di sebelah selatan,
masih ada sistem perbudakan dengan kaum kulit hitam sebagai warga kelas kedua. Diskriminasi
terhadap kaum berwarna merupakan salah satu sebab terjadinya perang saudara antara negara
bagian-negara bagian Utara dan Selatan. Walaupun sistem perbudakan telah dihapuskan selepas
kekalahan negara-negara bagian Selatan, diskriminasi warna kulit terus merajalela sehingga ke
pertengahan abad ke-20.

Sewaktu era tersebut, negara ini terus maju menjadi sebuah penguasa perindustrian dunia, yang
berterusan sehingga ke abad-20, dikenal sebagai Abad Kegemilangan Amerika atau the
American Century. Dalam abad ini pengaruh Amerika semakin meluas di arena internasional dan
menjadi pusat inovasi serta teknologi terunggul di dunia ketika itu. Beberapa sumbangan
teknologinya termasuk telepon, televisi, komputer, Internet, senjata nuklir, kapal terbang dan
perjalanan angkasa luar.

Negara ini telah mengalami beberapa pengalaman pahit seperti Perang Saudara Amerika (1861-
1865) dan kejatuhan ekonomi yang buruk sewaktu "Great Depression" (1929-1939) yang bukan
saja melanda Amerika malah hampir seluruh dunia. Pengalaman terbaru yang paling
menyedihkan ialah serangan 9/11 pada 11 September 2001 di World Trade Center, New York, di
mana hampir tiga ribu orang terbunuh akibat serangan teroris.

Dari segi sejarah, negara ini telah terlibat dalam beberapa perang dunia yang besar, dari Perang
1812 menentang Inggris, dan berpakta pula dengan Inggris sewaktu Perang Dunia I dan Perang
Dunia II. Pada era 1960-an Amerika terlibat di dalam Perang Dingin menentang kekuatan besar
yang lain yaitu Soviet serta pengaruh komunisme. Dalam usaha membendung penularan
komunisme di Asia, AS dalam Perang Korea, Vietnam dan terakhir di AIganistan. Selepas
kejatuhan dan perpecahan Soviet, AS bangkit menjadi sebuah kekuatan ekonomi dan militer
yang terkuat di dunia. Sewaktu tahun 1990-an, AS menobatkan dirinya sebagai polisi dunia dan
tentaranya beraksi di Kosovo, Haiti, Somalia dan Liberia, dan Perang Teluk Pertama terhadap
Irak yang menginvasi Kuwait. Selepas serangan teroris pada 11 September 2001 di World Trade
Center dan Pentagon, AS melancarkan serangan balasan terhadap AIganistan dan menjatuhkan
negara Taliban di sana dan pada tahun 2003 melancarkan Perang Teluk Kedua terhadap Irak
untuk menyingkirkan rezim Saddam Hussein.

!olitik
Amerika Serikat merupakan negara demokrasi konstitusional dengan sistem three-tier dan
institusi kehakiman yang bebas. Terdapat tiga peringkat yaitu nasional, negara bagian dan
pemerintahan lokal yang mempunyai badan legislatiI serta eksekutiI dengan bidang kuasa
masing-masing. Negara ini menggunakan sistem persekutuan atau Iederalisme di mana di negara
pusat dan negara bagian berbagi kuasa. Negara pusat berkuasa terhadap beberapa perkara seperti
pencetakan mata uang Amerika serta kebijakan pertahanan. Namun, negara-negara bagian
berkuasa menentukan hak dan undang-undang masing-masing seperti hak pengguguran bayi dan
hukuman maksimal dalam hal undang-undang.

Satu elemen yang kentara di Amerika ialah doktrin pembagian kuasa. Pasal 1 hingga 3
Konstitusi Amerika, telah menggariskan secara terperinci mengenai kuasa-kuasa Negara yang
utama yaitu eksekutiI, legislatiI dan kehakiman. Checks and Balances atau pemeriksaan dan
keseimbangan merupakan satu ciri yang utama dalam negara Amerika dan hal ini begitu
komprehensiI sehingga tidak ada satu cabang negara yang mempunyai kuasa mutlak untuk
mengawal cabang yang lain.

Di negara ini semua rakyat yang berusia 18 tahun ke atas berhak memilih. Pemilu untuk
pemilihan presiden diadakan setiap empat tahun sekali dan yang terakhir ialah pada bulan
November 2008. Di samping Pemilu untuk pemilihan presiden, ada pula Pemilu paruh waktu,
yang diadakan pada pertengahan masa jabatan presiden. Dalam pemilu ini yang dipilih bukanlah
presiden melainkan seluruh anggota Dewan Perwakilan dan sepertiga dari semua senator dari
tiap negara bagian. Pemilu ini terakhir diadakan pada 7 November 2006.

egara Bagian
Saat dinyatakannya kemerdekaan Amerika Serikat, tiga belas koloni berubah menjadi negara
bagian-negara bagian. Pada mulanya negara bagian-negara bagian ini bergabung sebagai sebuah
persekutuan tetapi kemudian membentuk sebuah negara yang bersatu. Pada tahun-tahun
berikutnya, jumlah negara bagian bertambah dengan masuknya negara bagian-negara bagian di
barat, pembelian tanah dan perpecahan negara bagian-negara bagian yang sudah ada. Setiap
negara bagian dibagi kepada counties (semacam kabupaten), cities (semacam kotamadya atau
kota otonom) dan townships (semacam kecamatan).

Geografi
Amerika Serikat juga memiliki daerah Iederal, Washington, DC, dan tanah jajahan seperti Puerto
Riko, Samoa Amerika, Guam dan Kepulauan Virgin. Selain negara bagian, ada satu daerah
Iederal, dan beberapa daerah yang bisa disebut jajahan.

Amerika Serikat ialah negara terbesar ke-3 di dunia. Keadaan geograIisnya amat bermacam-
macam.
* Ada padang rumput di Pesisir Timur,
* Pegunungan Appalachian
* Great Plains di tengah negeri ini,
* Sungai Mississippi-Missouri,
* Pegunungan Rocky di bagian barat
* Danau Ontario di Utara.
* Danau Erie di Utara.
* Danau Michigan di Utara.

Iklimnya bermacam-macam menurut keadaan geograIisnya, dari tropis (panas dan kering di
musim panas, hangat di musim dingin) di Florida sampai tundra (dingin sepanjang tahun) di
Alaska. Sebagian besar negara ini memiliki musim panas yang hangat dan musim salju yang
dingin. Sejumlah bagian AS, seperti bagian CaliIornia, memiliki iklim Mediterrania.

konomi
AS menjalankan sistem ekonomi kapitalis. Pertumbuhan ekonomi negara ini kokoh di
permukaannya, pengangguran dan inIlasi rendah, dan deIisit perdagangan yang rendah (berarti
AS membeli lebih banyak barang dari negara lain daripada menjual).

Ekonomi AS ialah salah satu yang terpenting di dunia. Banyak negara telah menjadikan dolar AS
sebagai tolok ukur mata uangnya, artinya berharga atau tidaknya mata uang mereka ditentukan
oleh dolar. Sejumlah negara menggunakan dolar sebagai mata uangnya. Bursa saham AS
dipandang sebagai indikator ekonomi dunia.

Negara ini memiliki banyak sumber daya mineral, seperti emas, minyak, batu bara dan endapan
uranium. Pertanian membuat negara ini berada di antara produsen utama, di antara lainnya,
jagung, gandum, gula dan tembakau. AS memproduksi mobil, pesawat terbang dan benda
elektronik. Sekitar 3/4 oI penduduk AS bekerja di industri jasa.

Mitra dagang AS adalah:
* Kanada
* Meksiko
* Negara Eropa
* Negara industri Asia, seperti Jepang, Taiwan, India, Korea Selatan, dan Republik Rakyat
Cina.

Jarak struktur sosial Amerika Serikat besar, berarti sejumlah orang Amerika cukup kaya.
Walaupun sebenarnya masih ada juga rakyat yang hidup di bawah garis kemiskinan. 51 dari
seluruh rumah tangga memiliki komputer dan 41 memiliki akses Internet pada 2000, angka
yang telah berkembang menjadi 75 pada 2004. Lebih lanjut, 67,9 penduduknya memiliki
rumah sendiri pada 2002. Pendapatan perkapita penduduk Amerika $37.000 setahun pada 2002.

!endidikan
Pendidikan publik Amerika dioperasikan oleh negara dan pemerintah daerah, yang diatur oleh
Amerika Serikat Departemen Pendidikan melalui pembatasan dana Iederal. Anak-anak
diwajibkan di kebanyakan negara untuk menghadiri sekolah dari usia enam atau tujuh
(umumnya, taman kanak-kanak atau kelas pertama) sampai mereka berumur delapan belas
(umumnya membawa mereka melalui kelas dua belas, akhir SMU); beberapa Negara bagian
memungkinkan siswa untuk meninggalkan sekolah pada usia enam belas atau tujuh belas.
Sekitar 12 dari anak-anak yang terdaItar di nonsectarian paroki atau sekolah swasta. Hanya
sekitar 2 dari anak-anak yang belajar di rumah.

Amerika Serikat memiliki banyak lembaga-lembaga swasta dan publik pendidikan tinggi yang
kompetitiI, serta masyarakat lokal masuk perguruan tinggi dengan kebijakan terbuka. Dari
jumlah penduduk Amerika yang berumur diatas dua puluh lima tahun, sekitar 84,6 lulus dari
sekolah menengah umum, 52,6 dari mereka masuk ke beberapa perguruan tinggi, dan sekitar
27,2 memperoleh gelar sarjana, dan 9,6 memperoleh gelar sarjana muda. Hampir seluruh
rakyat amerika tidak ada yang buta huruI mencapai sekitar 99 dari total keseluruhan.
Perserikatan Bangsa-Bangsa memberikan Amerika Serikat sebuah indeks Pendidikan 0,97, yang
berada pada peringkat 12 di dunia.

emografi
Sebagian besar penduduk di AS ialah keturunan imigran Eropa. Banyak orang yang diturunkan
dari Jerman, Inggris, Skotlandia, Irlandia, dan Italia.

Pada tahun-tahun terkini, banyak orang Hispanik datang dari Meksiko dan bagian lain di
Amerika Latin, khususnya ke barat daya AS. Banyak dari mereka yang melintasi perbatasan
secara ilegal. Beberapa orang AS merasa gerah, dan juga karena banyaknya penggunaan bahasa
Spanyol di AS (lihat Bahasa-bahasa di Amerika Serikat).

Banyak juga orang AIrika-Amerika. Sebagian besar dari mereka diturunkan dari budak AIrika
yang dibawa ke Dunia Baru. Sepertiga penduduk AS ialah orang Asia-Amerika. Sebagian besar
mendiami pesisir barat. Penduduk aslinya, disebut penduduk asli Amerika atau Indian dan
Eskimo amat sedikit.

Agama
Jumlah pemeluk Kristen di AS terus menurun. 86,2 menyebut dirinya Kristen pada 1990 dan
76,5 menyebut dirinya Kristen pada 2001 (ARIS 2001). Anggota keagamaan pada 2001 ialah
Protestan 52, Katolik 24,5, tidak ada 13,2, Yudaisme 1,3 dan 0,5-0,3 Islam, Buddha,
Agnostik, Ateis, Hindu dan Universalis Unitarian. Ada perbedaan besar di antara mereka yang
memeluk suatu agama dan mereka yang merupakan anggota tempat ibadah agama itu. Angka
Biro Sensus (Iile PDF) menunjukkan bahwa keanggotaan tempat ibadah pada 2004 ialah 33
Kristen Protestan, 19 Katolik Roma, 4 Yahudi dan 44 agama lainnya.

Budaya
Tingkat kebudayaan Amerika Serikat tergolong maju. Hal ini terbukti dengan kemajuan
teknologinya. Amerika Serikat bersama negara sahabatnya yaitu Rusia merupakan negara pionir
dalam penyelidikan dan penjelajahan luar angkasa, di samping itu Amerika Serikat juga ahli
dalam bidang persenjataan mutakhir. Dalam bidang sastra modern, Amerika Serikat memiliki
Ernest Hemingway, yang pernah meraih Hadiah Nobel tahun 1954.

i usun Lembah Krakatau

Banjo berjalan gontai pelan-pelan di belakang emaknya. Burung-burung gagak hitam terbang
rendah, berkoak-koak memekak. Di atas, langit yang damai tak menjanjikan sama sekali rasa
aman.

Lewat baris-baris pohon jati di sepanjang jalan, si emak dan anak laki-lakinya itu dapat melihat
lembah Krakatau yang melandai berombak-ombak. Tak mereka jumpai lagi sosok-sosok
manusia yang berarak tak henti-henti mendaki seperti semut, tak peduli disambut oleh lingkaran
awan tebal dan gumpalan langit tak berawan. Sebuah kabar burung tentang anak siluman telah
memutus urat keberanian mereka.
"Banjo!"
Emaknya tiba-tiba berhenti.

Mendengar namanya dipanggil, anak itu terkejut. Bukan karena takut, melainkan karena Iirasat
yang semakin dekat. Kenyataan yang akan datang tentang Iirasat itu bisa terasa sangat sakit,
bahkan bisa juga mematikan.
"Kau lelah, Jo? Sepertinya Emak terlalu memaksamu berjalan hingga sejauh ini. MaaIkan Emak,
Jo."

Sesudah mengusap liur yang meleleh di sudut bibirnya, si emak menggandeng tangan Banjo, dan
ucapnya lagi, "Ayo kita pergi ke pohon besar di sana itu. Kita buka bekal makanan kita. Kau
lapar kan?"
Banjo tidak menjawab dengan kata-kata. Ia mengangguk saja, lalu mengekor patuh di belakang
emaknya.

Tidak jauh dari situ tampak pohon besar yang rimbun daunnya. Di situ emak membuka buntalan
kain sarung, sementara anak laki-lakinya selonjor, melenturkan otot-otot kakinya, dengan
bersandar pada batang pohon besar itu.
"Banjo, duduklah dekat Emak sini."
Banjo merangkak menuju emaknya.

Emak mengeluarkan dua lembar daun jati tua. Ia melipat satu lembar daun jati itu sedemikian
rupa di atas telapak tangannya, hingga membentuk semacam mangkok makan. Diisinya
mangkok daun jati itu dengan nasi, gorengan ikan asin, dan sayuran rebus. "Kau ingin Emak
menyuapimu?"
Banjo mengangguk-anggukkan kepalanya pertanda setuju.

Emak menyeringai senang, memperlihatkan sederetan gigi yang warna putihnya tak sempurna. Ia
senang melihat anak laki-lakinya makan dengan lahap. Ia seketika lupa bagaimana anak-anak
penduduk dusun sini melempari Banjo dengan tomat busuk dan batu kerikil. Sementara orang-
orang dewasa melihat kejadian itu tanpa bereaksi apa pun selain tertawa. Apa yang lucu dari
melihat seorang bocah laki-laki yang pasrah begitu saja ditawur bocah-bocah sebayanya,
dilempari batu hingga mengakibatkan luka memar dan berdarah di sekujur tubuhnya? Apa semua
lelucon tak pernah berperasaan?

Barangkali penduduk dusun sini meyakininya demikian. Mereka terpingkal tanpa rasa kasihan.
Beberapa di antara mereka mencorongkan tangan di mulut dan meneriaki anak lelaki malangnya
dengan kata-kata kasar. Mereka mengerumuninya dan menggiring ke luar dusun. Emak sudah
hapal dengan perlakuan penduduk dusun ini; tanpa perasaan mendendam ia berbisik pada diri
sendiri, "Barangkali mereka capek kerja ladang seharian, lalu mereka mencoba mencari
hiburan."

Emak dengan sabar dan telaten membesarkan hati putra semata wayangnya itu. Tak ada yang
benar-benar membuat hatinya meluap kegembiraannya, selain ketika bisa melihat wajah Banjo
tampak tersenyum sewaktu tidur. Dalam pikirannya, senyum Banjo sewaktu tidur itu berarti
segala-galanya. Leluhurnya pernah bilang, jika di pertengahan tidurnya seorang anak mengigau
atau menjerit-jerit, itu artinya ada bayangan hitam yang menempel pada si anak. Dan emak tak
mau bayangan hitam itu satu kali saja menempeli putra tunggalnya.
Banjo sudah lelap di pangkuan emaknya. Sementara emak mulai tak kuasa menghardik rasa
kantuknya.

Dusun yang bermandikan cahaya kekuningan matahari menghilang di kejauhan, berangsur-
angsur digelapkan oleh kabut petang musim penghujan. Tapi musim penghujan bukan halangan
besar bagi penduduk dusun untuk mencari naIkah. Karena mereka percaya Hyang Air dan Hyang
Angin telah mereka buat kenyang dan senang hati dengan upacara, tumbal, dan sesaji.
Kepercayaan itu juga yang membuat emak dan Banjo terusir dari dusun itu.

Semuanya seperti berputar kembali. Kaki langit menggenang dalam kubangan kuning
kemerahan. Jangkrik-jangkrik mulai menghela komposisi kerikannya. Satu-dua burung hantu
menyembulkan kepalanya dari lubang sarangnya, membawa badannya yang buntal ke tengger
pohon yang paling tinggi --hampir menyundul dagu bulan. Dan hewan-hewan malam lainnya
pun serentak bergerilya ke sebalik lubang-lubang amat gelap.

Emak pulang larut malam dari rumah Wak Nardi dengan berbekal obor bambu di genggaman
tangannya. Malam itu tak seperti malam-malam lalu. Amat gelap, amat dingin, amat mencekam.
Kesiur angin membuat nyala obornya bergetar bergoyang-goyang selalu. Kedua belah matanya
beberapa kali merem-melek, menyiasati lesatan uap kabut yang menggores jarak pandangannya.

Tapi, tiba-tiba kabut itu dikejapkan cahaya kilat --dan sungguh mengejutkan. Begitu ganjil
kedatangan kilat itu. Kini yang dilihatnya bukan lagi kepulan kabut yang mengendap-endap
lambat menyergap, tapi semacam gumpalan asap tebal yang mirip kepala raksasa yang bertonjol-
tonjol menyeramkan.

Sekejap, kilat menyabet terang membelah langit. Di ujung jalan berbatu di sebelah barat, dari
tengah-tengah sepasang pohon asem yang tegak kekar di kanan-kiri badan jalan muncullah
bayangan sosok tubuh yang setindak demi setindak menuju ke arahnya, tapi hilang-hilang nyata
dalam sabetan-sabetan cahaya kilat. Betapapun emak berusaha dengan menajamkan sorot mata
kuyunya yang bernaung dalam kecekungan lubang matanya, sia-sia saja ia mengenali wajah
tubuh itu. Tapi jelas, dari gerak-gerik sosok tubuh asing yang sedang menuju ke arahnya itu
adalah sosok perempuan.

Hatinya bergetar, berdegup-degup tak karuan. Terus terang emak sedang ketakutan.
Dinantikannya sampai sosok itu melontarkan setidaknya satu patah kata lebih dulu. Sungguh pun
diketahuinya kecil kemungkinannya sosok itu adalah orang dusun yang dikenalnya, tapi entah
mengapa ia masih mau berdiri memaku menunggu sosok tanpa wajah itu menegurnya.

Hingga..akhirnya sosok berwajah lembut nan cerlang itu tersenyum padanya, bersamaan
muncul lingkaran cahaya terang memusar lalu memancar --begitu seterusnya-- di belakangnya.
Cantik, sungguh cantik. Dua belah mata yang berbinar tegas, meninggalkan sorot yang
menggores tajam setiap memandang. Bibirnya menggumpal padat berisi dan basah mengkilap.
Kulit wajahnya halus sempurna dan seputih kapas. Wajah itu sungguh bercahaya menggetarkan
dada dan menyejukkan hatinya, sampai-sampai mulut emak menganga. Beberapa kali ia pun
menghela napas, menggeleng-gelengkan kepalanya, sementara balas tersenyum balik. Ia berubah
seperti anak kecil yang tengah mendapati sebatang kembang gula yang tiba-tiba tergenggam di
kedua tangannya.

Bau harum menusuk hidung emak. Bau harum yang mengepul dari kibasan jubah panjang sosok
makhluk cantik itu. Ya, makhluk cantik, hanya sebutan itu yang terlintas di hatinya. Ia yakin
sosok di hadapannya itu bukan satu dari bangsa manusia seperti dirinya. Malaikatkah? Atau
bangsa jin? Ia belum pernah berjumpa dua bangsa ciptaan Hyang itu sepanjang sisa-sisa rambut
ubannya yang memutih kapas. Jadi ia tak bisa mengatakan dengan pasti, apalagi teka-teki, dari
bangsa yang mana sosok makhluk di hadapannya itu. Ia hanya bisa mengatakan makhluk itu
cantik, maka itu makhluk cantik.
Lama. Malam tambah hening, tambah senyap, tambah penuh tanya. Tak kelihatan lagi kejapan-
kejapan kilat yang berseliweran membelah langit di atas. Sekonyong-konyong meluncur dari sela
bibir makhluk cantik itu, tapi bibir padat berisi itu tiada bergerak, terdengar begitu saja, kata-
katanya sangat jelas dan berbunyi, "Susui jabang bayiku hingga datang malam purnama kedua
puluh tujuh.."

Serasa emak dikepung anak buah malaikat maut, linglung tak tahu apa yang mesti diperbuat.
Jantungnya bunyi berdegup-degup, kedua belah matanya terus berkedip-kedip. Jari-jarinya
gemetar ketika menepuk-nepuk kulit pipinya yang kisut-kendur. Suara bicara sosok itu yang
menggema per kata-kata, di telinganya persis wangsit Hyang, memekakkannya hingga
kemerotak persendian di sekujur tubuhnya kalah beradu dengan kemerosak gesekan dedaun yang
diterjang angin amat kencang, amat mencekam.

Belum genap emak menghilangkan kekalutannya, tiba-tiba sosok mahacantik itu melesat dekat
ke arahnya. Hingga ia harus memejamkan matanya rapat-rapat, dan hanya dua cuping telinganya
yang waspada. "Akan kuambil kembali ia bilamana purnama telah sempurna..!" Hanya
beberapa detik setelah gaungnya suara kakupak dari arah sawah penduduk di kanan-kirinya
menghampiri gendang telinganya. Hanya beberapa detik setelah angin kencang tiba-tiba tenang,
jalanan berbatu itu kembali gelap gulita. Nyala obor di tangan emak gemetar lamban.

Setelah peristiwa itu, esok paginya emak mengalami kesakitan dari ubun-ubun hingga kuku-kuku
jemari kakinya. Kepalanya lebih pening dari sakit pusing biasa. Tubuhnya gemetar menggigil
lebih hebat dari akibat kedinginan biasanya. Perutnya lebih tertusuk-tusuk ketimbang rasa lapar
biasa. Tulang-tulangnya lebih rapuh daripada pengemis tua renta yang terlantar.

Orang-orang dusun dan sekitarnya memutuskan agar emak dan suaminya dipencilkan ke hutan di
perbatasan dusun. Mereka percaya bahwa suami-istri "aneh" itu telah dikutuk. Makhluk cantik
yang konon mencegat emak pada malam ganjil itu adalah jin yang menjelma dalam wujud
malaikat samarannya. Bahkan kepala sesepuh dusun angkat tangan mengamini mereka.

Perut emak seperti perempuan hamil. Ia pun merasakan kesakitan-kesakitan yang lazim dialami
oleh kebanyakan perempuan hamil. Emak memang hamil. Sementara minggu bergulir menjadi
bulan. Dan ketika bulan menginjak putarannya yang kesembilan, emak melahirkan seorang bayi
laki-laki. Tanpa bantuan dukun, tabib, atau orang pintar mana pun. Bayi laki-laki itu diberinya
nama Banjo.

Banjo tumbuh sehat, itu pasti. Emak dan suaminya bahagia. Pun orang-orang dusun terimbas
bunga rasa itu, meski dengan air muka yang berbeda. Melihat Banjo sama saja berdiri menonton
satu atraksi "makhluk aneh" di sirkus pasar malam. Mereka membiarkan Banjo bertingkah.
Bocah itu tak sadar, kegirangan penduduk dusun jauh lebih menyakitkan daripada tersengat
ribuan lebah pekerja. Setiap kali orang-orang dusun terbahak, setiap kali itu pula kerongkongan
emak semakin tercekat.

Hingga usia Banjo dua tahun lebih, hingga hari yang dijanjikan itu tiba, emak mendapat mimpi
aneh. Dalam mimpi itu, ia melihat Banjo menjadi santapan makhluk serba nyala merah dan
meruapkan hawa sangat panas. Tak ada yang sempat diingatnya, kecuali dengung suara
menggelegar dari arah makhluk ganjil itu. "Aku minta anakku dari rahimmu..!" Emak
tersimpuh lemas di samping bujur kaku suaminya yang meradang seperti orang sekarat.

Sepeninggal suaminya, masih ia ingat ia tak kuasa menolong Banjo yang meronta-ronta waktu
itu. Matanya merah. Kedua tangannya mencengkeram jeruji-jeruji kayu, membuat kurungan
kayu itu terguncang cukup keras. Saat itulah seorang anak kecil ingusan berlari menghambur ke
halaman rumahnya ketika mendengar genderang dipalu di jalanan dusun. Peristiwa yang jarang
terjadi. Anak kecil itu berlari membawa badannya yang tambur tanpa baju. Matanya bersinar-
sinar memandangi arak-arakan para lelaki dusun sambil memalu bekhudah2 yang bertabuh
hingar. Biji mata anak kecil itu mengikuti arakan. Serombongan laki-laki tanpa baju yang wajah
dan tubuhnya dicoreng-corengi arang hitam mengarak seorang anak manusia dalam kurungan
kayu yang ditandu. Mereka menuju ke puncak bukit di mana bertahta sebuah pohon kekar,
mahabesar, dan menjulang tinggi. Di pelataran bawah pohon itulah Banjo dibaringkan di atas
meja batu berlumut.

Banjo harus menjalani prosesi kurban kepada Hyang. Tubuh bocah laki-laki itu ditelanjangi.
Kedua tangan dan kakinya diikat di masing-masing sisi meja batu. Setelah itu, seorang tetua
ritual memercikkan air yang diyakini bertuah menghilangkan kekuatan jahat yang menghuni
jasad seseorang, sambil merapal mantra.

Ingatan emak menjadi gelap. Tapi tak segelap malam ini. Tapak tangan kasar emak tak lepas
mengusap kepala Banjo. Hampir empat belas malam berlalu, terhitung sejak malam ia "mencuri"
tubuh kapar Banjo, mereka berpindah-pindah tempat perlindungan. Keduanya sebenarnya tidak
ingin sembunyi dari kejaran orang-orang dusun. Emak sungguh berhasrat untuk meyakinkan
mereka bahwa Banjo benar-benar anak yang lahir dari mulut rahimnya, bukan anak tumbal
Hyang yang dipinjamkan di rahimnya. Tapi mereka tidak pernah bisa menerima keyakinannya
itu. Karenanya ia dan Banjo harus berlindung dari piciknya kepercayaan mereka pada sesuatu
yang menggariskan durhaka tidaknya manusia di hadirat Hyang.

Hampir sepertiga malam. Makhluk-makhluk yang dinapasi misteriusnya malam, makin
menggeliat dalam kehitaman rimba bumi. Tak peduli sebuah tugas mahamulia telah
memampatkan kerongkongan orang-orang dusun yang, kebanyakan para lelakinya, bermalam-
malam membidik dua manusia paling dikutuk: Banjo dan emaknya. Meski membuat ladang-
ladang garapan mereka terbengkalai, itu tak apa! Yang penting bagi mereka, dusun mereka
bersih dari manusia-manusia durhaka, yang mengingkari wasiat Hyang.

Waktu bergerak lambat bagai geliatan pesolek di mata ratusan laki-laki dusun yang tersebar di
tiap-tiap sudut batas dusun, juga di tempat-tempat gelap terpencil. Dan, dua buronan mereka
telah menjadi begitu terkutuk di mata mereka, karena membuat tubuh mereka memagut
dinginnya malam demi malam tanpa kehangatan dari napas sengal perempuan-perempuan
mereka. Membuat biji mata mereka nyaris melesat dari liangnya. Membuat darah mereka
mendidih, mengerjat-ngerjat sesekali, seperti dibakar ubun-ubun mereka. Lagi-lagi salah satu
dari mereka geram.

"Haram jadah! Aku sudah muak! Terserah laknat Hyang kalau dusun ini masih membiarkan dua
manusia terkutuk-Nya itu hidup, bahkan mungkin bisa lebih lama dari hidup kita semua. Aku tak
peduli. Persetan! Bukankah Dia juga yang menghidup-matikan mereka?"

Persis, belum habis satu kali kedipan mata, setelah laki-laki dusun yang geram itu
memberondongkan kalimat umpatannya, libasan petir sekonyong merobek angkasa yang gelap
tak berbintang. Menghamburkan ratusan laki-laki dusun dari pos-pos penjagaan mereka,
semburat tunggang-langgang, seperti sekawanan semut yang baru saja diobrak-abrik sarangnya
oleh moncong trenggiling. Cambuk-cambuk petir itu mengoyak-moyak kesadaran mereka.
Semua terjadi seperti dalam murka yang dahsyat.

***
Setelah yakin melelapkan Banjo di atas tumpukan daun-daun lebar dan reranting kering di
sisinya, emak bangkit. Melangkah terbungkuk-bungkuk menuju mulut gua kecil yang tak sengaja
diketemukannya persis ketika libasan petir pertama, libasan paling kilat. Emak memandang saja
ke kejauhan. Petir mencekam. Kesiur angin menegakkan bulu kuduk.

Hingga.hingga sepertinya emak melihat kelebat sinar putih. Tinggi dan besar.
Mendekat.Mendekat.Lalu melampaui diri tegaknya di tepi mulut gua. Melingkari tubuh
Banjo yang meringkuk lelap.
Tak ada perlawanan. Tatapan emak telah menjadi begitu hampa.

Anda mungkin juga menyukai