Anda di halaman 1dari 10

TUCAS

TEORI SASTRA
PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA





Nama : Saputra M. Nassa
Kelas : H
Semester : I {Satu]
Prodi : Babasa dan Sastra Indonesia




UNIVERSITAS PCRI
NUSA TENCCARA TIMUR

BAB I

A. 1elaskan pengertian Kesastraan secara Etimologis
Secara Etimologis istilah sastra berasal dari bahasa latin 'Literature dari kata dasar
'Littera yang berarti huruI atau karya tulis. Sedangkan dalam Bahasa Indonesia kata
Sastra diturunkan dari bahasa sansekerta, dimna 'Sas artinya mengajar, memberikan
petunjuk, sedangkan 'Tra menunjukan kepada alat atau sarana, yang berarti alat untuk
mengajar, buku petunjuk, buku instruksi dan pengajaran.

B. Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup teori sastra
!engertian dan ruang lingkup teori sastra, pertama-tama perlu diketahui bahwa
istilah untuk menyebut teori sastra baik dalam bahasa indonesiam mapun bahasa inggris
belum ditemukan pembakuan yang jelas sehingga deIinisi mengenai pengertian teoti
sastra berbeda-beda dan tidak mudah untuk dirumuskan.
Jadi secara umum, Teori adalah suatu sistem Ilmiah atau !engetahuan sistimatik yang
menetapkan pola pengaturan hubungan antara gejala-gejala yang diamati,sedangkan Satra
adalah karya yang kreatiI dan berseni.

. Menjelaskan mengapa definisi tentang Satra tidak pernah memuaskan
eIinisi tentang sastra tidak pernah memuaskan karena adanya pandangan yang
berbeda tentang deIenisi teori sastra dan berbagai pendapat ahli yang bertentangan
mengenai ilmu sastra, sastra, teori sastra dan studi sastra.

D. Membuat klasifikasi teori sastra berdasarkan aspek utama karya sastra
lasiIikasi teori sastra berdasarkan aspek utama karya sastra yaitu ada 4 klasiIikasi
yang dibuat oleh M. H Abrams yakni :
1) !endekatan objektiI (yang terutama memperhatikan aspek karya sastra itu sendiri)
2) !endekatan ekspresiI (yang melibatkan aspek pengarang atau pencipta karya sastra)
3) !endekatan mimetic (yang mengutamakan aspek semesta)
4) !endekatan pragmatic (pendekatan yang mengutamakan aspek pembaca)



BAB II

A. Menjelaskan dasar pengelompokan teori-teori yang termasuk dalam teori
ekspresionisme
asar pengelompokan teori-teori yang termasuk dalam teori ekspresionisme
didasarkan pada teori pendekatan biograIis karena tugas utama sastra adalah
menginterprestasikan dokumen surat, saporan saksi mata, ingatan, maupun pernyataan-
pernyataan otobiograIis pengarang.

B. Menjelaskan sejarah pertumbuhan ekspresivisme
Sejarah pertumbuhan ekspresivisme sulit sekali menetapkan kapan teori
ekspresivisme muncul pertamakali dalam jagat studi sastra (Teew, 1988) dan Abrams
(1987) menyebut Lorginus, seorang negarawan dan ahli kritik sastra yang hidup dalam
abad ke-3 M, sebagai pelapor teori ini. alam bukunya yang berjudul '!eri Hypsous`.
idalam bukunya Lorginus mengungkapkan bahwa cirri khas dan ukuran seni sastra
adalah keluhuran (yang luhur, yang mulia, yang unggul) sebagai sumber utama pemikiran
dan perasaan pengarang.

. Menjelaskan tolak ukur ekspresivisme dalam teori sastra
Tolak ukur ekspresivisme dalam teori sastra didasarkan pada angan-angan, cita-cita,
cita rasa, pikiran dan pengalamn pengarang bagi perasaan dan hasil emosi penyair yang
dikumpulkan dalam keheningan reIleksi yang mendalam.

D. Menjelaskan latar belakang munculnya kritik terhadap teori ekspresivisme
Latar belakang munculnya kritik pada teori ekspresivisme, muncul pada akhir abad
ke-19 ketika sinar romantic dan ekspresionismemulai memudar. Ilmu sastra mulai
meniadakan unsure penulis sebagai Iactor dalam memahami, mengapresiasi dan menilai
karya sastra. Telaah sastra dengan berpedoman pada biograIis pengarangnnya
menghadapi persoalan-persoalan mendasar yang cukup menyulitkan kebahasaannya
sebagai teori sastra yang bias dipertanggungjawabkan. Secara ilmiah persoalan otonomi
tidak lagi berkaitan dengan penulis tetapi mulai berIokus pada karya sastra itu sendiri,dan
bahkan pada pembacanya.


E. Menjelaskan latar belakangmunculnya teori-teori baru tentang pengarang
Latar belakang munculnya teori-teori baru, yaknidari segi 'Ilmiah akhir-akhir ini
muncul beberapa teoritis yang kembali mempersoalkan , mempertahankan kedudukan
pengarang dan karya . dalam bahasa satra tulis pengarang tidak dapat berkomunikasi
langsung dengan pembacanya. Sehingga dalam tulisannya pengarangmempergunakan
sudut pandang 'aku orang tidak bias secara langsung mengatakan bahwa yang
dimaksudkan adalah diri pengarang.



























BAB III

A. Menjelaskan dasar-dasar teori structural menurut aliran formalism rusia
asar-dasar teori structural menurut aliran Iormalism rusia ditemukan dalam
beberapa gagasan pokok, seperti deIamilianisasi dan deotomatisasi, teori naratiI, analisis
midiI, Iungsi puitik dan obyek yang mengartikan dikategori lama antara bentuk dan isi.
Jadi struktur sebuah teks mencakup baik sapek Iormal maupun simantik.

B. Menjelaskan secara singkat sumbangan penting kaum formalis rusia bagi ilmu
sastra
Sumbangan penting kaum Iormalis bagi ilmu sastra adalah secara prinsip mereka
mengarahkan perhatian kita kepada unsure-unsur kesastraan dan Iungsi puitik. Sampai
sekarang masih banyak dipergunakan istilah teori sastra dan analisis sastra yang berasal
dari kaum Iormalis.

. Menjelaskan latar belakang munculnya aliran new critieism
ew Critieism merupakan aliran kritik sastra di Amrika Serikat yang berkembang
antara tahun 1920-1960. Aliran ini muncul sebagai reaksi terhadap kritik sastra
sebelumnya yang terlalu Iocus pada aspek-aspek kehidupan dan psikologis pengarang
serta sejarah sastra. !ara new critieism menuduh ilmu dan teknologi menghilangkan nilai
prikemanusiaan dari masyrakat dan menjadikannya berat sebelah, menurut mereka ilmu
tidak memadai dalam mencerminkan kehidupan manusia.

D. Menjelaskan Prinsip dasar teori structuralisme
!ada dasarnya strukturalis merupakan suatu cara berpikir dunia yang terutama
berhubungan dengan tanggapan dan deskripsi struktur-struktur. Strukturalisme hadir
sebagai upaya melengkapi sastra yang ekspresivisme dan berbau historis. Ide dasar
strukturalis menolak kaum mimetic yang menganggap karya sastra sebagai tiruan
kenyataan, teori ekspresiI yang menganggap karya sastra sebagai ungkapan watak dan
perasaan pengarang, dan menentang asumsi bahwa karya sastra sebagai media
berkomunikasi antara pengarang dan pembaca.
Singkatnya, Strukturalisme menekankan pada otonomi penelitian sastra.


E. Menjelaskan prinsip-prinsip dasar teori strukturalisme genetic
Strukturalisme genetic menggunakan marxisme yang diperkaya dan diperdalam
oleh teori psikologi structural dan piaget yang teranalisi dari lingkungan, institusi social,
ekonomi, pendidikan politik, agama dan kesenian yang menghasilkan karya sastra. Oleh
karena itu, setiap karya sastra adalah suatu kebutuhan yang hidup, yang dipahami dari
unsure-unsurnya.

. menjelaskan prinsip dasar teori strukturalisme dinamik
!rinsip dasar dinamik diterapkan dalam pengkajian sastra yaitu :
peneliti bertugas menjelaskan karya sastra sebagai sebuah struktur berdasarkan unsure
dan elemen-elemen yang membentuknya.
Menjelaskan kaitan antara pengarang, realitas, karya sastra dan pembaca.

G. Menjelaskan prinsip dasar teori semiotic
!rinsip teori semiotic diterapkan pada tanda-tanda bahasa, system-sistem tanda, dan
proses suatu tanda diartikan, dan tanda-tanda itu hanya memahami arti (signiIicant) dalam
kaitan dengan apa yang ditandakan sesuai dengan konvensi dalam system bahasa yang
bersangkutan.

H. Menjelaskan prinsip dasar teori yang melatarbelakangi munculnya teori
dekonstruksi
!rinsip dasar teori yang melatarbelakangi teori dekonstruksi diturunkan dari
pandangan Ienomologi yang menentang klaim strukturalisme yang menagnggap sebuah
teks mengandung makna yang salah dalam struktur yang utuh didalam system bahasa
tertentu.









BAB IV

A. Menjelaskan sasaran kajian sastra dalam teori mimetic
Sasaran kajian dalam teori mimetic didasarkan pada pengarang dengan kehidupan
sosialnya status selera dan ideologinya, keadaan ekonomi dalam proIesinya serta model
pembaca yang dituju oelh pengarang.

B. Menjelaskan pertumbuahan teori sosiologi sastra
!ertumbuhan teori sosiologi sastra sebenarnya sudah dikembangkan oleh !lato dan
Arisoteles yang mengajukan istilah 'imesis (perwujudan atau peniruan) yang
menyinggung hubungan sastra dan masyrakat sebagai cermin.

. Menjelaskan prinsip dasar Neomerisme
!rinsip dasar eomerisme adalah pada perkembangan evolusi historis manusia
institusi-institusinya ditentukan oleh perubahan mendasar dalam prosukdi ekonomi.
!erubahan itu mengakibatkan perombakan dalam struktur kelas-kelas ekonomi yang
dalam setiap zaman selalau brsaing demi kedudukan social ekonomi dan status politik

D. Menjelaskan pandangan George Lukacs tentang sastra sebagai cermin.
!andngan George lukascs mempergunakan 'cermin sebagai cirri khas dalam
keseluruhan karyanya. Mencerminkan menurut dia , berarti menyusun sebuah struktur
mental. Sebuah novel tidak hanya mencerminkan 'realitas tetapi lebih dari memberikan
kepada kita sebuah reIleksi realitas yang lebih besar, lebih lengkap, lebih hidup dan lebih
dinamik, yang mungkin melampaui pemahaman umum. engan demikian, sastra dapat
mencerminkan kesan realitas subjektiI.

E. 1elaskan pandangan Bertold Brecht tentang efek elinasi
Menurut Brecht dramawan hendaknya menghindari alur yang dihubungkan secara
lancer dengan makna dan nilai-nilai universal yang pasti Iakta-Iakta ketidakadilan dan
ketidakwajaran perlu dihadirkan untuk mengejutkan penonton sehingga penonton tidak
tertidur dengan ilusi-ilusi palsu. !ara pelaku tidak harus menghilangkan personalitas
dirinya untuk mendorong identiIikasi penonton atas perlakuannya.


. Menjelaskan latar belakang munculnya aliran rankfurt
!enolakan teori-teori oleh Adorno tentang kesatuan dan pentignya individualitas
atau mengenai bahasa yang penuh arti karena hanya membenarkan system social yang
ada. Menurutnya, drama menghadirkan pelaku-pelaku tanpa individualitas daln klise-klise
bahasa yang terpecah-pecah dikarenakan wacana yang absurd, penokohan yang
membosankan dan ketiadaan alur. Semuanya menimbulkan eIek estatik yang
menjauhkan realitas yang dihadirkan dalam dunia.

G. Menjelaskan gagasan-gagasan dasar Normaxilisme
Gagasa-gagasan dasar ormaxilisme
Metode dialektika dapat memberikan suatu pemahaman mengenai totalitas masyrakat.
Metode inimencegah kekerdilan pandangan terhadap seni hanya sebagai Iakta atau
masalah
Metode dialektika berorientasi pada hubungan antara konkretisasi sejarah dan sejarah
individual. onteks kajiannya bukan hanya masa lampau tetapi juga masa depan.
Aspek telogikal ini tergantung kepada perbedaan antara hukum kebenaran yang
tampak dan kebenaran esensial
!erlu diperhatikan perbedaan antara teori dan praktik, antara objek bahasa dan tata
bahasa, dan antara Iakta-Iakta hasil observasi dengan nilai-nilai yang didekatkan pada
Iakta itu.














BAB V

A. Menyebutkan teori-teori yang tergolong dalam teori resepsi sastra
Teori-teori yang tergolong dalam teori sastra adalah :
Terori Hans Robert Jauss : Horison Harapan
Teori WolI Iser : !embaca Implisit
Teori orman Holland dan Somin Cesser : !sikoanalisis
Teori Jonathan Culler : onvensi !embacaan

B. Menjelaskan 7 tesis pemikiran 1auss dalam Horison of Expectations Theory
1. arya sastra bukanlah monument yang mengungkapkan makna yang satu dan sama
seperti anggapan tradisional mengenai objektiIitas sejarah sebagai deskripsi yang
tertutup karya sastra ibarat orchestra.
2. System Horison Harapan pembaca timbul sebagai akibat adanya momen historis
karya sastra, yang meliputi suatu prapemahaman mengenai genre, bentuk dan tema
dalam karya yang sudah akrab, dan dari pemehaman mengenai aposisi antara bahasa
puitis dan bahasa sehari-hari.
3. Jika ternyata masih ada jarak estetik antara horison harapan dengan wujud sebuah
karya sastra yang baru, maka proses penerimaan dapat mengubah harapan itu melalui
penyangkalan terhadap pengalaman estetik yang sudah dikenal, atau melaui kesadaran
bahwa sudah muncul suatu pengalaman estetik yang baru.
4. Rekonstruksi mengenai horison harapan terhadap karya sastra sejak diciptakan dan
disambut pada masa lampau hingga kini, akan menghasilkan berbagai Iarina resepsi
sesuai dengan semangat zaman yang berbeda
5. Teori estetik penerimaan tidak hanya sekedar memahami makna dan bentuk
karyasastra menurut pemahaman historis
6. Apabila pemahaman dan pemaknaan sebuah karya sastra menurut resepsi historis
(jadi dengan analisis diagronis) tidak dapat dilakaukan karena adanya perubahan sikap
estetik, maka seseorang dapat mempergunakan perspektiI sinkronis untuk
menggambarkan persamaan. !erbedaan ataupun hubungan antara system seni sejaman
dengan system seni masa lampau.
7. Tugas sejrah sastra tidak menjadi lengkap hanya dengan menghadirkan system-sistem
karya sastra secara dikronis dan diagronis melainkan harus juga dikaitkan dengan
sejarah umum.
BAB VI

A. Menjelaskan dasar pijakan teori sastra
Menurut Letevara dan Jauss dasar pijakan teori sastra didasarkan pada ospek
relasional sastra dengan totalitas pastisipannya dalam dimensi ultural dan
kesejarahannya. Jauss dan Letevara beranggapan bahwa sastra menghadirkan pengalaman
hidup secara khas, unik dan seni.

B. Menjelaskan hakikat teori sastra
Hakikat teori sastra sekarang sudah berbeda pemahamannya, sastra tidak hanya
dipandang sebagai suatu karya/benda seni yang otonom, melainkan sudah secara dan luas
relasional dengan gagasan-gagasan estetik dan gagasan-gagasan yang sangat sukar
diIormalkan

. Menjelaskan tuang lingkup studi sastra
alam studi sastra dapat dikatakan tulisan-tulisan teks disebut 'sastra dengan
berdasar pada kesenian historis. Apalagi pada sastra belum ada sitilah yang jelas sehingga
untuk memperoleh makna sastra sangat sulit.

D. Menjelaskan strategi pengembangan sastra pada masa yang akan dating
Strategi pengembangan sastra pada masa yang akan datang akan berkembang dan
bertumbuh jika setiap kita memiliki pengetahuan yang luas mengenai latar belakang Ilmu
sastra dan mampu mengebangkannya sehingga sastra dapat bertumbuh kepada seni yang
bertingkatan dan lebih bercahaya

Anda mungkin juga menyukai