Anda di halaman 1dari 8

Nama :masworo Nur Himmah

NM : G1B010027
Kelas : B

TUGAS TERSTRUKTUR LMU KESEHATAN MASYARAKAT

Pertanyaan:
1. Jelaskan secara lengkap mengenai teori kebutuhan dasar manusia menurut
A. Maslow dan implementasinya pada kehidupan sehari- hari!
2. Sebutkan, Jelaskan dan berikan contoh mengenai tingkatan posyandu balita
di ndonesia!
3. Jelaskan perbedaan antara Posyandu Balita dengan Posyandu Usia Lanjut!

Jawab:
1. Agar dapat mengidentifikasi kebutuhan kesehatan klien dengan efektif maka
kita harus mengetahui terlebih dahulu apa saja kebutuhan dasar manusia.
Kebutuhan dasar manusia menurut A. Maslow tesusun dalam suatu hierarki,
yaitu:
a. Kebutuhan dasar (fisiologis).
Kebutuhan dasar fisiologis adalah kebutuhan yang paling
mendasar. Kebutuhan tersebut meliputi: makanan, air, udara, suhu,
bebas dari rasa sakit, istirahat dan tidur serta aktifitas lain. Kebutuhan ini
harus didahulukan dalam pemenuhannya. Karena jika tidak terpenuhi
maka kelangsungan hidup manusia tidak dapat berjalan normal. Sebagai
contoh: suhu udara yang tinggi. Tika suhu udara tinggi maka kita tidak
dapat hidup tenang karena udara yang panas dapat menyebabkan kita
akan lebih sering marah-marah dan kebutuhan lainnya akan terganggu.

b. Kebutuhan akan rasa aman
Setiap orang pasti ingin selalu hidup dengan aman dimanapun dan
kapanpun. Kebutuhan akan rasa aman meliputi: keselamatan, keamanan,
perlindungan hukum dan ketertiban. Semua kebutuhan akan rasa aman
ini akan terpenuhi jika kebutuhan fisiologis seseorang sudah terpenuhi
seluruhnya. Hal tersebut terjadi karena, jika kebutuhan fisiologis salah
satunya tidak terpenuhi maka seseorang akan hidup dalam keadaan tidak
nyaman dan merasa terancam. Sebagai contoh adalah jika salah satu
kebutuhan fisiologis seperti bebas dari rasa sakit tidak terpenuhi maka
seseorang akan selalu was- was dan tidak dapat hidup dengan nyaman.
Hal tersebut dapat terjadi karena jika seseorang sakit parah maka
pikirannya akan selalu berpikir negatif bahkan mereka biasanya selalu
memikirkan hal terburuk misalnya kematian dan mereka akan putus asa
bahkan bepikir untuk bunuh diri. Karena itulah maka keselamatan mereka
akan terancam.
c. Kebutuhan akan rasa cinta.
Cinta adalah rasa ingin memiliki dan dimiliki. Kebutuhan akan rasa
cinta meliputi: dambaan kasih sayang, ingin dicintai atau diterima oleh
kelompok, keakraban dan komunikasi. Kebutuhan ini akan terlaksana jika
kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan keamanan sudah terpenuhi
secara relatif. Hal tersebut dapat terjadi karena manusia adalah makhluk
sosial. Jadi jika salah satu faktor diatas tidak terpenuhi secara sempurna
maka kebutuhan akan cinta akan tetap dapat terpenuhi. Sebagai contoh
adalah kasih sayang seorang ibu kepada anaknya. Kasih sayang seorang
ibu kepeda anaknya tidak akan hilang walaupun ia merasa terancam.
d. Kebutuhan akan harga diri.
Kebutuhan akan harga diri, meliputi: rasa ingin dihargai dan
menghargai, toleransi dalam hidup berdampingan, penghargaan serta
status privasi. Kebutuhan ini jarang sekali dapat terpenuhi dengan
sempurna. Hal tersebut dapat terjadi karena setiap orang tidak selalu
dapat hidup berdampingan dengan baik dengan orang lain. Terkadang
muncul konflik yang menyebabkan kebutuhan ini tidak dapat terpenuhi
secara terus menerus walaupun terkadang kebutuhan ini sangatlah
penting bagi seseorang. Sebagai contoh adalah: seseorang tidak akan
selalu dihargai oleh orang lain karena hasil kerja kerasnya. Hal tersebut
dapat terjadi karena setiap orang biasanya mudah untuk menciptakan
sesuatu namun sulit untuk mempertahankannya. Seseorang yang sudah
dihargai oleh orang lain, jika ia melakukan kesalahan sekecil apapun
maka penghargaan yang diberikan oleh orang lain itu akan hilang dan
bisa saja orang lain tersebut berpindah untuk menghargai orang yang lain
lagi. Dengan demikian maka kebutuhan akan harga diri tidak akan kekal
dan tidak dapat terpenuhi secara sempurna.

e. Kebutuhan akan aktualisasi diri
Kebutuhan akan aktualisasi diri meliputi: rasa ingin
mengembangkan kemampuan diri, diakui atau dipuji, ingin berhasil, ingin
menonjol, atau lebih dari orang lain. Kebutuhan ini dapat terpenuhi jika
seluruh kebutuhan lain telah terpenuhi. Jadi, kebutuhan ini dapat terwujud
jika kebutuhan fisiologis, kebtuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa
cinta serta kebutuhan akan harga diri telah terpenuhi. Karena, jika semua
kebutuhan dasar manusia sudah terpenuhi maka seseorang dapat
mengaktualisasikan dirinya dan akan menjadi semakin berkembang. Hal
tersebut dapat terjadi karena jika seseorang tidak dalam rasa aman,dan
tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar lainnya maka seseorang akan
sulit untuk berpikir dan juga sulit untuk mengeluarkan seluruh
kemampuannya secara maksimal. (Ferry Efendi, Makhfudli. 2009)
Setelah mengetahui kebutuhan dasar manusia menurut A. Maslow
maka kita harus menerapkannya dalam masyarakat. mplementasi kebutuhan
dasar manusia antara lain:
f Memperhatikan jam kerja seseorang. Karena dengan meperhatikan jam
kerja seseorang maka kita akan dapat memberikan hak mereka dalam
rangka memenuhi kebutuhan fisiologis yaitu istirahat cukup.
Menghargai orang lain. Dengan menghargai orang lain maka kita sudah
dapat memenuhi kebutuhan seseorang dalam hal kebutuhan akan harga
diri.
n Peka terhadap teman. Hal ini dapat membantu dalam memenuhi hak
seseorang dalam rangka kebutuhan akan rasa cinta.

2. Tingkatan Posyandu di ndonesia dibedakan menjadi empat tingkatan.
Tingkatan tersebut antara lain adalah Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri.
a. Posyandu pratama (warna merah)
Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang masih belum
mantap, kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas.
Keadaan ini dinilai 'gawat' sehingga intervensinya adalah pelatihan kader
ulang. Artinya kader yang ada perlu ditambah dan dilakukan pelatihan dasar
lagi.
b. Posyandu madya (warna kuning)
Posyandu pada tingkat madya sudah dapat melaksanakan kegiatan
lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau
lebih. Akan tetapi cakupan program utamanya (KB, KA, Gizi, dan munisasi)
masih rendah yaitu kurang dari 50%. ni berarti, kelestarian posyandu sudah
baik tetapi masih rendah cakupannya. ntervensi untuk posyandu madya
ada 2 yaitu :
a.1 Pelatihan Toma dengan modul eskalasi posyandu yang sekarang sudah
dilengkapi dengan metoda simulasi.
a.2 Penggarapan dengan pendekatan PKMD (SMD dan MMD) untuk
menentukan masalah dan mencari penyelesaiannya, termasuk
menentukan program tambahan yang sesuai dengan situasi dan
kondisi setempat.
c. Posyandu purnama (warna hijau)
Posyandu pada tingkat purnama adalah posyandu yang frekuensinya
lebih dari 8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih,
dan cakupan 5 program utamanya (KB, KA, Gizi dan munisasi) lebih dari
50%. Sudah ada program tambahan, bahkan mungkin sudah ada Dana
Sehat yang masih sederhana. ntervensi pada posyandu di tingkat ini adalah
a. Penggarapan dengan pendekatan PKMD untuk mengarahkan
masyarakat menetukan sendiri pengembangan program di posyandu
b. Pelatihan Dana Sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh Dana Sehat
yang kuat dengan cakupan anggota minimal 50% KK atau lebih.
d. Posyandu mandiri (warna biru)
Posyandu ini berarti sudah dapat melakukan kegiatan secara
teratur, cakupan 5 program utama sudah bagus, ada program tambahan
dan Dana Sehat telah menjangkau lebih dari 50% KK. ntervensinya adalah
pembinaan Dana Sehat, yaitu diarahkan agar Dana Sehat tersebut
menggunakan prinsip JPKM. (Sutedjo, 2008)
Sebagai contoh penerapan tingkatan posyandu ini adalah
pembandingan antara Posyandu Jeruk dan Posyandu Mawar. Posyandu
Jeruk berada di tingkat Madya. Sedangkan Posyandu Mawar berada di
tingkat Pratama. Sebagai perbandingan adalah sebagai berikut.
1. Jumlah frekuensi kegiatan Posyandu di Tahun 2010
O Posyandu Jeruk = 11 kali
O Posyandu Mawar = 6 kali
2. Jumlah Kader
O Posyandu Jeruk = 5 orang kader dan 1 orang bidan
O Posyandu Mawar = 4 orang kader dan 1 orang bidan
Selain dua hal di atas, pembanding lain adalah di posyandu Jeruk sudah ada
program penyuluhan dan Kb yang dibantu oleh bidan desa walaupun tidak
berjalan rutin. Sedangkan di Posyandu Mawar belum ada program Kb dan
juga jarang sekali ada penyuluhan.
Berdasarkan keterangan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
posyandu Jeruk berada di tingkatan Madya dan Posyandu Mawar berada di
tingkatan Patama.
3. Perbedaan antara Posyandu balita dengan Posyandu Usia lanjut adalah
Posyandu balita adalah kegiatan posyandu yang diadakan
untuk mengontrol status gizi dari balita setiap bulannya. Tujuan
pelaksanaan posyandu balita adalah
O Mempercepat angka kematian ibu dan anak
O Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan MR
O Mempercepat penurunan NKKBS, dll
Tujuan Posyandu balita pada umunya sasarannya adalah kepada bu hamil,
balita, bayi, ibu menyusui dan juga pasangan usia subur. Posyandu balita
biasanya terbentuk jika didalam suatu lingkungan tempat tinggal terdapat 120
KK dan 100 balita. Namun hal tersebut adalah bukan syarat yang harus
dipenuhi secara mutlak.
Sedangkan posyandu usia lanjut adalah Posyandu yang
berkembang dengan sasaran para lansia agar mereka dapat terkontrol
kesehatannya di setiap bulan. Perbedaannya dengan posyandu balita
adalah pada tujuannya. Tujuan diadakannya posyandu usia lanjut adalah
O Meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan usia
lanjut khususnya menekankan pada aspek promotif, preventif
tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif.
O Meningkatkan kemudahan bagi usia lanjut dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
O Bekembangnya kelompok usia lanjut dengan aktif dan
berkualitas.
Perbedaan lainnya dengan posyandu balita adalah terletak pada kegiatan
dan juga pengelolaan posyandu. Posyandu balita kegiatannya meliputi
penimbangan, pengisian KMS, penyuluhan, pelayanan kesehatan dan KB.
Sedangkan pada posyandu usia lanjut kegiatan yang dilaksanakan adalah
penimbangan berat badan, pegukuran tekanan darah, pemeriksaan air seni
dan kadar darah serta pemeriksaan kesehatan dan konseling. Pengelolaan
posyandu usia lanjut juga berbeda dengan posyandu balita. Posyandu usia
lanjut dikelola secara mandiri dan dipimpin oleh seorang anggota posyandu
yang terpilih dan dipilih oleh anggota lainnya. Sedangkan posyandu balita
pengurusnya bukan berasal dari anggota karena kebanyakan anggotanya
adalah balita. Pengurus posyandu ini biasanya mengurus posyandu secara
sukarela.
Perbedaan posyandu diatas adalah perbedaan yang terjadi karena
sasaran posyandu yang berbeda selain itu juga karena kepengurusannya
yang berbeda. Perbedaan tesebut dapat terjadi karena sasaran kegiatan
posyandu balita dan usia lanjut itu berbeda.

















DAFTAR PUSTAKA
Efendi Ferry, Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Penerbit
Salemba Medika. Jakarta.
Suryana. 2008. Keperawatan Anak untuk Siswa SPK. Penerbit Buku kedokteran
EGC; Jakarta.
Sutedjo. 2008. Langkah- langkah Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga.
Azka Press; Jakarta

Anda mungkin juga menyukai