Anda di halaman 1dari 29

BAB 4 KEBIJAKSANAAN MONETER DAN PERKREDITAN

BAB 4 KEBIJAKSANAAN MONETER DAN PERKREDITAN I. PENDAHULUAN Seperti disebutkan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), kerangka landasan
yang

diwujudkan

dalam

Repelita

IV

akan dimantapkan dalam Repelita V yang merupakan tahap akhir dari Pembangunan Jangka Panjang 25 tahun pertama. Dalam Repelita V ini kebijaksanaan pembangunan tetap berlandaskan Trilogi Pembangunan dengan penekanan pada pemerataan pembangunan dan mis. hasil-hasilnya, Ketiga unsur sejalan Trilogi dengan pertumbuhan tersebut ekonomi yang cukup tinggi serta stabilitas nasional yang sehat dan dinaPembangunan dikembangkan secara selaras dan terpadu agar saling menunjang dan memperkuat satu sama lainnya. Pelaksanaan Repelita V diharapkan dapat menciptakan landasan yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk terus tumbuh dan berkembang, sehingga dalam Repelita VI pembangunan Indonesia dapat memasuki proses tinggal landas menuju suatu masyarakat yang adil dan makmur. Sehubungan dengan itu kebijaksanaan moneter bersama-sama dengan kebijaksanaan keuangan negara, neraca pembayaran bidang dan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan sektor termasuk kebijaksanaan lainnya di di berbagai sektor

riil diarahkan untuk memperkuat landasan bagi proses tinggal

237

landas

tersebut.

Berbagai

kebijaksanaan

ini

ditempuh

dengan

tetap memperhatikan masalah-masalah mendesak dan saling kaitannya satu sama lain. Dalam suatu perekonomian terbuka dengan sistem devisa bebas, maka kebijaksanaan moneter dan fiskal yang diarahkan untuk mendorong kegiatan ekonomi perlu senantiasa memperhatikan keadaan neraca pembayaran. Dengan demikian keserasian dan keselarasan berbagai kebijaksanaan, upaya, dan kegiatan di berbagai bidang dan sektor pembangunan yang diperlukan dalam pemantapan kerangka landasan tersebut, tetap dapat dipelihara dan bahkan ditingkatkan. Untuk usahakan tumbuhan menciptakan landasan pertumbuhan yang yang kuat cukup bagi tahap dengan pemba-

ngunan berikutnya, GBHN lebih lanjut mengarahkan perlunya dilaju tinggi dukungan meserta partisipasi aktif dan luas dari masyarakat. Laju perekonomi tersebut perlu diusahakan dengan lebih ningkatkan upaya pengerahan dana dari dalam negeri, yang meliputi tabungan Pemerintah dan tabungan masyarakat, sehingga peranan bantuan luar negeri yang merupakan pelengkap dalam keseluruhan pembiayaan pembangunan diharapkan secara bertahap akan berkurang. Dalam hubungan ini kebijaksanaan moneter mempunyai peranan penting sebagai upaya meningkatkan pengerahan dana tabungan lembaga masyarakat perbankan, melalui lembaga lembaga-lembaga keuangan bukan keuangan, bank dan seperti

pasar modal. Sehubungan dengan upaya pengerahan dana tersebut di atas, GBHN menggariskan bahwa peranan perbankan dan lembaga keuangan lainnya perlu ditingkatkan. Dalam penyaluran dana masyarakat kasi melalui perkreditan yang efisien perlu diupayakan menunjang agar tercapai alountuk pemerataan pembangunan,

pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional. Sementara itu, 238

pasar

modal

perlu

terus

dikembangkan

agar

makin

dapat

ber-

fungsi tidak hanya sebagai wahana yang efektif bagi pemupukan dana pembangunan tetapi juga sekaligus bagi pemerataan pemilikan usaha oleh masyarakat luas. Seperti disebutkan pula dalam GBHN, stabilitas nasional

merupakan syarat mutlak bagi kelangsungan dan berhasilnya pelaksanaan pembangunan nasional. Oleh karena itu dalam rangka memantapkan stabilitas maupun landasan nasional, akan yang baik kuat di bagi untuk proses sosial, makin tinggal politik, landas, hankam dan bidang

ekonomi, dengan dan

diusahakan

dimantapkan dan sektor

dikembangkan. sama-sama pembayaran,

Dalam hubungan

ini kebijaksanaan keuangan di

moneter, berneraca riil

kebijaksanaan

negara

kebijaksanaan-kebijaksanaan

memegang peranan penting, terutama dalam memantapkan stabilitas di bidang ekonomi. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, pelaksanaan Repelita V tetap akan memprioritaskan kegiatan-kegiatan juga
yang

mengarah

pada dengan

pemerataan itu tercapainya untuk

pembangunan kestabilan membantu

dan harga

hasil-hasilnya. diarahkan

Sehubungan untuk

kebijaksanaan

moneter

mendukung juga

barang-barang kebutuhan pokok masyarakat. Sementara itu kebijaksanaan perkreditan diarahkan perkembangan usaha-usaha koperasi sional. dan usaha-usaha golongan ekonomi

lemah, termasuk yang berusaha di sektor informal dan tradi-

II.

PERKEMBANGAN SELAMA REPELITA IV Dalam Repelita IV berbagai langkah telah diupayakan untuk

mengurangi ketergantungan kegiatan-kegiatan pembangunan pada 239

penerimaan migas sebagai sumber dana pembangunan. Tekad tersebut diperkuat oleh penurunan harga minyak bumi yang telah berlangsung sejak akhir tahun 1981, yang berakibat telah mengurangi kemampuan negara untuk membiayai kegiatan pembangunan. Oleh karena itu agar laju pembangunan dapat terus meningkat dalam rangka mempersiapkan bangsa Indonesia memasuki tahap tinggal landas, maka upaya yang ditempuh adalah dengan mendorong sektor swasta untuk berperan lebih besar dalam kegiatan-kegiatan pembangunan. Dalam hubungan itu, guns meningkatkan peranan perbankan dan lembaga-lembaga keuangan lainnya dalam mengerahkan dana untuk membiayai berbagai kegiatan pembangunan, kebijaksanaan moneter dan perbankan 1 Juni 1983 terus dilanjutkan dan dimantapkan dalam Repelita V. Salah satu aspek utama dari Kebijaksanaan 1 Juni 1983 adalah penghapusan penetapan pagu atas kredit dan aktiva lainnya sebagai alat pengendalian moneter secara langsung. Sejak itu pengendalian moneter makin mengandalkan langsung, pada alat-alat penetapan penting kebijaksanaan terbuka serta moneter tidak seperti Aspek

cadangan wajib yang harus dipelihara oleh bank, operasi pasar penyediaan fasilitas diskonto. kedua dari kebijaksanaan ini adalah pengurangan ketergantungan pendanaan bank pada bank sentral melalui pengurangan macam dan pertumbuhan kredit likuiditas. Aspek lain dari kebijaksanaan ini adalah pemberian kebebasan yang lebih besar kepada bank untuk menetapkan suku bunga, baik untuk deposito maupun kredit, kecuali suku bunga kredit untuk beberapa sektor yang berprioritas tinggi. Semua langkah tersebut di atas merupakan langkah-langkah awal untuk meningkatkan efisiensi dan kemampuan sektor perbankan dan lembaga keuangan lainnya dalam menghadapi tantangan-tantangan pembangunan di masa mendatang. 240

Pembebasan penentuan tingkat bunga dan penghapusan pagu kredit tersebut telah berhasil menghimpun tabungan masyarakat dan menyalurkan kredit ke sektor-sektor usaha yang produktif. Dana masyarakat yang berhasil dihimpun oleh perbankan sejak tahun 1983/84 sampai dengan semester I 1988/89 naik rata-rata sebesar 24,4% per tahun, yaitu dari Rp 13.337 milyar menjadi Rp 35.686 milyar. Dalam kurun waktu yang sama penyaluran dana telah meningkat dari Rp 16.135 milyar menjadi Rp 41.513 milyar atau rata-rata naik dengan 23,4% per tahun. Dalam peningkatan pemberian kredit ini juga telah termasuk kredit bagi program pengembangan pengusaha golongan ekonomi lemah dan program peningkatan ekspor non migas. Dalam rangka pengendalian moneter secara tidak langsung melalui operasi pasar terbuka, sejak Februari 1984 Bank Indonesia mengeluarkan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan menyediakan fasilitas diskonto bagi bank-bank. Selanjutnya, dalam bulan Februari 1985 dikeluarkan ketentuan tentang penerbitan dan perdagangan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU). Penerbitan SBI terutama dimaksudkan untuk digunakan sebagai alat pengendalian moneter. Di samping itu, SBI dapat digunakan oleh perbankan sebagai sarana penanaman dana jangka pendek. Sementara itu fasilitas, diskonto dapat dimanfaatkan oleh bank-bank dengan tujuan memperlancar perputaran dana dan pengaturan likuiditas bank-bank. Bagi bank sentral fasilitas ini merupakan wahana untuk menjalankan fungsinya sebagai pemberi pinjaman terakhir (lender of the last resort). Ketentuan mengenai SBPU dikeluarkan dalam rangka mengembangkan alat kebijaksanaan moneter tambahan yang dapat me241

ningkatkan pengaturan likuiditas perekonomian melalui operasi pasar ciptaan terbuka. pasar Penerbitan sekunder SBPU tersebut dimaksudkan jangka untuk pendek. mendorong perkembangan pasar uang yang sehat, termasuk penuntuk surat berharga Dengan adanya fasilitas diskonto dan SBPU, maka bank akan merasa lebih aman dan makin mampu mengatur dananya sehari-hari secara lebih efisien. Usaha penyempurnaan operasi pasar terbuka dilakukan antara lain melalui peningkatan jangka waktu masa berlaku SBI dan SBPU, denominasi SBPU yang kecil dan penyempurnaan tata cara perdagangan SBI dan SBPU. Sejak Juli 1987 transaksi penjualan SBI dan SBPU dilakukan secara lelang sehingga suku bunga yang terjadi lebih mencerminkan situasi pasar yang sebenarnya. Kebijaksanaan neraca pembayaran. moneter Selama seperti Repelita tersebut IV di atas uang telah beredar

berhasil menciptakan stabilitas harga dan menjaga kemantapan jumlah (M1) bertambah dari Rp 8.055 milyar pada akhir tahun 1983/84 menjadi Rp 13.141 milyar pada akhir bulan September 1988 atau naik rata-rata 11,5% setahun. Sedangkan likuiditas perekonomian (M2) dalam kurun waktu yang sama meningkat dengan ratarata 23% per tahun yaitu dari Rp 15.759 milyar pada akhir tahun 1983/84 menjadi Rp 40.066 milyar pada akhir bulan September 1988. Sementara itu dalam kurun waktu tersebut perkembangan laju inflasi dapat dikendalikan pada tingkat yang wajar, yaitu rata-rata 6,8% setahun. Seperti disebutkan di atas, melalui Kebijaksanaan Deregulasi 1 Juni 1983 selama Repelita IV dana masyarakat yang dapat dihimpun oleh sektor perbankan telah berhasil ditingkatkan secara berarti. Hal ini mencerminkan kemampuan perbankan 242

dalam menyediakan dana bagi kegiatan usaha juga semakin meningkat. penggunaan Di samping yang itu, dengan perbankan ke makin makin mengandalkan dapat kepada yang pertanda-pertanda dana pasar, mengarahkan usaha

terhimpun

bidang-bidang

benar-benar produktif dan efisien. Dalam non 1982 migas, terus rangka program mendorong kredit peningkatan ekspor Untuk yang ekspor produksi dirintis disediakan dan sejak ekspor tahun

ditingkatkan.

fasilitas

kredit ekspor dengan persyaratan yang cukup ringan. Di samping itu, untuk mendorong ekspor non migas fasilitas kredit ekspor yang semula hanya diperuntukkan pengusaha nasional dan hanya dilaksanakan oleh perbankan nasional, sejak September 1985 dapat diberikan kepada perusahaan asing dan dapat dilaksanakan oleh bank asing. Kebijaksanaan katkan kegiatan bersifat luasan menunjang kredit ekspor terus investasi di non migas. diarahkan bidang, Kredit Di untuk meningyang untuk perunit inti Repekredit investasi berbagai terutama dan itu

investasi

usaha-usaha investasi itu Di juga samping

intensifikasi, pula

rehabilitasi, untuk

peremajaan samping

perkebunan

ditingkatkan.

dimanfaatkan disediakan kredit

membiayai bagi

pembangunan perkebunan selama

pengolahan karet, kelapa sawit, teh, kopi dan coklat. Selain kredit investasi untuk rakyat yang dikaitkan dengan program transmigrasi (PIR-Trans). investasi perkebunan, lita IV pemberian kredit investasi untuk sektor perindustrian juga terus meningkat. Kredit investasi ini terutama diarahkan untuk pembiayaan industri kayu dan hasil-hasil kayu, industri tekstil termasuk sandang dan kulit, industri kertas dan industri pengolahan bahan kimia. Dalam rangka pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, 243 program kredit untuk pembinaan dan pengembangan pengusaha

golongan ekonomi lemah tetap mendapat prioritas tinggi dalam Repelita IV. Berbagai fasilitas kredit kecil dengan prosedur yang sederhana dan persyaratan ringan disediakan. Selama kurun waktu Kredit (KCK), tersebut, Modal Kredit antara lain Kredit (KMKP), Kredit Investasi Kredit Kecil (KIK), Kerja Permanen dan Investasi/Kredit (Kupedes),

Modal Kerja (KI/KMK) sampai Rp 75 juta, Kredit Candak Kulak Koperasi Umum Pedesaan telah ditingkatkan. Di samping itu disediakan pula Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat berpenghasilan menengah dan rendah akan perumahan, yang penyelenggaraannya dilakukan oleh Bank Tabungan Negara (BTN) dan PT. Papan Sejahtera. Selama Repelita IV kebijaksanaan di bidang pembinaan dan pengembangan perbankan ditujukan untuk lebih meningkatkan mutu serta jangkauan pelayanan rangka perbankan. Pembinaan dan pengempelayanan bangan itu dilakukan melalui peningkatan efisiensi dan profesionalisme. daerah. Di samping lembaga perbankan di lingkungan lembaga-lembaga pasar keuangan modal, terdapat perusahaan lembaga keuangan dan bukan bank (LKBB), guna asuransi, perusahaan sewa Dalam meningkatkan jangkauan tersebut, telah dibuka kantor-kantor cabang baru di berbagai

usaha (leasing). Kebijaksanaan di bidang LKBB diarahkan agar lembaga-lembaga keuangan tersebut beroperasi dengan sehat dan dapat lebih meningkatkan peranannya sebagai sumber pembiayaan alternatif di luar perbankan. Dalam Repelita IV peranan LKBB sebagai modal sarana serta penunjang pengembangan dalam membantu pasar uang dan pasar peranannya perusahaan-perusahaan

dalam bentuk kredit investasi senantiasa meningkat. Peranan menjadi pasar modal dalam pembiayaan pembangunan akan makin 244 penting mengingat besarnya kemungkinan bahwa

kebutuhan akan dana dan modal yang bersifat jangka menengah dan panjang dapat disediakan oleh pasar modal. Sehubungan dengan itu dalam bulan Desember 1987 telah dikeluarkan Paket Kebijaksanaan 24 Desember 1987 yang antara lain meliputi ketentuan-ketentuan sebagai berikut. Batasan maksimum fluktuasi harga saham sebesar 4% dalam jangka waktu sehari dihapuskan, kemudahan diberikan terhadap emisi dan perdagangan efek serta pemberian pasar waktu peranan yang lebih besar saham kepada lembaga penunjang jangka modal. Untuk mendorong penyertaan penanaman modal asing,

peningkatan

nasional

diperpanjang.

Bahkan untuk PMA yang berlokasi di kawasan berikat dan mengekspor 100% hasil produksinya dengan penyertaan saham nasional sebesar 5%, tidak bursa dikenakan paralel ketentuan peningkatan untuk saham nasional. Paket Desember 1987 tersebut antara lain juga mengatur pembentukan yang dimaksudkan menampung kebutuhan dana bagi perusahaan baru dan perusahaan sedang/menengah dengan persyaratan emisi yang lebih disederhanakan dan lebih diperingan. Selain itu, untuk menambah jenis efek yang diperdagangkan serta mendorong pemasukan modal dari luar negeri, pemodal asing diberikan kesempatan untuk ikut dalam perdagangan efek di bursa paralel. Sementara usahaan itu perkembangan terus yang cukup dari menggembirakan ke tahun,

terjadi pula dalam kegiatan perasuransian. Selain jumlah perasuransi yang bertambah tahun jumlah premi yang dihimpun serta investasi dana yang dilakukan oleh seluruh perusahaan asuransi juga menunjukkan perkembangan yang pesat. Jumlah dana yang berasal dari penerimaan premi bruto dalam tahun 1984 sampai dengan tahun 1988 berkembang dari Rp 569,4 milyar menjadi kurang lebih Rp 1.762,0 milyar, atau naik rata-rata 25,3% setahun. Besarnya investasi 245 dalam periode yang sama meningkat dari Rp 1.206,9 milyar men-

jadi kurang lebih Rp 3.293,0 milyar, atau naik rata-rata 22,2% setahun. Sewa guna usaha (leasing), sebagai salah satu sarana pembiayaan dalam rangka pengadaan barang modal yang diperlukan oleh suatu badan usaha, juga telah berperan penting selama Repelita IV. Jumlah perusahaan leasing sampai akhir Repelita IV tercatat sebanyak 83 perusahaan. Di samping kenaikan dalam jumlah perusahaan, perkembangan pembiayaan melalui sewa guna usaha juga menunjukkan peningkatan. Dalam rangka mengusahakan kesinambungan dan peningkatan pertumbuhan ekonomi serta memperluas kesempatan kerja; dan meletakkan landasan kebijaksanaan yang lebih mantap dalam Repelita V, pada tanggal 27 Oktober 1988 telah ditetapkan se rangkaian langkah-langkah kebijaksanaan yang berjangkauan luas di bidang keuangan, moneter dan perbankan. Paket kebijaksanaan tersebut ditujukan untuk menggalakkan pengerahan dana masyarakat, mendorong ekspor non migas, meningkatkan efisiensi perbankan dan lembaga-lembaga keuangan lainnya, meningkatkan kemampuan pengendalian pelaksanaan kebijaksanaan moneter dan mendorong iklim pengembangan pasar modal. Langkah-langkah yang diambil dalam rangka meningkatkan

pengerahan dana adalah perluasan jaringan keuangan dan perbankan ke seluruh wilayah Indonesia dan diversifikasi sarana pengerahan dana. Upaya tersebut antara lain meliputi kemudahan pembukaan kantor bank, pemberian izin pembukaan kantor cabang lembaga keuangan bukan bank di luar Jakarta, kemudahan dalam pendirian bank swasta baru dan bank perkreditan rakyat, pemberian izin penerbitan sertifikat deposito bagi lembaga keuangan bukan bank, dan perluasan penyelenggaraan tabungan bagi semua bank melalui diversifikasi sarana pengerahan dana. 246

Dalam upaya meningkatkan ekspor non migas, bank-bank yang memenuhi persyaratan kesehatan tertentu, baik bank pembangunan daerah, bank umum swasta nasional maupun bank umum koperasi, diberikan kemudahan untuk menjadi bank devisa. Di samping itu, diberikan pula kesempatan untuk mendirikan bank campuran baru antara satu atau lebih bank nasional dengan satu atau lebih bank asing di luar negeri. Lebih lanjut dalam upaya meningkatkan peranan bank asing dalam menunjang kegiatan ekonomi, khususnya dalam rangka mendorong ekspor non migas, diberikan pula kemudahan bagi bank asing untuk membuka kantor cabang pembantu di beberapa kota besar tertentu yang merupakan daerah potensial bagi ekspor non migas. Selanjutnya dalam rangka meningkatkan rasa aman dan merangsang pemasukan modal dan dana luar negeri, mekanisme swap disempurnakan dengan memperpanjang jangka waktu swap dari maksimal enam bulan menjadi maksimal tiga tahun. Premi swap didasarkan pada keadaan pasar, yaitu perbedaan antara rata-rata suku bunga deposito dalam negeri dengan LIBOR. Lebih lanjut, dalam rangka meningkatkan efisiensi perbankan dan lembaga keuangan, telah diciptakan pula iklim usaha yang lebih mendorong timbulnya persaingan yang sehat. Penciptaan iklim tersebut dilakukan dengan memberi kelonggaran yang lebih besar pada BUMN dan BUMD bukan bank untuk menempatkan dananya pada bank swasta dan lembaga keuangan bukan bank dengan syarat-syarat yang telah ditentukan, kemudahan dalam membuka cabang dan mendirikan bank baru, serta penyempurnaan batas maksimum pemberian kredit. Dalam rangka meningkatkan kemampuan pengendalian moneter, Paket Kebijaksanaan 27 Oktober 1988 tersebut telah memberlakukan beberapa kebijaksanaan yang meliputi penurunan likui-

247

ditas wajib minimum serta penyempurnaan sistem operasi pasar terbuka. modal, dari Sedangkan pajak deposito dengan dalam upaya mendorong 15% pengembangan atas perpajakan dari pasar bunga yang penghasilan sehingga sebesar terdapat yang dikenakan

perlakuan berasal

lebih seimbang terhadap penghasilan yang berasal dari bunga deposito penghasilan saham/surat berharga lainnya. Paket Kebijaksanaan 27 Oktober 1988 tersebut di atas kemudian diikuti oleh Paket Kebijaksanaan 20 Desember 1988 yang ditujukan untuk meningkatkan lebih lanjut pengerahan dana masyarakat melalui penyempurnaan iklim pengembangan pasar modal, lembaga pembiayaan dan asuransi. Langkah-langkah yang diambil meliputi pemberian kesem-

patan yang lebih luas bagi swasta untuk menyelenggarakan bursa efek atau pasar modal baik di Jakarta maupun di kota-kota lain; serta pemberian peluang yang lebih luas bagi swasta modal untuk mendirikan dan mengembangkan usaha asuransi dan lembagalembaga pembiayaan lain seperti peranan melalui dan usaha swasta pemberian anjak dalam piutang, ventura, pembiayaan konsumen dan sewa guna usaha. Upaya pasar sistem modal saham peningkatan ditempuh
yang

penyelenggaraan penerapan seterdaftar

kesempatan

terdaftar

sistem

perusahaan

hingga emiten

sahamnya tercatat di Bursa Efek Jakarta

dapat mencatatkan saham-saham lain dari modal yang telah ditempatkan dan di setor penuh untuk diperdagangkan di Bursa Efek bursa Efek Jakarta. efek Jakarta. Selain Untuk itu, lebih emiten yang efeknya tercatat di pasar di lainnya dapat mencatatkan memperluas efek-efeknya kegiatan Bursa modal,

diberikan pula peluang bagi pendirian bursa efek di kota-kota di luar Jakarta yang disesuaikan dengan kondisi ekonomi setempat.

248

Di samping mengembangkan pasar modal perlu dikembangkan pula lembaga-lembaga pembiayaan yang memungkinkan berbagai cara pembiayaan investasi. Untuk itu diberikan kemudahan yang lebih luas untuk mendirikan usaha di bidang sewa guna usaha, modal beri ventura, kesempatan perdagangan untuk surat berharga kegiatan dan sebagainya. surat Dalam hubungan ini, bank dan lembaga keuangan bukan bank dimelakukan perdagangan berharga, usaha kartu kredit dan usaha pembiayaan konsumen. Selanjutnya, guna lebih memantapkan pengerahan dana serta mendukung kelanjutan pembangunan, maka industri asuransi yang merupakan sarana penghimpunan dana masyarakat perlu makin ditingkatkan. Adapun upaya untuk meningkatkan peranan asuransi ditempuh melalui pembukaan kembali perizinan maupun bagi pendirian camDi usaha asuransi, baik untuk asuransi kerugian, asuransi jiwa, reasuransi, puran pialang tata asuransi, cara aktuaria asuransi melalui perizinan yang disederhanakan.

samping itu diberikan pula kemudahan bagi perusahaan asuransi untuk membuka kantor cabang di daerah serta keleluasaan bagi perusahaan asuransi untuk memasarkan polis asuransi jiwa baik dengan menggunakan mata uang rupiah maupun tata uang asing lain yang disesuaikan dengan keinginan masyarakat pemakai jasa.

III. SASARAN KEBIJAKSANAAN MONETER DAN PERKREDITAN DI DALAM REPELITA V Kebijaksanaan moneter mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam pembangunan nasional. Dalam Repelita V kebijaksanaan moneter akan senantiasa bertumpu pada Trilogi Pembangunan, yaitu pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, 249

pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, serta stabilitas nasional yang sehat dan dinamis. Melalui kebijaksanaan dan program perkreditan untuk golongan ekonomi lemah, akan dicapai sasaran pemerataan. Melalui kebijaksanaan dan program perkreditan untuk investasi, produksi dan ekspor non migas sasaransasaran akan pertumbuhan akan dicapai. ekonomi Selanjutnya mantap, melalui yang kebijaksanaan moneter, bersama-sama dengan kebijaksanaan lainnya, dicapai stabilitas yang meliputi stabilitas harga dan keseimbangan neraca pembayaran. Ketiga sasaran tersebut di atas akan dicapai secara bersama-sama, serasi jaksanaan neraca lain dan seimbang. Untuk itu akan ditingkatkan kebijaksanaan riil, sekoordinasi antara kebijaksanaan moneter dengan berbagai kebiseperti serta kebijaksanaan kebijaksanaan fiskal, di pembayaran, sektor

hingga ketiga sasaran tersebut di atas dapat dicapai dengan optimal. Secara lebih terinci, sasaran-sasaran tersebut dapat diuraikan lebih lanjut sebagai berikut. 1. Pemerataan Pembangunan Seperti dikemukakan di atas, dalam Repelita V pelaksanaan kebijaksanaan pembangunan tetap bertumpu pada Trilogi Pembangunan yang unsur pertamanya adalah pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya. Sasaran pemerataan pembangunan ini dicapai antara lain melalui perluasan kesempatan berusaha, perluasan kesempatan kerja, pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak, khususnya pangan, sandang dan perumahan, serta pemerataan penyebaran pembangunan ke seluruh wilayah tanah air. Dalam rangka perluasan kesempatan berusaha, maka jaksanaan moneter diarahkan 250 kebi-

pada upaya untuk meningkatkan ke-

mampuan usaha bagi golongan ekonomi lemah. Kebijaksanaan itu dilaksanakan dengan jalan memberikan kemudahan akses perkreditan dan bantuan konsultasi bagi pengusaha golongan ekonomi lemah. Agar kesempatan berusaha tersebut juga tersebar ke seluruh wilayah tanah air maka kebijaksanaan perkreditan diarahkan untuk mengembangkan laju pembangunan daerah secara lebih merata. Dalam hubungannya dengan usaha perluasan dan pemerataan kesempatan menyerap juga kerja, kebijaksanaan perkreditan dalam diarahkan pula untuk menunjang usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan yang banyak tenaga kerja. untuk Selanjutnya memantapkan rangka pemerataan barangpemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak, kebijaksanaan moneter diarahkan kestabilan yang harga barang kebutuhan pokok tersebut, meningkatkan pendapatan masyarakat, terutama pendapatan kelompok berpendapatan rendah, serta memperlancar arus produksi barang dan jasa kebutuhan pokok.

2.

Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Seperti dikemukakan dalam GBHN, untuk menciptakan lan-

dasan bagi tahap pembangunan berikutnya perlu diusahakan laju pertumbuhan yang cukup tinggi. Untuk mencapai sasaran ini, pelaksanaan pembangunan dalam Repelita V akan memerlukan pembiayaan yang cukup besar. Sumber pembiayaan utama adalah yang berasal dari dalam negeri dan salah satu komponen utamanya adalah tabungan masyarakat. Dalam hubungan ini, kebijaksanaan moneter akan diarahkan untuk dapat menghimpun tabungan masyarakat sebesar-besarnya melalui lembaga perbankan dan lembaga keuangan lainnya serta menyalurkan secara produktif dan efisien dana yang telah dimobilisir tersebut ke sektor-sektor

251

serta kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan prioritas pembangunan Repelita V. 3.Peningkatan Stabilitas Ekonomi Stabilitas ekonomi sebagai bagian dari stabilitas nasional merupakan salah satu prasyarat penting bagi keberhasilan pembangunan untuk mendorong nasional. Stabilitas yang tersebut mantap yang sangat tenang diperlukan sehingga baik di menciptakan suasana dan

kegiatan-kegiatan yang hanya

ekonomi dapat

produktif, apabila juga

bidang produksi maupun investasi. Di samping itu stabilitas harga-harga, juga oleh akan dijaga didukung mencegah kebijaksanaan moneter yang sesuai,

timbulnya sumber ketimpangan dalam pembagian pendapatan khususnya bagi golongan berpenghasilan tetap. Sehubungan dengan itu, seperti juga dalam Repelita-repelita sebelumnya, dalam Repelita V kebijaksanaan moneter diarahkan untuk memantapkan stabilitas ekonomi. Dalam hubungan ini, oleh karena perekonomian Indonesia

adalah suatu perekonomian yang terbuka, maka dalam mengusahakan stabilitas ekonomi bukan saja berarti menjaga keseimbangan dan kestabilan harga serta tingkat kegiatan ekonomi yang tinggi di dalam negeri, melainkan juga menjaga keseimbangan neraca pembayaran luar negeri. Untuk itu kebijaksanaan moneter, bersama-sama dengan kebijaksanaan fiskal dan neraca pembayaran, diarahkan agar dua keseimbangan tersebut tercapai secara serasi. 4.Peningkatan Peranan Lembaga-lembaga Keuangan Lembaga-lembaga keuangan, yang meliputi perbankan, lembaga keuangan bukan bank, asuransi, lembaga pembiayaan dan 252

pasar modal sangat diperlukan untuk penghimpunan dana masyarakat maupun penyalurannya, dalam rangka membiayai kegiatankegiatan jangkauan katkan. pembangunan. pelayanan Dalam Repelita V, jenis, mutu serta mampu lembaga-lembaga keuangan tersebut tersebut semakin diharapkan diting-

Lembaga-lembaga

menciptakan jenis produk-produk baru, seperti jenis tabungan, kredit, surat-surat berharga dan jasa-jasa pelayanan baru yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, baik penabung maupun peminjam dana. Selanjutnya, dengan peningkatan efisiensi lembaga-lembaga keuangan serta penambahan produk-produk tersebut akan dapat ditingkatkan pula efisiensi dan efektivitas kebijaksanaan pengendalian moneter. IV. POKOK-POKOK KEBIJAKSANAAN MONETER DAN PERKREDITAN DALAM REPELITA V 1. Kebijaksanaan Umum Seperti telah dikemukakan sebelumnya, salah satu sasaran pokok kebijaksanaan moneter adalah pemantapan stabilitas ekonomi. Upaya untuk mencapai sasaran tersebut terutama diusahakan melalui pengendalian uang beredar dengan menetapkan sasaran jumlah uang primer yang disesuaikan dengan sasaran pertumbuhan uang beredar setelah memperhatikan sasaran pertumbuhan ekonomi, laju inflasi, neraca pembayaran dan tingkat bunga. Dengan sasaran uang beredar likuiditas tersebut wajib pengendalian moneter pasar dapat dilaksanakan secara tidak langsung, yaitu melalui kebijaksanaan penentuan minimum, operasi terbuka dan fasilitas diskonto. Dengan pengendalian moneter tersebut, selain dapat dicapai sasaran stabilitas ekonomi yang sekaligus menunjang per253

tumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan, dapat pula ditingkatkan kepercayaan masyarakat terhadap rupiah. Selanjutnya peningkatan kepercayaan terhadap rupiah yang dibarengi dengan peningkatan efisiensi perbankan dan lembaga keuangan lainnya, diharapkan dapat mempengaruhi tingkat bunga ke arah yang dapat mendorong investasi tanpa mengurangi hasrat masyarakat untuk menabung di dalam negeri. Peningkatan efisiensi perbankan dan lembaga keuangan tersebut dilakukan antara lain melalui penciptaan iklim berusaha yang sehat. Pengendalian uang beredar akan dilaksanakan dengan menetapkan sasaran jumlah uang primer yang disesuaikan dengan sasaran pertumbuhan uang beredar setelah memperhatikan pertumbuhan ekonomi dan laju inflasi. Dengan sasaran uang primer tersebut primer. Seperti yang telah disinggung di depan, perbedaan tingkat suku bunga dalam dan luar negeri dewasa ini cukup tinggi. Sehubungan dengan itu dalam Repelita V akan terus diusahakan untuk secara bertahap menurunkan suku bunga dalam negeri. Usaha itu akan dilaksanakan dengan, (a) meningkatkan efisiensi bank melalui berbagai langkah kelembagaan sehingga perbedaan antara suku bunga deposito dengan suku bunga pinjaman menurun, (b) meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap rupiah melalui pengendalian inflasi dan melalui pengelolaan sumber devisa secara efisien sehingga perbedaan antara suku bunga deposito dalam negeri dan luar negeri juga menurun. Suku bunga dalam negeri yang hendak dicapai adalah tingkat suku bunga yang dapat mendorong kegiatan produksi dan investasi di dalam negeri, dapat menggairahkan minat masyarakat untuk me254 pengendalian moneter dapat dilaksanakan lewat pengendalian atas faktor-faktor yang menyebabkan perubahan uang

nabung

dan

sekaligus

dapat

memelihara

keseimbangan

neraca

pembayaran. Kebijaksanaan umum lainnya dimaksudkan untuk menumbuhkan iklim usaha yang sehat, baik untuk sektor keuangan dan perbankan, untuk sektor dunia usaha yang lain maupun untuk masyarakat umum, agar peranan mereka dalam pembangunan dapat meningkat.

2.

Kebijaksanaan Penghimpunan Dana Sesuai dengan GBHN, pengerahan lebih dana masyarakat melalui yang

deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan penerbitan surat berharga akan ditingkatkan. Langkah akan ditempuh dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan itu adalah mengusahakan peningkatan pelayanan lembaga-lembaga keuangan kepada masyarakat, intensifikasi penghimpunan dana dari sumber-sumber yang sudah ada dan penggalian dana dari sumbersumber baru melalui diversifikasi dari sarana-sarana penghimpunan dana. Upaya peningkatan pelayanan tersebut telah melangkah

lebih maju lagi dengan diberlakukannya Kebijaksanaan 27 Oktober 1988. Seperti telah disebutkan di atas, melalui kebijaksanaan ini telah dikeluarkan ketentuan-ketentuan berupa kemudahan dalam pendirian bank swasta baru, kemudahan dalam pembukaan kantor cabang, pemberian izin pembukaan kantor cabang lembaga langkah lembaga keuangan ini bukan bank untuk di luar Jakarta dan kemudahan lembagajaringan dalam mendirikan bank perkreditan rakyat. Rangkaian langkahditujukan bagi meningkatkan melalui pelayanan perluasan keuangan masyarakat

sehingga pada gilirannya akan meningkatkan kemampuan lembagalembaga tersebut dalam penghimpunan dan penyaluran dana.

255

Kepada bank asing diberikan pula kemudahan untuk memperluas Paket pelayanannya 27 Oktober kepada 1988 masyarakat. bank asing Apabila sebelumnya bank asing hanya diperkenankan beroperasi di Jakarta, maka melalui diperbolehkan mendirikan kantor cabang pembantu di kota-kota tertentu di luar Jakarta. Bersama-sama dengan bank swasta nasional, bank asing juga diberi kemungkinan untuk mendirikan bank campuran. Dalam Repelita V pelaksanaan kebijaksanaan tersebut akan makin dimantapkan usaha sehingga tercipta jaringan pembiayaan yang bagi luas kegiatan dan kegiatan masyarakat lainnya

jangkauannya serta efisien. Dalam rangka intensifikasi penghimpunan dana masyarakat, pemanfaatan dalam deposito tabungan sarana-sarana IV dan penghimpunan dana yang telah dan ada Repelita naik Repelita-repelita deposito, pedesaan sebelumnya, Tabanas (Simpedes), seperti Taska, tabungan

berjangka, haji,

sertifikat simpanan

uang muka kredit perumahan rakyat (TUM-KPR) dan tabungan-tabungan lain serta sarana penghimpunan dana jangka panjang seperti saham dan surat berharga lainnya, akan semakin ditingkatkan. Di samping itu akan dikembangkan sarana-sarana baru sehingga memungkinkan pelayanan yang lebih luas dalam pengerahan dana oleh dunia perbankan dan lembaga-lembaga keuangan lainnya. Upaya-upaya ini akan ditunjang antara lain dengan peningkatan teknologi dalam pelayanan kepada masyarakat. Dalam untuk rangka membudayakan jumlah kebiasaan menabung, akan khususnya

meningkatkan

penabung,

tetap

ditingkatkan

upaya intensifikasi penggalian dana melalui Tabanas dan Taska di sekolah-sekolah, di kalangan pramuka, dan di kalangan pegawai. Berbagai usaha promosi melalui media penerangan, seperti radio, televisi dan berbagai pameran, akan ditingkat256

kan. Pemberian insentif kepada penabung misalnya dalam bentuk perolehan kung hadiah yang menarik juga akan ditingkatkan. penyelenggara Usaha maupun pengerahan dana melalui Tabanas dan Taska tersebut akan didudengan memperbanyak jumlah bank dengan pengembangan sarana pelayanannya. Untuk surat keperluan jangka pembiayaan panjang investasi, melalui penerbitan modal surat-

berharga

pasar

merupakan

salah satu dari berbagai upaya penghimpunan dana yang dilakukan dalam Repelita V. Melalui paket kebijaksanaan 20 Desember 1988 upaya ini lebih ditingkatkan lagi dengan memberi kesempatan yang lebih luas bagi swasta untuk menyelenggarakan pasar modal atau bursa efek, baik di Jakarta maupun di kota-kota lainnya. Untuk lebih menggairahkan pasar modal, sistem saham terdaftar diperluas dengan sistem perusahaan terdaftar. Dewasa ini surat berharga yang dikembangkan melalui pasar modal berupa saham dan obligasi. Selain yayasan dana upaya-upaya pensiun Upaya dan pengerahan perusahaan dana dana masyarakat juga melalui akan di-

pasar modal, dalam Repelita V upaya pengerahan dana melalui asuransi melalui tingkatkan. pengerahan asuransi semakin cara

ditingkatkan dengan membuka kembali pemberian izin usaha asuransi, termasuk perizinan, dan asuransi campuran, memberikan kemudahan menyederhanakan tata bagi perusahaan asuransi

untuk membuka kantor cabang di daerah. Dengan itu diharapkan yayasan dana pensiun dan perusahaan asuransi akan lebih mampu dalam membiayai pembangunan dan peranannya dalam hal ini akan meningkat. Pelaksanaan kebijaksanaan 20 Desember 1988 ini akan ditingkatkan dalam Repelita V antara lain dengan memantapkan landasan perundang-undangannya. Dalam Repelita V langkah-langkah dalam meningkatkan penggalian dana masyarakat juga dilakukan melalui diversifi257

kasi sarana-sarana pengerahan dana. Melalui salah satu ketentuan dalam Paket 27 Oktober 1988 telah diberikan kesempatan bagi lembaga keuangan bukan bank (LKBB) untuk menerbitkan sertifikat deposito. Demikian pula kepada semua bank telah diberikan keleluasaan untuk menyelenggarakan tabungan-tabungan lainnya dengan prosedur penyelenggaraan yang semakin dipermudah. Dengan diversifikasi sarana pengerahan dana yang semakin beragam yang ditunjang pula dengan program otomasi, diharapkan akan semakin banyak sumber-sumber dana yang dapat digali sehingga dana masyarakat yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan makin meningkat, Dapat ditambahkan bahwa di samping upaya peningkatan mobilisasi dana masyarakat, pemanfaatan dana dari luar negeri juga memperoleh perhatian. Pemanfaatan dana luar negeri dapat dilakukan dalam bentuk partisipasi pihak asing dalam pasar modal dan dalam bentuk pinjaman luar negeri oleh perusahaanperusahaan. Untuk pinjaman-pinjaman dari luar negeri Bank Indonesia menyediakan fasilitas swap dengan jangka waktu yang cukup panjang yaitu maksimum 3 tahun. Dalam hal pinjaman luar negeri dilakukan oleh bank atau LKBB, pemanfaatannya diarahkan untuk meningkatkan ekspor non migas.

3.

Kebijaksanaan Perkreditan dan Penyaluran Dana Dana yang dihimpun perlu dimanfaatkan asuransi, sebaik-baiknya. pensiun dan

Dana tersebut antara lain meliputi dana yang dihimpun oleh perbankan, perusahaan-perusahaan dana dana masyarakat lainnya yang disalurkan melalui lembaga-lembaga pembiayaan dan pasar modal. Kebijaksanaan perkreditan perbankan diarahkan untuk men258 capai sasaran-sasaran pemerataan, pertumbuhan, dan stabilitas

secara serasi dan seimbang. Dalam upaya mencapai sasaran pemerataan usaha dan pembangunan ekonomi yang kebijaksanaan lemah dengan Di perkreditan, mengusahakan itu diarahkan penyediaan untuk mendorong dan meningkatkan kemampuan berusaha para penggolongan prosedur kredit dalam jumlah yang memadai, tingkat bunga yang wajar sederhana. samping kebijaksanaan perkreditan juga diarahkan pada sektor-sektor usaha yang mampu menyerap tenaga kerja secara berarti. Agar mendapat manfaat yang lebih besar, maka penyaluran kredit akan makin diperluas ke daerah-daerah, termasuk daerah pedesaan. Dalam kaitannya dengan sasaran pertumbuhan, maka kebi-

jaksanaan perkreditan akan diarahkan untuk mendorong industri yang berorientasi ekspor dan industri yang mempunyai dampak ganda yang besar. Di samping itu kebijaksanaan kredit juga akan diarahkan untuk mendorong kegiatan-kegiatan ekonomi yang mengolah bahan-bahan yang berasal dari dalam negeri dan sektor-sektor ekonomi lainnya seperti transportasi dan pariwisata. Selanjutnya dalam rangka memelihara stabilitas moneter, maka upaya untuk menekan laju inflasi akan diteruskan. Dalam hubungan pada sendiri. Dana masyarakat yang berhasil dihimpun oleh lembaga keuangan dan digunakan untuk dana pembiayaan pembangunan bersumber dengan memadai, dari dana jangka pendek, atau dari dana jangka menengah dan panjang. ber-sumber Penyaluran dana tersebut perlu disesuaikan cukup sumber dananya. Apabila dibandingkan dengan kebutuhannya sumjangka pendek relatif sudah sementara sumber-sumber dana jangka menengah dan panjang masih jauh dari mencukupi. Kebijaksanaan akan diarahkan untuk makin menyerasikan pola sumber dana dengan pola kebutuhan dana ter259 ini kebijaksanaan yang dananya kredit berasal akan dari memberikan tabungan tekanan kredit masyarakat

sebut. Dalam hubungan ini motivasi masyarakat untuk menanamkan dana mereka dalam tabungan jangka panjang akan terus ditingkatkan. Dengan demikian, dunia perbankan akan lebih mampu memberikan kredit untuk keperluan pembiayaan swasta, investasi. mutlak Di samping itu kegiatan pasar modal atau bursa efek, baik yang diselenggarakan oleh Pemerintah maupun harus ditingkatkan. Di samping itu kegiatan asuransi dan lembagalembaga pembiayaan lainnya juga harus ditingkatkan, agar ketersediaan dana bagi pembiayaan jangka panjang makin dapat tercukupi. Landasan kebijaksanaan untuk itu telah diletakkan melalui Paket Kebijaksanaan 20 Desember 1988.

V.

LEMBAGA-LEMBAGA KEUANGAN Sesuai dengan pengarahan GBHN, peranan perbankan dan

lembaga keuangan lainnya akan ditingkatkan, antara lain dengan memperluas jangkauannya, terutama di daerah pedesaan, dan meningkatkan efisiensi, efektifitas dan mutu pelayanannya. Di samping itu kesadaran masyarakat tentang fungsi dan peranan perbankan dan lembaga keuangan lainnya perlu makin ditingkatkan. Upaya pembinaan dan pengembangan bank-bank akan dilakukan melalui penyempurnaan organisasi dan tata kerja, peningkatan pengetahuan dan keterampilan karyawan dan penggunaan teknologi (peralatan) yang dapat menunjang kelancaran usaha serta melalui peningkatan sistem pengawasan. Dalam pada itu pembinaan terhadap bank pembangunan daerah, bank perkreditan rakyat dan pegadaian akan terus ditingkatkan dalam rangka memenuhi kebutuhan kredit bagi masyarakat pedesaan serta golongan ekonomi lemah. Langkah 260 untuk meningkatkan pelayanan dan jenis-jenis

jasa yang ditawarkan melalui perbankan juga akan didorong melalui penyelenggaraan konsultasi keuangan dan pemasaran serta pengembangan informasi lainnya. Dalam rangka meningkatkan

perbankan guna mencapai sasaran Repelita V akan dilakukan dang-undangan.

pe-

nyempurnaan ketentuan perbankan dalam bentuk peraturan perunSelama Repelita V akan dilanjutkan langkah-langkah untuk lebih mendorong peranan lembaga-lembaga keuangan lainnya seperti lembaga perasuransian, lembaga pasar modal, serta lembaga pembiayaan jangka panjang keuangan lainnya, tersebut seperti yang telah untuk dirintis dalam Paket Kebijaksanaan 20 Desember 1988. Pengembangan lembaga-lembaga dimaksudkan menambah pilihan penempatan dana bagi pemilik modal serta menambah jumlah dan jenis dana jangka panjang untuk keperluan investasi. Dalam Repelita V peranan lembaga pembiayaan jangka panjang akan semakin ditingkatkan. Salah satu lembaga pembiayaan jangka panjang yang berkembang dengan pesat sejak diperkenalkan dalam tahun 1974 adalah sewa guna usaha (leasing). Perusahaan ini memperoleh dana dengan menerbitkan surat berharga atau pinjaman luar negeri dan memberikan jasa pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal untuk dipergunakan oleh si penyewa berdasarkan pembayaran secara berkala. Selain sewa guna usaha, akan makin dikembangkan pula lembaga-lembaga pembiayaan lain seperti modal ventura, anjak piutang, reksa modal dan sebagainya seperti yang telah dirintis dalam Paket kebijaksanaan 20 Desember 1988. Dalam rangka pengembangan lembaga-lembaga pembiayaan tersebut, akan dilakukan pula penyempurnaan ketentuan dalam bentuk peraturan perundang-undangan. Kebijaksanaan pembinaan asuransi akan diarahkan untuk

lebih mengembangkan kapasitas usahanya dan meningkatkan ke261

percayaan masyarakat terhadap lembaga ini. Pelaksanaan kebijaksanaan jenis usaha uangan teknis usaha tersebut di atas akan disesuaikan pedoman dengan kondisi keusaha asuransi kerugian batas masing-masing. berdasarkan akan kesanggupan Pengembangan hutang, Usaha kapasitas cadangan

asuransi tentang dan

pengelolaan

membayar

lain-lain, tenaga

ditingkatkan. dan

memperkuat penutupan

kapasitas usaha asuransi jiwa melalui pengaturan permodalan, patungan, aktuaria jenis-jenis asuransi juga akan dilanjutkan dan ditingkatkan seperti yang telah dirintis melalui Paket Kebijaksanaan 20 Desember 1988. Usaha pengembangan asuransi sosial (asuransi wajib) akan ditingkatkan melalui peningkatan kelembagaan dan penyebaran operasinya. Kebijaksanaan-kebijaksanaan tersebut akan didukung dengan peraturan-peraturan perundang-undangan. Dalam rangka memperlancar pelaksanaan pasar modal, maka kebijaksanaan tingkatkan pasar modal telah disempurnakan mampu akses dan akan diagar pasar modal semakin jalur berperan bagi sebagai

sumber pembiayaan jangka panjang. Bursa paralel akan semakin ditingkatkan fungsinya sebagai perusahaanperusahaan baru dan perusahaan sedang/menengah kepada sumbersumber pembiayaan yang handal. Bursa efek di berbagai kota pusat usaha akan makin ditingkatkan fungsinya. Dalam pada itu berbagai upaya yang bersifat penerangan mengenai makna dan manfaat pasar modal akan senantiasa ditingkatkan.

262

Anda mungkin juga menyukai