Pada saat pelaksanaan proyek, setiap detail dari pekerjaan harus selalu berada dalam pengawasan (monitoring), baik oleh pihak kontraktor maupun konsultan pengawas. Sehingga Iungsi pengendalian dan pengawasan menjadi hal yang penting dalam pelaksanaan suatu proyek. Sejak dari mulainya proses, pelaksanaan pengawasan akan mencermati segala sesuatu yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas, sumber daya yang meliputi tenaga kerja, peralatan, material, pendanaan dan sebagainya.
4.1.1. PENGAWASAN MUTU MATERIAL Pada pelaksanaan proyek, material konstruksi yang berada dalam pengawasan mutu adalah material beton. Untuk menguji kekuatan tekan karakteristik dari beton ready mix yang akan digunakan di lapangan, pihak kontraktor beserta konsultan terlebih dahulu mengadakan semacam uji tekan yang biasanya dilakukan di laboratorium. Uji tekan ini dinamakan crushing test. Beton yang diuji adalah beton silinder ukuran 15x30 cm, pada umur 17, 14, dan 28 hari. Dan juga sebelum dilaksanakan pengecoran, terlebih dahulu harus dilakukan pengujian mutu beton ready mix, yaitu degan mengadakan slump test. a. Pengujian Slump Test Slump test adalah suatu cara yang dipakai untuk mengetahui kekentalan dari suatu adukan beton dengan menggunakan sebuah kerucut terpancung (Kerucut Abrams). Tinggi kerucut 300 mm, diameter atas 100 mm, dan diameter bawah 200 mm. langkah-langkah pengujian slump test adalah sebagai berikut : - Kerucut dibersihkan, lalu diletakkan di bidang yang rata yang tidak meresap air. - Masukkan beton ready mix kedalam kerucut setinggi 1/3 bagian, lalu dipadatkan dengan ditusuk-tusuk oleh besi diameter 16 mm sampai dengan 25 kali tusukan - Masukkan lagi beton hingga 2/3 bagian lalu ditusuk-tusuk (25 tusukan) dan ulangi lagi 1/3 bagian terakhir dengan cara yang sama - Lapisan atas diratakan, kemudian kerucut ditarik vertical ke atas perlahan- lahan. Lalu ukurlah penurunan puncak kerucut b. Crushing Test c. . d. . e. 4.1.2. .. 4.1.3. . 4.1.4.