Anda di halaman 1dari 4

1 PEDOMAN BIMBINGAN DAN KEMAHASISWAAN 1.

PENDAHULUAN Pendidikan fiormal mempunyai tujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan keahlian termasuk keterampilan serta membantu pengembangan kepribadian peserta dan keahlian termasuk keterampilan serta membantu pengembangan kepribadian peserta didik. Keperawatan merupakan profesi yang sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia secara menyelutuh sehingga menjadi seorang perawat profesional tidak cukup hanya menguasai ilmu dan keterampilan tetapi memerlukan pengembangan pribadi yang matang baik dalam menyelesaikan masalah maupun membina hubungan antara manusia. Berdasarkan pengalaman, banyak mahasiswa yang sebenarnya mampu berprestasi lebih baik, akan tetapi karena berbagai faktor, prestasi manjadi tidak optimal bahkan dapat gagal. Faktor-faktor yang dapat memepengaruhi keberhasilan dan kegagalan peserta didik antara lain : a. Berkaitan dengan individu peserta didik 1) Kesehatan fisik dan mental 2) Kepribadian b. Proses pembelajaran 1) Program/kurikulum pendidikan 2) Proses pelaksanaan pembelajaran 3) Lingkungan tempat belajar 4) Tenaga pengajar 5) Lingkup kampus c. Penunjang 1) Kesesuaian arah dan minat 2) Sosio-ekonomi-budaya Untuk membantu mahasiswa mengatasi masalah yang menghambat prestasi mahasiswa, maka perlu disediakan wadah khusus yaitu TIM BIMBINGAN DAN KONSELING. 2. Pengertian Bimbingan dan Konseling Bimbingan dan konseling adalah dua pengertian yang berhubungan dengan makna pemberian pertolongan. Bimbingan dapat diberikan kepada mahasiswa atau kelompok mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam pendidikan, memilih jurusan, maupun kesulitan pribadi serta penyesuaian diri dengan masyarakat dan lingkungannya. Bimbingan adalah bantuan yang dapat diberikan oleh penasehat akademik kepada mahasiswa-mahaiswa agar mereka dapat mengambil keputusan dan menetukan tujuan hidupnya. Adapun pengertian konseling adalah suatu situasi bantuan penyelesaian masalah yang bersifat terbuka dengan bertemu muka yang diberikan oleh tenaga profesional. Dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling merupakan istilah yang berbeda maknanya tetapi berhubungan erat, yaitu bantuan kepada mahasiswa atau kelompok mahasiswa dalam proses perkembangan kearah kedewasaan dan bantuan penyelesaian masalah. Bimbingan lebih bersifat preventif, sedangkan konseling lebih bersifat kuratif. 3. Tujuan Bimbingan dan Konseling Bimbingan dan konseling bertujuan agar mahasiswa mampu : Menyesuaikan diri dengan kehidupan kampus Menyelesaikan masalah pribadi secara sehat dan konstruktif Tumbuh dan kembang dengan optimal

2 4. Ruang Lingkup Lingkup kegiatan bimbingan dan konseling yang ideal telah dikemukakan oleh DIKTI sebagai berikut : Bimbingan pengembangan diri Konseling akademik Bimbingan karir Konseling pribadi 5. Organisasi Pelaksanaan bimbingan dan konseling dapat dilihat pada alur berikut : Kegiatan bimbingan dan konseling dilaksnakan oleh satu tim yang anggotanya terdiri dari staf akademik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan YATSI. Bagan I. Alur Pelaksanaan Konseling BPH

Ketua

Pembimbing Akademik

Mahasiswa

Tim bimbingan dan konseling Prodi DIII Kebidanan terdiri dari konselor Prodi 4 (empat) orang dan PA program Reguler 8 orang. Mahasiswa dapat meminta bimbingan dari koordinator mata ajaran yang sedang diikuti, pembimbing akademik Prodi DIII Kebidanan dan konselor. Konselor Prodi DIII Kebidanan adalah Ida Faridah, SKp., Mkes, dr. Kemas Djamaluddin, H. M. Ali Taher Parasong, SH., Mhum, dan Drs. Asep Warullah Pembimbing akademik prodi DIII Kebidanan adalah Nuryanti, SsiT, Rosnelly Syam, Mkes, Lastri MW, SST, Retno Sugesti, SST, Dora Handyka, SST, Dewi Astuti, SST, Sri Mulyani, SST, dan Nuraliyah Sugianti, Mkes. Bagan 2. Alur Pelaksanaan Bimbingan BPH

Ketua

Pembimbing Akademik

Koordinator Mata Ajaran

Staf Akademik

Mahasiswa

3 Laporan kasus / pelanggaran yang dilakukan mahasiswa 1. Pembimbing akademik mengidentifikasi masalah / pelanggaran yang dilakukan mahasiswa 2. Hasil identifikasi disampaikan ke Ketua, baik lisan / tulisan 3. Hasil identifikasi masalah tersebut dilaporkan secara tertulis ke BPH Bagan 3. Laporan Kasus Pelanggaran BPH

Ketua

Pembimbing Akademik 6. Peran dan Fungsi a. Peran dan Fungsi Konselor 1) Pencegahan, yakni mencegah timbulnya masalah pada diri mahasiswa 2) Penyaluran, yakni memberi kesempatan kepad mahasiswa yang mempunyai prestasi tinggi untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat dan kecakapannya. 3) Penyesuaian, yakni membantu terciptanya penyesuaian antara mahasiswa dan lingkungannya 4) Perbaikan, yakni berusaha menyekesaikan masakah yang dihadapi mahasiswa 5) Pengembangan, yakni memberikan pelayanan yang membantu mahasiswa dalam mengembangkan keseluruhan pribadinya secara terarah dan mantap. b. Peran dan Fungsi Pembimbing Akademik 1) Memberikan nasehat dan bimbingan kepada mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam proses belajar mengajar, antara lain dengan : a) Menyediakan waktu konsultasi secara rutin dan terjadwal ( minimal 1 x dalam satu minggu. b) Memberikan pengarahan kepada mahasisw dalam menyusun program dan sistem belajar praktis dan terarah c) Membantu mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar, baik secara individu maupun berkelompok d) Membantu meningkatkan prestasi akademik para mahasiswa yang berada dibawah bimbingannya secara optimal e) Memotivasi penyuluhan kepada mahasiswa agar memanfaatkan forum konseling dengan pembimbing akademik untuk mencapai keberhasilan studinya. 2) Membantu menyelesaikan masalah-masalah mahasiswa bimbingannya baik yang bersifat umum maupun pribadi, antara lain : a) Membantu mengatasi kesulitas mahasiswa dalam menentukan mata kuliah pilihan yang dikehendaki sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan. b) Membantu menyelesaikan masalah kesulitan belajar dan perencanaan pendidikan. c) Membantu mencegah timbulnya masalah pada diri mahasiswa yang dapat mengganggu proses kelancaran studinya. d) Membantu mahasiswa mengatasi masalah pribadi yang sifatnya non akademik seperti masalah pergaulan, konflik dengan teman, keluarga, dan sebagainya. 3) Memberikan bimbingan dalam pengisian Formulir Reencana Studi serta memberikan informasi mengenai indeks prestasi mahasiswa dan

4 pengaruhnya terhadap penerapan Sistem Kredit Semester yang sangat mempengaruhi kelancaran studinya. 4) Memberikan laporan tentang pelaksanaan bimbingan tersebut kepada koordinator penasihat akademik minimal setiap bulan. c. Mekanisme Umpan Balik Mahasiswa dengan Staf Akademik Jira ada mahasiswa yang merasa tidak puas atau bermasalah dengan statu mata ajar tertentu, maka langkah-langkah yang dapat dilakukan dalah : 1) Pembimbing akademik mengusulkan agar mahasiswa melapor ke koordinator mata ajar atau mahasiswa yang bersangkutan berhubungan langsung dengan koordinator mata ajaran. Apabila mahasiswa tidak melapor ke koordinator mata ajaran, maka pembimbing akademiknya yang akan melapor ke koordinator mata ajaran. Sebagai ajaran : hanya pembimbing akademik saja yang mengetahui permasalahan tersebut dan tidak untuk disebarluaskan. 2) Koordinator mata ajaran melapor ke Ketua 3) Ketua akan mengambil keputusan. Ada 2 (dua) macam keputusan : yaitu keputusan yang dapat atau tidak dapat diterima oleh mahasiswa yang bersangkutan. Jira keputusan tersebut tidak dapat diterima oleh mahasiswa, maka ketua akan melapor permasalahan tersebut ke BPH untuk divas lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai