Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman


Uji Fitotoksisitas
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman




oleh :
Nama: SaeIul Bachri
NIM: 208701 000
Agroteknologi A
Semester III

Tanggal Praktikum: 12 Oktober 2009

Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung
2009

A I
PENDAHULUAN

1.1 Latar elakang
Pestisida adalah salah satu hasil teknologi modern yang mempunyai peranan penting
dalam peningkatan kesejahteraan rakyat. Penggunaannya dengan cara yang tepat dan aman
merupakan hal mutlak yang harus dilakukan mengingat pestisida adalah bahan yang beracun.
Penggunaan pestisida yang salah atau pengelolaannya yang tidak bijaksana akan dapat
menimbulkan dampak negatiI baik langsung maupun tidak langsung bagi kesehatan manusia
dan lingkungan (Ika, 2007).
Pestisida, Pest Killing Agent merupakan obat-obatan atau senyawa kimia yang
umumnya bersiIat racun, digunakan untuk membasmi jasad pengganggu tanaman baik hama,
penyakit maupun gulma. Pemberian tambahan pestisida pada suatu lahan merupakan aplikasi
dari suatu teknologi yang diharapkan dapat membantu meningkatkan produktivitas, membuat
pertanian lebih eIisien, dan ekonomis. Namun pestisida dengan intensitas pemakaian dan
konsentrasi yang tinggi serta dilakukan secara terus-menerus pada setiap musim tanam akan
menyebabkan beberapa kerugian, antara lain tanaman mengalami keracunan dan residu
pestisida akan terakumulasi pada produk-produk pertanian dan perairan, pencemaran pada
lingkungan pertanian, penurunan produktivitas, keracunan pada hewan, keracunan pada
manusia yang berdampak buruk terhadap kesehatan manusia. Manusia akan mengalami
keracunan, baik akut maupun kronis yang berdampak pada kematian (Prameswari, 2007).
Untuk mengetahui tingkat keracunan bagi tanaman maka perlu dilakukan uji Iitotoksisistas.

1.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui keracunan penggunaan pestisida
terhadap tanaman dari berbagai macam tingkat konsentrasi Iormulasi pestisida.







A II
DASAR TEORI

2.1 Dasar Teori
Fitotoksisitas adalah tingkat keracunan bagi tanaman yang disebabkan karena
terjadinya residu pestisida yang terdapat di atas atau di dalam suatu benda dengan implikasi
penuaan (aging) perubahan (alternation) atau keduanya.
Residu insektisida dapat hilang atau terurai. Hilangnya residu insektisida mengikuti
hokum kinetika pertama yaitu bahwa derajat/kecepatan menghilangnya pestisida berhubungan
dengan banyaknya pestisida yang diberikan (deposit). Hubungan nilai logaritma banyaknya
deposit pestisida terhadap waktu merupakan garis lurus. Tetapi proses yang terjadi di alam
berlangsung dua tahap, yaitu :
Proses disipasi atau proses menghilangnya residu yang berlangsung sangat lambat,
karena deposit pestisida dapat diserap dan dipindahkan ke tempat lain sehingga terjadi proses
penyimpanan. Kemungkinan lainnya adalah insektisida akan bereaksi dan mengalami
degradasi sehingga tidak mengikuti hokum kinetika pertama. Inilah yang menyebabkan pada
tahap disipasi, menurunnya residu berlangsung agak cepat.
Tahap persistensi kadang-kadang juga dapat merupakan garis lurus. Kecepatan
menghilangnya residu pestisida sering kali dinyatakan pula dengan nilai umur separo.
Residu pestisida yang masuk ke dalam jaringan tanaman mengalami dua kemungkinan yaitu
akan didegradasi menjadi komponen yang tidak beracun atau didegradasi menjadi yang lebih
beracun karena konyugasi.
Beberapa Iaktor yang berpengaruh terhadap keracunan adalah :
1.a. Bahan aktiI
b. Persentase bahan aktiI
2.Bahan penambah
3.Cara penyemprotan
4.Persisitensi yaitu : kemampuan tertinggalnya residu pestisida pada tanaman / bagian
tanaman setelah dilakukan penyemprotan.
5.Resistensi dari tanaman
6.Ekologi lingkungan, yang meliputi sinar matahari, curah hujan, dan angin.





A III
METODOLOGI PERCOAAN

3.1 Alat dan ahan
No Alat ahan
1 Garden sprayer Curacron insektisida
2 Gelas ukur 100 ml, 10 ml Bibit tanaman
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Corong


3.2 Cara Kerja
1. Buat larutan pestisida dengan masing-masing konsentrasi Iormulasi 0,0 , 0,2 , dan
1 pada beaker glass.
2. Semprotkan masing-masing larutan pada masing-masing tanaman yang dimulai dengan
konsentrasi rendah.
3. Disemprotkan sambai bash kuyup
4. Masing-masing tanaman yang telah disemprotkan disimpan di tempat terbuka.
5. Pengamatan tingkat keracunan dilakukan selama 1 minggu

A IV
HASIL DAN PEMAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan
No Konsentrasi Pestisida () Waktu/Hari Gejala
1 0,0 4 hari Tidak mengalami perubahan
2 0,2 4 hari ada bagian daun yang menguning
3 1 4 hari banyak daun yang menguning

4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, yang akan dikerjakan adalah mengetahui tingkat keracunan bagi
tanaman yang disebabkan karena terjadinya residu pestisida atau sering disebut dengan
Iitotoksisitas. Untukmengetahui tingkat keracunan bagi tanaman digunakan pestisida (Curacron
Insektisida) dengan berbagai konsentrasi, yaitu; 0,0; 0,2; dan 1, yang kemudian
disemprotkan masing-masing larutan pada masing-masing tanaman sampai basah kuyup.
Pada kelompok kami, dengan perlakuan konsentrasi curacron insektisida 0,0 tanaman
tidak mengalami perubahan dimana daun masih hijau, sedangkan pada perlakuan dengan
konsentrasi 0,2 terjadi perubahan dimana terdapat daun atau bagian daun yang agak
menguning, begitupun halnya pada perlakuan dengan konsentrasi curacron insektisida 1 terjadi
perubahan yang sangat jelas dimana banyak daun yang menguning. Dari hasil tersebut diperoleh
bahwa tanaman yang mengalami keracunan terjadi pada konsentrasi curacron insektisida 1.
Hal ini menunjukkan bahwa pemberian konsentrasi pestisida yang berbeda dapat mempengaruhi
keadaan atau pertumbuhan tanaman, dimana tanaman bisa mengalami keracunan apabila
pemberian pestisida yang berlebihan.

4.3 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa pemberian pestisida dapat
mempengaruhi keadaan atau pertumbuhan tanaman, dimana tanaman bisa mengalami keracunan
apabila pemberian pestisida yang berlebihan atau dalam konsentrasi yang tinggi.




LAPORAN PRAKTIKUM
Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman
Uji io-Assay
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman




oleh :
Nama: SaeIul Bachri
NIM: 208701 000
Agroteknologi A
Semester III

Tanggal Praktikum: 12 Oktober 2009

Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung
2009


A I
PENDAHULUAN

1.1 Latar elakang
Berkembangnya penggunaan pestisida sintesis (menggunakan bahan kimia
sintetis) yang dinilai praktis oleh para pencinta tanaman untuk mengobati tanamannya yang
terserang hama, ternyata membawa dampak negatiI bagi lingkungan sekitar bahkan bagi
penggunanya sendiri. Catatan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia mencatat bahwa di seluruh
dunia setiap tahunnya terjadi keracunan pestisida antara 44.000 - 2.000.000 orang dan dari angka
tersebut yang terbanyak terjadi di negara berkembang. Dampak negatiI dari penggunaan
pestisida diantaranya adalah meningkatnya daya tahan hama terhadap pestisida, membengkaknya
biaya perawatan akibat tingginya harga pestisida dan penggunaan yang salah dapat
mengakibatkan racun bagi lingkungan, manusia serta ternak.
Akhir-akhir ini disadari bahwa pemakaian pestisida, khususnya pestisida sintetis ibarat
pisau bermata dua. Dibalik manIaatnya yang besar bagi peningkatan produksi pertanian,
terselubung bahaya yang mengerikan. Tak bisa dipungkiri, bahaya pestisida semakin nyata
dirasakan masyarakat, terlebih akibat penggunaan pestisida yang tidak bijaksana. Kerugian
berupa timbulnya dampak buruk penggunaan pestisida, dapat dikelompokkan atas 3 bagian : (1).
Pestisida berpengaruh negatip terhadap kesehatan manusia, (2). Pestisida berpengaruh buruk
terhadap kualitas lingkungan, dan (3). Pestisida meningkatkan perkembangan populasi jasad
penganggu tanaman.
Pestisida sebagai bahan beracun, termasuk bahan pencemar yang berbahaya bagi
lingkungan dan kesehatan manusia. Pencemaran dapat terjadi karena pestisida menyebar melalui
angin, melalui aliran air dan terbawa melalui tubuh organisme yang dikenainya. Residu pestisida
sintesis sangat sulit terurai secara alami. Bahkan untuk beberapa jenis pestisida, residunya dapat
bertahan hingga puluhan tahun. Dari beberapa hasil monitoring residu yang dilaksanakan,
diketahui bahwa saat ini residu pestisida hampir ditemukan di setiap tempat lingkungan sekitar
kita. Kondisi ini secara tidak langsung dapat menyebabkan pengaruh negatiI terhadap organisma
bukan sasaran. Oleh karena siIatnya yang beracun serta relatiI persisten di lingkungan, maka
residu yang ditinggalkan pada lingkungan menjadi masalah.
Aplikasi pestisida dari udara jauh memperbesar resiko pencemaran, dengan adanya
hembusan angin. Pencemaran pestisida di udara tidak terhindarkan pada setiap aplikasi pestisida.
Sebab hamparan yang disemprot sangat luas. Sudah pasti, sebagian besar pestisida yang
disemprotkan akan terbawa oleh hembusan angin ke tempat lain yang bukan target aplikasi, dan
mencemari tanah, air dan biota bukan sasaran. Untuk mengkaji dan mengetahui eIektivitas serta
pengaruh pestisida tehadapa sasaran dan lingkungan maka perlu dilakukan uji biologis (Bio
Assay).

1.2 Tujuan Percobaan
1. Untuk mengkaji eIektivitas pestisida terhadap Sasaran
2. Untuk mengetahui pengaruh pestisida terhadap lingkungan





















A II
DASAR TEORI

2.1 Dasar Teori
Penggunaan pestisida tujuan utamanya adalah untuk mengendalikan OPT yang
menimbulkan kerusakan terhadap tanaman di lapangan atau hasilnya di tempat penyimpanan
baik secara kualitas maupun kuantitas.
Penggunaan pestisida disamping memberikan keuntungan, ternyata apabila digunakan
kurang bijaksana menimbulkan eIek samping yang membahayakan atau merusak bagi tanaman,
jasad bukan sasaran, hewan, ternak, ikan, manusia dan lingkungan.
Banyak Iakta menunjukkan resistensi hama dan penyakit, munculnya biotipe hama yang
lebih resisten, perubahan status hama, sampai dengan terbunuhnya musuh alami akibat aplikasi
pestisida.
Bahan kimia dari pestisida dapat mematikan organisme lain yang sebenarnya tidak ingin
diberantas oleh si pemakai, antara lain :
1. Hewan-hewan ternak dapat teracuni oleh pestisida yang terdapat pada rumput yang
mengandung residu pestisida tersebut.
2. Pestisida dapat mempengaruhi kehidupan bangsa burung, baik secara langsung dapat
membunuhya atau secara tidak langsung dapat pula mengakibatkan burung terbunuh.
3. Kehidupan ikan dapat dipengaruhi pula oleh pestisida yang masuk ke dalam kolam
melalui air irigasi.
4. Predator dan parasitoid banyak yang mati karena pengaruh pestisida.
Nilai daya racun pestisida terhadap ikan dinyatakan dengan Tlm-24 jam yaitu konsentrasi
bahan uji dimana 50 populasi hewan uji masih hidup dalam waktu 24 jam. Misalnya nilai
Tlm-24 jam Diazinon 60 EC terhadap ikan emas (75 mm) adalah 2,10 ppm (mg/l).







A III
METODOLOGI PERCOAAN

3.1 Alat dan ahan
No Alat ahan
1 Beaker glass 1000 mm Beberapa jenis insektisida
2 Garden sprayer Ikan Impun
3 Corong gelas Air bersih
4 Stoples 1000 ml
5 Cawan petri
6 Batang pengaduk

3.2 Cara Kerja
1.Buat larutan insektisida dengan konsentrasi Iormulasi 0,0, 0,2, 1 dan 2
2.Masukkan larutan kedalam stoples 1000 ml.
3.Masukkan 5 ekor ikan impun kedalam stoples tersebut, dan berikan selang udara agar ikan
dapat tetap memperoleh oksigen.
4.Amati tingkat kematian ikan impun tersebut


















A IV
HASIL DAN PEMAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Menit Ke
Kematian jasad sasaran
Konsentrai/ppm
0 0.2 1 2
1 - - - 1
2 - - 1 2
3 - 2 1 2
4 - 2 3 -
5 - 1 - -

4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, yang akan dikerjakan adalah mengkaji dan mengetahui
eIektivitas serta pengaruh pestisida tehadap sasaran dan lingkungan. Untuk mengetahui eIektivitas
serta pengaruh pestisida tehadap sasaran dan lingkungan dilakukan pengujian terhadap ikan yang
ditempatkan pada air yang diberi pestisida (Curacron Insektisida) dengan berbagai konsentrasi,
yaitu; 0,0; 0,2; 1, dan 2.
Pada kelompok kami, dengan perlakuan konsentrasi curacron insektisida 0,0 tidak
mengalami perubahan dimana semua ikan masih hidup, sedangkan pada perlakuan dengan
konsentrasi 0,2 terjadi perubahan dimana seluruh ikan mati dengan selang waktu antara menit
ke 3 sampai menit ke 5. Begitupun halnya pada perlakuan dengan konsentrasi curacron insektisida
1 seluruh ikan mati dengan selang waktu antara menit ke 2 sampai menit ke 4. Pada perlakuan
dengan konsentrasi 2 seluruh ikan juga mati dengan selang waktu yang sangat cepat yaitu antara
menit ke 1 sampai menit ke 3. Dari hasil tersebut diperoleh bahwa eIektivitas pestisisda tidak
selamanya eIektiI terhadap sasaran yaitu pada tanaman tetapi juga dapat berpengaruh terhadap
lingkungan sekitarnya dan makhluk hidup lainnya. Hal ini ditunjukkan dengan ikan mas yang
mengalami kematian akibat pemberian pestisida. Sehingga bukan hanya hama atau penyakit yang
terkena pestisida tetapi lingkungan dan makhluk hidup lainnya yang bukan merupakan sasaran
juga bisa mati. Apalagi pemberian pestisida yang berlebih atau terlalu banyak dapat memberi
pengaruh buruk yang sangat besar yaitu menimbulkan keracunan atau kematian pada makhluk
hidup yang bukan merupakan sasaran pestisida dan dapat merusak lingkungan sekitar.

4.3 Kesimpulan
Dari hasi pengamatan dapat disimpulkan bahwa eIektivitas pestisisda tidak selamanya
eIektiI terhadap sasaran yaitu pada tanaman tetapi juga dapat berpengaruh terhadap lingkungan
sekitar dan makhluk hidup lainnya. Apalagi pemberian pestisida yang berlebih atau terlalu banyak
dapat memberi pengaruh buruk yang sangat besar yaitu menimbulkan keracunan atau kematian
pada makhluk hidup yang bukan merupakan sasaran pestisida dan lingkungan sekitar.


LAPORAN PRAKTIKUM
Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman
Pestisida Sintetik
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman




oleh :
Nama: SaeIul Bachri
NIM: 208701 000
Agroteknologi A
Semester III

Tanggal Praktikum: 12 Oktober 2009

Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung


A I
PENDAHULUAN

1.1 Latar elakang
Pestisida merupakan bahan kimia yang di gunakan untuk mengendalikan hama dan
penyakit pada kegian produksi dan penanganan hasil pertanian. Berbagai jenis pestisida
digunakan untuk mengendalikan hama serangga, misalnya menggunakan insektisida sedangkan
untuk mengendalikan penyakit pada tanaman menggunakan Iungisida. Pestisida dapat berasal
dari bahan kimia sintetik maupun dari bahan tanaman.
Untung (2003), menyatakan pestisida dapat diartikan sebagai pembunuh hama, yaitu
berasal dari kata Pest. Hama dan Cida. pembunuh. Kelompok pestisida lainnya seperti
rodentisida (pembunuh tikus), akarisida (pembunuh tungau), nematisida (pembunuh nematoda),
Iungisida (pembunuh Jamur), bekterisida (pembunuh bakteri), hebisida (pembunuh
rumput/gulma).
Dilapangan organisme sasaran terdiri atas banyak jenis dan jenis pestisida yang ada juga
terdiri atas beberapa kelompok dengan siIat kerja berbeda sehingga dalam aplikasi dilapangan
harus diperhatikan jenis organisma penganggu tanaman (OPT) tersebut apakah dari jenis
insektisida atau nematoda. Pengetahuan terhadap jenis OPT dan jenis pestisida akan
memudahkan pengambilan keputusan dalam tindakan pengendalian. Begitu pentingnya
pengetahuan terhadap jenis pestisida dan organisme sasarannya maka praktikum pengenalan
pestisida perlu dilakukan untuk membekali dan mengetahui jenis pestisida dan karakteristik dan
organisme sasarannya.

1.2 Tujuan Percobaan
1.Mengenal berbagai macam pestisida dan karakteristiknya.
2.Membangun kebiasaan untuk membaca inIormasi pada kemasan produk pestisida
3.Mengetahui cara penggunaan pestisida yang aman




A II
DASAR TEORI

2.1 Dasar Teori
Pestisida adalah racun yang digunakan untuk mengendalikan OPT. Untuk memperoleh
eIektiIitas tinggi dari pestisida, maka perlu mengetahui karakteristik sarana produksi pertanian
tersebut.
Terdapat beberapa golongan pestisida berdasarkan : Iormulasi, cara kerja, dan susunan
kimia. Berdasarkan Iormulasi terdapat pestisida berbentuk cairan (EC, WSC,E), debu,granul (G),
tepung/powder (WP,SP),oli,pasta, Iumigansia. Berdasarkan cara kerja dikenal : pestisida kontak,
sistemik, lambung, Iumigan. Bersarkan susunan kimia terbagi atas pestisida an-organik dan
pestisida organik, yang terbagi lagi menjadi organik alam dan organik sintetik. InIormasi lain
yang perlu diperhatikan dari pestisida adalah konsentrasi, LD50, target OPT, dan penggunaan
pestisida yang aman.
Penggunaaan pestisida terutama pestisida sintetis telah banyak menimbulkan masalah
sekarang ini akibat yang ditimbulkannya. Akibat tersebut akibat munculnya resistensi hama,
resurjensi hama, letusan hama kedua, terbunuhnya jasad-jasad bukan sasaran, bahaya bagi
kesehatan masyarakat dan ancaman pencemaran lingkungan (Iarina dan martono, 1997).
Melihat dari adanya eIek samping pestisida sintetis maka berbagai upaya telah dilakukan
yaitu dengan melihat potensi lokal yang dapat dimanIaatkan untuk mengendalikan Organisme
Pengganggu Tanaman (OPT). Hal ini merupakan jalan keluar dari permasalahan dengan tidak
melupakan kepedulian terhadap lingkungan dan mengutamakan keberpihakan kepada petanni
(Kardinan, 2004).












A III
METODOLOGI PERCOAAN

3.1 Alat dan ahan

3.2 Cara Kerja
A.Informasi Pestisida pada Label
1.Siapkan berbagai jenis pestisida berdasarkan target, Iormulasi, dan cara kerja.
2.Buka kemasan pestisida dan amati Iormulasinya.
3.Catat inIormasi yang terdapat pada kemasan, meliputi : komposisi, bahan aktiI, OPT
target, konsentrasi/dosis anjuran ,cara kerja, LD
50
, dsb.

. Karakteristik Pestisida
1.Masukkan minyak tanah pada tabung reksi , beri aquades sampai 3 / 4 bagian tabung
perhatikan dan catat perubahan yang terjadi.
2.Kocok larutan tersebut, perhatikan/catat perubahan warna yang terjadi.
3.Masukkan 1/2 bagian larutan kedalam tabung yang telah diberi corong dan kertas saring
4.Beri detergent satu sendok
5.Kocok kembali , perhatikan dan catat perubahan warna yang terjadi




No Alat ahan
1 Alat tulis Pestisida : insektisida, Iungisida,
rodentisida, nematisida, dan herbisida
2 Tabung reaksi , rak tabung, karet penutup Minyak tanah dan detergen
3 Wadah bening/transparan Air
4 Pengaduk dan sendok
5 Ember dan corong plastik
6 Sarung tangan
7 Kertas saring
A IV
HASIL DAN PEMAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan
A. Informasi Pestisida pada Label
Nama dagang : Curacron Insektisida 500 EC
Bahan AktiI : ProIenoIor 500 g/l
OPT target : Serangga
B. Karakteristik Pestisida
Setelah ditambah aquades minyak tanah tidak bercampur dengan aquades, dimana
minyak tanah berada di lapisan atas dan aquades di lapisan bawah. Kemudian ditambah
detergent, lalu dikocok dan hasil menunjukkan larutan tadi bercampur dan berwarna putih
susu.

4.2 Pembahasan
Dari percobaan pertama yaitu mengenal pestisida diperoleh data bahwa pestisida yang
yang diamati adalah Curacron Insektisida 500 EC atau dikenal dengan nama Curacron. Curacron
insektisida mengandung bahan aktiI berupa ProIenoIor dan target sasarannya adalah serangga
Dari percobaan yang kedua yaitu identiIikasi karakteristik pestisida sintesis yaitu dengan
mencampur minyak tanah dan aquades serta ditambahkan detergent sehingga larutan bisa
bercampur. Dalam percobaan ini Iungsi dari detrgent adalah sebagai perekat. Sehingga campuran
ini bisa dijadikan sebagai pestisida sintesis.

4.3 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa setiap jenis atau macam pestisida
mempunyai karakteristik masing-masing baik dari bahan aktiI maupun target sasarannya. Selain
itu, pembuatan pestisida sintesis juga dapat dilakukan dengan bahan-bahan yang ada disekitar
kita seperti minyak tanah dan detergent karena memiliki karakteristik yang mirip dengan
kandungan yang terdapat pada pestisida sintetis hasil pembuatan secara modern, dimana bisa
mengendalikan hama atau penyakit.




LAPORAN PRAKTIKUM
Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman
Teknik Aplikasi Pestisida
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman




oleh :
Nama: SaeIul Bachri
NIM: 208701 000
Agroteknologi A
Semester III

Tanggal Praktikum: 12 Oktober 2009

Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung
2009

A I
PENDAHULUAN

1.1 Latar elakang
Penyemprotan (spraying) merupakan metode aplikasi yang paling banyak digunakan,
baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Kurang lebih, 75 dari seluruh pestisida yang
digunakan di bidang pertania di seluruh dunia diaplikasikan dengan cara disemprotkan. Namun,
penyemprotan merupakan salah satu cara aplikasi yang sering menimbulkan masalah, baik bagi
pengguna, konsumen, maupun lingkungan.
Untuk mengetahui apakah penyemprotan sudah dilakukan dengan baik, Anda bisa
melihatnya dari lima parameter penyemprotan di bawah ini.
1. Menggunakan ukuran butiran semprot yang tepat untuk berbagai penyemprotan yang
berbeda. Ukuran butiran semprot yang disarankan untuk penyemprotan insektisida dan
herbisida umumnya 200 400 mikron. Sedangkan untuk herbisida pratumbuh 400 600
mikron.
2. Permukaan bidang sasaran harus tertutup oleh butiran semprot dalam jumlah yang
memenuhi syarat. Tingkat penutupan ini dalam teknik aplikasi disebut liputan atau
coverage. Agar diperoleh hasil penyemprotan yang baik, disarankan terdapat tidak kurang
dari 40 butiran semprot/cm2 pada bidang sasaran untuk kebanyakan pestisida. Khusus
untuk Iungisida non-sistemik, liputan minimal 70 butiran semprot/cm2 bidang sasaran.
3. Butiran semprot (dengan pilihan yang memenuhi syarat) tersebut harus didistribusikan
pada bidang sasaran secara merata.
4. Menggunakan volume semprot yang cocok untuk berbagai jenis tanaman serta stadia
pertumbuhan tanaman yang berbeda. Untuk penyemprotan insektisida dan Iungisida
secara konvensionaldengan sprayer punggung pada tanaman semusimvolume
semprot yang dianjurkan antara 200 600 liter/ha. Sementara itu, penyemprotan tanaman
pohon sangat tergantung pada umur dan ukuran pohon tersebut. Contohnya, untuk
tanaman mangga yang berumur sekitar 5 tahun, diperlukan volume semprot sekitar 1.000
liter per hektar. Namun, untuk tanaman yang sudah berumur lebih dari 10 tahun, volume
semprotnya dapat mencapai 2.000 liter/ha.
5. Pestisida yang disemprotkan menempel sebanyak mungkin pada bidang sasaran. Dengan
kata lain, pestisida yang hilang ditekan hingga angka minimal. Penyemprotan yang baik
harus mencapai recovery setinggi mungkin. Seyogyanya, recovery tidak kurang dari
75.

1.2 Tujuan Percobaan
1.Untuk mengetahui teknik aplikasi pestisida yang eIektiI
2.Untuk mengetahui Iaktor-Iaktor yang mempengaruhi eIikasi





















A II
DASAR TEORI

2.1 Dasar Teori
EIikasi dari aplikasi pestisida tidak hanya dipengaruhi oleh pestisida saja, melainkan
terdapat Iaktor-Iaktor lain yang mempengaruhinya. Faktor-Iaktor tersebut adalah kepekaan OPT
terhadap pestisida, yaitu yang harus diperhatikan munculnya gejala resistensi hama yang akan
berpengaruh terhadap takaran pestisida. Berikutnya adalah Iaktor teknik aplikasi yang meliputi
masalah waktu aplikasi, takaran, alat semprot,dsb.
Waktu aplikasi pestisida perlu memperhatikan Iaktor cuaca : hujan, kecepatan angin,RH
udara, dan temperatur. Dalam hal takaran yang perlu dipahami dengan baik adalah masalah
konsentrasi , dosis aplikasi dan volume semprot. Dari alat semprot diantaranya perlu diketahui
nozel, yang terkait dengan luas coverage dan ukuran droplet yang dihasilkan. Ketinggian alat
semprot (nozel) di atas bidang sasaran juga akan menentukan eIektiIitasdan eIisiensi aplikasi
pestisida.
KALIBRASI

F


F : curah (liter/menit)
r : lebar gawang semprot ( meter)
d : kecepatan berjalan (meter/menit)
a : volume larutan semprot (liter/ha)
c : konstanta 10 000 (m
2
/ha)

Rumus di atas dapat dibolak-balik untuk menghitung satu Iaktor sementara Iaktor-Iaktor
lain diketahui.
Curah
1. Untuk mengetahui curah dapat dilakukan dengan mengisi tangki dengan 5 liter air dan
disemprotkan sebagaimana biasa, kemudian hitung waktu yang diperlukan untuk
menghabiskan 5 liter air tersebut.
2. Cara lain dapat dilakukan dengan menyemprotkan sprayer ke dalam ember/gelas ukur
selama 1 menit, kemudian hitung berapa volume air yang keluar.
3. Ganti nozel dan lakukan langkah seperti diatas. Catat curah dari tiap-tiap nozel
4. Setiap langkah kerja(1,2,dan 3) ulangi sebanyak 3 kali.

Lebar Gawang Semprotan (lgs)
1. Lgs adalah lahan yang mendapatkan 20 butiran per cm

atau lebih.
2. Untuk mengetahui lgs dilakukan dengan mengisi air ke dalam tangki dan disemprotkan
sambil berjalan dari ujung satu menuju ujung lain. Ukur berapa lgsnya.
3. Lakuka langkah 2 sebanyak 3 kali ulangan

Kecepatan erjalan
Tetapkan panjang lahan yang akan disemprot, misalnya 50 meter.Mulailah menyemprot dari satu
titik menuju titik lain yang berada pada sisi lain, kemudian kembali ke titik awal. Hitung berapa
waktu tang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut.

Volume larutan Semprotan
1. Isi tangki sebanyak 5 liter. Semprotkan sesuai dengan ketentuan dan hitung berapa luas
lahan yang tercover.
Untuk mengetahui volume larutan semprot per hektar tinggal mengkonversikan data hasil
pengukuran di atas















A III
METODOLOGI PERCOAAN

3.1 Alat dan ahan
No Alat ahan
1 Sprayer Air
2 Nozel (merah,biru,kuning,hijau), Nozel kerucut
3 Ember
4 Pita meter
5 Gelas ukur
6 Alat tulis
7 Sarung tangan karet
8 Sensitive paper

3.2 Cara Kerja
1. Siapkan semua bahan dan alat praktikum yang diperlukan
2. Amati dan catat bagian-bagian dari sprayer dan Iungsinya
3. Amati dan catat bentuk dari nozel
4. Isi tangki sprayer dengan air.
5. Pasang tiap nozel (merah,kuning, hijau,dan biru) yang tersedia untuk mengetahui lebar
gawang semprot masing-masing secara bergantian.
6. Pompa sprayer dan semprotkan pada bidang sasaran aplikasi dan ukur lebar gawang
semprotnya.
7. Semprotkan sprayer pada bidang sasaran aplikasi dan ukur diameter droplet yang
terbentuk dan hitung jumlahnya per cm
2
.
8. Semprotkan sprayer pada bidang sasaran aplikasi dengan ketinggian berbeda dan amati
bagaimana coveragenya, ukuran dan jumlah droplet per cm
2.

9. Catat semua hasil pengamatan pada lembar pengamatan




A IV
HASIL DAN PEMAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan
Tinggi nozel dari
bidang sasaran
aplikasi (cm)
Ukuran Droplet
(mm)
Keterangan
50 23 Nozel biru
50 19 Nozel hijau
50 20 Nozel merah

Warna nozel lgs ( meter ) Panjang Lahan yang Disemprot (meter)
Merah 1 62,375
Hijau 1 112,275
Kuning 0,5 124,75
Biru 1 87,325


4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, yang akan dikerjakan adalah mengetahui bagaimana teknik
aplikasi pestisida yang baik dan benar. Untuk mengetahui teknik aplikasi pestisida yang baik
dan benar digunakan beberapa macam nozel yaitu merah, kuning, hijau dan biru yang kemudian
dipasang pada pompa sprayer untuk mengetahui ukuran droplet, lebar gawang semprot dan
panjang lahan yang disemprot.
Pada kelompok kami, dengan menggunakan nozel merah diperoleh data bahwa nozel
tersebut memiliki ukuran droplet 20 mm dengan lgs 1 meter dan panjang lahan yang disemprot
sekitar 62,375 meter. Dengan menggunakan nozel kuning lebar gawang semprotnya 0,5 dan
panjang lahan yang disemprot sekitar 124,75 meter. Dengan nozel hijau ukuran droplet 19 mm,
lebar gawang semprot 1 meter dan panjang lahan yang disemprot sekitar 112,275 meter. Dengan
nozel biru ukuran dropletnya 23 mm, lebar gawang senprot 1 meter dan panjang lahan yang
disemprot sekitar 87,325 meter. Dari hasil tersebut diperoleh bahwa nozel yang memiliki ukuran
droplet terbanyak adalah nozel biru dan nozel yang memiliki panjang lahan yang disemprot
terpanjang adalah nozel kuning. Hal ini menunjukkan bahwa nozel biru memiliki eIektiIitas yang
baik dan nozel kuning memiliki eIisiensi aplikasi atau penggunaan pestisida yang baik, dimana
lahan yang disemprot lebih luas daripada nozel yang lain.

4.3 Kesimpulan
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa nozel yang memiliki ukuran droplet
terbanyak adalah nozel biru yang berarti bahwa nozel tersebut memiliki eIektiIitas yang baik
dan nozel yang memiliki panjang lahan yang disemprot terpanjang adalah nozel kuning, hal ini
menunjukkan bahwa nozel kuning memiliki eIisiensi aplikasi atau penggunaan pestisida yang
baik, dimana lahan yang disemprot lebih luas daripada nozel yang lain.

Anda mungkin juga menyukai