Anda di halaman 1dari 13

1.

Struktur dan Fungsi 1aringan Tumbuhan


A. Sel dan 1aringan Tumbuhan
Secara evolusi, tumbuhan berbiji merupakan organisme yang telah teradaptasi dengan
lingkungan di daratan. Tumbuhan memiliki karakteristik dalam struktur dan Iungsi khusus
untuk menunjang kehidupannya di daratan tersebut. Pola struktur jaringan tumbuhan
bervariasi dalam setiap jenis tumbuhan yang tergantung pada tahap pertumbuhan dan
perkembangan dari tumbuhan itu sendiri.
Umumnya, tumbuhan berbiji memiliki struktur dasar organ yang sama, yaitu terdiri atas:
akar, batang, dan daun. Namun, ketiga struktur organ tersebut memiliki variasi dalam hal
ukuran, bentuk, dan Iungsi pada setiap jenis tumbuhan. Adanya variasi dari ketiga struktur
dasar tersebut memungkinkan tumbuhan dapat melangsungkan kehidupannya dalam
lingkungan yang beragam, seperti di daerah perairan dun gurun pasir yang tandus. semua
jenis tumbuhan memiliki dasar persoalan yang sama yaitu bagaimana mereka dapat
memperoleh air dari dalam tanah, melalui batang dan membawanya hingga sampai di daun
untuk bahan dasar Iotosisntesis dengan bantuan sinar matahari. secara umum, tumbuhan
memiliki dua sistem organ, yaitu: sistem pucuk-(shoot system) yang terletak di bagian atas
tanah yang membentuk organ batang, daun, tunas, bunga, buah, dan biji; sistem akai (root
systen), yang terletak di bawah tanah membentuk organ akar umbi, dan akar
rimpang (rizoma).
Semua organisme tersusun oleh sel yang memiliki variasi dalam bentuk, ukuran, dan Iungsi.
sel tumbuhan berbeda dengan sel hewan karena memiliki struktur khusus, di antaranya sel
tumbuhan mempunyai dinding sel yang nyata dan bersiIat kaku sehingga tumbuhan tidak
dapat bebas berpindah tempat sebagaimana hewan. Di samping itu, sel tumbuhan memiliki
organel khusus untuk Iotosintesis, yaitu kloroplas (plastida). Kloroplas mengandung pigmen
kloroIil yang dapat mengabsorpsi energi matahari dan dapat mengubah senyawa anorganik
(CO, dan-air) menjadi senyawa karbohidrat yang dapat digunakan oleh makhluk hidup lain
sebagai makanan. Dengan struktur demikian, maka tumbuhan hijau merupakan produsen bagi
organisme lain dan bersiIat IotoautotroI.
Bentuk sel tumbuhan bermacam-macam. Ada yang berbentuk seperti kubus, prisma, kotak,
elips, poligonal, memanjang seperti serabut dan ada yang seperti pipa. ukuran rata-rata sel
tumbuhan berkisar antara 10 - 100 m. Beberapa sel tumbuhan memiliki diameter sampai 1
mm atau lebih, sehingga dapat dilihat langsung dengan mata biasa. pada dasarnya, tumbuhan
mempunyai dua bagian utama, yaitu protoplas dan dinding sel. Protoplas terdiri atas bagian-
bagian yang bersiIat hidup dan tidak hidup. Sedangkan, dinding sel bersiIat tidak hidup. Ciri
khas yang lain dari sel tumbuhan adalah memiliki vakuola yang besar yang berperan sebagai
tempat cadangan makanan dan memelihara kekakuan dinding sel dari cengkraman stress
lingkungan.
Kelompok sel tumbuhan tertentu membentuk suatu kelompok sel yang memiliki struktur dan
Iungsi yang sama dan disebut jiringan. jaringan pada tumbuhan berasal dari pembelahan sel
embrional yang berdiIerensiasi menjadi bermacam-macam bentuk vang memiliki Iungsi
khusus.
Berdasarkan aktivitas pembelahan sel selama Iase pertumbuhan dan perkembangan
sel/jaringan tumbuhan, maka jenis jaringan pada tumbuhan dibagi menjadi dua, yaitu jaringan
meristem dan jaringan dewasa (permanen). Berikut akan diuraikan karakateristik dari kedua
macam jaringan tersebut secara rinci.
1. 1aringan Meristem ( 1aringan Embrional )
Meristem adalah jaringan yang sel-selnya mampu membelah diri dengan cara mitosis
secara terus menerus (bersiIat embrional) untuk menambah jumlah sel-sel tubuh pada
tumbuhan. Meristem terdapat pada bagian-bagian tertentu saja pada tumbuhan.
Berdasarkan letaknya, meristem dibedakan atas:
a) meristem apikal (meristem ujung) terdapat pada ujung-ujung pokok batang dan
cabang serta ujung akar,
b) meristem interkalar/aksilar (meristem antara), terdapat di antara jaringan dewasa,
misalnya pada pangkal ruas batang,
c) meristem lateral (meristem samping), terletak sejajar dengan permukaan organ,
misalnya kambium dan kambium gabus.
Pada umumnya, sel-sel penyusun jaringan meristem berdinding tipis, isodiametris, dan
relatiI kaya akan protoplasma.
Vakuola sel meristem sangat kecil dan tersebar di seluruh protoplasma. Jaringan ini terdiri
atas sel-sel yang belum terdiIerensiasi. Kemampuan jaringan meristem untuk bermitosis
secara terus-menerus menyebabkan tumbuhan dapat bertambah tinggi dan besar. Berdasarkan
asal terbentuknya, jaringan meristem digolongkan menjadi dua, yaitu meristem primer dan
meristem skunder.
Meristem primer berasal dari jaringan embrional (embrio/lembaga) yang membelah secara
mitosis dan menghasilkan
pertumbuhan primer pada tumbuhan sehingga menyebabkan tumbuhan dapat bertambah
tinggi. Meristem primer biasanya
terdapat pada ujung (pucuk) batang dan ujung akar.
Meristem sekunder berasal dari jaringan dewasa yang selselnya telah berkembang lebih lanjut
(terdiIerensiasi), biasanya
pada tumbuhan dikotil. Dari jaringan meristem sekunder akan menghasilkan pertumbuhan
sekunder yang menyebabkan batang menjadi bertambah besat misalnya aktivitas kambium
pada batang tumbuhan clikotil akan menghasilkan pembuluh kayu (xilem) ke bagian dalam
dan pembuluh tapis (Iloem) ke bagian luar. Selain itu, terdapat kambium gabus (Ielogen)
yang juga merupakan bagian dari pertumbuhan sekunder yang disebut periderm.
Kambium gabus terdiri atas tiga bagian yaitu:
1) felem, yaitu jaringan gabus itu sendiri yang tersusun atas sel - sel mati
2) felogen, yaitu bagian kambium gabus yang mengarah ke luar membentuk felem
3) feloderm, yaitu bagian vang dibentuk felogen kearah dalam dan merupakan jaringan
yang sifatnva serupa parenkim dan terdiri atas sel-sel hidup.
2. 1aringan Permanen ( 1aringan Dewasa )
Jaringan dewasa merupakan kelompok sel tumbuhan yang berasal dari pembelahan sel -
sel meristem dan telah mengalami pengubahan bentuk yang disesuaikan dengan Iungsinya
(DiIerensiasi). Jaringan dewasa ada yang sudah tidak bersiIat meristematik lagi (sel
penyusunnya sudah tidak membelah lagi) sehingga disebut jaringan permanen.

Berdasarkan bentuk dan Iungsinya, jaringan dewasa pada tumbuhan dibedakan menjadi
empat macam jaringan yaitu:
a. 1aringan Epiderm
b. 1aringan Dasar (Parenkim)
c. 1aringan Penyokong
d. 1aringan Pengangkut.

a. 1aringan Epidermis
Epidermis rnerupakan jaringan paling luar vang menutupi permukaan organ tumbuhan,
seperti: daun, bagian bunga, buah, biji, batang, dan akar. Fungsi utama jaringan epidermis
adalah sebagai pelindung jaringan yang ada di bagian sebelah dalam. Bentuk, ukuran, dan
susunan, serta Iungsi sel epidermis berbeda-beda pada berbagai jenis organ tumbuhan. Ciri
khas sel epidermis adalah sel--selnya rapat satu sama lain membentuk bangunan padat tanpa
ruang antar sel. Dinding sel epidermis ada yang tipis, ada yang mengalami penebalan di
bagian yang menghadap ke permukaan tubuh, dan ada yang semua sisinya berdinding tebal
dan mengandung lignin.
Seperti kita temukan pada biji dan daun pinus. Dinding luar sel epidermis biasanva
mengandung kutin, yaitu
senyawa lipid yang mengendap di antara selulosa penvusun dinding sel sehingga membentuk
lapisan khusus di permukaan sel yang disebut kutikula. Di permukaan luar kutikula
kadangkala kita temukan lapisan lilin vang kedap air untuk mengurangi penguapan air.
Beberapa bentuk khusus sel epidermis yang telah berubah struktur dan I ungsinva diantaranya
adalah: stomata (mulut daun) yang berperan sebagai tempat pertukaran gas dan uap air,
trikoma yang berupa tonjolan epidermis dan tersusun atas beberapa sel yang mengalami
penebalan sekunder. Trikoma ini
berperan sebagai kelenjar yang mengeluarkan zat seperti terpen, garam, dan gula; rambut
akar merupakan tonjolan epidermis akar yang memiliki dinding sel tipis dengan vakuola
besar.
|aringan epidermis tetap ada sepanjang hidup organ tertentu vang tidak mengalami penebalan
sekunder. Pada beberapa tumbuhan vang berumur panjang, epidermis digantikan oleh
jaringan gabus, bila batangnya menua.

b. 1aringan Parenkim ( 1aringan Dasar)
Parenkim terdiri atas kelompok sel hidup yang bentuk, ukuran, maupun Iungsinya
berbeda-beda. Sel-sel parenkim mampu mempertahankan kemampuannya untuk membelah
meskipun telah dewasa sehingga berperan penting dalam proses regenerasi.
Sel-sel parenkim yang telah dewasa dapat bersiIat meristematik bila lingkungannya
memungkinkan. Jaringan parenkim terutama terdapat pada bagian kulit batang dan akar,
mesoIil daun, daging buah, dan endosperma biji.
Sel-sel parenkim juga tersebar pada jaringan lain, seperti pada parenkim xilem, parenkim
Iloem, dan jari-jari empulur.
Ciri utama sel parenkim adalah memiliki dinding sel yang tipis, serta lentur. Beberapa
sel parenkim mengalami penebalan, seperti pada parenkim xilem. Sel parenkim berbentuk
kubus atau memanjang dan mengandung vakuola sentral yang besar. Ciri khas parenkim yang
lain adalah sel-selnya banyak memiliki ruang antarsel karena bentuk selnya membulat.
Parenkim yang mempunyai ruang antarsel adalah daun. Ruang antarsel ini berIungsi
sebagai sarana pertukaran gas antar klorenkim dengan udara luar. Sel parenkim memiliki
banyak Iungsi, yaitu untuk berlangsungnya proses Iotosintesis, penyimpanan makanan dan
Iungsi metabolisme lain. Isi sel parenkim bervariasi sesuai dengan Iungsinya, misalnya sel
yang berIungsi untuk Iotosintesis banyak mengandung kloroplas. Jaringan yang terbentuk
dari sel-sel parenkim semacam ini disebut klorenkim. Cadangan makanan yang terdapat pada
sel parenkim berupa larutan dalam vakuola, cairan dalam plasma atau berupa kristal
(amilum). Sel parenkim merupakan struktur sel yang jumlahnya paling banyak menyusun
jaringan tumbuhan.
Ciri penting dari sel parenkim adalah dapat membelah dan terspesialisasi menjadi
berbagai jaringan yang memiliki Iungsi khusus. Sel parenkim biasanya menyusun jaringan
dasar pada tumbuhan, oleh karena itu disebut jaringan dasar.
Berdasarkan fungsinya, parenkim dibagi menjadi bebrapa jenis jaringan, yaitu:
1) Parenkim Asimilasi
Biasanya terletak di bagian tepi suatu organ, misalnya pada daun, batang yang berwarna
hijau, dan buah. Di dalam selnya terdapat kloroplas, yang berperan penting sebagai tempat
berlangsungnya proses Iotosintesis,

2) Parenkim Penimbun
Biasanya terletak di bagian dalam tubuh, misalnya: pada empulur batang, umbi akaL umbi
lapis, akar rimpang (rizoma), atau biji. Di dalam sel-selnya terdapat cadangan makanan yang
berupa gula, tepung, lemak atau protein,

3) Parenkim Air
Terdapat pada tumbuhan yang hidup di daerah panas (xeroIit) untuk menghadapi masa
kering, misalnya pada tumbuhan kaktus dan lidah buaya,
4) Parenkim Udara
Ruang antar selnva besar, sel- sel penyusunnya bulat sebagai alat pengapung di air,
misalnya parenkim pada tangkai daun tumbuhan enceng gondok
C. 1aringan Penyokong
1aringan penyokong atau jaringan penguat pada tumbuhan terdiri
atas sel-sel kolenkim dan sklerenkim. Kedua bentuk jaringan ini merupakan jaringan
sederhana, karena sel-sel penyusunnya hanya terdiri atas satu tipe sel

1) Kolenkim
Kolenkim tersusun atas sel-sel hidup yang bentuknya memanjang dengan penebalan
dinding sel yang tidak merata dan bersiIat plastis, artinya mampu membentang, tetapi tidak
dapat kembali seperti semula bila organnya tumbuh. Kolenkim terdapat pada batang, daun,
bagian-bagian bunga, buah, dan akar. Sel kolenkim dapat mengandung kloroplas yang
menyerupai sel-sel parenkim. Sel sel kolenkim dindingnya mengalami penebalan dari
kolenkim bervariasi, ada yang pendek membulat dan ada yang memanjang seperti serabut
dengan ujung tumpul.
Berdasarkan bagian sel yang mengalami penebalan, sel kolenkim dibedakan atas:
1. kolenkim angular (kolenkim sudut), merupakan jaringan kolenkim dengan
penebalan dinding sel pada bagian sudut sel;
2. kolenkim lamelal, merupakan jaringan kolenkim yang penebalan dinding selnya
membujur;
3. kolenkim anular, merupakan kolenkim yang penebalan dinding selnya merata pada
bagian dinding sel sehinggi berbentuk pipa.

2) Sklerenkim
Sklerenkim merupakan jaringan penyokong tumbuhan, yang sel - selnya mengalami
penebalan sekunder dengan lignin dan menunjukkan siIat elastis. Sklerenkim tersusun atas
dua kelompok sel, yaitu sklereid dan serabut. Sklereid disebut juga sel batu yang terdiri atas
sel - sel pendek, sedangkan serabut sel selnya. panjangsklereid berasal dari sel-sel
parenkim, sedangkan serabut berasal dari sel - sel meristem. Sklereid terdapat di berbagai
bagian tubuh. Sel selnya membentuk jaringan yang keras, misalnya pada tempurung kelapa,
kulit biji dan mesoIil daun. Serabut berbentuk pita dengan anyaman menurut pola yang khas.
Serabut sklerenkim banyak menyusun jaringan pengangkut.

d. 1aringan Pengangkut
Jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri atas sel-sel xilem dan Iloem, yang membentuk
berkas pengangkut (berkas vaskuler). Xilem berperan mengangkut air dan mineral dari dalam
tanah ke daun, sedangkan Iloem berIungsi mengedarkan hasil Iotosintesis dari daun ke
seluruh bagian tumbuhan.

1) Xilem
Xilem merupakan jaringan kompleks karena tersusun dari beberapa tipe sel yang berbeda.
Penyusun utamanya adalah trakeid dan trakea sebagai saluran pengangkut air dengan
penebalan dinding sel yang cukup tebal sekaligus berIungsi sebagai penyokong. Xilem juga
tersusun atas serabut, sklerenkim, serta sel-sel parenkim yang hidup dan berperan dalam
berbagai kegiatan metabolisme sel. Xilem disebut juga sebagai pembuluh kayu yang
membentuk kayu pada batang.
Trakeid dan trakea merupakan dua kelompok sel yang membangun pembuluh xilem. Kedua
tipe sel berbentuk bulat panjang, berdinding sekunder dari lignin dan tidak mengandung
kloroplas sehingga berupa sel mati. Perbedaan pokok antara keduanya, adalah pada trakeid
tidak terdapat perIorasi (lubang-lubang), hanya ada celah (noktah), berupa plasmodesmata
yang menghubungkan satu sel dengan sel lainnya.
Sedangkan pada trakea terdapat perIorasi pada bagian ujung-ujung selnya. Transpor air dan
mineral pada trakea berlangsung melalui perIorasi ini, sedangkan pada trakeid berlangsung
lewat noktah (celah) antar sel selnya. Sel-sel pembentuk trakea tersusun sedemikian rupa
sehingga merupakan deretan sel memanjang (ujung bertemu ujung) membentuk pipa panjang
(kapiler). Bentuk penebalan pada dinding trakea dapat berupa cincin spiral, atau jala.
2) Floem
Pada prinsipnya, Iloem merupakan jaringan parenkim.Tersusun atas beberapa tipe sel
yang berbeda, yaitu buluh tapis, sel pengiring, parenkim, serabut, dan sklerenkim.
Floem juga dikenal sebagai pembuluh tapis, yang membentuk kulit kayu pada batang.
Unsur penyusun pembuluh Iloem terdiri atas dua bentuk, yaitu: sel tapis (sieve plate) berupa
sel tunggal dan bentuknya memanjang dan buluh tapis (sieve tubes) yang serupa pipa.
Dengan bentuk seperti ini pembuluh tapis dapat menyalurkan gula, asam amino serta hasil
Iotosintesis lainnya dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.

B. Organ Pada Tumbuhan
Tumbuhan memiliki bermacam-macam organ yang tersusun atas beberapa jaringan
tumbuhan. Berdasarkan Iungsinya, organ pada tumbuhan dibedakan menjadi organ sebagai
alat hara (orgnna nutritiaum), dan organ reproduksi (organa reproductikum). Alat hara
meliputi akar, batang, dan daun, sedangkan organ reproduksi berupa putik dan benang sari
yang terdapat pada bunga.

1. Akar
Akar merupakan organ tumbuhan yang penting karena berperan sebagai alat
pencengkeram pada tanah/penguat dan sebagai alat penyerap air. Akar memiliki bagian
pelindung berupa tudung akar yang tidak dimiliki oleh organ lain. Berdasarkan asal
terbentuknya, akar dapat dibedakan atas akar primer dan akar adventitiI. Akar primer
terbentuk dari bagian ujung embrio dan dari perisikel, sedangkan akar adventitiI berkembang
dari akar yang telah dewasa selain dari perisikel atau keluar dari organ lain seperti dari daun
dan batang.
Pada kebanyakan tumbuhan dikotil dan gimnospermae, sistem perakaran berupa akar
tunggang yang memiliki satu akar pokok yang besar, sedangkan pada tumbuhan monokotil
berupa akar serabut, yang berupa rambut dan berukuran relatiI sama.
Pada irisan membujur akar akan terlihat bagian-bagian akar, mulai dari yang paling ujung
disebut ujung akar. Ujung akar ditutupi oleh tudung akar (kaliptra). Kemudian dari ujung
akar ke arah atas, terdapat zona pembelahan sel, pada daerah ini terdapat meristem apikal dan
turunannya yang disebut meristem primer. Menuju ke atas, zona pembelahan menyatu
dengan zona pemanjangan. Pada zona pemanjangan, sel-sel memanjang sampai sepuluh kali
panjang semula, pemanjangan sel ini berguna untuk mendorong ujung akar (termasuk
meristem) kedepan. Semakin keatas , zona pemanjangan akan bergabung dengan zona
pematangan. Pada zona pematangan, sel sel jaringan akar menyelesaikan dan
menyempurnakan diIerensiasinya.
Apabila kita membuat irisan melintang akar muda, maka akan terlihat struktur sel dan
jaringan penyusun akar, berturut turut, yaitu epidermis, korteks, endodermis dan stele
(silinder pusat).
Lapisan terluar dari akar adalah epidermis yang tersusun atas sel sel yang tersusun rapat
satu sama lain tanpa ruang antar sel, berdinding tipis, dan memanjang, sejajar sumbu akar.
Dinding sel epidermis tersusun dari bahan selulosa dan pectin yang menyerap air. Epidermis
akar biasanya satu lapis. PErmukaan sel epidermis sebelah luar membentuk tonjolan yaitu
berupa rambut atau bulu akar.
Korteks akar terutama terdiri atas jaringan parenkim yang relative renggang dan sedikit
jaringan penyokongnya. Di sebelah dalam lapisan epidermis sering terdapat selapis atau
beberapa lapis sel membentuk jaringan padat yang disebut hipodermis atau eksodermis yang
dinding selnya mengandung suberin dan lignin.
Di sebelah dalam korteks terdapat selapis sel yang bersambung membentuk silinder dan
memisahkan korteks dari slinder berkas pengangkut di sebelah dalamnya. Lapisan ini disebut
endodermis. Sel-sel endodermis membentuk pita kaspari, yaitu penebalan dari suberin dan
lignin pada sisi radial. Akibat adanya penebalan ini, larutan tidak bisa menembusnya.
Silinder pusat akar (stele) tersusun atas berkas pengangkut. Bagian ini dipisahkan dari
korteks oleh endodermis. Bagian luar yang berbatasan dengan endodermis adalah perisikel
yang tersusun atas sel-sel parenki berdinding tipis dan mempunyai potensi meristematik,
sehingga sering disebut sebagai perikambium. Peranan perisikel terutama sebagai awal
terbentuknya cabang akar tempat terjadinya kambium vaskuler, kambium gabus dan berperan
dalam proses penebalan akar. sebelah dalam perisikel terdapat berkas pengangkut xilem dan
Iloem. Xilem pada tumbuhan dikotil mengumpul di bagian tengah silinder pusat, tersusun
seperti bentuk bintang, sedangkan pada tumbuhan monokotil, xilem dan Iloem letaknya
berselang-seling.
2. Batang
Pada tumbuhan dikotil, berkas pembuluh tersusun dalam suatu lingkaran sehingga korteks
terdapat di bagian luar lingkaran dan empulur di bagian dalam lingkaran. Pada tumbuhan
dikotil ini, xilem tersusun di bagian dalam lingkaran. Di antara Iloem dan xilem terdapat
cambium yang menyebabkan pertumbuhan sekunder pada tumbuhan dikotil.
Kambium merupakan jaringan meristem lateral yang berIungsi dalam pertumbuhan
sekunder.
Dua macam kambium yang menghasilkan jaringan sekunder tumbuhan dikotil, yaitu:
a) kambium pembuluh (vascular cambium) yairg menghasilkan xylem sekunder (kayu) ke
arah dalam dan Iloem sekunder ke arah luar,
b) kambium gabus (cork cambium) yang menghasilkan suatu penutup keras dan tebal yang
menggantikan epidermis pada batang dan akar.
Empulur batang tersusun atas jaringan parenkim yang mungkin mengandung kloroplas.
Empulur mempunyai ruang antarsel yang nyata dan tersusun atas perikambium yang disebut
perisikel. Perikambium dibatasi oleh Iloem primer di sebelah dalam dan endodermis di
sebelah luarnya. Jari-jari empulur berupa pita radier yang terdiri atas sederet sel,
mulai dari empulur sampai dengan Iloem. Fungsi utamanya adalah melangsungkan
pengangkutan makanan ke arah radial. Pada tumbuhan dikotil, jari-jari empulur tampak
berupa garis-garis halus yang membentuk lingkaran tahun.
3. Daun
Struktur morIologi daun pada setiap jenis tumbuhan berbeda-beda. Oleh karena itu,
struktur morIologi daun dapat digunakan untuk mengklasiIikasikan jenis-jenis tumbuhan.
Struktur daun dapat dilihat dari: bentuk tulang daun (menvirip, menjari, melengkung, dan
sejajar); bangun daun atau bentuk helaian daun (bulat, lanset, jorong, memanjang, perisai,
jantung, dan bulat telur); tepi daun (bergerigi, beringgit, berombak, bergiri, dan rata); bentuk
ujung daun (runcing,meruncing, tumpul, membulat, rompang/ terbelah, dan berduri); bentuk
pangkal daun (runcing, meruncing, tumpul, membulat, rata, dan berlekuk); dan prmukaan
(licin, kasap, berkerut, berbulu, dan bersisik).
Tidak hanya sebagai tempat Iotosintesis, daun juga berIungsi untuk transpirasi (penguapan
air) dan respirasi (pernapasan). Bila kita mengamati preparat irisan melintang daun, maka
akan kita jumpai bagian-bagian penyusun struktur anatomi daun yang sesuai dengan Iungsi
daun tersebut. Daun tersusun atas jaringan epidermis, jaringan parenkim, dan jaringan
pengangkut.
Epidermis berIungsi sebagai pelindung jaringan ini memiliki struktur khusus sebagai
adaptasi untuk berkangsungnya proses Iotosintesis, yaitu adanya stoma yang dalam jumlah
banyak disebut stomata. Stomata tersusun atas sel penutup dan sel tetangga yang banyak
mengandung kloroplas. Adanya stomata memungkinkan terjadinya pertukaran gas antara sel
sel Iotosintetik dibagian dalam daun dengan udara disekitarnya. Stomata juga merupakan
jalan keluarnya uap air.
Bagian tengah dari struktur anatomi daun juga dapat kita jumpai jaringan parenkim yang
menyusun mesoIil daun dan terdiri atas parenkim palisade (parenkim pagar / jaringan tiang)
dan parenkim spons (parenkim bunga karang. Parenkim palisade terdiri atas sel sel yang
memanjang di sel sel bulat dan pada bagian ini banyak terdapat ruang antar sel sebagai
tempat pertukaran gas selama Iotosintesis berlangsung.
Hamper semua daun memiliki berkas pengangkut yang tampak sebagai tulang daun atau
urat daun. Tulang daun ini berisi pembuluh angkut xylem dan Iloem. Berkas pengangkut
pada daun berIungsi untuk mengangkut air dan hasil Iotosintesis pada daun.
4. Bunga
Bunga merupakan organ reproduksi pada tumbuhan, organ ini bukanlah organ pokok dan
rnerupakan modiIikasi (perubahan bentuk) dari organ utama yaitu batang dan daun yang
bentuk, susunan, dan warnanya telah disesuaikan dengan Iungsinya sebagai alat
perkembangbiakan pada tumbuhan. ,ika kita memperhatikan bagian dasar bunga dan tangkai
bunga, bagian ini merupakan modiIikasi dari batang, sedangkan kelopak dan mahkota bunga
merupakan modiIikasi
dari daun yang bentuk dan warnanya berubah. Sebagian masih tetap bersiIat seperti daun,
sedangkan sebagian lagi akan mengalami metamorIosis membentuk bagian yang berperan
dalam proses reproduksi.
Kelopak bunga merupakan bagian bunga yang masih mempertahankan siIat daun.
Kelopak bunga berIungsi untuk melindungi kuncup bunga sebelum bunga mekar. Mahkota
bunga biasanya memiliki warna dan bentuk yang menarik jika dibandingkan dengan kelopak
bunga. Mahkota bunga ini berperan dalam menarik serangga dan agen penyerbukan yang
lain. Benang sari merupakan bagian yang berperan sebagai alat reproduksi jantan pada bunga,
benang sari terdiri atas kepala sari yang merupakan tempat berkembangnya serbuk sari
(gametoIit jantan) dan suatu tangkai yang disebut Iilamen (tangkai sari).
Putik merupakan alat reproduksi betina pada bunga. Pada putik terdapat kepala putik yang
biasanya memiliki permukaan yang lengket sebagai tempat menempelnya serbuk sari. Selain
itu, putik memiliki saluran yang disebut tangkai putik. Saluran ini menuju ke ovarium pada
dasar bunga yang mengandung bakal buah tempat sel telur (gametoIit betina).

C. Proses Pengangkutan Pada Tumbuhan

1. Proses Pengangkutan Air dan Garam Mineral
Pengangkutan air dan garam - garam mineral pada tumbuhan tingkat tinggi, seperti pada
tumbuhan biji dilakukan melalui dua mekanisme pertama, air dan mineral diserap dari dalam
tanah menuju sel - sel akar.
Pengangkutan ini dilakukan diluar berkas pembuluh, sehingga disebut sebagai mekanisme
pengangkutan ekstravaskuler. kedua , air dan mineral diserap oleh akar. selanjutnya diangkut
dalam berkas pembuluh yaitu pada pembuluh kayu (xilem), sehingga proses pengangkutan
disebut pengangkutan vaskuler.
Air dan garam mineral dari dalam tanah memasuki tumbuhan melalui epidermis akar,
menembus korteks akar, masuk ke stele dan kemudian mengalir naik ke pembuluh xilem
sampai pucuk tumbuhan.

a. Pengangkutan Ekstravaskuler
Dalam perjalanan menuju silinder pusat, air akan bergerak secara bebas di antara ruang antar
sel. Pengangkutan air dan mineral dari dalam tanah di luar berkas pembuluh ini dilakukan
melalui 2 mekanisme, yaitu apoplas dan simplas.

1. Pengangkutan Apoplas
Pengangkutan sepanjang jalur ekstraseluler yang terdiri atas bagian tak hidup dari akar
tumbuhan, yaitu dinding sel dan ruang antar sel. air masuk dengan cara diIusi, aliran air
secara apoplas tidak tidak dapat terus mencapai xilem karena terhalang oleh lapisan
endodermis yang memiliki penebalan dinding sel dari suberin dan lignin yang dikenal sebagai
pita kaspari. Dengan demikian, pengangkutan air secara apoplas pada bagian korteks dan
stele menjadi terpisah.

2. Pengangkutan Simplas
Padap engangkutan ini, setelah masuk kedalam sel epidermis bulu akar, air dan mineral yang
terlarut bergerak dalam sitoplasma dan vakuola, kemudian bergerak dari satu sel ke sel yang
lain melaluivplasmodesmata. Sistem pengangkutan ini , menyebabkan air dapat mencapai
bagian silinder pusat. Adapun lintasan aliran air pada pengangkutan simplas adalah sel - sel
bulu akar menuju sel - sel korteks, endodermis, perisikel, dan xilem. dari sini , air dan garam
mineral siap diangkut keatas menuju batang dan daun.

b. Pengangkutan melalui berkas pengangkutan (pengangkutan intravaskuler)
Setelah melewati sel - sel akar, air dan mineral yang terlarut akan masuk ke pembuluh
kayu (xilem) dan selanjutnya terjadi pengangkutan secara vertikal dari akar menuju batang
sampai kedaun. Pembuluh kayu disusun oleh beberapa jenis sel, namun bagian yang
berperan penting dalam proses pengangkutan air dan mineral ini adalah sel - sel trakea.
Bagian ujung sel trakea terbuka membentuk pipa kapiler. Struktur jaringan xilem seperti pipa
kapiler ini terjadi karena sel - sel penyusun jaringan tersebut tersebut mengalami Iusi
(penggabungan). Air bergerak dari sel trakea satu ke sel trakea yang di atasnya mengikuti
prinsip kapilaritas dan kohesi air dalam sel trakea xilem.

2. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pengangkutan Air.
a. Daya Hisap Daun (Tarikan Transpirasi)
Pada organ daun terdapat proses penguapan air melalui mulut daun (stomata ) yang dikenal
sebagai proses transpirasi. Proses ini menyebabkan sel daun kehilanagan air dan timbul
tarikan terhadap air yang ada pada sel sel di bawahnya dan tarikan ini akan diteruskan
molekul demi molekul, menuju ke bawah sampai ke seluruh kolom air pada xilem sehingga
menyebabkan air tertarik ke atas dari akar menuju ke daun. Dengan adanya transpirasi
membantu tumbuhan dalam proses penyerapan dan transportasi air di dalam tumbuhan.
Adapun transpirasi itu sendiri merupakan mekanisme pengaturan Iisiologis yan g
herhubungan dengan proses adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi proses kecepatan transparasi uap air dari
daun, yaitu:
1) Temperatur udara, makin tinggi temperature , kecepatan transprasi akan semakin tinggi.
2) Instensitas cahaya matahari, semakin tinggi intesitas cahaya matahari yang diterima
daun, maka kecepatan transpirasi akan semakin tinggi.
3) Kelembaban udara
4) Kandungan air tanah.
Di samping itu, transpirasi juga dipengaruhi oleh Iaktor dalam tumbuhan di antaranya
adalah banyaknya pembuluh, ukuran sel jaringan pengangkut, jumlah, dan ukuran stomata.
b. Kapilaritas Batang
Pengangkutan air melalui pembuluh kayu (xilem), terjadi karena pembuluh kayu (xilem)
tersusun seperti rangkaian pipa-pipa kapiler.
Dengan kata lain, pengangkutan air melalui xilem mengikuti prinsip kapilaritas. Daya
kapilaritas disebabkan karena adanya kohesi antara molekul air dengan air dan adhesi antara
molekul air dengan dinding pembuluh xilem. Baik kohesi maupun adhesi ini menimbulkan
tarikan terhadap molekul air dari akal sampai ke daun secara bersambungan.
c. Tekanan Akar
Akar tumbuhan menyerap air dan ttaram mineral baik siang maupun malam. Pada malam
hari, ketika transpirasi sangat rendah atau bahkan nol, sel-sel akar masih tetap menggunakan
energi untuk memompa ion ion mineral ke dalam xilem. Endodermis yang mengelilingi
stele akar tersebut membantu mencegah kebocoran ion - ion ini keluar dari stele.
Akumulasi mineral di dalam stele akan menurunkan potensial air. Air akan mengalir
masuk dari korteks akar, menghasilkan suatu tekanan positiI yang memaksa cairan naik ke
xilem. Dorongan getah xilem ke arah atas ini disebut tekanan akar (rooI pressure). Tekanan
akar juga menyebabkan tumbuhan mengalami gutasi, yaitu keluarnya air yang berlebih pada
malam hari melalui katup pelepasan (hidatoda) pada daun.
Biasanya air yang keluar dapat kita lihat pada pagi hari berupa tetesan atau butiran air pada
ujung-ujung helai daun rumput atau pinggir daun
kecil herba (tumbuhan tak berkayu) dikotil.

3. Pengangkutan Hasil Fotosintesis
Proses pengangkutan bahan makanan dalam tumbuhan dikenal dengan translokasi.
Translokasi merupakan pemindahan hasil Iotosintesis dari daun atau organ tempat
penyimpanannya ke bagian lain tumbuhan yang memerlukannya. Jaringan pembuluh yang
bertugas mengedarkan hasil Iotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan adalah Iloem (pembuluh
tapis). Zat terlarut yang paling banyak dalam getah Iloem adalah gula, terutama sukrosa.
Selain itu, di dalam getah Iloem juga mengandung mineral, asam amino,dan hormon, berbeda
dengan pengangkutan pada pembuluh xilem yang berjalan satu arah dari akar ke daun,
pengangkutan pada pembuluh xylem yang berjalan satu arah dari akar kedaun, pengengkutan
pada pembuluh Iloem dapat berlangsung kesegala arah, yaitu dari sumber gula (tempat
penyimpanan hasil Iotosintesis) ke organ lain tumbuhan yang memerlukannya.
Satu pembuluh tapis dalam sebuah berkas pembuluh bisa membawa cairan Iloem dalam
satu arah sementara cairan didalam pipa lain dalam berkas yang sama dapat mengalir dengan
arah yang berlaianan. Untuk masing masing pembuluh tapis, arah transport hanya
bergantung pada lokasi sumber gula dan tempat penyimpanan makanan yang dihubungkan
oleh pipa tersebut.
D. Pembudidayaan Tanaman Dengan Teknik Cangkk dan Stek
Untuk pernbudidayaan tanaman dapat dilakukan dengan cara menyetek dan mencangkok.
Kedua teknik ini merupakan teknik yang telah banyak digunakan untuk rnemperbanyak
tanamin secara vegetative. Banyak keuntungan dari teknik ini, selain caranya mudah, juga
dapat diperoleh keturunan yang banvak dalam waktu yang relatiI cepat sehingga cara ini juga
eIektiI untuk membudidayakan tanaman yang tergolong langka.
Mencangkok merupakan salah sattu cara memperoleh perakaran dari suatu cabang
tanaman tanpa mcmotong cabang tersebut dari induknya.
'Ada dua cara mencangkok yang sering dilakukan di Indonesia, yaitu cangkok kerat dan
cangkok belah. Cangkok kerat dilakukan terhadap tanaman vang kulitnya mudah untuk
dilepas, sedangkan cangkok belah dilakukan untuk tanaman-tanaman yang kulitnya sukar
dilepaskan. Waktu mencangkok sebaiknva dilakukan pada musim hujan. Bila
dilakukan pada musim kemarau, cangkokan sebaiknya harus selalu disiram untuk mencegah
kekeringan. Adapun cara mencangkok adalah?
1) Tentukan satu jenis tanaman yang akan dicangkok. Biasanya dipilih dari tanaman yang
berkualitas unggul, seperti rasa, ukuran buah, ukuran batang dan perawatan tanaman.
2) Pilihlah satu atau dua cabang yang masih sehat, tidak terlalu tua, dan
tidak terlalu muda.
3) Buatlah dua buah keratan melingkar pada daerah pangkal cabang. Jarak antara keratan
yang satu dengan yang berikutnya berkisar antara 2-5 cm tergantung besarnya diameter
cabang tanaman.
4) Lepaskan kulit di antara dua keratan tadi dan buanglah lapisan kambium yang masih
melekat pada kayu dengan cara mengeriknya hingga lapisan kambium yang berupa lendir
hilang.
5) Tutup bagian cabang vang telah dilepaskan kulitnya dengan media yang berupa bubuk
sabut kelapa, pupuk kandang, kompos atau mos (akar pakis sararrg) r'arrg banyak tersedia di
toko bibit tanaman dan buah-buahan.
6) Rungkus media c.rngkokan dengan sabut kelapa, ijuk, atau plastic yang dilubangi.
7) Basahilah cangkokan tersgb11t1ia p hari dengan air agar tetap lembab.
8) Biarkan beberapa n'aktu l.rmanva sampai terlihat adanya pertumbuhan akar di sekitar
tanah penutup luka cabang tanamin yang dicangkok tersebut.
9) Potonglah cabang tadi di sebelah barvah keratan atau akar untuk di tanam terpisah dari
induknva.
Stek merupakan salah satu cara memperoleh perakaran tanaman dari suatu bagian tanaman
(cabang, pucuk, daun, atau akar) dengan memotong bagian tanaman tersebut dari induknya
dan menanamnya dalam suatu media persemaian. Media persemaian untuk stek yang biasa
digunakan adalah pasir atau campuran pasir dengan humus. salah satu hal yang perlu
diperhatikan dalam melakukan stek adalah mencegah terjadinya penguapan yang terlalu
tinggi pada stek tersebut.

Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah daun dan mempertinggi
kelembaban udara di sekitar media. Berikut ini adalah langkah menyetek cabang tanaman:
1) Siapkan wadah persemaian yang telah berisi media berupa campuran pasir dan humus
dengan perbandingan 3 : 1.
2) Tentukan satu atau beberapa bagian tanaman yang akan distek.
3) Pilihlah satu bagian cabang taniman yang sehat dari tanaman yang
akan distek.
4)Buatlah beberapa potongan cabang yang telah dipilih tadi, masingmasing panjangnya
sekitar 10-20 cm tergantung panjang ruas pada cabang tersebut. Bagian bawah dari potongan
dibuat runcing untuk memperluas tempat tumbuhnya akar. Setiap potongan cabang dapat
disertai dengan daun atau tidak. Potongan cabang yang disertii daun, jumlah daunnya
diusahakan tidak terlampau banyak.
5) Tanamkan potongan-potongan cabang tadi pada baki persemaian yang telah disediakan,
kemudian tutuplah baki tersebut dengan kaca atau plastik bening untuk menjaga kelembaban
di sekitar persemaian. (untuk stek daun dan pucuk, pengerjaannya hampir mirip dengan
Iangkah di atas)

Anda mungkin juga menyukai