Anda di halaman 1dari 6

Cara pengambilan sampel yang steril, pengambilan 1enis sampel, Teknik

penanaman bakteri, Macam-macam media yang digunakan untuk identifikasi


bakteri,
Sebelum prosesing sampel, beberapa langkah-langkah penting yang harus dilakukan dalam
koleksi sampel yaitu:
Sampel hendaknya dikoleksi dalam keadaan yang steril atau paling tidak dalam kondisi dengan
tingkat pencemaran atau kontaminasi sesedikit mungkin. Keadaan ini mengharuskan untuk
menggunakan kontainer steril dan peralatan yang steril untuk proses koleksi dan hindarkan
sampel dari kontak dengan sumber kontaminan.

Sampel yang dikoleksi hendaknya dengan jumlah yang mencukupi dan lebih baik apabila jumlah
sampel dapat berlebih. Penggunaan swab seringkali tidak dapat mewakili dan memenuhi jumlah
material sampel yang diperlukan. Dengan mengkoleksi 20 50 ml cairan dan 30 100 gram
jaringan adalah jumlah yang baik untuk memenuhi seluruh kebutuhan laboratorium seperti
multiplikasi, inokulasi, sentriIugasi, sterilisasi, dan penyimpanan dalam Irezer untuk penelitian
lebih lanjut
Sampel sebaiknya disimpan di dalam kontainer yang terlindung dan tidak mudah rusak atau
memiliki kemampuan untuk cukup melindungi sampel
Sampel harus dilindungi terhadap kerusakan yang dapat terjadi setelah koleksi. Hal ini berarti
sampel harus dijaga dari kondisi yang dapat mentebabkan kerusakan seperti kering, proses
oksidasi, proses pemanasan, atau proses digesti enzimatis yang terjadi karena pengaruh bakteri
dalam sampel itu sendiri atau karena kontamnasi cairan sampel
Sampel yang diperoleh masing-masing harus mencantumkan label yang berisi inIormasi tentang
data dari hewan atau kumpulan hewan darimana asal dari sampel tersebut, ringkasan dari
pemeriksaan klinis dan anamnesa (CIDA, 1978).

Sterilisasi adalah suatu perlakuan membunuh semua bentuk kehidupan (mikroorganisme
termasuk spora) yang dapat dilakukan dengan menggunakan pemanasan, bahan kimia, radiasi,
dan Iiltrasi.
I. Pemanasan
Dengan menggunakan panas dapat membunuh sel vegetatiI bakteri 500C 700C selama 5 10
menit
Untuk membunuh spora membutuhkan temperatur yang lebih tinggi karena sporanya
mengandung asam dibikolinat
Sel vegetatiI yeast mati pada suhu 50 60 0C dan sporanya pada suhu 70 80 0 C
a. Panas Basah
temperatur 121 0 C dengan tekanan 15 ponds selama 10 15 menit
Tyndalisasi
adalah sterilisasi bertingkat dengan uap panas, uap aiar panas mengalir dengan temperatur 100
0C dalam waktu 30 menit kemudian dimasukkan ke dalam inkubator selama 24 jam. Proses ini
dilakukan sebanyak 3 kali, metode ini sudah banyak ditinggalkan.
Pasteurisasi
Adalah bukan sterilisasi hanya semacam perlakuan dengan pemanasan yang bertujuan untuk
membunuh bakteri tertentu dalam air susu, pasteurisasi hanya membunuh mikroorganisme
tertentu dan tidak semua mikroorganisme mati. Sasaran utama dari proses pasteurisasi ini adalah
mycobacterium TBC dan mikroorganisme lain yang patogen dalam air susu. Temperatur yang di
gunakan 63 0C selama 30 menit dan 72 0 C selama 15 menit.
Prinsip kerja panas basah adalah: protein sel mengalami koagulasi ( koagulasi protein dalam sel )
b. Panas Kering
Hot air sterilization yaitu dengan menggunakan suhu 1600C selama 2 hingga 3 jam dengan
electric oven
Prinsip kerja panas kering adalah dehidrasi sel

II. Kimia
Biasanya digunakan untuk material yang dapat rusak jika terkena panas. Tetapi cara ini jarang
digunakan sebab toksisitas dari bahan-bahan kimia tersebut. Bahan kimia misalnya : gas ethylene
oxide seperti amino aklalites, sulIhydril, karboxyl dan hydroxyl yang bereaksi dengan komponen
sel bakteri, Iormaldehyde sebagai Iumigant, dan hydrogen peroxide untuk proses pengemasan
yang aseptis.

III. Radiasi
a. Sinar ultraviolet (UV) dengan panjang gelombang 150 3900 A0
Sinar ultraviolet dapat menyebabkan kerusakan DNA
b. Sinar X dan Sinar
Daya sinar ini dapat merusak enzym essensial
Dapat merusak sel dalam waktu 5 detik

IV. Filtrasi
Filtrasi biasa digunakan untuk bahan yang peka terhadap panas (tidak tahan panas) seperti media
dengan campuran serum, toxin, atau antitoxin. Macam-macam Iilter :
a. Filter Berkefld
Filter ini atas dasar porositasnya, dibagi menjadi:
Type V (viehl) kasar
Type N (Normal) untuk bakteri yang besar untuk mnenyaring bakteri 0,2
Type W (weaning) halus, digunakan untuk richetsia, chlamydia dan mycoplasma
b. Filter Chamberland
Type L1, L2, L3
Type L3 digunakan untuk menyaring bakteri
c. Filter Seitz EK
Terdiri atas : tempat penyaring dan Iilter asbes dari selulosa.
1enis sampel yang harus diambil secara benar sesuai dengan kasus
yang dihadapi
Pengambilan sampel harus pada jaringan atau lesi spesiIik yang mengarah pada suatu penyakit
tertentu. Sesuai dengan Postulat Koch yang membuktikan bahwa mikroorganisme tertentu
menyebabkan timbulnya penyakit tertentu. Kriteria ini menjadi garis penunjuk dan bukti bahwa
suatu penyakit disebabkan oleh mikroorganisme tertentu. Postulat Koch ialah:
1.mikroorganisme tertentu selalu dapat dijumpai berhubungan dengan penyakit tertentu
2.mikroorganisme itu dapat diisolasi dan ditumbuhkan menjadi biakan murni di laboratorium
3.biakan murni mikroorganisme tersebut akan menimbulkan penyakit itu bila disuntikkan pada
hewan yang rentan (suseptibel).
4.penggunaan prosedur laboratorium memungkinkan diperolehnya kembali mikroorganisme
yang disuntikkan itu dari hewan yang dengan sengaja diinIeksi dalam percobaan.
(Pelczar,1986).

Misalnya:
Mikroorganisme yang menginIeksi saluran pencernaan jenis sampel yang diambil biasanya
adalah: swab oral, swab pharyngeal, isi intestinum dan Ieses.
Mikroorganisme yang menginIeksi genital: swab vagina, uterus, cairan prostata, urin, semen,
Ietus aborsi, susu.
Mikroorganisme yang menginIeksi kulit: swab kulit, biopsi kulit, swab telinga, kerokan kulit.
Mikroorganisme yang menginIeksi syaraI: cairan serebrospinal
yang menginIeksi saluran respirasi: swab cavum nasal, swab sinus, swab trachea dan bronkial,
paru-paru.
Atau jika dicurigai penyakit sudah mengarah ke sistemik maka dapat diambil sampel berupa
darah.
(CIDA, 1978).
Teknik penanaman bakteri:
Hal yang harus diingat dalam penanaman bakteri adalah bahwa teknik aseptis harus dilakukan
untuk mendapatkan biak murni.
Biak murni adalah apabila dalam 1 plat hanya terdiri dari 1 macam morIologi koloni dan pada
koloni tersebut hanya terdiri dari 1 macam morIologi sel bakteri sehingga dapat dilakukan
identiIikasi bakteri.
Teknis aseptis merupakan metode dalam mentransIer mikroorganisme dari kultur media satu ke
media steril dengan teknik yang benar dalam rangka untuk meminimalisasi kontaminan. Tidak
hanya sekedar keadaan lingkungan yang steril tetapi juga meliputi teknik dalam memegang
kultur bakteri, media tabung, media plat, dan perlengkapan inokulasi seperti usa dan swab. Saat
proses penanaman hindari berbicara, batuk atau bersin karena dapat menjadi sumber kontaminan.

Teknik penanaman pada media tabung:
- Buka tutup tabung biakan murni dengan kelingking tangan kiri
- Sterilkan mulut tabung
- Ambil biakan murni dengan cara menyentuhkan ujung usa pada koloni bakteri yang tumbuh
pada permukaan media biakan murni (agar miring)
- Sterilkan lagi mulut tabung kemudian tutup tabung biakan murni
- Buka tutup tabung kaldu yang akan ditanami, sterilkan mulut tabung tersebut
- Celupkan usa yang mengandung biakan murni pada kaldu yang akan ditanami
- Sterilkan mulut tabung kemudian baru ditutup
- Sterilkan usa.

Teknik penanaman pada media plat untuk mendapatkan koloni terpisah yaitu dengan
menggunakan T method:
- Sampel digoreskan dengan density rapat (pada bagiab 1/3 pertama)
- Sebelum digunakan untuk streak kembali usa dipanaskan kemudian didinginkan
- Tarik garis dari ujung goresan pertama kemudian distreakkan dengan density yang lebih
renggang pada bagian 1/3 kedua, tanpa menyetuh goresan pertama
- Usa dipanaskan kembali kemudian didinginkan.
- Tarik garis dari ujung goresan kedua kemudian distreak dengan density renggang pada bagian
1/3 ketiga.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik kultur bakteri yang diambil dari koloni terpisah
diencerkan terlebih dahulu ke media cair.

Macam-macam media yang digunakan untuk identifikasi bakteri,
cara pengujian dan interpretasi
I. Enriched media/ Media diperkaya
Enriched media adalah media dasar dengan ditambahkan bahan-bahan yang baik (substansi
untuk pertumbuhan bakteri sehingga pertumbuhan bakteri dapat menjadi lebih subur, contoh
substansi tersebut adalah serum, jaringan, ekstrak, coklat, air susu, organ, darah dan plasma.
Enriched media meliputi:
Blood Agar (Preparat Agar Darah) : terbentuk zona terang disekitar koloni bakteri
Kaldu darah
terlihat kemampuan hemolisa tetapi tidak bisa melihat kuman satu dengan kuman yang lainnya
tetapi pada umumnya terlihat perubahan warna
Kaldu darah dapat menyuburkan pertumbuhan kuman
Kaldu selenit
Pada media selenit bakteri gram positiI tidak tumbuh
Serum agar
Choclate agar
Tetrathionate broth

II. Differential Media
DiIIerential Media adalah media dengan ditambahkan substrat atau senyawa kimia tertentu yang
digunakan untuk memperoleh pertumbuhan suatu kuman atau bakteri dengan perubahan-
perubahan tertentu, perbedaan tertentu dan pertumbuhan tertentu dengan kuman-kuman yang
lain. DiIIerential Media meliputi:
-. Agar miring darah
-. PAD (Plat Agar Darah)
Membedakan bakteri yang dapat membentuk zona hemolisa pada media.
Brilliant Green Agar
Bakteri yang memIermentasikan laktosa akan membentuk warna kuning
Bakteri yang tidak memIermentasikan laktosa akan membentuk warna pink atau merah
-. Endo Agar
Bakteri yang memIermentasikan laktosa akan membentuk warna merah
Bakteri yang tidak memIermentasikan laktosa tidak membentuk warna
-. Mac Conkey Agar
Bakteri yang memIermentasikan laktosa akan membentuk warna transparan
Bakteri yang tidak memIermentasikan laktosa akan membentuk warna merah
-. Salmonella Shigella Agar
Bakteri yang memIermentasikan laktosa akan membentuk koloni warna merah
Bakteri yang tidak memIermentasikan laktosa tidak membentuk warna
-. EMB (Eosin Methylene Blue)
Bakteri yang memIermentasikan laktosa secara giat (vigourusly Iermented) akan membentuk
warna ungu kehitaman. Beberapa spesies sampai dapat menghasilkan koloni methalik sheen
karena banyaknya asam yang mengendap contohnya e. coli
Bakteri yang memIermentasikan laktosa secara lambat (slowly Iermented) akan menghasilkan
koloni berwarna pink.
Bakteri yang tidak memIermentasikan laktosa tidak membentuk warna (colourless).

III. Selective Media
Selective media adalah media atau subtrat atau senyawa kimia tertentu yang menghambat
kelompok bakteri tertentu atau tidak menghambat kelompok bakteri tertentu.
Selective Media meliputi :
Kaldu Selenit
Untuk bakteri gram negatiI
Menghambat bakteri enterik
Media diperkaya untuk isolasi salmonella shigella khusus untuk sampel tinja
Bakteri gram positiI tidak tumbuh
Masa inkubasi 8 18 jam
BGA (Brilliant Green agar)
Media selektiI sekaligus media diIIerensial
Bakteri gram positiI tidak tumbuh dan bakteri gram negatiI dapat dibedakan
Mengandung laktosa dan sukrosa
Menghambat nonenteric bakteri
Membedakan bakteri Iermentasi laktosa dan non Iermentasi laktosa
MCA (Mac Conkey Agar)
Untuk bahan- bahan enterik asal Ieces dan urin
Komposisi antara lain garam empedu dan crystal violet
Menghambat gram positiI dan beberapa gram negatiI
Membedakan nonIermented laktosa dan Iermentasi laktosa
EMB (Eosyn Methylene Blue) Agar
Media selektiI sekaligus media diIIerensial
Membedakan nonIermentasi laktosa (transparan) dan Iermentasi laktosa (methalic sheen)
Sallmonella Shigella Agar
Mengandung garam empedu dan crystal violet
Membedakan nonIermented lactosa dan Iermentasi laktosa
Endo Agar
Gram Negatif Broth
Deoxychoclate

Untuk menumbuhkan Gram positif digunakan media :
MSA (Mannitol Salt Agar)
Khusus untuk Staphylococcus, sehingga streptococcus tidak tumbuh
Media untuk staphylococcus dan micrococcus (Katalase positiI)
Interpretasi : koloni kuning (patogen)
koloni merah (nonpatogen)
Edward medium : khusus untuk identiIikasi streptococcus

IV. Media Differential Sebagai Identifikasi
Simon citrat (Sodium citrat)
Sumber carbon dari sitrat
Interpretasi : keruh tumbuh
jernih tidak tumbuh
Triple Sugar Iron (TSI)
Media ini berIungsi untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam memIermentasikan karbohidrat
berdasarkan panjang rantai karbon. TSI terdiri dari laktosa 1 , sukrosa 1, dan glukosa 0,1 ,
kemampuan bakteri dalam menghasilkan H2S dengan adanya presipitat kehitaman pada media
dan kemampuan bakteri dalam menghasilkan gas dengan indikasi media terangkat atau pecah.
Diposkan oleh Kunta Al-Ambony di 5:07 PM
0 komentar:
Post a Comment
semoga bisa bermnIat.
Note: Only a member oI this blog may post a comment.



hLLp//kunLaadnanblogspoLcom/2007/06/carapengambllansampelyangsLerllhLml

Anda mungkin juga menyukai