Anda di halaman 1dari 6

Tindakan Pencegahan Kebakaran Di Rumah Anda

Jauhkan korek api dari jangkauan anak-anak Laranglah anak-anak bermain api lilin, api dapur, membakar sampah dekat rumah, main petasan/kembang api di dalam rumah dan lain-lain. Jauhkan letak minyak lampu dari tungku atau kompor. Letakkan minyak lampu/kompor pada landasan yang kokoh. Jangan ditinggalkan api yang menyala di dapur tanpa ada yang menjaga. Matikan api di dapur bila hendak meninggalkan rumah. Sebelum anda pergi tidur, yakinkan bahwa api di dapur telah sempurna dimatikan dan lampu minyak tidak terlalu dekat dengan barang-barang yang mudah terbakar. Sediakan pasir atau goni basah dekat dapur. Jangan menuangkan bensin (mengisi tangki sepeda motor) dekat nyala api (rokok, api dapur, api lilin dan lain-lain). Hindarkan menggantung baju dan lain-lain di atas tungku api. Jangan mencuci peralatan yang kotor dengan bensin dekat nyala api. Berilah kap tambahan / seng pada gantungan lampu petromax. Jangan meletakkan lampu minyak di atas lantai / meja dan lain-lain sewaktu anda akan pergi tidur. Jauhkan bahan-bahan mudah terbakar seperti bensin, acceton, pengencer cat, minyak tanah dari jangkauan api (dapur atau kompor). Jangan membuang puntung rokok tidak pada tempatnya, dan jangan sekali-kali merokok di tempat tidur. Jangan membakar sampah ditengah terik panas matahari dan angin kencang. Hindari pemasangan plug listrik secara berlebihan/bertumpuk-tumpuk atau beban yang berlebihan. Jangan biarkan anak-anak bermain korek api dan api yang menyala.

SISHANKAMRATA DI ERA GLOBAL GUNA MENJAGA KEUTUHAN 06 May 2008 14:37:35WIB Oleh : Kolonel Inf S. Widjonarko S., S.Sos., M.M Dandenmabesad Pendahuluan Sistem pertahanan negara, sesuai Undang-Undang RI No 34 Tahun 2004, adalah sistem pertahanan yang bersifat semesta, yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah dan sumber daya nasional lainnya serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu, terarah, berkesinambungan dan berkelanjutan untuk menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan jeutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan melindungi keselamatan segenap bangsa dari setiap ancaman. Bila kita turun ke lapangan dan berbincang-bincang dengan masyarakat, masih berkembang persepsi bahwa bila di Indonesia terjadi perang, maka yang melaksanakan tugas pembelaan negara, mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, hanyalah TNI dan Polri, karena pendapatan/penghasilan TNI dan Polri adalah dari masyarakat. Namun demikian penulis merasa berbesar hati setelah membaca hasil kajian pengelolaan perang semesta di wilayah Jawa Tengah sebagai sample yang dilaksanakan oleh perwira siswa Kursus Strategi Perang Semesta TA. 2007 (Seskoad). Dari hasil kajian tersebut maka dapat disimpulkan antara lain, masyarakat sangat merespon setuju bila Indonesia harus memiliki TNI yang kuat guna menjaga kedaulatan NKRI. Kemudian masyarakat sangat merespon setuju terhadap setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan bela negara. Kemudian masyarakat sangat merespon dan setuju bila negara terancam oleh musuh, maka masyarakat siap berpartisipasi dalam mempertahankan negara. Kemudian masyarakat sangat setuju bila di Indonesia terjadi perang, masyarakat merelakan fasilitas yang dimilikinya digunakan untuk perang. Demikian juga dari survey yang didanai United States Agency for International Development (USAID) pada tahun 2000 oleh beberapa LSM menunjukan bahwa dari 10681 responden setuju Koter tetap ada, yaitu yaitu 65,8% Kodam tetap dipertahankan, 54% Korem tetap dipertahankan, 54% Kodim tetap dipertahankan, Koramil 55% tetap dipertahankan dan Babinsa 45% tetap dipertahankan. Dengan demikian masyarakat memahami betul tentang pentingnya TNI yang kuat, agar negara aman sehingga negara dapat melaksanakan pembangunan dengan lancar. Dari uraian di atas, pemerintah harus sudah mulai memikirkan apa yang harus dilakukan seandainya di Indonesia terjadi perang total. Apabila TNI/Polri sudah memahami tugas dan tanggung jawabnya bila terjadi perang total. Namun menurut penulis, masyarakat masih bimbang terhadap apa yang harus diperbuat, bagaimana cara bertahan, harus berbuat apa, bagaimana cara berlindung dan sebagainya. Saat terjadinya peran, apabila Sishankamrata tidak pernah dilakukan, maka akan menimbulkan kebingungan masyarakat bila kelak perang total benar-benar terjadi. Oleh sebab itu menurut penulis, Sishankamrata sangatlah perlu dilatihkan agar masyarakat secara bertahap dapat mengerti tugas masing-masing bila terjadi perang di Indonesia. Untuk menjawab itu semua, maka dibawah ini akan diuraikan upaya dan implementasi Sishankamrata.

Dasar Hukum a. Ketetapan MPR RI Nomor VII Tahun 2000. Sesuai Ketetapan MPR RI No VII Tahun 2000 Pasal I, disana dijelaskan bahwa TNI merupakan bagian dari rakyat, lahir dan berjuang bersama rakyat demi membela kepentingan negara. TNI berperan sebagai komponen utama dalam sistem pertahanan negara. Dan TNI wajib memiliki kemampuan dan keterampilan secara profesional sesuai peran dan fungsinya. Sedangkan peran TNI antara lain adalah merupakan alat pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia. b. UU RI No 3 Tahun 2002. Sesuai UU RI No 3 Tahun 2002 Bab III Pasal 6, disana dikatakan bahwa pertahanan negara diselenggarakan melalui usaha membangun dan membina kemampua, daya tangkal negara dan bangsa, serta menanggulangi setiap ancaman. Sedangkan Bab III Pasal 7 antara lain berbunyi, Pertahanan negara diselenggarakan oleh pemerintah dan dipersiapkan secara dini dengan sistem pertahanan negara. Kemudian sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman militer menempatkan TNI sebagai komponen utama dengan didukung oleh komponen cadangan dan komponen pendukung. c. UU RI No 34 Tahun 2004 tentang TNI. Sesuai dengan UU RI No 34 Tahun 2004 Bab IV Pasal 6 yang isinya antara lain bahwa TNI sebagai alat pertahanan negara berfungsi sebagai penangkal terhadap setiap ancaman militer dan ancaman bersenjata dari luar dan dalam negeri terhadap kedaulatan, keutuhan dan keselamatan bangsa. Pemulih terhadap kondisi keeamanan negara yang terganggu akibat kekacauan keamanan. Tugas Pokok TNI a. Sesuai Ketetapan MPR RI No VII Tahun 2000, maka tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaultan negara, keutuhan wilayah NKRI yang berdasarkan UndangUndang Dasar 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. b. Sesuai UU RI No 34 Tahun 2004, maka tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguanterhadap keutuhan bangsa dan negara. Pembangunan Kekuatan Hankamrata a. Sumber kekuatan personil, logistik. Personil. Pemerintah dalam hal ini Pemda bekerja sama dengan Kowil setempat, sudah mulai mendata tentang jumlah penduduk yang ada di wilayahnya. Ini sangat berguna untuk mengetahui seberapa besar jumlah penduduk yang ada di wilayah di wilayah tersebut dalam kaitan yang akan yang akan dilatih Sishankamrata. Dengan demikian masyarakatpun akan mengetahui secara dini tentang manfaat latihan Sishankamrata.

Logstik. Departemen Pertanian membuat program serta bekerjasama dengan Kowil setempat yang intinya agar masyarakat menanam jenis tanaman yang telah ditetapkan oleh pemerintah, yang nantinya digunakan pada saat negara terjadi perang. Hal ini sangat penting karena ketika terjadi perang, logistik sangat diperlukan. Jadi Dinas Pertanian mulai sekarang sudah mulai untuk mencari lokasi lahan yang harus disiapkan guna penanaman berbagai jenis tanaman yang telah ditentukan. b. Peranan Lingkungan dan Kekuatan Lingkungan. Peranan lingkungan sangat penting dalam mempertahankan wilayahnya dari serangan musuh. Hal ini dikarenakan jumlah TNI/Polri sangatlah tidak seimbang dalam mempertahankan kedaulatan NKRI yang sangat luas ini. Dengan demikian apabila lingkungan juga mempunyai peranan dan kekuatan yang optimal dalam mempertahankan lingkungannya dari serangan musuh, maka musuh menjadi gusar karena lingkungan tidak berpihak pada musuh. Jadi lingkungan harus mulai kita bina dan diberikan pengetahuan bagaimana mengusir musuh dari bumi Indonesia. Sebagai contoh di Irak, tentara Amerika kewalahan menghadapi gerilya Irak dan banyak tentara Amerika yang bunuh diri. Ini menandakan betapa dahsyatnya gerilya dalam mengusir musuh di wilayah itu. Disinilah letak pentingnya peranan dan kekuatan lingkungan dalam membela NKRI. c. Kekuatan militer sebagai kekuatan ini Hankamrata. Kekuatan militer kita jumlahnya terbatas, jenis dan teknologi persenjataan juga masih tertinggal bila dibandingkan dengan negara lain. Tetapi itu bukan merupakan alasan untuk merendahkan moril TNI dalam membela NKRI. Panglima Besar Jenderal Sudirman sudah menegaskan, "pertahankan tanah dan pekarangan sampai titik darah penghabisan". Jadi walaupun persenjataan TNI jauh tertinggal, tetapi jiwa Sudirman muda tetap semangat menyala sampai akhir jaman dalam membela NKRI. Dan semangat ini selalu ditanamkan sejak dini oleh pelatih, senior kita saat pertama kali bergabung menjadi prajurit TNI di lembaga pendidikan TNI. TNI tidak boleh kalah dalam peperangan. Dengan demikian diperlukan taktik dan strategi yang handal dalam mengusir musuh dari bumi Indonesia. d. Kekuatan Wanra/Linmas, Hansip. Kekuatan Wanra/Linmas, Hansip terus didata oleh Pemda bekerja sama dengan Kowil setempat sampai optimal. Kekuatan ini sangat berguna sebagai kekuatan pendukung dan cadangan dalam menumpas musuh dari bumi Indonesia kelak. Kekuatan ini harus dilatih secara kontinyu dalam melaksanakan bela negara. Sehingga di dalam hatinya sudah tertanam "bila kita tidak membela NKRI, maka kita akan mati oleh serangan musuh". e. Sistem Latihan. Untuk mengimplementasikan sistem latihan, tentunya dibutuhkan perencanaan yang matang serta dimasukan dalam program dan anggaran pemerintah, kemudian materi

latihannya, pentahapan daerah latihan, logistik latihan dan yang utama adalah personil yang dilibatkan. Karena Indonesia sangatlah luas, maka mungkin yang dilatih mulai masyarakat bagian barat terlbih dahulu, baru mungkin secara bertahap mulai bergeser ke arah timur. Setelah selesai latihan di Indonesia bagian timur, dalam periode tertentu mulai dilatihkan kembali Sishankamrata di wilayah bagian barat. Begitu seterusnya sehingga dengan kontinuitas latihan tersebut diharapkan masyarakat akan sigap menghadapi perang di Indonesia. Upaya dan Implementasi Sishankamrata a. Pulau yang tidak berpenduduk. Seperti kita ketahui bersama bahwa terdapat pulaupulau Indonesia yang tidak berpenduduk. Seperti kita ketahui bersama bahwa terdapat pukau-pulau di Indonesia yang tidak berpenduduk. Sebagai contoh pada saat penulis menjabat sebagai Komandan Korem 152/Babulah di Ternate, kemudian berkunjung ke daerah-daerah melalui laut, disitu terlihat banyak pulau-pulau yang tidak berpenduduk. Disamping pulaunya banyak, juga dikarenakan penduduk di wilayah Ternate jumlahnya masih sangat sedikit, sehingga dengan jumlah pulau yang besar dan jumlahnya banyak, maka penduduk tidak dapat mengisi pulau tersebut. Menurut penulis, pulau yang tidak berpenduduk diisi dengan pasukan dengan kekuatan 1 Peleton atau 1 Kompi. Kemudian pasukan tersebut harus sangat militan dan dilengkapi dengan persenjataan yang modern. Demikian juga pasukan tersebut harus bersifat mobile dan dapat bergerak ke seluruh penjuru pulau tersebut. Sehingga musuh tidak dengan mudah menduduki pulau yang kosong tersebut dikarenakan pulau tersebut dijaga oleh pasukan TNI. b. Kapal nelayan dipersenjatai. Saat ini kemampuan negara kita untuk membeli kapal dalam jumlah yang besar dan modern sangatlah tidak mungkin, hal itu dikarenakan kemampuan keuangan yang masih sangat terbatas. Dan negara masih memprioritaskan kepada sektor lain yang bukan sektor pertahanan. Untuk mengatasi itu semua maka menurut penulis, kapal nelayan dimobilisasi dan dilengkapi dengan persenjataan yang dapat menghancurkan kapal asing/musuh atau pesawat musuh. Dan kapal yang telah dimobilisasi serta telah dilengkapi persenjataan itu tersamar dan tersebar di seluruh perairan/laut Indonesia guna menghadapi musuh yang datang. c. Pesawat sipil dimobilisasi. Penulis menyadari bahwa sampai saat ini pemerintah masih belum optimal, khususnya dalam hal pemindahan pasukan ketempat lain dalam rangka mengatasi konflik atau troule spot. Paling kita baru mampu mengangkut pasukan guna mengatasi satu trouble spot. Hal yang mampu kita capai hanyalah apabila dihadapkan dengan permasalahan yang lebih dari satu trouble spot, maka kita mengalami permasalahan dibidang pesawat angkut. Untuk mengatasi itu semua, maka penulis mempunyai ide menggunakan pesawat sipil yang telah dimobilisasi. Shingga kendala yang dihadapi oleh pemerintah dapat dicari jalan keluarny. Setidaknya pemerintah dapat mengangkut pasukan yang akan mengatasi permasalah lebih dari satu trouble spot. d. Materi latihan. Materi latihan Sishankamrata mencakup hal-hal yang nyata dan dimungkinkan akan dilakukan, dilaksanakan oleh TNI/Polri dan masyarakat pada saat terjadi perang. Sehingga masyarakat kelak tidak begitu gagap bila menghadapi keadaan

yang sebenarnya. Materi latihan tersebut antara lain : 1) Cara bertahan. 2) Cara berlindung. 3) Cara membuat lubang perlindungan. 4) Cara membuat senjata tradisionil untuk membunuh musuh. 5) Cara survival dan jenis makanan yang dapat dimakan. 6) Doktrin untuk tidak menyerah sampai titik darah penghabisan. 7) Perkelahian jarak dekt. 8) Cara menyampaikan berita. 9) Kobarkan semboyan, lebih baik mati berkalang tanah daripada menyerah pada musuh. Harapan Kedepan a. Masyarakat memahami Sishankamrata. Penulis menyadari bahwa setelah berbincang-bincang dengan masyarakat, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian masyarakat menganggap mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah aparat TNI dan Polri. Karena aparat TNI dan Polri diberi pendapatan gaji dan tunjangan lainnya oleh masyarakat, serta persenjataan dan perlenkapan perorangan lainnya dibeli juga oleh uang masyarakat. Oleh sebab itu, TNI dan Polri harus profesional dalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Namun dengan disosialisasikannya Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta ini diharapan masyarakat akan mengerti, bahwa tidaklah kuat apabila hanya TNI dan Polri saja yang mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia tanpa didukung rakyat Indonesia. Maka dari itu menurut penulis sangatlah penting sosialisasi Sishankamrata secara kontinyu pada kalangan masyarakat luas. Sehinga masyarakat paham betul bahwa apabila Indonesia diserang oleh pihak asing atau musuh, maka masyarakat Indonesia bersama-sama TNI dan Polri harus bahu-membahu untuk mengusir musuh dari bumi Indonesia yang kita cintai ini. b. NKRI tetap utuh. Apabila seluruh masyarakat Indonesia telah sadar betul akan pentingnya Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia, maka kita berharap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia akan tetap terjaga. Dengan demikian masyarakat dan bangsa Indonesia akan disegani oleh bangsa-bangsa lain di dunia, karena bangsa Indonesia memilki jati diri yang tinggi dan memiliki jiwa mlitansi yang sangat tinggi. Penutup Demikian buah pikiran penulis yang dapat disumbangkan pada bangsa dan negara Indonesia tercinta ini, tentunya penulis juga menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari harapan masyarakat, oleh sebab itu penulis menerima kritik, saran yang bersifat konstruktif demi sempurnanya tulisan ini.

Anda mungkin juga menyukai