Anda di halaman 1dari 1

PENDAHULUAN

Warna gigi adalah polychromatic (Louka, 1989 sit. Greenwall, 2001). Warnanya
bervariasi pada bagian gingival, insisal, dan servikal berdasarkan ketebalan, translusensi
email dan dentin, dan reIlektasi terhadap warna. Warna gigi yang sehat ditentukan oleh
dentin dan dipenaruhi oleh warna email pada mahkota, translusensi email yang bermacam-
macam denan derajat kalsiIikasi yang berbeda-beda, dan ketebalan email yang lebih besar
pada oklusal/insisal gigi dann lebih tipis pada sepertiga servikal (Dayan dkk, 1983 sit.
Greenwall, 2001).
Diskolorasi gigi merupakan permasalahan klinis pada praktek kedokteran gigi.
Diskolorasi gigi dideIinisikan sebagai perubahan dari hue, warna, atau translusensi gigi
karena bahan restorasi, obat-obatan (baik topikal dan sistemik), nekrosis pulpa, atau
hemoragi. Diskolorasi gii dapat diinduksi oleh pewarnaan intrinsik dari struktur gigi tersebut
atau pewarnaan ekstrinsik yan terdeposit pada permukaan gigi (Ingle, 2008)
Diskolorasi gigi merupakan permasalahan yang umum terjadi. Orang-orang dengan
berbagai rentan usia dapat terkena, baik pada gigi desidui maupun permanen. Etiologi
diskolorasi merupakan multiIaktorial, namun pada satu gigi memungkinkan terdapat
pewarnaan (stain) yang berbeda. Diskolorasi eksentrik meninkat seiring dengan
bertambahnya usia, dan lebih banyak terjadi pada pria (Eriksen dan Nordbo, 1978 sit.
Greenwall, 2001). Tujuan pembuatan makalah ini adalah mengetahui etiologi dari diskolorasi
gigi dan mekanisme terjadinya pewarnaan pada gigi berdasarkan masing-masing etiologinya.


Sumber:
Greenwall, L. 2001. Bleaching Techniques in Restorative Dentistry.Martin Dunitz: London
Ingle JI, Bakland LK, Baumgartner JG. 2008. Ingles Endodontic, 6th edition. BC Decker:
Ontario

Anda mungkin juga menyukai